Analisis Residu Analisis Korelasi

Muhammad Fadli Azmi : Transesterifikasi Heterogen Antara Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Menggunakan Katalis K 2 O-CaO, 2010. suhu dinaikkan sebesar satu derejat Celcius dan rata – rata yield metil ester akan naik sebesar 0,640 jika waktu reaksi dinaikkan sebesar satu menit.

4.2.3. Analisis Residu

Besarnya penyimpangan atau kesalahan baku yield yang sebenarnya terhadap yield yang diperkirakan, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.12. Penjumlahannya terdapat pada lampiran 6. Selanjutnya, hasil dari penjumlahannya disubstitusikan kedalam persamaan 3.11 sehingga diperoleh: 1 3 8 90,0880 123 − − = y S diperoleh S y123 = 4,75 Dari hasil analisis residu tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penyimpangan rata – rata sebesar 4,75 pada yield metil ester yang dihasilkan pada setiap perlakuan dalam penelitian ini.

4.2.4. Analisis Korelasi

4.2.4.1. Analisis Korelasi Pearson

1. Pengaruh Perbandingan Mol sisa CPO dengan Metanol pada Proses

Transesterifikasi basa terhadap Yield Metil Ester Besarnya Pengaruh atau hubungan perbandingan mol sisa CPO dengan metanol pada proses transesterifikasi basa terhadap yield metil ester dapat ditentukan dengan menghitung koefisien korelasi Pearson menggunakan persamaan 3.13, hasil penjumlahan lampiran 7, secara matematis digambarkan: } 11790.34 901 . 8073 2 }{ 576 306 2 { 5834 , 108 24 033 . 1501 2 2 2 1 − − − = yx r diperoleh : r yx1 = 0,93223 korelasi sangat kuat. Koefisien korelasinya sebesar 0,93223. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh perbandingan mol sisa CPO dan metanol pada transesterifikasi basa terhadap yield metil ester yang dihasilkan adalah sebesar 93.22 . Muhammad Fadli Azmi : Transesterifikasi Heterogen Antara Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Menggunakan Katalis K 2 O-CaO, 2010.

2. Pengaruh Suhu pada Proses Transesterifikasi Basa terhadap

Yield Metil Ester Besarnya pengaruh atau hubungan suhu reaksi pada proses transesterifikasi basa terhadap yield metil ester dapat ditentukan dengan menghitung koefisien korelasi Pearson menggunakan persamaan 3.13, hasil penjumlahan lampiran 7 secara matematis digambarkan: } 9 , 59443 1989,29 3 }{ 25 , 35156 25 , 11731 3 { 8111 , 243 5 . 187 51 , 15270 3 2 2 2 − − − = yx r diperoleh: r yx2 = 0,993258 korelasi sangat kuat. Koefisien korelasinya sebesar 0,993258. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh perbandingan suhu pada transesterifikasi basa terhadap yield metil ester yang dihasilkan adalah sebesar 99,33 .

3. Pengaruh Waktu Reaksi pada Proses Transesterifikasi Basa terhadap

Yield Metil Ester Besarnya pengaruh atau hubungan waktu reaksi pada proses transesterifikasi basa terhadap yield metil ester dapat ditentukan dengan menghitung koefisien korelasi Pearson menggunakan persamaan 3.13, hasil penjumlahan lampiran 7 dan secara matematis digambarkan: } 9771,25 3 7 , 14150 3 }{ 72900 26100 3 { 4273 , 199 270 32 , 19216 3 2 2 3 − − − = yx r diperoleh : r yx3 = 0,999678 korelasi sangat kuat. Koefisien korelasinya sebesar 0,999678 Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh waktu pada transesterifikasi basa terhadap yield metil ester yang dihasilkan sebesar 99,97 .

4.2.4.2 Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda berguna untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh ketiga variabel bebas yaitu perbandingan mol sisa CPO : metanol, suhu reaksi dan waktu reaksi pada proses transesterifikasi basa secara bersamaan terhadap variabel terikat yaitu yield metil ester. Muhammad Fadli Azmi : Transesterifikasi Heterogen Antara Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Menggunakan Katalis K 2 O-CaO, 2010. Dengan menghitung koefisien determinasi menggunakan persamaan 3.16, persamaan 3.17, persamaan 3.18 dan persamaan 3.19 maka secara matematis digambarkan: ∑ − = 9 3031 . 628 126 385 . 9067 1 y x = 271.1416 ∑ − = 9 3031 . 628 5 . 577 48 . 40262 2 y x = -53.63 9 3031 . 628 990 41 . 70681 3 ∑ − = y x = 1568.069 9 39476.7 26 . 47973 2 2 ∑ − = y = 4110.516 Nilai – nilai tersebut beserta koefisien regresi selanjutnya disubstitusikan kedalam persamaan 3.20 berikut: 5475 , 3766 348 , 1371 640 , 575 , 4127 780 , 1 037 , 278 10,551 2 , , 3 2 1 + − + = X X X R sehingga diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,916897 2 , , 3 2 1 = X X X R dan diperoleh koefisien korelasi ganda untuk tiga variabel bebas sebesar 3 2 1 , , X X X R = 0,957547 Uji Signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dengan taraf kepercayaan 95 α = 5 dengan menggunakan persamaan 3.21 : 38877 . 18 0.916897 1 3 1 3 9 0.916897 = − − − = hit F Melalui tabel distribusi frekuensi diperoleh F tabel =3,10 , karena F Hit F Tabel maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan pengaruh ketiga variabel bebas pada sampel dapat diberlakukan ke populasi. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya persentase pengaruh ketiga variabel bebas yaitu perbandingan mol sisa CPO : metanol, suhu reaksi dan waktu reaksi pada proses transesterifikasi basa secara bersamaan adalah 95,75 terhadap pembentukan yield metil ester pada proses transesterifikasi basa dengan menggunakan katalis 10 K 2 O-CaO. Dari perlakuan transesterifikasi basa diperoleh bahwa hasil yield metil ester maksimum diperoleh dengan mereaksikan sisa CPO Muhammad Fadli Azmi : Transesterifikasi Heterogen Antara Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Menggunakan Katalis K 2 O-CaO, 2010. 9 12 15 18 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 7 9 11 13 15 17 19 yi el d dengan metanol melalui perbandingan mol 1 : 15. pada suhu reaksi 65 o C direaksikan selama 120 menit diperoleh yield sebesar 87,30.

4.3. Pembahasan