Umum Kondisi Geologi Daerah Potensi

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

3.1 Umum

Lokasi studi gambar 3.1 secara administratif terletak di desa sipispis, kecamatan sipispis, kabupaten serdang bedagai, provinsi sumatera utara. Pencapaian lokasi cukup mudah dari kota tebing tinggi yang jaraknya lebih kurang ± 51 km melalui jalan raya beraspal sampai ke lokasi penelitian. Kabupaten Serdang Bedagai Sergei berada kawasan Pantai Timur Sumatera Utara dengan koordinat GPS : 2°57’’LU - 3°16’’LS dan 98°33’’ - 99°27’’ BT dengan elevasi 0 – 500 meter di atas permukaan laut, dengan lebar sungai 30m. Luas daerah kabupaten Sergei sebesar 1,900.22 km2, yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 DesaKelurahan Defenitif.. Daerah Kabupaten Serdang bedagai pada umumnya beriklim tropis basah dengan 2 dua kali pergantian musim dalam satu tahun, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan cukup tinggi, suhu udara rata-rata setiap harinya antara 24 C - 28 C. Gambar 3. 1 Peta Lokasi penelitian

3.2 Kondisi Geologi Daerah Potensi

Secara umum Kondisi geologi yang berupa sifat-sifat fisik batuan yang terdiri dari batuan tak termampatkan, agak termampatkan, dan termampatkan dapat mempengaruhi dan penyebaran air. Secara hidrogeologi, respon batuan terhadap air di daerah penyelidikan adalah sebagai berikut: - Batuan vulkanik tufa dan sedimen secara setempat air dapat terbentuk dalam ruang antar rekahan atau celahan. - Batuan padu seperti batuan intrusi dan lava, air terbentuk pada sistem rekahan atau bagian yang lapuk .

3.2.1 Lokasi bangunan bendung, intake, sandtrap dan headpond

kondisi geologi daerah perencanaan bendung, intake, sand trap dan head pond berada pada ketinggian ± 775 m hingga ± 778 m,dengan topografi relatif agak terjal dimana medannya bergelombang sedang hingga kuat, serta kemiringan lereng dari miring hingga sangat curam. Lembah sungai yang sempit, erosi secara vertikal lebih mendominasi dibandingkan secara horizontal. Batuan yang mendasari sungai adalah batuan filit, metatufa dan breksi vulkanik dan intrusi granodiorit. Lokasi berada di N 553,266.6 m E76,334.8 m, berdekatan dengan jalan raya dengan jarak datar sekitar 13 - 43 m, dengan tebing sungai miring agak curam. Morfologi di sekitar lokasi ini bendung berupa topografi bergelombang sedang hingga sangat kuat, dengan kemiringan lereng di abutment kanan ke hilir sungai sekitar 20 o – 50 o dan di abutment kiri ke hulu sungai berkisar dari 5 o – 30 o .

3.2.2 Lokasi Penstock dan powerhouse

Lokasi penstock berada di sisi dan sepanjang Sungai Bah Kulistik mulai dari Head pond di Desa Sipispis sampai dengan lokasi power house di Desa Sipispis. Lokasi power house berada di N 551,375.49m E 73,920.36m, berada pada elevasi 530 m dpal, dengan topografinya bergelombang lemah – sedang . Batuan penyusunnya merupakan batuan intrusi yaitu granodiorit. Kenampakan secara megaskopis, batuan ini memperlihatkan warna terang, putih bintik hitam, derajat kristalisasi holokristalin, ukuran butir fanerik kasar, Mempunyai kemas inequigranular dan bersifat kompak. Mineral yang hadir piroksin, plagioklas, kwarsa dan ortoklas. Struktur geologi yang berkembang pada lokasi ini adalah kekar yang memotong batuan granodiorit.Kekar-kekar tersebut terorientasi pada arah N 225 o E dengan karakteristik kekarnya menunjukkan ukuran celah yang bervariasi dari sangat rapat 0,1 mm hingga terbuka sebagian 0,25 mm – 0,50 mm. Gambar 3. 2 gambaran Lokasi penelitian Desa sipispis, tempat lokasi potensi PLTM berada, umumnya berupa medan berundak-undak atau berbukit-bukit. Peruntukan lahan secara umum terdiri atas pemukiman, tanah untuk persawahan dan kebun, dan sebagian lagi merupakan hutan. Penggunaan lahan yang kurang tepat akan berpengaruh terhadap ketersediaan air, terutama pada daerah hulu hutan, yang peruntukannya sebagai jalur hijau dan daerah resapan air catchment area. Secara hidrologis daerah penelitian dipengaruhi oleh DAS padang dan anak-anak sungainya. Berdasarkan pola aliran, sungai-sungai di daerah ini dibedakan menjadi sungai trellis, dan rectangular. Hal ini dipengaruhi oleh kontur topografi dan struktur yang berkembang pada batuan vulkanik. Umumnya terdapat material kedap air dan teksturnya relatif kasar dengan lereng agak curam sampai miring. Secara umum, iklim di Kabupaten Serdang bedagai termasuk daerah beriklim tropis, dengan musim kemarau berkisar antara bulan Februari sampai dengan bulan Agustus. Sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan September sampai dengan bulan Januari. Curah hujan sebagai faktor fisik yang bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Terlebih kondisi global saat ini yang semakin tak menentu sebagai akibat pengaruh global warming. Curah hujan didefinisikan sebagai volume air yang terakumulasi dalam alat pencatat hujan dari sebuah gelas ukur berbentuk lorong yang dilengkapi oleh diameter Oehadijono, 1984. Sedangkan besarnya debit air sungai sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain curah hujan, intensitas hujan, durasi hujan, kondisi topografi, kondisi vegetasi penutup lahan, sifat batuan penyusun, dll. Gambar 3. 2 Peta Tata Guna Lahan. 3.3 Kondisi Hidroklimatologi 3.3.1 Sungai