Kelapa Sawit Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Muhammad Fadli Azmi : Transesterifikasi Heterogen Antara Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Menggunakan Katalis K 2 O-CaO, 2010.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak Sayuran

Minyak sayuran adalah lipid yang dihasilkan dari tumbuh- tumbuhan. Walaupun kebanyakan dari tanam-tanaman dapat menghasilkan minyak tetapi biji-bijian merupakan sumber yang utama. Minyak sayuran dapat digunakan baik untuk keperluan memasak maupun untuk keperluan industri. Beberapa jenis minyak seperti minyak biji kapas, minyak jarak, minyak kelapa sawit dan beberapa jenis dari minyak lobak tidak cocok untuk dikonsumsi tanpa pengolahan khusus. Seperti halnya semua lemak, minyak sayuran merupakan senyawa ester dari gliserin dan beberapa campuran dari berbagai jenis asam lemak, tidak larut dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik Minyak yang dihasilkan dari tanaman telah banyak digunakan untuk beberapa keperluan dalam waktu yang lama. Kegunaan dari minyak sayuran dapat dibedakan atas 4 bagian besar yaitu : 1. Makanan atau pelengkap makanan 2. Obat-obatan dan aromaterapi 3. Keperluan industri 4. Bahan bakar seperti biodiesel Tambun, 2006.

2.1.1. Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis berasal dari Guinea di pesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin sepanjang garis equator antara garis lintang utara 15 o dan lintang selatan 12 o . Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis, dengan suhu antara 24 o C – 32 o C dengan kelembaban yang tinggi dan curah hujan 200 mm tahun. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 perikarp dan 20 buah yang dilapisi kulit yang tipis. Kandungan Muhammad Fadli Azmi : Transesterifikasi Heterogen Antara Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Menggunakan Katalis K 2 O-CaO, 2010. minyak dalam perikarp sekitar 30 – 40. Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang sangat berlainan sifatnya, yaitu : 1. Minyak sawit CPO, yaitu minyak yang berasal dari sabut kelapa sawit 2. Minyak inti sawit CPKO, yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa sawit Pada umumnya minyak sawit mengandung lebih banyak asam-asam palmitat, oleat dan linoleat jika dibandingkan dengan minyak inti sawit. Minyak sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik lebur dari gliserida tersebut tergantung pada kejenuhan asam lemaknya. Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik lebur dari minyak sawit tersebut Tambun, 2006.

2.1.2 Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Asam lemak yang paling dominan pada minyak kelapa sawit adalah Asam palmitat C16:0 asam lemak jenuh dan asam oleat C18:1 asam lemak tak jenuh May, 1994. Tabel 2.1. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit Allen,1992. Asam Lemak Persen Komposisi 1 Asam Kaprilat 8:0 0,1 2 Asam Kapriat 10:0 0,1 1 Asam Laurat 12:0 0,9 2 Asam Miristat 14:0 1,3 3 Asam Palmitat 16:0 43,9 4 Asam Stearat 18:0 4,9 5 Asam Oleat 18:1 39 6 Asam Linoleat 18:2 9,5 7 Asam Linolenat 18:3 0.3 Disamping komponen utama penyusun minyak kelapa sawit berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh stearin dan olein, juga terdapat komponen minor yang terdapat pada minyak kelapa sawit dalam jumlah kecil. Minyak kelapa sawit mengandung sekitar 1 komponen minor diantaranya: karoten, vitamin E tokoferol dan tokotrienol, sterol, posfolipida, glikolipida, terpena dan hidrokarbon alifatik. Kegunaan yang terpenting dari karoten dan vitamin E adalah memberikan kontribusi sifat fisiologis yang penting pada tubuh May, 1994. Muhammad Fadli Azmi : Transesterifikasi Heterogen Antara Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Menggunakan Katalis K 2 O-CaO, 2010. Tabel 2.2. Komponen minor dari minyak kelapa sawit Tan, 1981. 1 Karotenoid 500-700 2 Tokoperol dan Tokotrienol 600-1.000 3 Sterol 326-527 4 Phospholipid 5-130 5 Triterpen Alkohol 40-80 6 Metil Sterol 40-80 7 Squalen 200-500 8 Alkohol Alifatik 100-200 9 Hidrokarbon Alifatik 50 Minyak sawit merupakan sumber karotenoid alami yang paling besar. Kadar karotenoid dalam minyak sawit yang belum dimurnikan berkisar 500 - 700 ppm dan lebih dari 80 persennya adalah α dan ß-karoten May, 1994.

2.1.3. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit