Kecelakaan Lalu Lintas TINJAUAN PUSTAKA

9 d. Jalan kelas IIIB, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. e. Jalan kelas IIIC, yaitu jalan lokal yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. Besarnya muatan sumbu terberat yang diizinkan melebihi 10 ton pada jalan kelas I, diatur lebih lanjut dengan keputusan menteri setelah mendengar pendapat menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pembinaan jalan.

2.2 Kecelakaan Lalu Lintas

2.2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 1 poin 24 menjelaskan definisi kecelakaan lalu lintas sebagai suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia danatau kerugian harta benda. Pasal 229 mengatur tentang penggolongan kecelakaan lalu lintas, yaitu: a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan danatau barang. b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan danatau barang. c. Kecelakaan Lalu Lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat. Direktorat Keselamatan Transportasi Darat 2007:3 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan yang serius adalah sebuah kecelakaan satu kali kecelakaan tetapi menelan korban meninggal dunia lebih besar dari delapan orang. Secara prinsip setiap kecelakaan lalu lintas jalan yang menimbulkan korban jiwa manusia harus dilakukan investigasi dan penelitian untuk mengetahui 10 kemungkinan penyebab kecelakaan yang dapat dijadikan rekomendasi guna mencegah terjadinya kecelakaan serupa terulang kembali. Saat ini, kriteria kecelakaan yang diinvestigasi dan diteliti adalah kecelakaan lalu lintas jalan yang bersifat luar biasa, yaitu: a. Kecelakaan lalu lintas jalan yang menimbulkan korban manusia yang mati delapan orang atau lebih; b. Kecelakaan lalu lintas jalan yang menyebabkan prasarana rusak berat; c. Kecelakaan lalu lintas jalan yang mengundang perhatian publik secara luas, karena melibatkan tokoh ternamapenting atau figur publik; d. Kecelakaan lalu lintas jalan yang menimbulkan polemikkontroversi; e. Kecelakaan yang berulang-ulang pada merk dan tipe kendaraan yang sama; f. Kecelakaan yang sama pada satu titik lokasi lebih dari tiga kali dalam setahun; g. Kecelakaan lalu lintas jalan yang mengakibatkan kerusakanpencemaran lingkungan akibat bahanlimbah berbahaya beracun B3. Apabila terjadi kecelakaan seperti kriteria di atas, Unit Peneliti Kecelakaan Lalu Lintas UPK tingkat Propinsi harus melakukan investigasi terhadap lokasi kejadian.dengan tujuan untuk mendapatkan penyebab terjadinya kecelakaan ini. Jika kecelakaan yang terjadi melibatkan dan mengakibatkan sebagai kecelakaan yang berskala tingkat nasional, maka UPK Pusat bekerja sama dengan UPK Propinsi yang harus melakukan investigasinya. 2.2.2 Korban Kecelakaan Lalu Lintas Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Pasal 93 menjelaskan korban kecelakaan lalu lintas berupa: a. Korban mati fatal, adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari setelah kecelakaan tersebut. b. Korban luka berat serious injury, adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 tiga puluh hari sejak terjadi kecelakaan. Cacat tetap berarti bila sesuatu 11 anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuhpulih untuk selama-lamanya. c. Korban luka ringan slight injury, adalah korban yang tidak termasuk pengertian korban mati dan korban luka berat. Sedangkan menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 2004:2 korban luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka- luka yang tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit.

2.3 Penentuan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas