Pengukuran Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 Menggunakan Performance Indicator Measurement Yang Dikeluarkan Oleh American Library Association (ALA)

(1)

PENGUKURAN KINERJA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA TAHUN 2010 MENGGUNAKAN

PERFORMANCE INDICATOR MEASUREMENT YANG

DIKELUARKAN OLEH AMERICAN

LIBRARY ASSOCIATION (ALA)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh : ISJI HARDI

090723002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S1 MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengukuran Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 Berdasarkan ISO 11620

Oleh : Isji Hardi

NIM : 090723002

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua Jurusan : Dr. Irawati A. Kahar., M. Pd.

Tanda Tangan :

:

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.

Tanda Tangan :

:


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengukuran Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 Berdasarkan ISO 11620

Oleh : Isji Hardi

NIM : 090723002

Pembimbing I : Drs. Jonner Hasugian, M. Si.

Tanda Tangan :

:

Tanggal :

Pembimbing I : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd.

Tanda Tangan :

:


(4)

LEMBAR ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah satu penelitian untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Peneliti membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan peneliti dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari peneliti dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, 2011.

Peneliti,

Isji Hardi


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatNya jualah maka peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi. Judul penelitian ini adalah “Pengukuran Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 Berdasarkan ISO 11620”

Peneliti menyadari akan adanya kekurangan/kelemahan dalam penulisan penelitian ini, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

Ucapan terima kasih yang tak tehingga penulis sampaikan kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Syahroni Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawati A. Kahar, M.Pd, selaku ketua Program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan sekaligus sebagai dosen mata kuliah Statistik. 3. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M. Si., selaku dosen Pembimbing I dan Dra.

Zaslina Zainuddin, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan pengarahan demi kelancaran penelitian ini

4. Kepala Perpustakaan USU seluruh staf dan pegawai yang telah memberikan informasi yang penulis butuhkan selama mengadakan penelitian

5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

6. Kepada Ayah dan Ibunda tercinta serta keluarga yang selalu berdoa dan berkorban bagi penulis sehingga menyelesaikan studi.

7. Istri tercinta Sri Bulan Juli Nainggolan yang telah membantu penulis baik secara moril dan spritual ikut berpartisipasi menyelesaikan penelitian ini. 8. Seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam penulisan penelitin

ini.

Akhirnya semoga atas jasa-jasa Bapak/Ibu/Saudara, dan semua pihak mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.


(6)

ABSTRAK

Isji Hardi, 2011.“Pengukuran Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Tahun 2010 Berdasarkan ISO 11620” Medan: Program Ekstensi

S1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Perpustakaan sebagai institusi/organisasi perlu diukur dan dinilai. Karena, perpustakaan sebagai lembaga pengelola dokumentasi dan jasa informasi harus ditangani secara profesional dengan mengikuti ketentuan dan standarisasi pengukuran yang profesional pula. Penilaian kinerja perpustakaan akan baik apabila didukung dengan pengukuran kinerja perpustakaan yang berlaku internasional yaitu ISO 11620. Memang pada ISO 11620 ini telah dicatat sebagian besar indikator berupa data kumulatif seperti jumlah koleksi, jumlah pengunjung, jumlah peminjam, jumlah pegawai, dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui perkembangan pengukuran perpustakaan USU, tidak ada cara lain selain mengukur kinerja yang telah kita capai dan membandingkannya dengan kinerja sebelumnya. Saat ini belum ada pedoman lain untuk mengukur kinerja perpustakaan perguruan tinggi yang diterbitkan secara resmi selain yang diterbitkan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Indikator kinerja pada pedoman ini mengacu kepada Performance Indicator Measurement dalam makalah Abdul Rahman Saleh yang dikeluarkan oleh American Library Association (ALA). Semua ukuran kinerja ini tercantum dalam ukuran kinerja menurut ISO 11620. Beberapa ukuran pada ISO 11620 sengaja belum disertakan dalam pedoman ini karena kemungkinan masih sulit diterapkan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), dengan menggunakan Performance Indicator

Measurement. Kemudian aspek yang di ukur yatu: (1) Circulation perCapita, (2) In-Library Material Use perCapita, (3) In-Library Visit perCapita, (4) Program Attandance perCapita, (5) Reference Transactions PerCapita, (6) Reference Fill Rate, (7) Title Fill Rate, (8) Subject and Autor Fill Rate, (9) Registration as a Percentage of Population, (10) Turnover Rate.

Sebagai Gambaran Hasil sementara dari penelitian ini menunjukkan penilaian kinerja perpustakaan dapat dilihat sebagai berikut: (1) Circulation perCapita dengan hasil yang wajib dilayani 7 eksemplar buku yang di pinjam, (2) ) In-Library Material

Use perCapita jumlah yang di gunakan perorang 47 eksemplar pertahun, (3) Library Visit perCapita yaitu yang berkunjung 32 kali kunjungan pertahun, (4) Program Attandance perCapita yaitu peserta yang ikut keacara yang dilakukan pertahun 0,07

kali, (5) Reference Transactions PerCapita yaitu permintaan informasi pertahun 0,05 permintaan informasi yang dilakukan, (6) Reference Fill Rate yaitu mengukur semua pertanyaan yang dapat dijawab oleh petugas sebesar 100% pertahun, (7) Title Fill

Rate yaitu judul koleksi yang diinginkan pertahun sebesar 36,4%, (8) Subject and Autor Fill Rate yaitu permintaan literatur pertahun sebesar 64,5%, (9) Registration as a Percentage of Population yaitu anggota yang mendaftar kembali sebesar 93,30%

pertahun, (10) Turnover Rate yaitu rata-rata koleksi yang digunakan pertahun 3 kali peminjaman .


(7)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 6

BAB II. KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi... 7

2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi... 7

2.1.2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi... 8

2.1.3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi... 10

2.2. Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi... 11

2.2.1. Pengertian Kinerja ... 11

2.2.2. Tujuan Kinerja ... 13

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 13

2.2.4. Aspek-aspek Standar Kinerja ... 15

2.2.5. Tolak Ukur Kinerja ... 16

2.2.6. Evaluasi Kinerja ... 17

2.3. Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi... 18

2.3.1. Pengertian Layanan ... 18

2.3.2. Kualitas Layanan ... 20

2.3.3. Teknik Layanan ... 21

2.4. Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi... 23


(8)

2.4.2. Fungsi dan Tujuan Pengukuran... 25

2.4.3. Alat Pengukuran... 26

2.4.4. Standar Pengukuran yang digunakan... 28

2.4.5. Model Pengukuran... 28

2.4.6. Pendekatan-Pendekatan Pengukuran... 30

2.5. ISO (International Organization for Standardization) ... 32

2.6. ISO (International Organization for Standardization) 11620 ... 33

2.7. Standar Indikator Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi... 34

2.7.1. Standarisasi ... 34

2.7.2. Indikator Kinerja ... 36

2.7.2.1. Pengertian Indikator... 36

2.7.2.2. Fungsi Indikator... 37

2.7.2.2. Syarat Indikator... 37

2.7.3. Indikator Kinerja perpustakaan... 38

2.8. Pedoman Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi mengacu kepada Performance Indicator Measurement yang di keluarkan oleh American Library Association (ALA) ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 42

3.2. Unit Analisis... 43

3.3. Instrumen Penelitian ... 43

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5. Jenis dan Sumber Data……... 44

3.6. Analisis Data... 44

BAB IV. HASIL PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Kinerja Perpustakaan USU mengacu kepada Performance Indicator Measurement... 50

4.1.1. Sirkulasi perKapita (Circulation perCapita)... 50

4.1.2. In-Library Material Use perCapita……….. 54


(9)

4.1.4. Program Attandance perCapita... 59

4.1.5. Reference Transactions PerCapita... 63

4.1.6. Reference Fill Rate………66

4.1.7. Title Fill Rate……….……67

4.1.8. Subject and Autor Fill Rate... 69

4.1.9. Registration as a Percentage of Population... 71

4.1.10. Turnover Rate……….. 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 76

5.2. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Matriks Indikator Kinerja Perpustakaan menurut ISO 11620... 39 Tabel 2: Matriks Indikator Kinerja Perpustakaan menurut Performance

Indicator Measurement... 41

Tabel 3: Indikator Kinerja Perpustakaan yang akan dianalisis... 44 Tabel 4: Jumlah Peminjam dan Pinjaman Mahasiswa (Januari sampai dengan

Desember 2010)... 51 Tabel 5: Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari s.d. Desember 2010)... 53 Tabel 6: Jumlah In-Library Material Use (Januari s.d. Desember 2010)... 55 Tabel 7: Jumlah Lembar Bahan Pustaka yang Difotokopi (Januari s.d. Desember

2010)... 56 Tabel 8: Jumlah Pengunjung Perpustakaan (Januari s.d. Desember 2010)... 58 Tabel 9: Jumlah Pengunjung Yang Ikut ke Acara-Acara Perpustakaan (Januari

s.d. Desember 2010)... 60 Tabel 10: Jumlah Permintaan Berdasarkan Formulir Pencatatan Transaksi

Pelayanan Referensi (Januari s.d. Desember 2010)... 64 Tabel 11: Jumlah Penelusuran Permintaan Pelayanan Referensi (Januari s.d.

Desember 2010)... 66 Tabel 12: Jumlah Permintaan Penelusuran Melalui Judul Koleksi (buku dan

Lain sebagainya Januari s.d. Desember 2010)... 68 Tabel 13: Jumlah Permintaan Penelusuran Melalui Subjek dan Pengarang

(Januari s.d. Desember 2010)... 69 Tabel 14: Statistik Jumlah Permintaan Penelusuran Melalui Subjek dan Pengarang

Melalui Situs Web Perpustakaan (library.usu.ac.id Januari s.d.

Desember 2010)... 70 Tabel 15: Sebaran Peminjaman Buku Perpustakaan (Januari s.d. Desember

2010)... 73 Tabel 16: Jumlah Seluruh Koleksi Perpustakaan (Holdings) (Januari s.d.

Desember 2010... 74 Tabel 17: Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Perpustakaan USU Tahun 2010... 75


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Perkembangan Jumlah Anggota Perpustakaan (2006-2010)... 39 Gambar II : Perkembangan Jumlah Pengunjung Perpustakaan... 59


(12)

ABSTRAK

Isji Hardi, 2011.“Pengukuran Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Tahun 2010 Berdasarkan ISO 11620” Medan: Program Ekstensi

S1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Perpustakaan sebagai institusi/organisasi perlu diukur dan dinilai. Karena, perpustakaan sebagai lembaga pengelola dokumentasi dan jasa informasi harus ditangani secara profesional dengan mengikuti ketentuan dan standarisasi pengukuran yang profesional pula. Penilaian kinerja perpustakaan akan baik apabila didukung dengan pengukuran kinerja perpustakaan yang berlaku internasional yaitu ISO 11620. Memang pada ISO 11620 ini telah dicatat sebagian besar indikator berupa data kumulatif seperti jumlah koleksi, jumlah pengunjung, jumlah peminjam, jumlah pegawai, dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui perkembangan pengukuran perpustakaan USU, tidak ada cara lain selain mengukur kinerja yang telah kita capai dan membandingkannya dengan kinerja sebelumnya. Saat ini belum ada pedoman lain untuk mengukur kinerja perpustakaan perguruan tinggi yang diterbitkan secara resmi selain yang diterbitkan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Indikator kinerja pada pedoman ini mengacu kepada Performance Indicator Measurement dalam makalah Abdul Rahman Saleh yang dikeluarkan oleh American Library Association (ALA). Semua ukuran kinerja ini tercantum dalam ukuran kinerja menurut ISO 11620. Beberapa ukuran pada ISO 11620 sengaja belum disertakan dalam pedoman ini karena kemungkinan masih sulit diterapkan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), dengan menggunakan Performance Indicator

Measurement. Kemudian aspek yang di ukur yatu: (1) Circulation perCapita, (2) In-Library Material Use perCapita, (3) In-Library Visit perCapita, (4) Program Attandance perCapita, (5) Reference Transactions PerCapita, (6) Reference Fill Rate, (7) Title Fill Rate, (8) Subject and Autor Fill Rate, (9) Registration as a Percentage of Population, (10) Turnover Rate.

Sebagai Gambaran Hasil sementara dari penelitian ini menunjukkan penilaian kinerja perpustakaan dapat dilihat sebagai berikut: (1) Circulation perCapita dengan hasil yang wajib dilayani 7 eksemplar buku yang di pinjam, (2) ) In-Library Material

Use perCapita jumlah yang di gunakan perorang 47 eksemplar pertahun, (3) Library Visit perCapita yaitu yang berkunjung 32 kali kunjungan pertahun, (4) Program Attandance perCapita yaitu peserta yang ikut keacara yang dilakukan pertahun 0,07

kali, (5) Reference Transactions PerCapita yaitu permintaan informasi pertahun 0,05 permintaan informasi yang dilakukan, (6) Reference Fill Rate yaitu mengukur semua pertanyaan yang dapat dijawab oleh petugas sebesar 100% pertahun, (7) Title Fill

Rate yaitu judul koleksi yang diinginkan pertahun sebesar 36,4%, (8) Subject and Autor Fill Rate yaitu permintaan literatur pertahun sebesar 64,5%, (9) Registration as a Percentage of Population yaitu anggota yang mendaftar kembali sebesar 93,30%

pertahun, (10) Turnover Rate yaitu rata-rata koleksi yang digunakan pertahun 3 kali peminjaman .


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.6. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagai institusi/organisasi perlu diukur dan dinilai. Karena, perpustakaan sebagai lembaga pengelola dokumentasi dan jasa informasi harus ditangani secara profesional dengan mengikuti ketentuan dan standarisasi pengukuran yang profesional pula. Untuk itu, perlu dikelola dengan pendekatan sistem manajemen jaminan mutu dan selalu diukur dan dievaluasi secara berkala menurut standar tertentu.

