Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
Diatur pH antara 3-6 dengan menambahkan larutan Natrium asetat
Ditambahkan 5 mL larutan O-fenantrolin 0,25
Diencerkan dengan akudes hingga garis tanda Dihomogenkan
Dibiarkan selama ± 20 menit
Diamati transmitansinya pada panjang Gelombang maksimum 520 nm
Catatan : Dilakukan hal yang sama untuk larutan satndar 0,2 ppm, 0,4 ppm, 0,6 ppm,
0,8 ppm, 1,0 ppm
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pengolahan Data 4.1.1. Hasil Penelitian
Larutan Fe-Kompleks
Hasil
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
Data hasil penimbangan berat Seskuioksida R
2
O
3
pada limbah pengolahan aluminium dapat dilihat pada tabel 4.1.
Data hasil pengukuran absorbansi besi oksida Fe
2
O
3
pada limbah pengolahan aluminium dapat dilihat pada tabel.4.2.
Tabel 4.1. Data hasil penimbangan berat Seskuioksida R
2
O
3
pada limbah pengolahan aluminium
No Perulangan
Berat Seskuioksida Rata-rata
m
1
m
2
m
3
m
1 I
0,026 0,025
0,025 0,0253
2 II
0,028 0,027
0,027 0,0273
3 III
0,025 0,024
0,024 0,0243
Tabel 4.2 Data hasil absorbansi besi oksida Fe
2
O
3
pada limbah pengolahan aluminium
No Perulangan
Absorbansi Rata-rata
A
1
A
2
A
3
A
1 I
0,632 0,634
0,634 0,6333
2 II
0,629 0,630
0,631 0,6300
3 III
0,620 0,622
0,632 0,6246
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi
Hasil pengukuran absorbansi larutan standar dari suatu larutan seri standar besi diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatau kurva
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
kalibrasi berupa garis linier. Persamaan garis regresi untuk kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode least square yang dapat dilihat pada tabel 4.1.1. berikut :
Tabel 4.1.1. data perhitungan garis regresi untuk larutan standar besi oksida No X
i
Y
i
X
i
– X Y
i
– Y X
i
– X
2
Y
i
– Y
2
X
i
– XY
i
– Y
1 0,2 0,295 - 0,4
- 0,244 0,16
0,0595 0,0976
2 0,4 0,431 - 0,2
- 0,108 0,04
0,0116 0,0216
3 0,6 0,557 0,0
0,018 0,00
0,0003 0,0000
4 0,8 0,654 0,2
0,115 0,04
0,0132 0,0230
5 1,0 0,758 0,4
0,219 0,16
0,0479 0,0876
∑ 3,0 2,695 0,0 0,000
0,40 0,1325
0,2298 Dimana :
X
rata-rata
X =
6 ,
5 ,
3 =
=
∑
n Xi
Y
rata-rata
Y =
5390 ,
5 695
, 2
= =
∑
n Yi
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Y = aX + b
Dimana : a = slope B = Intersept
Selanjutnya harga Slope dapat ditentukan dengan menggunakan Metode Least Square sebagai berikut :
a =
∑ ∑
− −
−
2
X Xi
Y Yi
X Xi
Sehingga diperoleh harga a : a =
5745 ,
4 ,
2298 ,
= harga intersept b diperoleh melalui substitusi harga a kedalam persamaan berikut :
Y = aX + b b = Y – aX
= 0,5390 – 0,57450,6 = 0,5390 – 0,3447
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
= 0,1943 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah :
Y = 0,5745X + 0,1943
4.2.2. Perhitungan Kofisien Korelasi
Kofisien korelasi r dapat ditentukan sebagai berikut : r =
∑ ∑
− −
− −
2 2
Y Yi
X Xi
Y Yi
X Xi
r = 1325
, 4
, 2298
,
r = 2302
, 2298
, = 0,9982
4.2.3. Perhitungan Standar Deviasi
Dengan mensubtitusikan harga-harga konsentrasi larutan standar X
i
ke persamaan garis regresi maka diperoleh harga Y yang baru
Y seperti tercantum pada tabel :
No X
i
Y
i
X
i 2
Y Y
Y
i
− Y
Y
i
−
2
1 0,2
0,295 0,04
0,3092 0,0142
0,0002 2
0,4 0,431
0,16 0,4241
0,0069 0,0000
3 0,6
0,557 0,36
0,5390 0,0180
0,0003 4
0,8 0,654
0,64 0,6539
0,0001 0,0000
5 1,0
0,758 1,00
0,7688 0,0108
0,0001
∑
3,0 2,695
2,20 2,6950
0,0500 0,0006
Dari perhitungan pada table diatas maka dapat ditemukan deviasi standar untuk intersept Sb yaitu dengan persamaan :
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
Sb =
[ ]
2 1
2
∑
Χ −
Xi x
sy
Dimana Sy x =
2 1
2
2
−
Υ −
n Yi
=
2 1
2 5
0006 ,
−
= 0,0141 Sehingga diperoleh
Sb =
[ ]
∑
Χ −
2 1
2
0141 ,
Xi Sb =
2 1
4 ,
0141 ,
= 0,0222 Harga Sb dihitung untuk menentukan batas kepercayaan nilai intersept yaitu b ± t
Sb, dimana t diperoleh dari table t-distribusi dengan derajat kepercayaan 95 dan derajat kebebasan n-2 = 5-2 = 3, diperoleh p = 0,05 dan t = 3,18 sehingga batas
kepercayaan untuk nilai intersept adalah 0,1943 ± 3,18 0,0222
