5. Jangka waktu pengembalian kredit.
6. Jadwal pembayaran angsuran kredit dan bunga kredit.
7. Jaminan kredit.
8. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum kredit dicairkan.
9. Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh nasabah kredit sebelum
dilunasi, misalnya menyampaikan laporan produksi, penjualan dan lain- lain serta kewajiban mengasuransikan semua aktiva tetap pada proyek
yang dibiayai bank. 10.
Hak-hak yang dimiliki PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 tarutung selama kredit belum dilunasi, misalnya memeriksa secara fisik
keadaan proyek yang dibiayai bank tersebut, memeriksa buku-buku dan laporan keuangan debitur, dan lain-lain.
E. Pencairan Kredit
Setelah selesai diadakan perjanjian kredit antara debitur dan bank yang dibuat oleh notaris publik, maka kredit dicairkan. PT. BPR BUMIASIH Nusantara
Bona Pasogit 24 Tarutung menetapkan bahwa kredit yang dicairkan kepada debitur boleh diambil sekaligus maupun secara bertahap, sesuai dengan keinginan
debitur. Kredit tersebut ditujukan untuk membiayai sejumlah sektor, yaitu : sektor
perdagangan, pertanian, industri, jasa dan sektor lain. Tabel 4.3
Realisasi Penyaluran kredit PT. BPR BUMIASIH NBP 24 Tarutung Tahun 2002-2006
dalam ribuan rupiah SektorTahun
2002 2003 2004 2005 2006 Perdagangan 493.260
557.646 682.013
806.441 996.036
Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009
Pertanian 2.500 11.000
28.579 15.798
26.632 Industri 2.380
16.204 14.840
8.330 5.950
Jasa 24.877 92.460
265.812 300.181
412.615 Lain-lain 80.760
130.148 127.442
373.962 507.946
Sumber : PT. BPR BUMIASIH NBP 24 Tarutung diolah
Dari tabel realisasi penyaluran kredit tersebut dapat kita lihat bahwa realisasi penyaluran kredit untuk sektor perdagangan, jasa, dan lain-lain
cenderung mengalami peningkatan. Untuk sektor perdagangan tahun 2002-2003 meningkat sebesar Rp. 64.386.000 11,54, tahun 2003-2004 meningkat sebesar
Rp. 124.367.000 18,23, tahun 2004-2005 meningkat sebesar Rp. 124.428.000 15,42, dan tahun 2005-2006 meningkat sebesar Rp. 189.595.000 19,03.
Untuk sektor jasa, tahun 2002-2003 meningkat sebesar Rp. 67.583.000 73,09, tahun 2003-2004 meningkat sebesar Rp. 173.352.000 65,12, tahun 2004-2005
meningkat sebesar Rp. 34.369.000 11,44, dan tahun 2005-2006 meningkat sebesar Rp. 112.434.000 27,24. Untuk sektor lain-lain, tahun 2002-2003
meningkat sebesar Rp. 49.388.000 37,90, tahun 2003-2004 turun sebesar Rp. 2.706.000 2,12, tahun 2004-2005 meningkat sebesar Rp. 246.520.000
65,92, dan tahun 2005-2006 meningkat sebesar Rp. 133.984.000 26,37. Sedangkan untuk sektor pertanian dan industri mengalami fluktuasi. Dan kedua
sektor ini pun kurang diminati, baik oleh masyarakat maupun bank yang bersangkutan, karena perputaran uang pada kedua sektor ini sulit. Misalnya
pertanian yang hanya panen dua kali dalam setahun. Begitu juga dengan industri tenun, dimana hasil produksi hanya bisa dijual dua kali dalam setahun. Berkenaan
dengan hal tersebut, PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung menetapkan kredit fokus pada sektor perdagangan, jasa dan lain-lain konsumtif
Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009
mengingat bahwa ketiga sektor inilah yang paling berhasil ditangani, tetapi tetap memberikan peluang kepada sektor lain asalkan sesuai dengan sistem dan
prosedur perkreditan yang berlaku di PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung.
F. Pengawasan Kredit