Pegukuran kinerja yang tadinya hanya dilakukan oleh organisasi yang menerapkan TQM (Total Quality Manajement), kini mulai dibahas oleh para pimpinan perpustakaan di lingkungan internasional. Beberapa perpustakaan di berbagai negara mulai melakukan identifikasi dan melakukan uji coba pengukuran indikator kinerja di perpustakaan masing masing. Berbagai seminar internasional kemudian diselenggarakan khusus untuk membahas masalah tersebut, misalnya oleh University of Northumbria Newcastle tahun 1995, atau oleh ASLIB tahun 1996, dan 1997 (Sri Purnomowati, 2006). Berkat kerja keras sebuah komite, draft ISO 11620 mengenai indikator kinerja perpustakaan berhasil disampaikan pada konferensi IFLA ke 61 di Turki tahun 1995. Dalam kesempatan tersebut telah disosialisasikan 20 indikator kinerja yang dapat digunakan untuk semua jenis perpustakaan di semua negara (Carbone 1995). Setelah mengalami perubahan dan proses yang panjang, akhirnya draft tersebut resmi dipublikasikan pada tahun 1998.

Ada beberapa aspek pengukuran kinerja perpustakaan yang perlu diukur, yaitu: biaya input, output (luaran), efektivitas dan ekstensivitas (Queensland

Departement of Education Virtual Library 1995). Penjabaran secara rinci adalah

sebagai berikut. Pengukuran biaya input perpustakaan adalah sumberdaya yang disediakan dan digunakan untuk mendukung jasa dan produk perpustakaan. Hal ini dapat diukur dalam bentuk: staf, peralatan, sistem, koleksi, gaji, komunikasi, pembelian koleksi, pengolahan koleksi, dll.


(14)

Pengukuran output (luaran) perpustakaan adalah hasil langsung dari penggunaan sumber daya (input), misalnya berupa jasa peminjaman, jasa penelusuran, jasa fotokopi dan sebagainya. Luaran tidak hanya dapat diukur dari jumlah jasa yang dihasilkan, tetapi juga hal-hal terkait seperti: kualitas output, ketepatan waktu layanan, ketersediaan dan kemudahan akses. Jumlah luaran, misalnya: jumlah peminjaman, jumlah permintaan penelusuran, jumlah fotokopi, adapun kualitas luaran dapat berupa: relevansi koleksi, ketepatan jawaban yang diberikan, relevansi hasil penelusuran. Ketepatan waktu layanan, misalnya: waktu yang dibutuhkan untuk menunggu proses peminjaman, waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil penelusuran atau fotokopi.

Ketersediaan jasa dapat berupa: jumlah jam buka perpustakaan, periode peminjaman, jumlah karyawan yang tersedia, sementara kemudahan akses, misalnya: jarak antara jasa dengan pemakai secara fisik atau waktu, proporsi koleksi yang boleh dipinjam, proporsi koleksi yang salah susun, proporsi koleksi yang dapat langsung digunakan pemakai dan lain-lain.

Pengukuran efektivitas perpustakaan adalah efek luaran perpustakaan dilihat dari perspektif pemakai. Hal ini dapat diukur dari kepuasan dan jumlah jasa yang digunakan oleh pemakai. Jumlah jasa yang digunakan, misalnya: jumlah pengunjung perpustakaan, jumlah pemakai perpustakaan, jumlah permintaan, jumlah dokumen yang digunakan, persepsi dan kepuasan pemakai tentang jasa menyangkut kualitas, ketepatan waktu, ketersediaan dan kemudahan akses. Disamping itu, efektifitas dapat mencakup seberapa penting menurut pemakai hal-hal yang berkaitan dengan: ketepatan waktu, ketersediaan, kemudahan akses, kedalaman dan cakupan, termasuk juga maksud penggunaan dan manfaat yang diperoleh dari penggunaan jasa tersebut.

Manfaat utama dari program pengukuran ini menurut peneliti adalah tersedianya umpan balik yang tepat, berarti dan objektif. Dengan hasil penilaian orang bisa melihat bagaimana mereka melakukan pekerjaannya, membandingkannya dengan standard kinerja, dan memutuskan apa yang harus dilakukan untuk melakukan perbaikan berdasarkan penilaian tersebut.

Kinerja atau prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing organisasi. Dalam dunia perpustakaan pengertian kinerja perpustakaan adalah efektifitas jasa yang disediakan oleh perpustakaan dan efisiensi sumber daya yang dialokasikan serta digunakan untuk menyiapkan jasa tersebut. Adapun indikator


(15)

kinerja adalah pernyataan numerik, simbol atau verbal yang diperoleh dari statistik dan data perpustakaan yang digunakan untuk memberi ciri terhadap kinerja sebuah perpustakaan. Dalam ISO 11620 memuat pedoman cara penilaian kinerja 12 aspek perpustakaan melalui 29 indikator kinerja (Purnomowati 2003: 36-39) yaitu: Kepuasan Pemakai, Persentase Target Pemakai yang Dicapai, Kunjungan ke Perpustakaan perKapita, Ketersediaan Judul Dokumen, Penggunaan di Perpustakaan perKapita, Tingkat Penggunaan Dokumen, Pinjaman perKapita, Tingkat Ketepatan Jawaban yang Diberikan, Tingkat Keberhasilan Penelusuran Melalui Katalog Judul, Tingkat Keberhasilan Penelusuran Melalui Katalog Subyek, Ketersediaan Fasilitas, Tingkat Penggunaan Fasilitas, Tingkat Keterisian Kursi, Ketersediaan Sistem Automasi, dan Media Waktu Pengelolaan Dokumen.

Saat ini ada pedoman lain untuk mengukur kinerja perpustakaan perguruan tinggi yang diterbitkan secara resmi selain yang diterbitkan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Indikator kinerja pada pedoman ini mengacu kepada

Performance Indicator Measurement yang dikeluarkan oleh American Library Association (ALA). Semua pengukuran kinerja ini tercantum dalam ukuran kinerja

menurut ISO 11620. Yang dijelaskan dalam makalah Saleh (2008: 1)

Beberapa ukuran pada ISO 11620 sengaja belum disertakan dalam pedoman ini karena kemungkinan masih sulit diterapkan. Beberapa dari ukuran yang sudah disepakati oleh lokakarya dan pertemuan dengan para kepala perpustakaan perguruan tinggi se-Indonesia pada tanggal 5 juli 2001 di Jakarta yaitu dengan judul Pengukuran

Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Rangka Penerapan Manajemen Modern.

Pada perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan akademik memainkan perannya dalam kehidupan suatu perguruan tinggi. Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan memperoleh tempat utama dan sentral karena perpustakaan melayani semua fungsi perguruan tinggi. Untuk menjalankan fungsi tersebut, perpustakaan menyediakan pelayanan yang bersifat mutlak dan mendasar. Pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi semua program perguruan tinggi, dan tanpa itu berarti penundaan berfungsinya perguruan tinggi sebagai pusat pembelajaran dan penelitian

Di sini Perpustakaan USU sebagai penunjang Tridharma Perguruan Tinggi yang memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung visi, misi dan tujuan lembaga induknya. USU sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan yang


(16)

mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing, berkualitas baik secara nasional dan internasional. USU juga mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan baik di lingkungan kerja, ilmu pengetahuan, penelitian, teknologi, seni dan budaya serta sebagai pusat rujukan dan konsultasi. Berkenaan dengan hal tersebut, perpustakaan USU berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta perannya dalam mengikuti permasalahan-permasalahan perkembangan yang terjadi pada USU.

Dalam 5 tahun terakhir ini, Perpustakaan USU mengalami perubahan yang sangat pesat, dimana perpustakaan mulai melakukan perubahan-perubahan yang sangat mendasar dari berbagai aspek baik perpustakaan manual keperpustakaan digital, pelayanan dengan penerapan manajemen mutu dan lain sebagainya. Yang tujuannya adalah untuk memberdayakan semua unsur baik pemerintah maupun civitas akademika USU. Pengguna utama perpustakaan USU adalah berorientasi pada mahasiswa, dosen dan civitas akademika yang mengutamakan kepuasan pengguna sebagai dasar penyelenggaraan perpustakaan. Usaha tersebut mendapatkan hasil yang menggembirakan yang ditandai dengan jumlah pengguna perpustakaan setiap tahunnya di rata-ratakan 15% sampai dengan 30%, yang dimulai dari tahun 2005 sampai dengan sekarang.

Perpustakaan USU juga telah dilakukan evaluasi kinerja layanan perpustakaan dengan menggunakan metode perpustakaan perguruan tinggi sendiri dengan membandingkan hasil indikator setiap tahunnya, Libraries Quality (LibQual), dan Library Services Quality (LevQual). Pada tahun 2010 telah dilakukan evaluasi kinerja layanan Perpustakaan USU dengan menggunakan ISO 11620. (Dewiyana, 2010: 121-132). Dimana, evaluasi kinerja layanan tersebut dilakukan berdasarkan data realisasi pencapaian kinerja 2009. Evaluasi kinerja layanan Perpustakaan USU perlu dilakukan suatu pengukuran secara rutin dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk mendapatkan unpan balik (feed back) oleh pengguna, yang kesemuanya dipengaruhi oleh hasil dari evaluasi dan perkembangan teknologi informasi.

