Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
Furnance dapur terbuat dari besi, sehingga apabila dapur tersebut terkikis karena terjadinya peristiwa erosi, maka molten yang berada pada dapur, dapat
mempengaruhi kadar Fe nya. Heine Richard W, 1997
3.1. Analisis Secara Spektrofotometri
Intensitas warna adalah merupakan salah satu factor utama dalam analisis secara spektrofotometri sinar tampak dalam penentuan konsentrasi suatu analit.
Pada analisis spektrokimia, spektrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk menganalisisa spesies kimia dan menelaah interaksinya dengan radiasi
elektromagnetik. Strobel, H.A.,1973
Bila suatu energi dikenakan terhadap suatu zat, maka energi tersebut akan dapat diabsorpsi, ditransmisikan, dipantulkan ataupun dibiaskan. Energi yang
diabsorpsi oleh suatu zat adalah sebanding dengan energi yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatau perubahan dalam atom ataupun dalam molekul zat tersebut,
sehingga mengakibatkan beberapa panjang gelombang yang lain tidak ada. Underwood, A.L.,1988
3.2. Pengaruh Pengotor Silikon dan Besi di Dalam Produk Aluminium
Mutu aluminium yang diproduksi sangat ditentukan oleh unsure-unsur kimia yang terkandung dalam aluminium itu sendiri. Aluminium itu sendiri. Aluminium
yang dihasilkan masih mengandung zat-zat pengotor dalam jumlah renik sangat kecil, seperti besi Fe, silicon Si, dan pengotor logam lainnya yang berasal dari
bahan baku. Disamping dari bahan baku, pengotor besi dan silicon juga berasal dari prosesnya sendiri, dimana besi dan silicon dalam aluminium yang dihasilkan dalam
sel elektrolisa pot, dapat bertambah apabila terdapat kondisi pot yang kurang baik pot abnormal, misalnya temperature yang terlalu tinggi, sehingga terjadi pengikisan
atau pelarutan dari dinding sel elektrolisa pot.
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
Kondisi operasi yang berbeda tersebut dapat membentuk kandungan besi Fe dan silicon Si dari logam yang dihasilkan akan bervariasi. Pada potoperasi normal
kandungan pengotor terutama berasal dari bahan baku Raw Material. Dengan demikian semua pengotor oksidasi logam-logam yang ada dalam alumina juga ikut
terlarut. Secara teoritis oksida-oksida pengotor tersebut larut dalam bath dalam bentuk flourida dan okiflourida dan kemudian tereduksi menjadi logam-logamnya anatr muka
bath dengan aluminium metal, dimana pada akhirnya menjadi pengotor dalam bentuk alloy bagi aluminium metal yang dihasilkan. Misalnya oksida silicon SiO
2
dalam alumina akan tereduksi menjadi Si dan larut membentuk alloy dengan Al metal cair.
Jika kadar besi dalam alumina terlalu tinggi, maka aluminium yang dihasilkan tersebut akan menjadi keras, maka aluminium yang dihasilkan akan menjadi rapuh dan susah
dibentuk, itulah pengaruhnya dalam produk aluminium yang dihasilkan. George L. Harun A.R. 1986
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat
- Desikator
- Gelas beaker 400 ml
Pyrex A -
Gelas beaker 250 ml Pyrex A
- Gelas beaker 100 ml
Pyrex A -
Kaca arloji -
Bunsen -
Labu ukur 100 ml Pyrex A
- Labu ukur 50 ml
Pyrex A -
Labu ukur 250 ml Pyrex A
- Labu ukur 1000 ml
Pyrex A -
Hot plate -
Cawan porselin -
Oven listrik -
Gelas ukur 100 ml Pyrex A
- Tungku dan kasa
- Spektrofotometer SP- 300
- Gelas erlenmeyer 100 ml
Duran -
Pipet volumetri 50 ml