Permohonan Kredit Analisis Pemberian Kredit

Dari uraian yang telah dijelaskan lebih dahulu, maka pengertian manajemen kredit dalam arti luas adalah berhubungan dengan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pemberian kredit dari bank bagi para nasabahnya, sedangkan dalam arti yang lebih spesifik, manajemn kredit adalah proses yang berhubungan dengan pembuatan keputusan kepemimpinan perbankan dalam pemberian kredit kepada para nasabahnya Sastradipoera 2001:1.

C. Permohonan Kredit

Menurut Dendawijaya 2005:74, permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen- dokumen sebagai berikut : 1. Surat permohonan resmi. 2. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi memohon kredit, sekaligus menjelaskan siapa yang berwenang meminta kredit dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penerimaan kredit, termasuk bertanggung jawab terhadap kewajiban nasabah kredit seperti melunasi utang angsuran beserta bunganya dalam jangka waktu yang telah disepakati. 3. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilaksanakan oleh calon nasabah. 4. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar, dilengkapi dengan suatu laporan kelayakan proyek feasibility study yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah. Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 5. Laporan keuangan perusahaan. 6. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminta oleh bank, seperti : a. Nomor pokok wajib pajak NPWP, b. Keterangan domisili dari perusahaan, c. Izin-izin yang telah diperoleh dalam rangka pembangunan proyek maupun bisnis yang telah berjalan, d. Rekening perusahaan pada beberapa bank. Dalam permohonan tersebut, umumnya calon debitur diminta untuk mengisi berbagai formulir standar baku yang sudah disusun oleh bank guna melengkapi hal-hal yang disampaikan calon nasabah. Formulir standar ini bentuknya bermacam-macam, tergantung kepada : 1. jenis proyek, 2. sektor industri atau jasa dari proyekbisnis yang akan dibantu bank, 3. jenis kredit yang diminta, 4. besarnya biaya proyek, 5. besarnya jumlah kredit yang diminta, 6. akan dibiayai satu bank atau melalui kerjasama kredit sindikasi.

D. Analisis Pemberian Kredit

Setelah permohonan kredit diterima oleh bank biasanya yang menerima adalah account officerwira kredit atau kepala bagian kredit, maka calon debitur diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank. Keterangan- Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 keterangan tersebut biasa disampaikan secara lisan melalui wawancara interview maupun tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang diminta oleh account officer dari bank. Selanjutnya, account officer atau wira kredit melakukan analisis kredit berdasarkan pedoman manual yang sudah ditentukan dalam bank dan biasanya tergantung kepada jenis kredit yang diminta. Secara umum, analisis kredit dilakukan berdasarkan dua metode Dendawijaya 2005: 75, yaitu : 1. Metode penilaian “6C”, yang meliputi character, capital, capacity, conditions of economy, collateral, dan constrains. a. Character penilaian watak Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon nasabah untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. b. Capital penilaian terhadap modal Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan. c. Capacity penilaian kemampuan Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 usaha yang akan dibiayai dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya. d. Conditions of economy penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitur Bank harus menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar negeri baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dan hasil proyek atau usaha calon nasabah yang dibiayai bank dapat diketahui. e. Collateral penilaian terhadap agunan Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitur umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya. Untuk itu sudah seharusnya bank wajib meminta agunan tambahan dengan maksud jika calon nasabah tidak dapat melunasi kreditnya, maka agunan tambahan tersebut dapat dicairkan guna menutupi pelunasan atau pengembalian kredit atau pembiayaan yang tersisa. f. Constrain Ini merupakan penilaian terhadap faktor hambatan atau rintangan berupa beberapa faktor psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan. Misalnya, pendirian suatu pabrik farmasi yang akan memproduksi obat- obatan antibiotika dan vitamin, tetapi merencanakan pula untuk mengolah ganja dan ekstasi, rasanya sulit untuk diberikan izin oleh instansi yang berwenang. Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 2. Metode penilaian “6A”, yang meliputi aspek yuridis hukum, pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, dan social ekonomis. a. Analisis aspek yuridis hukum Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti ketentuan- ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank. b. Analisis aspek pasar dan pemasaran Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar perusahaanproyek dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif. c. Analisis aspek teknis Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak sebagai suatu business entity bisnis yang nyata. d. Analisis aspek manajemen Analisis apada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek ataupun manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Penilaian Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 dilakuakan terhadap jenis serta bentuk manajemen pada saat proyek sedang dibangun belum beroperasi dan pada saat perusahaan sudah beroperasi. e. Analisis aspek keuangan Analisis apada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam bidag keuangan. Penilaian dilakukan terhadap proyek yang masih dalam pembangunan dan proyek yang sudah berkembang menjadi perusahaanbisnis. Analisis yang dilakukan berbeda- beda tergantung kepada jenis proyek, misalnya jenis proyek, proyek perluasan, proyek rehabilitasi, diversifikasi produk, dan lain-lain. f. Analisis aspek sosial-ekonomi Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis, terutama dilihat dari pandangan pihak pemerintah dan masyarakat, seperti kesempatan kerja, penerimaan devisa, penghematan devisa, penggunaan bahan baku lokal, pendapatan negara dari segi pajak, kelestarian alam, dan lain sebagainya. Selain itu, menurut Munir Fuadi dalam Tangkilisan 2003:45, bank dalam memberikan kredit selain menerapkan “6C”, juga menerapkan apa yang dinamakan dengan prinsip 5P, yaitu : 1. Party pihak Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk itu para pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu “kepercayaan” terhadap para pihak, dalam hal ini nasabah. Bagaimana karakternya, kemampuannya, dan lain sebagainya. 2. Purpose tujuan Tujuan dan pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak kreditur. Harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif yang benar-benar dapat menaikkan income perusahaan, dan harus pula diawasi agar kredit tersebut benar-benar diperuntukkan untuk tujuan seperti perjanjian dalam suatu perjanjian kredit. 3. Payment pembayaran Harus pula diperhatikan apakah sumber pembayaran kredit dan calon nasabah cukup tersedia dan cukup aman, sehingga dengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat dibayar kembali oleh debitur yang bersangkutan. Jadi harus dilihat dan dianalisis apakah setelah pemberian kredit nanti, nasabah punya sumber pendapatan, dan apakah pendapatan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kreditnya. 4. Profitability perolehan laba Unsur perolehan laba oleh debitur tidak kurang pula pentingnya dalam satu pemberian kredit. Untuk itu, kreditur harus berantisipasi apakah laba yang akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat menutup pembayaran kembali kredit, cash flow, dan sebagainya. 5. Protection perlindungan Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009 Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh perusahaan nasabah. Untuk itu, perlindungan dan kelompok perusahaan, atau jaminan dan holding, atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting diperhatikan. Terutama untuk berjaga-jaga sekiranya terjadi hal-hal diluar skenario atau diluar prediksi semula. Menurut Untung 2000:127, resiko terbesar yang dipikul oleh bank berasal dari kegiatan pemberian kredit, bentuknya bermacam-macam, seperti berikut ini. a. Resiko spread, yang timbul sebagai akibat hasil negatif antara selisih biaya bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah penyimpan dana dan tingkat bunga kredit yang diterima dari nasabah kredit. b. Resiko kredit bermasalah, yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah kredit. c. Resiko nilai jaminan, yang timbul sebagai akibat turunnya niali jaminan agunan yang dipegang bank dibandingkan dengan jumlah sisa pinjaman outstanding yang masih harus dilunasi oleh nasabah kredit. d. Resiko kurs valuta asing, yang timbul sebagai akibat kenaikan nilai kurs valuta asing terhadap mata uang lokal rupiah, sehingga nasabah kredit tidak memiliki dana dalam valuta asing yang cukup memadai yang disebabkan oleh pendapatan nasabah dalam valuta lokal. Jonris M.Sitompul : Analisis Manajemen Kredit Pada PT BPR Bumiasih Nusantara Bona Pasogit 24 Tarutung, 2007 USU Repository © 2009

E. Persetujuan Kredit