36
13 Keterangan, berisi: informasi-informasi lain untuk melengkapi data
kecelakaan, contohnya nama, usia, pekerjaan, dan alamat saksi yang dimintai keterangan untuk keperluan penyidikan.
b. Registrasi jumlah kendaraan tahun 2008-2010, diperoleh dari Biro Pusat
Statistik Kabupaten Jember dan Laporan Tahunan Sat Lantas Polres Jember; c.
Populasi jumlah penduduk tahun 2008-2010, diperoleh dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Jember;
d. Volume lalu lintas harian, panjang jalan, dan data ruas jalan jalur utama,
diperoleh dari UPT Bina Marga Jember; e.
Peta jaringan jalan Kabupaten Jember, diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Jember dan Bappekab Jember;
3.4 Teknik Analisis
Teknik analisis identifikasi daerah rawan kecelakaan pada sub-bab ini berlaku untuk jalur perkotaan dan jalur luar kota. Teknik analisis menggunakan
beberapa parameter rumus dalam beberapa pendekatan sebagai berikut. 3.4.1
Rumus yang tidak mengandung variabel volume arus kendaraan a.
Pendekatan Kriteria Reaksi Mengalikan jumlah korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan, dan
tidak luka sesuai dengan rumus 2.1 dengan nilai masing-masing di bawah ini : 1
kecelakaan dengan korban mati 6
2 kecelakaan dengan korban luka parah
3 3
luka ringan 0,8
4 hanya kerusakan ringan
0,2. Hasil pengalian tersebut selanjutnya dijumlah per KM ruas jalan.
b. Pendekatan Angka Kematian
Tahapan dalam analisis menggunakan pendekatan angka kematian adalah: 1
Mengumpulkan data sekunder berupa jumlah kematian lalu lintas dalam setahun B per KM ruas jalan dan populasi dari daerah P berupa populasi
37
penduduk total Kabupaten Jember dan populasi penduduk per kecamatan di tempat kejadian kecelakaan lalu lintas.
2 Menghitung nilai angka kematian per100.000 populasi R
PBAR
menggunakan rumus 2.2.
3 Mengumpulkan data sekunder berupa jumlah kematian lalu lintas dalam
setahun B per KM ruas jalan dan jumlah registrasi kendaraan motor per tahun M.
4 Menghitung nilai angka kematian10.000 registrasi kendaraan R
DRBOR
menggunakan rumus 2.3. c.
Pendekatan Indeks Kekerasan Tahapan dalam analisis menggunakan pendekatan indeks kekerasan yaitu:
1 Mengumpulkan data sekunder berupa jumlah kecelakaan fatal yang
mengakibatkan kematian F dan jumlah kejadian kecelakaan selama setahun. 2
Menghitung indeks kekerasan SI menggunakan rumus 2.7. d.
Pendekatan Tingkat Kecelakaan per km per tahun 1
Mengumpulkan data sekunder berupa jumlah kecelakaan selama periode yang dianalisis per KM dalam 1 tahun JK, rentang waktu pengamatan tahun T,
panjang ruas jalan yang ditinjau km L. 2
Menghitung tingkat kecelakaan TK per KM menggunakan rumus 2.10. e.
Parameter Tingkat Kecelakaan Menggunakan Metode Pembobotan Tahapan dalam analisis menggunakan metode pembobotan yaitu:
1 Mengumpulkan data sekunder berupa korban akibat kecelakaan lalu lintas
yang meninggal dunia MD, luka berat LB, luka ringan LR, tidak luka TL per KM dalam waktu setahun.
2 Menghitung tingkat kecelakaan metode EPDO menggunakan rumus 2.12
3 Menghitung tingkat kecelakaan metode EAN menggunakan rumus 2.11.
3.4.2 Rumus yang mengandung variabel volume arus kendaraan
a. Pendekatan Angka Kecelakaan
Tahapan dalam analisis menggunakan pendekatan angka kecelakaan yaitu:
38
1 Mengumpulkan data sekunder berupa jumlah kecelakaan kematian atau luka-
luka atau kecelakaan total C. 2
Menghitung angka
kecelakaan100.000.000 vehicle-km
R
ABROVT
menggunakan rumus 2.4 3
Mengumpulkan data sekunder berupa jumlah kecelakaan selama T tahun JK, waktu periode selama periode yang dianalisis T, LHR V, dan
panjang dari bagian jalan dalam kilometer L. 4
Menghitung Angka kecelakaan pada bagian jalan dlm kecelakaan per 1 juta vehicle-km R
cs
menggunakan rumus 2.5. 5
Mengumpulkan data sekunder berupa jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan per KM dalam setahun.
6 Menghitung angka kecelakaan berdasarkan jumlah kendaraan yang terlibat
R
AIR
menggunakan rumus 2.6. b.
Pendekatan Tingkat Kecelakaan per 100 juta km kendaraan Tahapan dalam analisis pendekatan tingkat kecelakaan per 100 juta km
kendaraan yaitu: 1
Mengumpulkan data sekunder berupa frekuensi kecelakaan di ruas jalan untuk n tahun data FK, Volume Lalu lintas Rata-rata LHRT, jumlah tahun
data n, panjang ruas jalan, Km L. 2
Menghitung tingkat kecelakaan T
K
atau RMVM menggunakan rumus 2.9. 3.4.3
Penentuan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas Tahapan dalam penentuan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas yaitu:
a. Hasil perhitungan parameter yang tidak mengandung variabel volume arus
kendaraan selanjutnya dikontrol menggunakan ketentuan persamaan EV rumus 2.14.
b. Sedangkan hasil perhitungan parameter yang mengandung variabel volume
arus kendaraan dikontrol menggunakan ketentuan persamaan EV rumus 2.14, CR rumus 2.15, serta UCL
1
rumus 2.13 dan UCL
2
rumus 2.8. Apabila suatu ruas jalan memiliki nilai parameter besarnya di atas nilai-
nilai kontrol maka ruas jalan tersebut adalah lokasi rawan kecelakaan lalu lintas
39
yang diberi kode ”BS”. Ruas-ruas jalan per KM yang mendapat kode “BS” lokasi rawan kecelakaan atau “-“bukan rawan kecelakaan selanjutnya direkapitulasi ke
dalam matriks. 3.4.4
Derajat kepercayaan Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95 dari model distribusi z
yang memiliki nilai 1,96 dapat diterima.
3.5 Menyusun Urutan Prioritas Menggunakan Metode Pencacahan