27
α = 1
→ α
2 = 0.5 , t tabel db=13; α
2 = 0.5 = 3.012
Interpretasi tingkat siginifikansi dan tingkat konfidensi ditunjukkan Tabel 2.1. Tabel 2.1 Tabel interpretasi tingkat signifikansi dan tingkat konfidensi
Tingkat Signifikan Tingkat Konfidensi Interpretasi
0.1 99.9
sangat dapat diterima 1
99 sangat dapat diterima
5 95
dapat diterima 10
90 cukup dapat diterima
20 80
dapat dipertimbangkan Sumber: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004
2.6 Menyusun Urutan Prioritas Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
Direktorat Keselamatan Transportasi Darat 2007:19-21 menjelaskan beberapa hal mengenai penyusunan urutan prioritas daerah rawan kecelakaan lalu
lintas. Tujuan pengurutan adalah untuk memastikan bahwa lokasi-lokasi terparah harus mendapatkan penanganan lanjutan terlebih dahulu, seperti investigasi
lanjutan atau perbaikan. Bila ada banyak lokasi yang parah, penanganan membutuhkan pertimbangan dari sisi ekonomis. Sisi ekonomis mendapat porsi
perhatian serius karena dalam perbaikan jalan tidak jarang prosesnya melibatkan konstruksi jalan yang signifikan dan pembebasan lahan yang kelancarannya
sangat bergantungan pada pendanaan. Dalam beberapa kasus, program penanganan lanjutan sangat bersifat fleksibel, dalam artian beberapa ruas jalan
yang menempati urutan atas dalam daftar prioritas mungkin perlu ditangguhkan penanganannya dan beberapa ruas yang menempati urutan bawah justru
diselesaikan lebih dahulu. Kasali 2009: 89-92 memberikan pemahaman bahwa fleksibilitas
bukanlah tanpa prinsip. Fleksibilitas mengandung beberapa karakteristik, yaitu: a.
Keterbukaan, terhadap hal-hal yang akan dilakukan semua pihak dituntut untuk untuk sama-sama berpikir, bukan sekedar menjalankan.
b. Menyajikan pilihan alternatif, selalu terdapat beberapa kombinasi rencana
yang apabila satu tidak dapat berjalan maka dapat digantikan kombinasi yang lain sehingga sumber daya yang ada resource tidak sia-sia.
28
c. Menghargai realitas di lapangan, bahwa semua pihak yang terlibat harus
mengerti keadaan di lapangan dan hasil tidak harus diukur dari satu metode. d.
Fleksibilitas tetap terbatas, ada batas-batas tertentu yang tidak bisa dilanggar. Metode bisa saja dilonggarkan dalam batas ruang etika, namun hasil atau
sasaran dapat dibuat sedikit lebih kaku. e.
Menuntut enterpreneurship, fleksibilitas bukan sekedar untuk memperoleh hasil yang lebih baik melainkan juga kerugian yang lebih minimal.
Semua lokasi yang sesuai dengan kriteria ditetapkan, kemudian didaftar untuk pertimbangan lebih lanjut dalam “urutan prioritas”. Pengurutan lokasi
berdasarkan tingkat prioritas dilakukan terhadap kriteria atau parameter yang digunakan pada tahap identifikasi. Pendaftaran prioritas dapat disusun secara
manual atau menggunakan metode komputer seperti teknik spreadsheet, yang disajikan dalam bentuk matriks. Hasil akhir dari proses tersebut merupakan daftar
urutan lokasi yang akan diinvestigasi lebih lanjut. Sebagai contoh hasil akhir penentuan urutan prioritas lokasi menggunakan Sistem MAAP Microcomputer
Accident Analysis Package ditunjukkan pada Gambar 2.5.
29
Gambar 2.5 Contoh hasil pengurutan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas menggunakan
MAAP Sumber:
Direktorat Keselamatan
Transportasi Darat, 2007:21
2.7 Rekomendasi Upaya Lanjutan Setelah Identifikasi Lokasi Rawan