15 3.
Two Factor Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herzberg 1969. Herzberg membagi
situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok satisfiers atau motivator dan kelompok
dissatisfiers atau hygiene factors. Satisfiers motivator atau intrinsic factor, job content dan motivator, adalah
faktor-faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja terdiri dari: achievement, recognition, work it self, responsibility and
advancement. Hadirnya faktor ini akan menimbulkan kepuasan tetapi tidak hadirnya faktor ini tidak selamanya menimbulkan ketidakpuasan.
Dissatisfiers hygiene factors atau extrinsic factor, job content, adalah faktor- faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari:
company policy and administration, supervision technical, salary, interpersonal relation, working condition, job security dan status. Perbaikan
terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja. Artinya, bahwa
perbaikan terhadap salary dan working condition tidak akan menimbulkan ketidakpuasan tetapi hanya mengurangi ketidakpuasan.
8
2.4. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Banyak faktor yang telah diteliti sebagai faktor-faktor yang mungkin menentukan kepuasan kerja. Beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya
sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tentang kepuasan kerja, antara lain oleh:
10,8
16 1.
Harold E. Burt, faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja: a.
Faktor hubungan antar karyawan, antara lain: hubungan antar manajer dengan karyawan, faktor fisis dan kondisi kerja, hubungan sosial diantara
karyawan, sugesti dari teman sekerja, emosi dan situasi kerja. b.
Faktor individual, seperti: sikap orang terhadap pekerjaannya, umur orang sewaktu bekerja, dan jenis kelamin.
c. Faktor-faktor luar, seperti: keadaan keluarga karyawan, rekreasi dan
pendidikan. 2.
Ghiselli Brown, faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja: a.
Kedudukan posisi Pada umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dari pada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah.
b. Pangkat golongan
Kedudukan pangkat yang naik dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah merupakan suatu hal yang membuat seseorang merasa senang dan
bangga. c.
Umur Umur menurut penelitian mempunyai hubungan yang positif dengan
kepuasan kerja. Umur diantara 25-34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasan kurang
puas terhadap pekerjaan.
17 d.
Jaminan finansial dan jaminan sosial Jaminan-jaminan ini secara nyata banyak berpengaruh terhadap kepuasan
kerja. e.
Mutu pengawasan Hal ini berupa adanya perhatian dan hubungan yang baik antara pihak
pimpinan dengan bawahan sehingga karyawan merasa bahwa ia adalah merupakan bagian penting dari perusahaan atau organisasi kerja.
3. Blum, faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja adalah:
a. Faktor individual seperti umur, watak, dan harapan.
b. Faktor sosial seperti hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,
kesempatan berekreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.
c. Faktor utama dalam pekerjaan seperti upah, pengawasan, ketentraman
dalam kerja, kondisi kerja, kesempatan untuk maju, penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam
menyelesaikan konflik antar manusia, dan perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas.
4. Gilmer, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:
a. Kesempatan untuk maju, yaitu ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja. b.
Keamanan kerja, yaitu keadaan yang aman yang sangat mempengaruhi perasaan karyawan sewaktu bekerja.
18 c.
Gaji, gaji yang lebih banyak tidak selamanya menimbulkan kepuasan karena jarang orang mengekspresikan kepuasannya dengan sejumlah
uang. d.
Perusahaan dan manajemen, dimana perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
e. Pengawasan supervisi, dengan supervisi yang baik dari seorang
supervisor yang dapat berperan sebagai figur ayah yang baik bagi bawahannya dapat mengurangi tingkat absensi dan turn over.
f. Faktor intrinsik dari pekerjaan, sukar dan mudahnya serta kebanggaan
akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan. g.
Kondisi kerja, termasuk kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat parkir.
h. Aspek sosial dalam pekerjaan, adalah sikap yang sulit untuk digambarkan
tetapi dipandang sebagai faktor yang puas atau tidaknya dalam kerja. i.
Komunikasi, yaitu adanya komunikasi yang lancar antara atasan dengan bawahan dan adanya penghargaan terhadap pendapat ataupun prestasi
karyawan. j.
Fasilitas, seperti adanya cuti, dana pensiun dan perumahan. 5.
