Lendutan METODA ASPHALT INSTITUTE MS-17

Tabel 2.4 Faktor Pertumbuhan Periode Rencana, n tahun Laju Pertumbuhan Tahunan, r 2 4 5 6 7 8 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.0 2.02 3.06 4.12 5.20 6.31 7.43 8.58 9.75 10.95 1.0 2.04 3.12 4.25 5.42 6.63 7.90 9.21 10.58 12.01 1.0 2.05 3.15 4.31 5.53 6.80 8.14 9.55 11.03 12.58 1.0 2.06 3.18 4.37 5.64 6.98 8.39 9.90 11.49 13.18 1.0 2.7 3.21 4.44 5.75 7.15 8.65 10.26 11.98 13.82 1.0 2.08 3.25 4.51 5.87 7.34 8.92 10.64 12.49 14.49 1.0 2.10 3.31 4.64 6.11 7.72 9.49 11.44 13.58 15.94 Sumber: asphalt institute manual series no.17 MS-17; edisi 1983 Faktor = r r n 1 1 − + , dimana r = 100 Rate dan bukan nol Jika Pertumbuhan Tahunan adalah nol, Faktor Pertumbuhan = Periode Rencana

II.3.2.2. Lendutan

Lendutan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah lendutan hasil pengujian Benkelman Beam BB. Lendutan perkerasan di dapat dengan menetapkan korelasi antara beban roda, lendutan balik perkerasan dan repitisi pengulangan beban. Prosedur umum mengunakan lendutan perkerasan untuk evaluasi struktural adalah sebagai berikut : 1. Menentukan panjang perkerasan yang termasuk dalam evaluasi struktur. 2. Melakukan survey lendutan 3. Menghitung lendutan wakil RRD 4. Memperkirakan jumlah beban standar EAL 5. Menentukan tebal lapis tambah Tebal lapis tambah yang dibutuhkan pada suatu perkerasan biasanya dipengaruhi oleh panjang jalan. Penentuan panjang jalan berdasarkan pada kondisi perkerasan, kekuatan tanah dasar, dan kondisi drainase. Pada umumnya panjang jalan dikelompokkan menjadi seksi-seksi jalan berdasarkan keseragaman data lendutan. Tebal lapis tambah yang dibutuhkan didasarkan menurut pembagian seksi dan dihitung secara terpisah untuk masing-masing seksi jalan. Pembagian seksi jalan merupakan salah satu cara untuk dapat mengurangi tebal lapis tambah yang dibutuhkan. Nilai lendutan yang digunakan dalam perhitungan adalah lendutan wakil Representative Rebound Deflection RRD. Untuk menentukan besarnya lendutan yang mewakili suatu sub ruasseksi jalan, digunakan rumus sebagai berikut : RRD = x + 2 s f c dimana : RRD = lendutan yang mewakili suatu seksi jalan x = lendutan rata-rata pada suatu seksi jalan yang telah dikoreksi dengan faktor temperatur = d x f s = deviasi standar penyimpangan baku f = faktor koreksi temperatur 0,8 pada 95ºF ; 1,0 pada 70ºF ; 1,6 pada 40ºF. Defleksi aktual disesuaikan pada temperatur 70ºF c = faktor koreksi waktu kritis c = 1, jika test dilakukan pada musim semi c 1, jika test dilakukan pada musim panas. faktor 2s dalam persamaan di atas memberikan suatu lendutan desain yang lebih besar atau sama dengan 95 dari seluruh pengukuran pada temperatur perkerasan 70ºF. Deviasi standar s, dihitung dengan menggunakan rumus : s = 1 2 − − ∑ ∑ n x x x dimana : s = standard deviasi x = nilai tes individu, koreksi untuk temperatur x = nilai tes rata-rata ∑ x n. n = jumlah nilai tes individu. Lendutan yang diperkenankan lendutan rencana merupakan fungsi dari lalu lintas DTN, yaitu : muatan gandar tunggal harian 80 KN. Besarnya nilai DTN dapat ditentukan dengan cara membagi seluruh muatan gandar tunggal 80 KN yang diperkirakan dengan 365 x periode rencana dalam tahun. Lendutan rencana diperlihatkan pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Grafik Defleksi Sedikit Dimodifikasi Sumber: asphalt institute manual series no.17 MS-17; edisi 1983

II.3.2.3. Tebal Lapis Tambah