Teori Stochastik Teori Cross Linking Colagen-Elastin Teori Neuroendokrin Teori Mutagenesis Intrinsik Teori Imunologi Teori Nutrional Component

19 1. Kelompok usia dalam masa virilitas 45-54 tahun, merupakan kelompok yang berada dalam keluarga dan masyarakat luas. 2. Kelompok usia dalam masa prasenium 55-64 tahun, merupakan kelompok yang berada dalam keluarga, organisasi lanjut usia dan masyarakat pada umumnya. 3. Kelompok usia masa senescrus 65 tahun dan usia lanjut dengan resiko tinggi 70 tahun, merupakan kelompok yang umumnya hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti dan menderita penyakit berat. Sementara itu, WHO mengelompokkan lansia atas kelompok middle age 45-59 tahun, kelompok elderly 60-74 tahun dan kelompok aged 75 tahun ke atas, sedangkan Pathy 1985 mengelompokkan lansia atas kelompok young elderly 65-75 tahun dan kelompok old elderly 75 tahun ke atas. 8,21

2.2 Teori-Teori Proses Menua

Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai proses menua, antara lain: 8,21,22

2.2.1 Teori Stochastik

Teori ini merumuskan bahwa proses menua disebabkan oleh penimbunan sisa-sisa dari lingkungan, contohnya adalah mutasi somatik yang disebabkan oleh radiasi dan kemungkinan bahan-bahan radioaktif yang tertimbun. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan sintesis protein, kegagalan fungsi dan berakhir dengan kematian. 20

2.2.2 Teori Cross Linking Colagen-Elastin

Teori ini menyatakan adanya saling silang antara kolagen dan elastin yang menyebabkan serabut tersebut menjadi kurang lentur, lebih rapuh, mudah terkoyak dan akhirnya degenerasi. Keadaan ini menyebabkan sistem vital tubuh yang tersusun oleh serabut tersebut mengalami kemunduran fungsional yang menyebabkan gejala menua.

2.2.3 Teori Neuroendokrin

Teori ini menempatkan hormon sebagai pusat dari proses menua. Menurut teori ini, proses menua tergantung pada peranan kelenjar hipofisis yang mengeluarkan hormon DECO Decreasing Oxygen Consumption yang dapat menstimulir pengurangan konsumsi oksigen dan mengurangi usaha hormon tiroid dalam proses menua.

2.2.4 Teori Mutagenesis Intrinsik

Pada mutagenesis intrinsik terdapat peranan DNA metilation sebagai faktor pengatur dalam menunjang proses menua. Adanya DNA metilation dapat menyebabkan kesalahan mengkode dalam replikasi akibat informasi genetik yang tidak sesuai atau tidak tepat, padahal informasi ini dibutuhkan oleh inti sel untuk menghasilkan protein di dalam menunjang fungsi sel secara normal.

2.2.5 Teori Imunologi

Teori ini menyatakan bahwa kapasitas fungsional sistem imun mengalami kemunduran dengan bertambahnya umur, mereduksinya fungsi sel limfosit T dan turunnya resistensi terhadap infeksi penyakit. 21

2.2.6 Teori Nutrional Component

Teori ini menjelaskan bahwa kekurangan makanan menyebabkan perubahan fisiologis dan anatomis yang selanjutnya menyebabkan kerusakan dan terbatasnya regenerasi sel sehingga terjadi proses menua.

2.2.7 Teori Sintesa Protein