Pemisahan Seskuioksida R Memilih Bahan Pengendapan Yang Sesuai

Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al 2 O 3 Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009. USU Repository © 2009 diinginkan. Hal ini dapat mencegah polusi lingkungan dari sisa-sisa aluminium yang telah digunakan. 7. Konduktivitas Panas Konduktivitas panas aluminium lebih besar dari logam-logam lainnya. Sebab itu aluminium tidak hanya digunakan untuk peralatan pemindah panas, tetapi juga digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti ketel, panic, dan lain-lain. 8. Pemantul Panas Aluminium mempunyai sifat memantulkan panas yang tinggi sesuai dengan sifatnya yang baik dalam memantulkan sinar ultra-ungu sampai infra-merah. Oleh karena ini, maka aluminium digunakan pada alat pemanas dan alat pengering infra-merah. Selain itu aluminium yang mempunyai sifat radiasi kecil digunakan juga atap-atap rumah dan bagian-bagian pengisolasi panas. 9. Tidak bersifat magnetik Pada suhu kamar aluminium tidak terpengaruh oleh medan magnetik, karena sifat ini maka aluminium dapat digunakan sebagai bahan inti magnet yang mengelilingi kompas aluminium yang dipakai pada kapal laut. 10. Dapat membentuk padatan Untuk kebutuhan tertentu, aluminium dapat dipadukan dengan logam-logam lain, seperti : Cu, Mg, Si, dan Zn. Setelah dilakukan pengolahan panas dan pengerasan tarik, dapat dihasilkan campuran paduan yang mempunyai tegangan tarik yang tinggi sebagai bahan struktur karena sifatnya yang ringan. Paduan aluminium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang, komstruksi mobil dan sebagainya. Dari sifat-sifat aluminium diatas dapat kita lihat bahwa aluminium sangat penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan diatas perlu diadakan rekayasa teknologi metalurgi untuk mengolah bahan-bahan logam yang semakin baik. Davis J.R., 1980

2.7. Pemisahan Seskuioksida R

2 O 3 Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al 2 O 3 Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009. USU Repository © 2009 Pemisahan golongan R 2 O 3 dari alkali tanah dan ion logam alkali dalam analisis kimia batu kapur dan dolimite biasanya dilakukan dengan mengendapkan yang pertama dengan ammonium hidroksida sebagai sebuah campuran oksidasi hidrat. Pengendapan copresipitasi ion kalsium dan ion magnesium dapat diabaikan ketika prosedur pengendapan presipitasi ganda dilaksanakan. Dengan teknik ini, untuk mendapatkan hasil analisa yang akurat, maka seharusnya percobaan dilakukan sebanyak dua atau tiga kali untuk setiap sampel. Prosedur yang berbeda yang menggunakan amonium hidroksida telah diuraikan dalam literature metode pemisahan ion logam trivalent dari ion logam divalent dalam suatu larutan. Metode “ basic-acetate” telah dicoba dengan hasil yang memuaskan. Penggunaan asam benzoic dan ammonium benzoate dapat memisahkan ion ferri, ion aluminium dan ion kromium dari ion logam divalent secara kuantitatif dengan mengabaikan pengendapan yang terakhir. Senyawa nitrogen organic seperti piridin, heksametilenetetramin, dan urea juga telah digunakan untuk membuat pemisahan suatu senyawa yang telah diketahui diatas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh seorang penemu 2-hidroksipropil etilendiamin sebagai agen pengkelat yang mungkin, telah dinyatakan bahwa ion ferri dan ion aluminium diendapkan secara kuantitatif dengan menggunakan suatu reagen untuk membuat pH diantara 6,0-6,5. Dalam penambahannya, telah ditemukan bahwa ion ferri dan ion aluminium terpisah secara kuantitatif dari kalsium dan magnesium dengan mengabaikan pengendapan ion yang lain. Untuk menghasilkan senyawa Al 2 O 3 dan Fe 2 O 3 dilakukan dengan pemijaran pada suhu 1000 C. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa tersebut adalan endapan senyawa seskuioksida R 2 O 3 dalam analisa batu kapur dan dolomite. http:www.pdf+Determination+of+R2O3.or.id.

