Analisis Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Material

2. Analisis Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Material

Pengendalian dilakukan dengan cara membandingkan hasil pekerjaan terhadap material yang sudah sesuai dengan yang dianggarkan dalam proyek. Dalam proyek The Royal Residence Apartement ini pengendalian lapangan melakukan pengendalian material dengan cara memastikan kualitas material yang digunakan sudah sesuai dengan yang dianggarkan yaitu dengan melakukan pengecekan dan pengukuran ulang terhadap dimensi dan konstruksi aktual dari beton yang ditempelkan didinding basement ruko di lapangan dan pemeriksaan kualitas. Pemeriksaan ini dilakukan agar memastikan tidak ada penyelewengan material oleh pekerja dengan hanya memberi wewenang kepada satu pekerja dalam pengambilan material digudang serta melakukan pembersihan dan perapian peralatan kerja setiap selesai kerja dan menghitung ulang kembali jumlah material yang tersisa, sehingga bila terjadi kelebihan kuantitas material dapat diidentifikasi dan kelebihan tersebut bisa langsung dikembalikan ke gudang material. Dari segi penyimpangan setelah proyek selesai dalam pelaporan ada tampak beberapa penyimpangan dari segi satuan material. Penyimpangan yang menguntungkan favorable dan yang tidak menguntungkan unfavorable. Salah satu contoh penyimpangan yang menguntungkan pada material besi beton dengan satuan kilogram dimana harga yang dianggarkan Rp. 9.200,- sedangkan harga aktualnya Rp. 7.500,- terjadi favorable variance sebesar Rp. 374.588.200,- Dengan perhitungan sebagai berikut: harga material aktual – harga material standar x kuantitas material aktual Rp. 9.200,- - Rp. 7.500 x 220.346 = Rp. 374.588.200,- Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya PERSERO Cabang Medan, 2010. Dari perhitungan tersebut terdapat varians favorable sebesar Rp. 374.588.200,- karena harga beli aktual lebih rendah dari harga standar. Sedangkan pada material Kawat ayam untuk screed atap dianggarkan Rp. 10.000,- sedangkan aktualnya Rp16.200.,- terjadi unfavorable variance sebesar Rp 607.600,-. Dengan perhitungan sebagai berikut: harga material aktual – harga material standar x kuantitas material aktual. Rp. 10.000,- - Rp. 16.200 x 98 = Rp 607.600,-. Dengan melihat penyimpangan anggaran yang terjadi pada umumnya bersifat favorable dalam jumlah rata-rata yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan dalam menentukan material kuantitas material di mark up berdasarkan taksiran harga yang sangat tinggi dan taksiran ini perlu diperhatikan kembali dan data-data material dimasa yang lalu harus sesuai kebutuhan proyek yang sedang dilaksanakan. Setelah dilakukan pengecekan ulang kembali varians terjadi diakibatkan adanya perubahan harga satuan dari pemasok pada saat dianggarkan dan realisasinya. Sedangkan dalam segi volume kebutuhan material didalam proyek ini tidak terjadi penyimpangan antara anggaran dengan aktualnya dan tidak terjadi kehilangan material ataupun kerusakan material selama proyek yang berlangsung . Adapun tindakan yang dilakukan manajemen perusahaan atas penyimpangan yang terjadi adalah dengan melakukan FHO Final Hand Over perbaikan-perbaikan atas kerusakan akibat perubahan kualitas material dari proyek yang dikerjakan. Perusahaan juga membentuk panitia FHO Final Hand Over yang anggotanya dipimpin oleh personil dari pemberi kerja dengan unsur Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya PERSERO Cabang Medan, 2010. Konsultan dan Kontraktor sebagai anggotanya. Tindakan yang konkrit dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan pengawasan terhadap material melalui project manager , bagian ini menyediakan material sesuai standar dan mengoptimalkan kualitas material dengan benar dan tepat dan memberikan penghargaan pada karyawan yang dapat memacu prestasi kerja. Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya PERSERO Cabang Medan, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan pembahasan secara teoritis dari hasil riset pada PT. Nindya Karya Persero Cabang Medan serta analisis dan evaluasi terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan, maka pada bab akhir ini penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dapat penulis ambil dari pembahasan pada bab terdahulu antara lain: 1. PT Nindya Karya Persero Cabang Medan dalam penyusunan anggaran material menggunakan metode bottom up yaitu penyajian dan pelaporan anggaran beserta kelengkapannya disajikan setelah mendapat persetujuan dari project manager yang kemudian diteruskan ke pimpinan perusahaan. 2. Perusahaan menggunakan anggaran biaya material sebagai alat pengendalian biaya material dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi pada setiap proyek yang telah diselesaikan. 3. Dasar penyusunan anggaran PT Nindya Karya Persero Cabang Medan menggolongkan anggaran berdasarkan fungsinya yaitu anggaran secara khusus dibuat untuk tujuan proyek tertentu saja serta berdasarkan pedoman dan pengalaman dari proyek-proyek sebelumnya. 4. PT Nindya Karya Persero Cabang Medan dalam menetapkan anggaran harga satuan didasarkan kepada harga standar yakni yang telah ditetapkan didalam Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya PERSERO Cabang Medan, 2010.