0,1943 ± 7,0596 x 10
-2
0,1943 ± 0,0705 Deviasi slope dari standar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Sa = Sy x
2 1
2 2
1
−
∑ ∑
X X
n X
o
= 0,0222
2 1
4 ,
5 2
, 2
= 0,0232
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
Sesuai dengan cara untuk menentukan batas kepercayaan nilai intersep maka btas kepercayaan nilai slope dapat ditentukan adalah a ± tSa, dimana t diperoleh dari table
t-distribusi dengan derajat kepercayaan 95 dan derajat kebebasan n-2 = 5-2 = 3. Diperoleh p = 0,05 dan t = 3,18 sehingga batas kepercayaan untuk nilai
intersep adalah : 0,5745 ± 3,180,0232
0,5745 ± 7,3776 x 10
-2
0,5745 ± 0,0737
4.2.4 Penentuan Batas Deteksi
Batas deteksi dapat dihitung dengan persamaan : 3 S
b
= Y - Y
b
Atau, Y = 3 S
b
+ Y
b
Dimana : Y = signal pada batas kadar deteksi
S
b
= Standar deviasi Y
b
= Intersept kurva kalibrasi Persamaan kurva kalibrasi : Y = 0,5745X + 0,1943
Dimana Y
b
= 0,1943 S
b
= =
x Sy
0,0222 Maka harga Y untuk batas deteksi dapat ditentukan dengan mensubtitusikan harga Y
ke persamaan garis regresi : Y = 3 S
b
+ Y
b
, maka diperoleh : Y = 3 S
b
+ Y
b
= 30,0222 + 0,1943 = 0,2609
Harga batas deteksi X dapat dihitung dengan mensubtitusikan harga Y ke persamaan garis regresi :
Y = 0,5745X + 0,1943 0,2609 = 0,5745X + 0,1943
0,5745X = 0,0666
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
X = 0,1159 Jadi batas deteksi pengukuran besi oksida untuk penelitian ini adalah 0,1159 mgL
4.2.5. Penentuan R
2
O
3
pada sampel Penimbangan I
m
1
= 0,026 R
2
O
3
=
50 250
X 100
3 2
X sampel
bobot O
R endapan
bobot
= 5 X 100
5 ,
026 ,
X = 26
Penimbangan II m
2
= 0,025 R
2
O
3
=
50 250
X 100
3 2
X sampel
bobot O
R endapan
bobot
= 5 X 100
5 ,
025 ,
X = 25
Penimbangan III m
3
= 0,025 R
2
O
3
=
50 250
X 100
3 2
X sampel
bobot O
R endapan
bobot
= 5 X 100
5 ,
025 ,
X = 25
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh nilai R
2
O
3
rata-rata : R
2
O
3
rata-rata = n
O R
3 2
∑
=
3 76
= 25,3
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
4.2.6. Penentuan Fe
2
O
3
Pada Sampel Pengukuran I
Y
1
= 0,632 Dengan mensubtitusikan Y terhadap persamaan garis regresi beri Y = 0,5745X +
0,1943 maka diperoleh : X =
L mg
7618 ,
5745 ,
1943 ,
632 ,
= −
Sehingga Fe
2
O
3
dapat ditentukan dengan cara mensubtitusikan nilai X pada persamaan berikut :
Fe
2
O
3
= 100
1000 250
1000 50
250
3 2
×
×
× ×
sampel gram
O Fe
i konsentras
= 5
100 1000
250 5
, 1000
7618 ,
×
×
× ×
= 0,1904
Pengukuran II
Y
2
= 0,634 Dengan mensubtitusikan Y terhadap persamaan garis regresi beri Y = 0,5745X +
0,1943 maka diperoleh : X =
L mg
7653 ,
5745 ,
1943 ,
634 ,
= −
Sehingga Fe
2
O
3
dapat ditentukan dengan cara mensubtitusikan nilai X pada persamaan berikut :
Fe
2
O
3
= 100
1000 250
1000 50
250
3 2
×
×
× ×
sampel gram
O Fe
i konsentras
= 5
100 1000
250 5
, 1000
7653 ,
×
×
× ×
= 0,1913
Pengukuran III
Y
2
= 0,634
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan mensubtitusikan Y terhadap persamaan garis regresi beri Y = 0,5745X + 0,1943 maka diperoleh :
X = L
mg 7653
, 5745
, 1943
, 634
, =
−
Sehingga Fe
2
O
3
dapat ditentukan dengan cara mensubtitusikan nilai X pada persamaan berikut :
Fe
2
O
3
= 100
1000 250
1000 50
250
3 2
×
×
× ×
sampel gram
O Fe
i konsentras
= 5
100 1000
250 5
, 1000
7653 ,
×
×
× ×
= 0,1913
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh nilai Fe
2
O
3
rata-rata : Fe
2
O
3
rata-rata = n
O Fe
3 2
∑
=
3 5730
,
= 0,1910
4.2.7. Penentuan Al
2
O
3
Pada Sampel Dengan Cara Mengurangkan R
2
O
3
dengan Fe
2
O
3
Pengurangan I
Al
2
O
3
= R
2
O
3
- Fe
2
O
3
= 26 - 0,1904 = 25,8096
Pengurangan II
Al
2
O
3
= R
2
O
3
- Fe
2
O
3
= 25 - 0,1913 = 24,8087
Pengurangan II
Al
2
O
3
= R
2
O
3
- Fe
2
O
3
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
= 25 - 0,1913 = 24,8087
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh nilai Al
2
O
3
rata-rata : Al
2
O
3
rata-rata = n
O Al
3 2
∑
=
3 4270
, 75
= 25,1423
Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al
2
O
3
Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009.
USU Repository © 2009
4.3. Pembahasan