Caugemi dan Claypool, hal-hal yang menyebabkan rasa puas adalah : a prestasi, b penghargaan, c kenaikan jabatan, d pujian dan hal-hal yang
menyebabkan ketidakpuasan adalah: a kebijaksanaan perusahaan, b supervisor, c kondisi kerja dan d gaji.
19 Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dirangkum mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
8
A. Faktor Psikologi
Merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan
keterampilan. Untuk menelusuri faktor ini, maka perlu diketahui faktor-faktor yang merupakan sumber perbedaan individu di dalam bekerja yaitu:
1. Faktor fisik
a. Bentuk tubuh dan komposisinya
Bentuk tubuh meliputi besar kecilnya tubuh, bagian-bagiannya, warna kulit dan kelengkapan anggota badan. Sedangkan komposisinya meliputi
bagaimana letak dan kesesuainnya dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Penting dan tidaknya pengaruh kedua hal tersebut di dalam pekerjaan
tergantung jenis pekerjaannya. b.
Taraf kesehatan fisik Taraf kesehatan pada umumnya berbeda. Perbedaan ini bisa dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ada yang mudah diserang penyakit dan ada pula orang yang daya tahannya terhadap penyakit cukup kuat.
c. Kemampuan panca indera
Kemampuan fisik yang berwujud kemampuan panca indera diperlukan di dalam bekerja. Misalnya untuk bekerja di bagian perusahaan rokok
diperlukan kemampuan penciuman yang baik.
20 2.
Perbedaan individu dalam segi psikis a.
Bakat Bakat ialah kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana kesuksesan
individu untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu, apabila individu itu diberi latihan-latihan tertentu. Setiap pekerjaan membutuhkan
bakat yang berbeda-beda. Dengan adanya kesesuaian antara bakat dan pekerjaan, maka hasil kerjanya menjadi lebih sukses.
b. Minat
Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan
untuk mencari objek yang disenangi itu.
B. Faktor Sosial
Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis
pekerjaannya. Kebutuhan sosial bisa diperoleh dari hubungan antara atasan dengan
bawahan. Pada hakekatnya setiap karyawan menginginkan perlakuan yang adil. Mereka ingin agar suara mereka didengar kalau atasannya melakukan tindakan
yang salah, mereka menginginkan agar diakui kalau melakukan pekerjaan dengan baik, dan akhirnya setiap karyawan menginginkan adanya perhatian, baik dari
atasan maupun teman sekerja. Tidak peduli apakah pekerjaan yang dilakukan berhasil dengan baik atau tidak. Perbedaan individual mengenai besarnya
perharian yang diterima tetap merupakan masalah yang baik bagi pimpinan. Tidak
21 semua karyawan mempunyai perasaan sama terhadap perhatian yang diberikan
oleh seorang pimpinan.
15
C. Faktor Fisik
Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
Kondisi lingkungan kerja perlu mendapat perhatian yang serius karena lingkungan kerja yang nyaman dan aman sangat menentukan puas tidaknya
karyawan dalam melakukan pekerjaannya di lingkungan tersebut. Lingkungan harus memenuhi syarat-syarat lingkungan kerja yang baik, pemeliharaan rumah
tangga yang baik meliputi penimbunan, pengaturan mesin, bejana-bejana dan lainnya, keadaan gedung yang selamat yang memiliki alat pemadam kebakaran,
pintu keluar darurat, lobang ventilasi dan lantai yang baik, dan perencanaan yang baik yang terlihat dari pengaturan operasi, pengaturan tempat mesin, proses yang
selamat, cukup alat-alat, cukup pedoman-pedoman pelaksanaan dan aturan.
8
Syarat-syarat lingkungan kerja yang meliputi ventilasi, penerangan cahaya, sanitasi dan suhu, udara. Suhu di tempat kerja sangat berpengaruh terhadap
efisiensi kerja. Suhu nikmat adalah sekitar 24-26 ˚C. Kerja pada suhu yang tinggi
dapat membahayakan, oleh karena itu perlu penyesuaian dengan waktu kerja dan penggunaan perlindungan yang tepat. Aspek lain yang tak kalah penting adalah
penerangan. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek- objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak
22 perlu. Lebih dari pada itu, penerangan yang memadai memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.