Dari pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa begitu pentingnya dilakukan pengukuran kinerja perpustakaan USU yang memiliki indikator tersendiri untuk penilaian kinerja perpustakaan. Sampai saat ini pengukuran kinerja perpustakaan sudah pernah dilakukan, namun, hanya pada ISO 11620. Sementara peneliti ini membahas Performance Indicator Measurement yang dikeluarkan oleh American


(17)

In-Library Material Use perCapita, (3) In-Library Visit perCapita, (4) Program Attandance perCapita, (5) Reference Transactions PerCapita, (6) Reference Fill Rate, (7) Title Fill Rate, (8) Subject and Autor Fill Rate, (9) Registration as a Percentage of Population, dan (10) Turnover Rate, yang mengacu pada Performance Indicator Measuremen.

Berdasarkan uraian di atas bahwa untuk dapat hasil dan kondisi yang prima pada perpustakaan maka, peneliti berkeinginan untuk meneliti kembali bagaimanakah kinerja perpustakaan USU jika dilakukan pengukuran dan penilaian. Kemudian, judul penelitian ini adalah“ Pengukuran Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 Berdasarkan ISO 11620”.

1.7. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja perpustakaan USU, jika dilakukan pengukuran yang mengacu pada Performance

Indicator Measurement yang dikeluarkan oleh American Library Association (ALA),

yang selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Circulation perCapita pada perpustakaan USU tahun 2010? 2. Bagaimana In-Library Material Use perCapita pada perpustakaan USU

tahun 2010?

3. Bagaimana Library Visit perCapita pada perpustakaan USU tahun 2010? 4. Bagaimana Program Attandance perCapita pada perpustakaan USU tahun

2010?

5. Bagaimana Reference Transactions PerCapita pada perpustakaan USU tahun 2010?

6. Bagaiman Reference Fill Rate pada perpustakaan USU tahun 2010? 7. Bagaiman Title Fill Rate pada perpustakaan USU tahun 2010?

8. Bagaiman Subject and Autor Fill Rate pada perpustakaan USU tahun 2010?

9. Bagaiman Registration as a Percentage of Population, pada perpustakaan USU tahun 2010?


(18)

1.8. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perpustakaan USU berdasarkan ISO 11620. Lebih rinci tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Circulation perCapita pada perpustakaan USU tahun 2010;

2. In-Library Material Use perCapita pada perpustakaan USU tahun 2010;

3. Library Visit perCapita) pada perpustakaan USU tahun 2010;

4. Program Attandance perCapita pada perpustakaan USU tahun 2010;

5. Reference Transactions PerCapita pada perpustakaan USU tahun 2010;

6. Reference Fill pada perpustakaan USU tahun 2010;

7. Title Fill pada perpustakaan USU tahun 2010;

8. Subject and Autor Fill Rate pada perpustakaan USU tahun 2010;

9. Registration as a Percentage of Population pada perpustakaan USU tahun

2010;

10.TurnoverRate pada perpustakaan USU tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini secara praktis dan teoritis berguna sebagai masukan, dapat membenahi manajemen, pelayanan, minat baca sehingga bermanfaat sebagai sumber belajar secara optimal. Dan hasil penelitian ini berguna untuk:

1. Perpustakaan USU, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan perpustakaan selanjutnya.

2. Peneliti lanjutan, dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian pada masalah yang sama.

3. Program Studi, sebagai khasanah pengetahuan dan dapat bermanfaat dalam meningkatkan wawasan dalam bidang dokumentasi dan jasa informasi.

1.5. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang, rumusan, tujuan dan manfaat penelitian ini, maka ruang lingkup yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji tentang ”Pengukuran kinerja perpustakaan USU Tahun 2010 berdasarkan ISO 11620 yang mengacu pada Performance Indicator Measurement yang dikeluarkan oleh

American Library Association (ALA)” Dalam penelitian ini peneliti melakukan

pengukuran dengan menggunakan metode deskriptif dokumentasi dan pengamatan langsung ke Perpustakaan.


(19)

BAB. II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya berperan serta dalam

melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Yang dimaksud perguruan tinggi adalah Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, Politeknik, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat. Seperti yang di jelaskan oleh Qalyubi, (2007: 287) mengatakan bahwa:

Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi mengolah dan merawat, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. (Perpustakaan perguruan tinggi, Buku pedoman, 2004: 3).

Selanjutnya berdasarkan Sutarno, (2003: 35) mendefenisikan sebagai berikut:

“Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan sederajad yang berfungsi mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi, sedangkan penggunanya adalah seluruh sivitas akademika.”

Dan selanjutnya Sjahrial-Pamuntjak, (2000: 4) menjelaskan perpustakaan perguruan tinggi adalah: “Perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi”.

Kemudian Sulistyo-Basuki, (1993: 51) menyatakan bahwa: “Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan merupakan badan bawahan dari perguruan tinggi, bekerjasama membantu terlaksananya tujuan dari perguruan tinggi..”

Selain dari pada itu para ahli yang lain Soeatminah, (1992: 40). menjelaskan bahwa: “Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unsur penunjang yang merupakan perangkat kelengkapan dibidang pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat.”


(20)

Berdasarkan dari pengertian-pengertian di atas, jadi perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang didirikan lembaga peguruan tinggi, berperan sebagai salah satu unit sarana kelengkapan yang bersifat akademik dalam menunjang pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi.

Perpustakaan berarti pelayanan yang melayani dan menyongsong pembaca, ingin mengetahui kebutuhan dan melayani pengunjung. Tidak ada perpustakaan jika tidak ada pelayanan, karena itu perpustakaan identik dengan pelayanan. Agar tanggap terhadap kepentingan pembacanya, perpustakaan harus menyediakan bahan-bahan pustaka dengan mudah, cepat dan tepat, jelas dimengerti pengguna perpustakaan.

Untuk itu perpustakaan diharapkan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Dengan kata lain perpustakaan adalah salah satu ujung tombak yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Jadi pada hakekatnya perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lain tetapi dengan peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi sering dimaknai sebagai pusat penelitian karena banyak menyediakan informasi yang berkaitan dengan sarana pendukung dalam proses penelitian. Adapun disisi lain tujuannya sebagai unit pelaksana teknis dari suatu perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain melakukan kegiatan sehingga terlaksananya penyelenggaraan dalam membantu lembaga induknya untuk melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki, (1993: 52) menyatakan tujuan dari penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi;

2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referen) pada semua tingkat akademi, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga kemahasiswa program pasca sarjana dan pengajar;

3. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan;

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai;

5. Menyediakan jenis informasi aktif yang tidak hanya terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga induknya.


(21)

Tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung dan memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi. Dalam pelaksanaan kegiatanya ada lima aspek dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi, (1979: 1) yang meliputi: “(1) Pengumpulan informasi, (2) Pelestarian

informasi, (3) Pengolahan informasi, (4) Pemanfaatan informasi, (5) Penyebarluasan informas”

Selaras dengan kegiatan perpustakaan perguruan tinggi, tujuan perpustakaan perguruan tinggi juga dapat dikategorikan sebagai unsur penunjang Tri Dharma perguruan tinggi dan dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi, (2004: 47) merumuskan tujuannya sebagai berikut:

1. Mengadakan buku, jurnal, dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perpustakaan perguruan tinggi;

2. Mengadakan buku, jurnal, dan pustaka lainnya yang di perlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia;

3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah, yang dihasilkan oleh sivitas akademika;

4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian

perpustakaan;

5. Menyediakan tenaga yang cukup serta penuh dedikasi untuk melayai kebutuhan pengguna perpustakaan;

6. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk pengembangan program perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi tidak lain sebagai penyedia jasa pelayanan informasi yang meliputi

pengumpulan, pelestarian, pengolahan sehingga dapat dimanfaatkan pengguna sebagai wujud dukungan, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi. Tujuan lain dari suatu perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan fasilitas yang mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika, serta memberikan berbagai jasa informasi dan membantu mengembangkan mutu layanan.

2.1.3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Untuk memperdalam kajian mengenai fungsi dari perpustakaan perguruan tinggi, berikut Qalyubi, (2007: 17) menjelaskan bahwa:

1. Fungsi Utama Perpustakaan

a. Penyimpanan, Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang diterimanya.;

b. Pendidikan, Pendidikan Perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup. Sebagai tempat belajar, perpustakaan sangat berarti bagi


(22)

mereka yang sudah bekerja atau telah meninggalkan bangku sekolah dan mereka yang putus sekolah.;

c. Penelitian, Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai macam koleksi (informasi) untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh pemakai.;

d. Informasi, Perpustakaan menyediakan informasi bagai pemakai yang disesuaikan bagi pemakai yang disesuaikan dengan jenis perpustakaan.;

e. Rekreasi kultural, Perpustakaan berfungsi menyimpan khazanah budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan.;