2.8. Memilih Bahan Pengendapan Yang Sesuai

Seandainya suatu unsur utama dari senyawa yang sukar larut digunakan untuk pengukuran secara gravimetric dengan menggunakan metode pengendapan, maka seharusnya harus memperhatikan bahan-bahan yang sesuai. Sebelum melakukan perlakuan, kita seharusnya mencatat bahwa endapan yang terbentuk selama analisis harus dilakukan pemijaran. Oleh karea itu, keseringan bukan senyawa yang Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al 2 O 3 Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009. USU Repository © 2009 terendapkan, akan tetapi sebagian senyawa yang dihasilkan ditimbang.. Berdasarkan hal diatas, perbedaan yang terdapat dalam analisis dengan metode gravimetric adalah diantara bentuk endapan dan bentuk yang ditimbang. Bentuk endapan yang dihasilkan maksudnya adalah senyawa yang mengalami pengendapan dari suatau larutan yang bereaksi dengan suatau reagen yang sesuai, dan bentuk yang ditimbang maksudnya adalah senyawa yang ditimbang bobotnya dari suatu pengukuran yang mana akan menjadi hasil akhirnya. Sebagai contoh, dalam penentuan Fe 3+ dan Al 3+ dengan bentuk endapannya biasanya dalam bentuk FeOH 3 dan AlOH 3 yang terbentuk dengan penambahan larutan NH 4 OH. Bentuk yang ditimbang adalah dalam bentuk Fe 2 O 3 dan Al 2 O 3 , terbentuk dari pemijaran dari hidroksidasinya, sebagai contoh : 2FeOH 3 Fe 2 O 3 + 3H 2 O Perbedaan kelarutan hidroksidanya dapat diketahui untuk pemisahan kation, dengan menggunakan larutan pH. Sebagai contoh, ditunjukkan bahwa larutan harus dalam kondisi basa pH ≥11,3 untuk mengendapkanmagnesium oksida SP = 5X10 - 12 . Untuk besi oksida SP = 3,8 X 10 -33 diendapkan hamper kompleks walaupun dalam kondisi pH ≥3,5. Aluminium hidroksida SP = 1,9 X10 -33 juga diendapkan dalam larutan asam pH ≤5. Berdasarkan hal diatas maka dalam analisis bahan tambang dan batu kapur maka aluminium dan besi dipisahkan dari magnesium, kalsium dan unsur bivalen yang lain dengan pengendapan sebagai hidroksidanya yakni AlOH 3 dan FeOH 3 . Pengendapan dapat terjadi dengan efektif dengan penambahan basa lemah seperti larutan ammonia yang akan menghasilkan garam ammonium yang menahan pemisahan NH 4 OH. Selain daripada NH 4 OH, larutan piridin C 5 H 5 N juga dapat dipakai dimana basa lemah ini akan membuat kondisi pH sekitar 6,5. Frofidierman Sonik Purba : Penentuan Kadar Aluminium Oksida Al 2 O 3 Dalam Limbah Pengolahan Aluminium, 2009. USU Repository © 2009 Dalam metode ini dan untuk pertimbangan penggunaan metode ini, maka kadang-kadang untuk memisahkan kation dengan pengendapan sebagai hidroksidanya atau garam dasarnya terbentuk dari hidrolisis. Sebagai contoh, dalam analisis untuk brang tambang dan batu kapur dan senyawa material seperti ion Fe 3+ dan ion Al 3+ kadang-kadang diendapkan dengan penambahan sodium asetat maupun senyawa ammonium asetat atau bias juga dengan penambahan 2N CH 3 COONa. V.Alexeyev,2001

2.9. Besi dan Penentuannya secara Spektrofotometri