BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi 2.1.1. Definisi kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam pemenuhan oksigen yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel Potter Perry, 2005. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan
kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen hanya 3-5 menit. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen Kozier dan Erb, 1998.
2.1.2. Sistem tubuh yang berperan dalam proses oksigenasi
Menurut Tarwoto Wartonah 2006 ada 3 sistem yang bekerja dalam penyampaian oksigen ke jaringan tubuh yaitu sistem respirasi, sistem kardiovaskuler dan sistem
hematologi. a.
Sistem respirasi terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada sistem respirasi ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difusi. 1.
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan
tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif 752 mmHg daripada tekanan atmosfer 760
mmHg sehingga udara akan masuk ke alveoli. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatenan ventilasi yaitu kebersihan jalan nafas adanya sumbatan atau obstruksi
jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru, adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya pengembangan
dan pengempisan paru, kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal interkosta, otot abdominal Wartonah, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2. Perfusi Paru
Perfusi paru adalah pergerakan aliran darah melalui sirkulasi paru untuk dioksigenasi dimana pada sirkulasi paru darah yang dioksigenasi mengalir dalam
arteri pulmonalis dari ventrikel kanan jantung. Darah ini ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Fungsi utama
sirkulasi pulmonal adalah mengalirkan darah yang dioksigenasi dari dan ke paru- paru agar dapat terjadi pertukaran gas. Sirkulasi paru merupakan 8-9 dari curah
jantung. Dengan demikian, adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat
ventilasi alveolar volume tidal = V sekitar 4 ltmenit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal Q sekitar 5 ltmenit Wartonah, 2006.
3. Difusi
Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting adalah alveoli dan darah. Untuk memenuhi kebutuhan O
2
dari jaringan, proses difusi gas pada sistem respirasi haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya O
2
dan CO
2
atau partikel lain dari area bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Di dalam alveoli,
O
2
melintasi membran alveoli-kapiler dari alveoli berdifusi kedalam darah karena adanya perbedaan tekanan PO
2
yang tinggi dialveolus 100 mmHg dan tekanan pada kapiler lebih rendah PO
2
40 mmHg, sedangkan CO
2
berdifusi keluar alveoli akibat adanya perbedaan tekanan PCO
2
darah 45 mmHg dan di alveoli 40 mmHg. Proses difusi dipengaruhi oleh faktor ketebalan membran, luas permukaan
membran, komposisi membran, koefisien difusi O
2
dan CO
2
, serta perbedaan tekanan gas O
2
dan CO
2
Muttaqin, 2010.
b. Sistem Kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena
pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan keseluruh sirkulasi sistemik melalui arteri,
arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian di alirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri pulmonalis
Universitas Sumatera Utara
melalui katup pulmonalis untuk kemudian di alirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri
dan bersirkulasi secara sistemik. Sehingga tidak adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak pada kemampuan transpor gas oksigen dan karbon dioksida Wartonah,
2006.
c. Sistem Hematologi
Dalam Tarwoto Wartonah 2006 dijelaskan bahwa oksigen membutuhkan transpor dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar
97 oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin Hb dan 3 oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280
juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin HbO
2
. Reaksi pengikatan Hb dengan O
2
adalah Hb + O
2
↔ HbO
2
. Afinitas atau ikatan Hb dengan O
2
di pengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian, besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport
gas.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi