tahun 2005 juga telah menyelesaikan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur, No : Pd T-05-2005-B.
II.2. METODA ANALISA KOMPONEN
Metoda ini berdasarkan pada pada Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metoda Analisa Komponen, SKBI – 2.3.26.1987; UDC :
625.73 02 yang diperbaharui menjadi SNI No. 1732 – 1989 – F, yang diterbitkan oleh Direktorat Yayasan Badan Penerbit PU, Departemen Pekerjaan Umum tahun
1987.
10
Metoda Analisa Komponen mengacu pada Metoda AASHTO yang disesuaikan dengan kondisi alam dan karakteristik material di Indonesia.
Prinsip dasar dari desain tebal lapis tambah pada struktur perkerasan lentur menurut Metoda Analisa Komponen adalah bahwa di akhir masa layannya struktur
perkerasan perlu diperkuat dengan memperbesar nilai ITP sehingga mampu memikul perkiraan beban lalu lintas tambahan yang diinginkan. Nilai ITP yang dimaksud
diperoleh dari sisa nilai ITP struktur perkerasan lama ditambah dengan nilai ITP tambahan yang diberikan. Atau dengan kata lain tebal lapis tambah adalah selisih
antara persyaratan tebal pelapisan yang baru dengan tebal lapisan yang sudah ada. Proses perencanaan tebal lapis tambah pada metoda ini terdiri dari dua
langkah, yaitu : a.
Menentukan nilai kondisi struktur perkerasan lama untuk mendapatkan nilai ITPsisa.
b. Menghitung tebal lapis tambah berdasarkan nilai ITP tambahan yang
diperlukan, yang dihitung sesuai dengan perkiraan beban lalu lintas yang akan datang setelah dikurangi dengan nilai ITPsisa.
ITP Indek Tebal Perkerasan didefenisikan sebagai angka yang berhubungan dengan penentuan tebal perkerasan. Nilai ini memiliki terminologi
yang sama dengan Structural Number SN pada Metoda AASHTO. Nilai ITPsisa struktur perkerasan lama dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
ITPsisa =
i i
i
xK xD
a
∑
Dimana : a
= Koefisin kekuatan relatif D
= Tebal lapisan K
= Nilai kondisi lapisan i
= Nomor yang menunjukkan lapisan
Nilai ITPsisa dapat bernilai nol yang artinya tidak memiliki sisa sama sekali. Pada kondisi ini penambahan lapis tambah tidak disarankan karena tebal lapis
permukaan tambahan yang diberikan akan sangat tebal sehingga kurang ekonomis. Untuk itu jika tidak ada ITPsisa maka perencanaan ulang atau pembangunan
konstruksi baru merupakan pilihan utama. Alternatif lain adalah dengan membagi jenis lapisan, sehingga cost yang dibutuhkan dapat diminimalkan. Pada situasi ini
lapisan permukaan atas dapat menggunakan lapis permukaan yang umum digunakan sedangkan pada lapisan kedua menggunakan ATBL Asphalt Treatment Base Layer.
Sedangkan lapis tambah dihitung menggunakan rumus :
Di =
i
a ITPsisa
ITPperlu −
ITPperlu dihitung berdasarkan beban lalu lintas untuk masa layan berikutnya. Perhitungan ITP ini sama dengan menghitung ITP untuk pembangunan perkerasan
baru. Perhitungan ini juga mempertimbangkan kondisi tanah dasar, faktor regional, indeks perkerasan awal dan akhir, dan sebagainya untuk kondisi layan berikutnya.
II.3. PROSEDUR DEFLEKSI