39
yang diberi kode ”BS”. Ruas-ruas jalan per KM yang mendapat kode “BS” lokasi rawan kecelakaan atau “-“bukan rawan kecelakaan selanjutnya direkapitulasi ke
dalam matriks. 3.4.4
Derajat kepercayaan Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95 dari model distribusi z
yang memiliki nilai 1,96 dapat diterima.
3.5 Menyusun Urutan Prioritas Menggunakan Metode Pencacahan
Indikator Kerawanan
Dasar pemikiran “metode pencacahan indikator kerawanan” sebagai metode baru yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah penentuan urutan
prioritas berdasarkan perbandingan nilai tingkat keparahan kecelakaan setiap ruas jalan dari tahun ke tahun 2008-2010. Nilai tingkat keparahan diperoleh dari hasil
pencacahan indikator kerawanan BS setiap ruas jalan dalam periode 1 tahun. Penggunaan 15 lima belas parameter angka atau tingkat kecelakaan yang
dikontrol dengan 4 empat parameter penentu memberikan tingkat kesulitan cukup tinggi untuk mengurutkan prioritas lokasi rawan karena banyaknya jumlah
indikator kerawanan, sehingga diperlukan sebuah metode yang jelas dan terukur. Metode pencacahan indikator kerawanan menghasilkan perbandingan
nilai-nilai tingkat keparahan dari tahun ke tahun yang digambarkan dalam grafik, sehingga peningkatan atau penurunan tingkat keparahan sebuah ruas jalan dapat
diamati. Hal terpenting dalam metode ini adalah pertimbangan untuk mengurutkan prioritas lokasi rawan kecelakaan dari tingkat keparahan tertinggi
hingga terendah yang diuraikan sebagai berikut: a.
Prioritas kesatu dimiliki oleh grafik bentuk apapun yang memiliki nilai tingkat keparahan yang paling tinggi di akhir tahun periode. Nilai ini
menunjukkan tingkat kerawanan yang paling tinggi. b.
Prioritas kedua apabila terdapat peringkat nilai yang sama maka dasar penentuan peringkat kerawanan selanjutnya adalah “bentuk grafik”. Grafik
tersebut menunjukkan prediksi potensi kerawanan pada tahun berikutnya
40
setelah periode analisis apabila tidak ada atau tidak ditingkatkan upaya penanganan maka tingkat keparahan akan tetap dan mungkin semakin naik.
c. Prioritas ketiga yaitu memiliki bentuk grafik yang sama, maka penentuan
urutannya berdasarkan selisih peningkatan nilai tergolong drastis atau tidak. d.
Ruas jalan dengan grafik mendatar dan menurun juga menjadi prioritas sebagai lokasi rawan kecelakaan dengan catatan prediksi potensi kerawanan
di tahun akhir periode masih memiliki nilai di atas 0 atau dengan kata lain masih memiliki tingkat kerawanan.
e. Apabila segmen ruas jalan di sekitarnya yang masih saling terhubung sama-
sama tergolong rawan walaupun tidak signifikan, maka dianggap satu link lokasi rawan dengan ruas jalan yang masuk pertimbangan di atas.
Sedangkan penjelasan mengenai “bentuk grafik” perkembangan kerawanan adalah sebagai berikut:
a. Grafik selalu naik dari tahun ke tahun
Grafik selalu naik mendapat prioritas utama karena perkembangan kerawanan sebuah ruas jalan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Tetapi nilai tingkat keparahan tidak selalu meningkat sesuai tren grafik karena jumlah indikator kerawanan harus sesuai dengan jumlah indikator kontrol penentu
terhadap parameter tingkat atau angka kecelakaan. b.
Grafik turundatar kemudian naik Grafik turun kemudian naik menunjukkan kondisi ruas jalan pernah
mengalami penurunan kerawanan, tetapi tahun berikutnya kembali naik. Demikian juga dengan grafik datar, kerawanan sama tetapi tahun berikutnya naik.
Kenaikan seperti ini perlu mendapat perhatian khusus karena pada tahun setelah periode penelitian juga akan bernilai minimal sama dengan tahun terakhir
penelitian atau juga akan meningkat sesuai bentuk grafik yang naik. Yang perlu diperhatikan di sini adalah nilai tingkat keparahan juga tidak selalu meningkat
sesuai tren grafik, karena jumlah maksimal nilai tingkat keparahan dibatasi oleh jumlah indikator kerawanan yang dimunculkan oleh jumlah parameter setelah
dikontrol oleh suatu nilai batas.
41
c. Grafik mendatar
Grafik mendatar menunjukkan kerawanan yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah mendapat pola
penanganan yang selalu sama dari tahun ke tahun atau tidak ada evaluasi. Apabila juga ditemukan grafik mendatar dengan nilai pada tahun akhir periode yang lebih
tinggi dari grafik naik, maka pengamatan langsung lapangan perlu dilakukan. d.
Grafik yang naik kemudian turundatar Grafik seperti ini menggambarkan pola kerawanan pernah mengalami
peningkatan dan tahun berikutnya kerawanannya dapat menurun atau mendatar. Grafik semacam ini juga tidak bisa diabaikkan, apalagi masih memiliki tingkat
kerawanan nilai tingkat keparahan di atas 0. Akibat perubahan penanganan yang tidak benar juga dapat menyebabkan kerawanan kembali naik.
e. Grafik yang selalu menurun
Grafik semacam ini menunjukkan kondisi kerawanan yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh upaya penanganan
yang tepat disertai evaluasi. Grafik menurun tidak bisa diabaikkan, apalagi masih memiliki tingkat kerawanan nilai tingkat keparahan di atas 0. Perubahan pola
penanganan yang tidak benar dapat menyebabkan kerawanan kembali naik.
42
3.6 Alur Penelitian