2,030.2 53.2 Perumusan Masalah Maksud dan Tujuan Pembatasan Masalah Ruang Lingkup Kegiatan

6. Sektor Labuhan Angin Sedangkan PT PLN Wilayah Sumut terdiri dari 8 cabang, yaitu: 1. Cabang Medan 2. Cabang Binjai 3. Cabang Pematang Siantar 4. Cabang Sibolga 5. Cabang Padangsidempuan 6. Cabang Rantau Prapat 7. Cabang Lubuk Pakam 8. Cabang Nias Unit terbesar Pembangkitan PLN di Sumatera Bagian Utara berada di Sektor Sicanang Belawan persentasi menurut jenis bahan bakar dan Pembangkit swasta IPP seperti tabel 1.1. Tabel 1.1 Daftar Pembangkitan di Sumatera Bagian Utara Tahun 2012 1 Belawan 260.0 929.8 65.0 - - 1,254.8 PLN + Sewa 2 Glugur - 31.5 - - - 31.5 PLN + Sewa 3 Paya Pasir - 119.3 22.0 - - 141.3 PLN + Sewa 4 Tii Kuning - - 20.5 - - 20.5 PLN 5 PLTMH Tersebar - - - 7.5 - 7.5 PLN 6 Sipansihaporas - - - 50.0 - 50.0 PLN 7 Renun - - - 82.0 - 82.0 PLN 8 PLTP Sibayak - - - 11.3 11.3 IPP 9 Labuhan Angin 230.0 - - - - 230.0 PLN 10 PLTM Parlilitan - - - 8.8 - 8.8 IPP 11 PLTM Aek Silau - - - 7.5 - 7.5 IPP 12 PLTM Huta Raja - - - 5.0 - 5.0 IPP 13 PLTA Asahan 1 - - - 180.0 - 180.0 IPP 490.0 1,080.6 107.5 340.8

11.3 2,030.2

24.1 53.2

5.3 16.8

0.6 Pembangkit

Milik Batu Bara Gas HSD Hydro Panas Bumi Total Total Persentase No Lokasi Pembangkit Kapasitas Terpasang MW Jenis Bahan Bakar Sumber : PLN Wil. Sumatera Utara Dari persentasi data dari tabel diatas, menunjukkan bahwa energi terbarukan dari sumber air hanya berkisar 16,8, ini berarti masih banyak sumber energi terbarukan dari pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik belum direalisasikan, untuk itu pembangunan pemanfaatan air sebagai energi listrik harus segera dilakukan agar aliran listrik tidak dibebankan hanya kepada badan usaha milik negara dalam hal ini PT.PLN. Di kabupaten Serdang Bedagai, terdapat banyak beberapa sungai yang sangat besar termasuk diantaranya sungai padang yang sangat berpotensi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga mini hidro karena memiliki debit air yang lumayan besar serta tinggi jatuh air yang juga cukup tinggi. Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam rangka mewujudkan pemanfaatan energi alternatif untuk penghematan energi konvensional secara kooperatif dan meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya di daerah pedesaaan serta mengingat keterbatasan kemampuan PLN sebagai BUMN untuk menambah produksi energi listrik beserta jaringannya di wilayah Sumatera Utara, maka penggunaan PLTM di tempat-tempat terpencil khususnya di daerah pedesaan yang terisolasi merupakan pilihan yang tepat. Salah satu sarana pokok untuk menumbuhkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah pedesaan adalah tenaga listrik, karena tenaga listrik dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, baik untuk menunjang produksi dan kehidupan sehari-hari maupun menunjang pengembangan energi dan sektor industri kecil, industri menengah, maupun industri besar atau industri rumah tangga. Pembangunan PLTM dan kegiatan survei energi air beranjak dari konsep: a. Memanfaatkan energi air yang tersedia di daerah setempat agar diperoleh sumber energi yang murah serta ramah lingkungan dan dapat dilakukan penghematan sumber energi lain seperti minyak dan kayu bakar. b. Pembangunan listrik yang dihasilkan diarahkan untuk pemakaian yang bersifat produktif agar dapat mendorong aktivitas serta menambah pendapatan ekonomi masyarakat di pedesaan. c. Penggunaan dan pengelolaan PLTM oleh masyarakat agar maysarakat juga bisa memanfaatkan potensi alam yang ada serta dapat menjaga kelestarian. Energi air skala kecil mikro hidro maupun skala besar mini hidro merupakan pilihan energi baru dan terbarukan yang memiliki harapan yang paling baik untuk pembangkitan listrik di daerah pedesaan terutama bagi darah-daerah terpencil dan tertinggal. Seperti dikatakan di atas, mikro hidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya, istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa mikro hidro pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah mikro hidro dengan mini hidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikro hidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 KW, sedangkan untuk mini hidro daya keluarannya berkisar antara 100 KW sampai 2 MW Khairul Amri, 2008. Suatu daerah dianggap mempunyai potensi mini hidro jika sekurang-kurangnya memenuhi tiga kriteria yaitu: a. Mempunyai debit air yang cukup besar. b. Mempunyai beda ketinggian tinggi terjun air. c. Mempunyai penduduk dan potensi daerah yang dapat dikembangkan untuk sektor ekonomi, sosial, budaya, maupun pariwisata.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan keadaan topografi dan ketersediaan air sungai padang yang telah dibahas di latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah dari penelitian ini adalah : 1. Berapa debit air dan tinggi jatuh air sehingga diperoleh besarnya daya listrik yang dapat memenuhi kebutuhan listrik di kecamatan sipispis? 2. Apakah debit sungai padang untuk pembangkit listrik tenaga mini hidro di kecamatan sipispis kabupaten serdang bedagai provinsi sumatera utara dapat digunakan?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari tugas akhir ini adalah ingin mengetahui seberapa besar potensi debit sungai padang untuk PLTM di Kecamatan Sipispis, Kabupaten serdang bedagai Provinsi Sumatera Utara. Untuk mencapai maksud tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui besarnya debit air dan tinggi jatuh head di sungai padang kecamatan sipispis kabupaten serdang bedagai. 2. Mengetahui jenis turbin air yang sesuai dengan debit air serta head di sungai padang. 3. Melakukan perhitungan dasar desain saluran pembawa waterway. 4. Melakukan perhitungan dasar kebutuhan penstock.

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis ingin mengetahui seberapa besar potensi sungai padang untuk pembangkit listrik tenaga mini hidro serta ketersediaan dan keberlangsungan sumberdaya air yang digunakan secara terus-menerus sebagai elemen utama penyelenggaraan PLTM. Penulis membatasi permasalahannya antara lain : a. Studi dilakukan pada sungai padang dikecamatan sipispis. b. Tidak meninjau kelayakan secara geologi. c. Tidak menganalisis volume pekerjaan bill of quantity. d. Tidak mengkaji nilai investasi untuk kelayakan pembangunan. e. Desain dasar pekerjaan sipil PLTM meliputi desain dasar saluran pembawa dan saluran penstock.

1.5 Ruang Lingkup Kegiatan

Adapun ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam survei lokasi tenaga air ini antara lain: a. Melakukan studi literatur dari berbagai referensi serta buku-buku yang berkaitan dengan sumber energi air termasuk gambaran umum daerah studi. b. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait pengumpulan data seperti BWS dan juga BMKG setempat. c. Melakukan pengamatan di lapangan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi fisik sungai padang yang menjadi alternatif program pengembangan ketenagalistrikan, seperti pengumpulan data topografi dan data hidrologi. d. Melakukan pengukuran beberapa parameter yang dibutuhkan untuk mengetahui besar potensi pembangkit listrik yang tersedia di masing-masing lokasi studi, yang meliputi: • Pengukuran debit air di sungai padang. • Pengukuran ketinggian jatuh air yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk pembangunan PLTM maupun energi lainnya. e. Melaksanakan analisis pembahasan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh dengan didukung berbagai diskusi untuk menghasilkan laporan studi yang diinginkan.

1.6 Manfaat penelitian