Pendekatan Mekanistik PROSEDUR DEFLEKSI

Gambar 2.11 Hubungan Antara Lendutan Rencana dan Lalu Lintas Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pd. T-05-2005-B Gambar 2.12 Tebal lapis tambahoverlay Ho Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pd. T-05-2005-B

II.4.3. Pendekatan Mekanistik

Prinsip utama dari Metoda Analitis Mekanistik pada perkerasan lentur adalah mengasumsikan perkerasan jalan menjadi suatu struktur “multi-layer elastic structure”. 5 Akibat beban kendaraan yang bekerja diatasnya, yang dalam hal ini dianggap sebagai beban statis merata, maka akan timbul tegangan stress dan regangan strain pada struktur tersebut. Lokasi tempat bekerjanya teganganregangan maksimum dan karakteristik material perkerasan merupakan kriteria perancangan tebal struktur perkerasan. Pada Metoda ini prinsip pengukuran lendutan masih tetap digunakan, tetapi dilakukan pada beberapa titik secara bersamaan. Alat untuk mengukurnya dinamakan “Falling Weight Deflectometer” FWD, yang bekerja dengan prinsip beban tumbukan impuls yang dijatuhkan diatas permukaan perkerasan dan reaksi baliknya ditangkap oleh 7 tujuh buah deflektor yang terpasang dengan jarak tertentu. 9 Selain itu, karakteristik dari setiap lapis perkerasan tidak lagi dinyatakan oleh ”layer Coefficient” melainkan oleh suatu besaran ”intrinsik’ material yang dinamakan ”Stiffness Modulus” atau ”Dynamic Modulus” untuk lapis beraspal dan ”Resilient Modulus” untuk lapis agregat maupun lapis tanah dasar. Besarnya nilai lendutan akibat beban yang bekerja pada struktur perkerasan existing akan di iterasi sehingga akan diperoleh nilai-nilai modulus yang mewakili struktur perkerasan tersebut. Pada umumnya nilai-nilai ini akan lebih rendah dari nilai awalnya, sehingga teganganregangan yang terjadi akibat beban akan melibihi nilai batasnya. Oleh karena itu diperlukan lapis tambah yang dapat menurunkan nilai-nilai teganganregangan tersebut, agar tetap memenuhi persyaratan nilai batas. Beberapa contoh metoda perencanaan tebal overlay yang mengacu kepada metoda Analisis-Mekanistik dan ditampilkan dalam bentuk chart atau nomogram, antara lain metoda NAASRA-Auatralia dan metoda Nottingham. Sedangkan metoda ini yang ditampilkan dalam bentuk software atau program komputer antara lain: program CIRCLY, program DAMA, program ELMOD, program MODCALC, dan program BACKCALC. 9

BAB III APLIKASI

III.I. DATA KONDISI PERKERASAN Data kondisi perkerasan yang dibutuhkan meliputi : - Lebar perkerasan jalan = 6 meter - jumlah lajur = 2 lajur dan 2 arah - Kemiringan Camber = 0,5 - Jenis perkerasan yang ada = Aspal Beton AC III.2. DATA VOLUME LALU-LINTAS Data lalu lintas yang digunakan merupakan asumsi data survey selama 5 hari pada ruas JALINTIM Jalan Lintas Timur Sumatera segmen Palembang - Jambi. Sedangkan jenis kendaraan yang digunakan merupakan jenis kendaraan faktual yang beroperasi pada ruas jalan tersebut. Berikut ini diperlihatkan data lalu-lintas seperti ditunjukkan Tabel 3.1.