31
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dibatasi di jalan raya jalur utama, yaitu jalan yang menjadi akses utama perjalanan bukan jalan lingkar ataupun jalan alternatif dari
luar kabupaten menuju Kota Jember atau menuju kabupaten lain. Jalan tersebut juga menjadi penghubung antaribukota provinsi atau antaribukota kabupatenkota.
Empat ruas jalur utama sebagai lokasi penelitian digambarkan sebagai berikut. a.
Jalur A, Kota Jember menuju Kabupaten Lumajang jalur utara, melewati Kecamatan: Kaliwates
Sukorambi Rambipuji
Bangsalsari Tanggul
Semboro Sumberbaru.
b. Jalur B, Kota Jember menuju Kabupaten Banyuwangi, melewati Kecamatan:
Sumbersari Pakusari
Mayang Silo.
c. Jalur C, Kota Jember menuju Kabupaten Bondowoso, melewati Kecamatan:
Patrang Pakusari
Arjasa Jelbuk
d. Jalur D, Kota Jember menuju Kabupaten Lumajang jalur selatan, melewati
Kecamatan: Rambipuji Balung
Puger Gumukmas
Kencong Jombang.
Secara rinci, data jalur utama dapat dilihat pada lampiran 5. Penggolongan jalan perkotaan dan jalan luar kota dalam penelitian ini
berdasarkan karakteristik arus kendaraan bermotor yang melintas. Kota Jember seperti kota-kota lain menerapkan sistem rekayasa lalu lintas jalur lingkar, yaitu
untuk kendaraan berat, seperti truk besar, truk gandeng, dan bus besar tidak diizinkan melewati jalan kota, sehingga kendaraan berat dari luar kota yang akan
menuju Kota Jember atau menuju kota lain diarahkan melewati jalan lingkar ring road. Peta jalur utama yang diteliti dan akses jalan lingkar di Kabupaten Jember
ditampilkan pada gambar 3.1.
32
Gambar 3.1 Peta jalur utama dan jalur lingkar di Kabupaten Jember Pola rekayasa tersebut menggambarkan bahwa arus lalu lintas sebelum
kendaraan berat dialihkan melalui jalan lingkar, kendaraan yang melintas terdiri atas semua jenis kendaraan yang diizinkan beroperasi di jalan raya. Sedangkan
pada segmen jalur utama setelah pengalihan jalur perkotaan, jenis-jenis kendaraan yang melintas sudah tidak termasuk kendaraan berat. Perbandingan
kedua kondisi arus lalu lintas tersebut memberikan batas tegas antara jalur luar kota dan jalur perkotaan didasarkan pada karakteristik kendaraan yang melintas.
Sehingga penelitian ini menetapkan batas-batas jalan perkotaan dan jalan luar kota pada jalur utama lokasi penelitian dalam tabel 3.1.
33
Tabel 3.1 Tabel batas jalan perkotaan dan jalan luar kota pada jalur utama
NO. RUAS JALUR UTAMA
KLASIFIKASI STASIUN
AWAL AKHIR
a. Jalur Utama A
Jember – Sumberbaru Jalan Perkotaan
S.baya 197+310
Alun-alun Jember
S.baya 191+200
Simpang empat Mangli
Jalan Luar Kota S.baya 191+200
Simpang empat Mangli
S.baya 155+800
Gapura batas Kab. Jember – Kab.
Lumajang
b. Jalur Utama B
Jember – Silo Jalan Perkotaan
S.baya 197+310
Alun-alun Jember
S.baya 203+100
Simpang tiga Pasar Wirolegi
Jalan Luar Kota S.baya 203+100
Simpang tiga Pasar Wirolegi
S.baya 235+950
Batas Kab. Jember- Kab. Banyuwangi
c. Jalur Utama C
Jember – Jelbuk Jalan Perkotaan
B.woso 32+470
Depan BNI 46
B.woso 30+000
Simpang tiga Pos Polisi Patrang
Jalan Luar Kota B.woso 30+000
Simpang tiga Pos Polisi Patrang
B.woso 15+900
Gapura batas Kab. Jember – Kab.
Bondowoso
d. Jalur Utama D
Jember – Jombang Jalan Perkotaan
- -
Jalan Luar Kota B.lung 10+650
Simpang tiga Kaliputih
L.jang 16+690
Jembatan Keting, Jombang
Sumber: Hasil survai dan analisis, 2009
3.2 Variabel Penelitian