1
Penerangan harus memperhatikan tidak timbulnya kesilauan glare, pantulan dari permukaan yang berkilat dan peningkatan suhu ruangan. Ternyata
lampu fluorescent neon lebih memenuhi syarat dalam hal ini.
16
Mengenai masalah waktu kerja, dalam Undang-undang No. 1 tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya Undang-undang kerja tahun 1948 No. 12, telah
diatur tentang aturan waktu kerja dimana dalam pasal 10 ayat 1 kalimat pertama berbunyi “Buruh pekerja tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 7 jam
sehari dan 40 jam seminggu. Begitu pula dengan waktu istirahat dimana dalam pasal 10 ayat 2 Undang-Undang yang sama menyebutkan bahwa setelah buruh
atau pekerja menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus menerus harus diadakan waktu istirahat sedikit-dikitnya setengah jam lamanya, waktu istirahat itu tidak
termasuk jam kerja. Waktu istirahat ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali tenaganya dan waktu istirahat makan setelah bekerja selama 4 jam terus menerus
harus diberikan waktu istirahat sedikit-dikitnya 30 menit lamanya untuk memulihkan kembali menjalankan pekerjaannya.
1
D. Faktor Finansial
Merupakan faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji upah, jaminan sosial, macam-macam
tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
8
Faktor ini cukup berpengaruh terhadap kepuasan karyawan. Misalnya faktor upah, sebagian besar karyawan bila ditanya apa yang menjadi motivasinya untuk
23 bekerja, maka ia akan menjawab untuk memperoleh gaji. Ini berarti gajiupah
mempunyai arti penting dalam kerja. Upah adalah pengganti atas jasa yang telah diserahkan oleh pekerja kepada pihak lain atau majikan upah dan wujudnya dapat
bermacam-macam. Sehubungan dengan pentingnya masalah upah dalam pekerjaan, maka perlu diberikan perlindungan upah kepada tenaga kerja yang
telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah. Sejalan dengan itu telah dikeluarkan pula Keputusan
Gubernur Sumatera Utara No. 5614695KTahun 2000 tentang Penetapan Upah Minimum dan Upah Minimum Sektoral Propinsi Sumatera Utara Tahun 2001,
yang diukur berdasarkan kebutuhan fisik minimum. Kebutuhan fisik minimum didefenisikan sebagai kebutuhan dari seorang pekerja yang diukur menurut
jumlah kalori, protein, vitamin-vitamin, dan bahan mineral lainnya yang diperlukan sesuai kebutuhan minimum dan syarat-syarat kesehatan pekerja.
15
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi balas jasa upah, tunjangan dari dalam perusahaan adalah:
1. Berat ringannya suatu pekerjaan: untuk pekerjaan yang mengandung resiko
tinggi pemberian kompensasi akan lebih tinggi dari pada pekerjaan yang tidak mengandung resiko tinggi.
2. Kemampuan kerja dari karyawan tersebut: kemampuan seseorang harus
dihargai perusahaan dengan memberikan kompensasi yang memadai dengan kemampuan karyawan.
3. Jabatan atau pangkat.
24 4.
Penddidikan: dalam pemberian kompensasi balas jasa pendidikan menjadi pertimbangan, pemberian kompensasi sesuai dengan pendidikan karyawan
yang bersangkutan. 5.
Lama bekerja: makin lama karyawan bekerja tentu akan mengharapkan kompensasi balas jasa yang meningkat sesuai lamanya karyawan bekerja.
17
Selain faktor upah, faktor finansial lain yang tak kalah pentingnya adalah promosi atau kesempatan untuk maju. Salah satu dorongan seseorang bekerja
pada suatu perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat manusia pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi
yang dipunyai pada saat ini. Kesempatan untuk maju di dalam suatu organisasi sering disebut sebagai promosi naik pangkat. Suatu promosi berarti perpindahan
dari jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan
peningkatan gajiupah dan hak-hak lainnya. Walaupun demikian ada promosi yang tidak disertai dengan peningkatan gajiupah yang disebut sebagai promosi
kering. Promosi dibedakan dengan transfer, karena transfer hanya menyangkut kepindahan jabatan ke jabatan lain, dalam artian status, tanggung jawab dan
gaji.
15
25
2.5 Kerangka Konsep