Bergerak Sigap Kibikibi kodo Memberi salam lebih dulu Jibun karaaisatsu

6 atau prinsip ,sehingga kodo yon gensoku bisa diterjemahkan sebagai empat prinsip.Masyarakat Jepang justru berhasil mengubahnya menjadi sebuah metode yang mampu membuat lingkungan kerja menjadi lingkungan positif dan kondusif sehingga produktivitas para pekerja bisa meningkat.Empat prinsip kerja yang diterapkan di perusahaan jepang Pratama,2013: 9 yaitu : 1. Bersuara keras okina koe de Orang Jepang percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan suara yang keras dan tegas akan memberikan manfaat yang baik dalam bekerja.Misalnya,dapat menambah semangat bekerja,mencegah rasa kantuk,bahkan dapat juga menambah kepercayaan diri.Jadi dengan bersuara keras sebenarnya tidak hanya sedang mengirimkan pesan yang ingin disampaikan,tapi kita juga menularkan aura semangat kepada lawan bicara kita.Selain itu,hal ini akan menambah kepercayaan diri. Suara yang keras dan tegas akan terdengar lebih meyakinkan dan benar. Bersuara keras tentu tidak sampai harus berteriak dan memekik kencang.Volume suara harus tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi,karena jika terlalu keras justru bisa tidak terdengar atau mungkin akan ada yang marah karena terganggu.Jadi,sebaiknya jika sedang berada di dalam pabrik yang bising berbicara dengan volume kencang menjadi sebuah keharusan.Tapi jika sedang berada di dalam kantor atau ruangan,bersuaralah dengan volume yang cukup tapi tegas.

2. Bergerak Sigap Kibikibi kodo

Bergerak sigap dapat diartikan sebagai bekerja dengan cepat,tangkas,dan penuh semangat.Meskipun seseorang sedang tidak dalam mood atau kondisi yang baik , dia harus tetap bisa berpura-pura bergerak sigap jika masih dalam jam kerja. Dengan demikian diharapkan 7 tercipta suasana kerja yang senantiasa aktif progresif.Penerapan prinsip ini di Jepang umumnya dilakukan oleh semua jenis pekerja baik itu pegawai di kantor,di toko swalayan,di restoran,atau di tempat hiburan sekalipun karena pada dasarnya prinsip ini tidak hanya dilakukan terhadap atasan saja tapi utamanya adalah terhadap konsumenpelanggan.Oleh karena itu,akan sangat sering dijumpai pegawai-pegawai orang Jepang yang bergerak sigap dalam keseharian pekerjaannya.Semua bergegas dan sigap dalam bekerja untuk membuat para pelanggan termasuk atasan senang dan puas karena merasa dilayani dengan kemampuan terbaik.Kecepatan bekerja harusnya dapat ditingkatkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah sering dilakukan dengan cara melatih diri secara perlahan dan bertahap agar kesigapan dan kecepatan bekerja yang optimal bisa tercapai.

3. Memberi salam lebih dulu Jibun karaaisatsu

Salam yang dimulai dari diri sendiri atau selalu lebih dulu dari orang lain merupakan kunci dari prinsip kerja yang ketiga ini. Dengan cara ini, orang yang tadinya tidak dikenal sekalipun secara perlahan akan semakin dekat karena keduanya saling berbalas salam setiap hari.Suasana yang sangat hangat dan akrab ini jika direalisasikan secara bersama-sama, maka secara alamiah akan tercipta komunitas impian,yaitu komunitas yang sangat kondusif dan positif.Kemudian penerapan prinsip ini harus digabungkan dengan prinsip kerja yang pertama, yaitu bersuara keras,sehingga orang yang ingin kita sapa dapat mendengar dengan jelas salam yang kita berikan dan merasakan bahwa salam yang diberikan benar-benar tulus dan bukan dibuat-buat karena merasa kewajiban. Sikap ketika memberikan salam juga diatur mengikuti budaya umum orang Jepang.Orang Jepang tidak memberi salam dengan cara berjabat tangan,melainkan dengan cara membungkukkan badan. Cara membungkukkan badan ada banyak jenisnya tergantung siapa 8 yang ingin disapa. Semakin tua dan semakin tinggi status seseorang,maka semakin lama dan semakin membungkuk salam yang diberikan.Pada kehidupan sehari-hari, menyapa dengan membungkuk 15 derajat merupakan cara yang paling umum.Pada situasi yang lebih santai,menyapa dengan menganggukkan kepala saja sudah dianggap cukup. Namun, pada situasi formal seperti ketika bertemu konsumen atau ketika ingin mengungkapkan rasa terima kasih dan hormat,badan harus membungkuk antara 45 sampai 60 derajat. Orang yang disapa pun harus menyambutnya dengan membalas membungkukkan badan atau minimal menganggukkan kepala jika statusnya lebih tinggi dan umurnya lebih tua daripada orang yang memberikan salam.Seseorang akan dianggap tidak mengerti norma atau sopan santun jika tidak membalas bungkukkan badan dari seseorang, walaupun orang tersebut tidak dikenalnya.

4. Melakukan segala sesuatu dengan ceria Akarui egao