Persetujuan Kredit Pengawasan Kredit

Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.

G. Persetujuan Kredit

Setelah analisis pemberian kredit dilakukan oleh Account Officer, maka hasil analisis pemberian kredit tersebut disampaikan dalam rapat komite. Account Officer harus dapat menjelaskan keseluruhan pemeriksaan atau analisis secara ringkas dan jelas sehingga seluruh anggota komite dapat mempelajari serta membuat tanggapan dan keputusan. Hal-hal yang perlu dipelajari komite kredit disini adalah kelengkapan, keabsahan, dan keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi seluruh aspek studi kelayakan kredit. Dalam hal ini komite kredit juga harus benar-benar melaksanakan fungsinya sehingga penyaluran maupun keputusan kredit dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak.

H. Perjanjian Kredit

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari disetujuinya kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotik atau surat perjanjian yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan : a. Antara bank dengan debitur secara langsung atau b. Melalui notaris. Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 Hal-hal yang tertera dalam akadperjanjian kredit tersebut adalah sebagai berikut : 1. Maksimum kredit Jumlah yang tertera dalam maksimum kredit ini adalah jumlah tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit. Jumlah ini berdasarkan perhitungan kalkulasi kredit dalam aspek financial. Maksimum kredit ini sering juga disebut sebagai line of credit. 2. Jangka waktu. Untuk kredit jangka pendek, jangka waktu diberikan paling lama untuk pemakaian 1 tahun. Berarti kredit dapat juga diberikan untuk selama 3 bulan, 6 bulan atau 9 bulan atau beberapa bulan saja asal tidak melebihi 1 tahun. Untuk jangka panjang, jangka waktu maksimal kredit adalah 3 tahun. 3. Keperluan kredit. Keperluan kredit harus sesuai dengan bidang usaha debitur, berdasarkan target produktivitas yang akan dicapainya. Tentang target ini harus dijelaskan secara terperinci. Misalnya keperluan kredit untuk peningkatan produksi padi dari kapasitas 10 ton menjadi 15 ton dalam kurun waktu enam bulan. 4. Bungapropisi. Suku bunga yang ditetapkan oleh PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung berbeda-beda untuk setiap jangka waktu kredit. Misalnya untuk pensiunan sebesar 2bulan, umum 2,75bulan, dan pegawai dengan sistem potong gaji sebesar 2,5bulan. Propisi kredit Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 yang ditetapkan sebesar 0,5 dari jumlah maksimum kredit dan adminitrasi sebesar 3. Propisi tersebut harus dibayar secara kontan oleh debitur pada saat perjanjian ditandatangani, demikian pula apabila oleh karena sesuatu dan hal lain kredit tersebut diperpanjang jangka waktunya. 5. Bea materai. Sesuai dengan aturan Bea Materai Tahun 1921, maka setiap pemberian kredit dikenakan bea sebesar 0,50 dari maksimum kredit yang diberikanditerima. Jumlah tersebut kemudian disetorkan ke kas Negara. 6. Bentuk kredit. PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung mencairkan kredit dengan cara pembukaan rekening terlebih dahulu, karena akan memperlonggar debitur dalam mempergunakanmemanfaatkan kredit baik dalam bentuk uang kartal. 7. Jaminan kredit. Dalam jaminanagunan harus dijelaskan secara terperinci, seperti jumlah jaminan, nilai jaminan, jenis jaminan dan status pemiliknya. Nilai agunan harus sesuai dengan penetapan taksasi bank. 8. Asuransi. Setiap jaminan kredit sebaiknya diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut, hal ini dimaksudkan untuk mengamankan risiko bilamana terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan sebagainya. 9. Ketentuan-ketentuan tambahan. a Cara penarikan kredit secara bebas atau terbatas bersyarat, Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 b Persyaratan tentang keharusan menyalurkan aktivitas keuangan melalui bank, c Laporan-laporan tentang keadaan keuangan seperti, Neraca dan RugiLaba perusahaan, laporan tentang perkembangan usaha produksi, penjualan dan stok secara bulanan, laporan tentang piutang Nama, Jumlah dan cara pembayarannya. Isi perjanjian kredit harus dijelaskan kepada debitur sehingga tercapai kesepakatan bersama dalam hal prosedur yang berlaku, biaya yang akan dikeluarkan. Direksi juga harus memberitahukan 5 lima hal pokok berikut ini dalam realisasi kredit : 1. Ucapan terima kasih kepada debitur atas kepercayaan pada PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung. 2. Bahwa dana yang diserahkan pada debitur adalah dana masyarakat yang harus diberi bunga, sehingga harus ada kesepahaman bahwa pinjaman yang diberikan juga memiliki bunga yang harus dibayar tepat pada waktunya. 3. Petugas yang akan menangani kredit dalam hal pembayaran maupun monitoring harus diberitahukan kepada debitur. 4. Menunjukkan contoh slip setoran pinjaman sebagai bukti pembayaran angsuran kredit yang sah. 5. Bahwa debitur tidak diperkenankan memberikan dana uang selain dari biaya-biaya yang sudah disepakati dalam perjanjian kepada seluruh petugas bank sebagai ucapan terima kasih. Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009

I. Pencairan Kredit

Setelah perjanjian kredit ditandatangani maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan atau mencairkan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening di PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung. Dengan demikian penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit. Pencairan dana kredit tergantung dari kesepakatan PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung dengan debitur dan dapat dilaksanakan dengan pengambilan : a. Sekaligus b. Atau secara bertahap.

J. Pengawasan Kredit

Dalam rangka pengamanan fasilitas kredit, PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung melakukan pengawasan yang seksama atas perjanjian kredit, baik secara keseluruhan maupun secara individual per nasabahdebitur. Pengawasan tersebut dilakukan oleh Account Officer. Oleh karena itu Account Officer harus mengetahui kondisi debitur, sehingga bank dapat mengambil tindakan antisipasi sedini mungkin terhadap berbagai hal yang tidak diinginkan. Pengawasan kredit perlu dilakukan untuk : 1. Menilai sampai sejauh mana syarat-syarat kredit maupun kewajiban pembayaran lainnya telah dipenuhi oleh debitur. Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 2. Menilai kelayakan usaha debitur dari waktu yang dikaitkan dengan resiko yang dihadapi bank. 3. Membantu bank dalam mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan. Pengawasan kredit yang dilakukan PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung bersifat aktif dan bersifat pasif. Pengawasan yang dilakukan secara aktif adalah dengan mengunjungi tempat usaha debitur on the spot dan mengadakan konsultasi dengan debitur tersebut untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha debitur dan masalah apa yang mungkin dihadapi. Sedangkan pengawasan pasif yang dilakukan adalah dengan meneliti laporan-laporan tertulis dari perusahaan debitur seperti Neraca, Laporan RugiLaba, laporan penyaluran keuangan dan lain sebagainya. Untuk menghindari kekeliruan diantara debitur dengan PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung juga selalu berusaha untuk menghubungi debitur atau mencari informasi tentang perkembangan usaha debitur tersebut. Hal ini dirasa perlu karena sebagian besar pejabat bank merasa bahwa nasabah-lah yang harus selalu menghubungi bank dan bukan sebaliknya. Dalam hal melakukan pengawasan, PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung juga selalu berusaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan para debiturnya yang dilandasi dengan pemikiran dan sikap yang saling menghormati, saling membutuhkan satu sama lain mempunyai saling ketergantungan. Debitur selaku pengusaha membutuhkan kredit untuk Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 peningkatan usahanya, demikian pula PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 tarutung, membutuhkan pengusaha untuk memutar uangnya. Hal lain yang selalu diterapkan oleh pejabat-pejabat PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung yang melakukan pengawasan adalah menguasai seni pengawasan. Artinya adalah melakukan pengawasan dengan sikap dan perilaku yang sopan, bukan momok yang menyeramkan. Dengan demikian akan tercipta hubungan yang harmonis dan bahkan saling ketergantungan diantara kedua belah pihak. Bilamana nasabah mengalami kesulitan dalam usahanya, maka kesulitan itu tidak hanya ditanggulangi oleh nasabah yang bersangkutan saja, akan tetapi PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung sebagai partner harus dapat pula ikut berusaha membantu nasabah menyelesaikan berbagai masalahnya. Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Berdasarkan data dan keterangan yang penulis peroleh dari PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, maka dapat diketahui bahwa PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung melaksanakan manajemen kredit dalam pemberian kredit kepada debiturnya.

A. Permohonan Kredit

Dalam hal permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, PT. BPR BUMIASIH Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung telah menerapkan prosedur- prosedur standar baku yang sudah disusun oleh bank tersebut guna melengkapi hal-hal yang disampaikan oleh calon debitur diantaranya dengan menerima pengajuan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal dokumen dan meminta calon debitur untuk mengisi formulir standar baku. Tabel 4.1 Jumlah Debitur Kredit PT. BPR BUMIASIH NBP 24 Tarutung Tahun 2002-2006 No. Tahun Jumlah Debitur Peningkatan Debitur Kredit 1 2002 232 Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009