2. Fungsi Pendukung Perpustakaan, yaitu menghimpun, memelihara dan memberdayakan semua koleksi bahan pustaka yang dijelaskan oleh Sutarno, (2006: 72) Adapun rincinya sebagai berikut:

a. Pengadaan bahan pustaka; b. Pengolahan;

c. layanan;

d. Pemasyarakatan/sosialisasi;

e. Kerja sama layanan antar perpustakaan;

f. Untuk perpustakaan tertentu, dikembangkan fungsi: penyusunan dan penerbitan bibliografi, abstrak, indeks, kumpulan karangan ilmiah, artikel, kliping, dan lain-lain;

g. Pengembangan Sumber Daya Manusia; h. Pembinaan dan pengembangan organisasi; i. Melakukan upaya preservasi koleksi; j. Membuat peraturan/tata tertib;

k. Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi;

l. Penciptaan dan mengembangkan iklim di perpustakaan agar: masyarakat tahu tentang arti, kegunaan, masyarakat tertarik, berminat, tergugah merasa mendapat perhatiaan, bimbingan atau bantuan oleh petugas perpustakaan, merasa mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.

Dari penjelasan di atas dapat dijadikan referensi bahwa fungsi dari sebuah perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyediaan fasilitas pengajaran dan penelitian untuk memenuhi kebutuhan anggota sivitas akademikanya. Untuk dapat menyelenggarakan fungsi tersebut, adapun peran pustakawan sangat penting karena pustakawan harus dapat melihat lebih jauh dan lebih luas akan kebutuhan para penggunanya. Sebaliknya pustakawan juga harus diberikan sumberdaya yang cukup seperti dana yang memadai dan staf yang ikut serta hal-hal yang lainnya.

2.2. Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.2.1. Pengertian Kinerja


(23)

Kinerja atau prestasi kerja berasal dari pengertian performance. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Armstrong dan Baron yang di kutip dari Fauzi, (2007: 15).

Sedangkan menurut Purjono, (2009: 4) menjelaskan bahwa: “Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi kerja.” Selanjutnya Rivai (2004: 309) mengatakan bahwa: “kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.” Kemudian menurut Wibowo yang disitir oleh Fauzi, (2007: 42) menyatakan bahwa:

Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaannya, membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Dengan pemahaman kinerja di atas, dijelaskan bahwa kinerja adalah perumusan tujuan, terdapatnya kerja sama, sifatnya berkelanjut, terjadi komunikasi dua arah dan terdapat umpan balik. Selanjutnya Polter dan Lawer yang disitir oleh Wibowo, (2007 : 75) yaitu: “membuat rumusan kinerja sebagai hasil perkalian antara Effort (usaha) dengan kemampuan dan role perception (pemahaman peran), dengan rumus sebagai berikut: Kinerja = f (motivasi, kemampuan, pemahaman peran)” Dari pendapat di atas Blumberg dan Pringle yang dikutip oleh Robbinson, (1996: 233) mengemukakan tentang teori kinerja adalah:

Kinerja merupakan fungsi perkalian dari kemampuan, motivasi dan opportunity to perform (kesempatan untuk berpartisipasi), dengan rumusan:

Kinerja = f (kemampuan x motivasi x opertunity to perform) Yang

dimaksud dengan Opportunity to Perform adalah kesempatan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi bila mendapat support, bantuan atau fasilitas dari luar seperti kondisi tempat kerja, tercukupi peralatan dan perlengkapan kerja, adanya teman yang mau membantu, tercukupinya informasi yang diperlukan, adanya aturan dan prosedur kerja.

Kemudian The Achieve Model dirumuskan oleh Hersey dan Blanchard dari pendapat beberapa pakar. John W. Atkinson yang disitir oleh Wibowo, (2007: 75) menjelaskan bahwa:

Performance (kinerja) seseorang merupakan fungsi dari perkalian antara motivasi dan kemampuan / kecakapan (ability) dengan rumus: Kinerja = f


(24)

rendah, maka kinerja seseorang pasti rendah pula. Berbicara mengenai kinerja (performance) kiranya perlu disampaikan terdapat 2 (dua) terminologi tentang kinerja yaitu kinerja pegawai/karyawan (individual performance) dan kinerja organisasi (institusional performance) antara keduanya saling bersinergi, bahwa dapat dikatakan kinerja organisasi merupakan akumulasi dari kinerja individu yang bersangkutan

Seperti yang di kemukakan oleh Sutarno, (2006: 116) bahwa pengertian kinerja perpustakaan yaitu:

Dalam dunia perpustakaan pengertian kinerja perpustakaan adalah efektifitas jasa yang disediakan oleh perpustakaan dan efisiensi sumber daya yang dialokasikan serta digunakan untuk menyiapkan jasa tersebut. Adapun indikator kinerja adalah pernyataan numerik, simbol atau verbal yang diperoleh dari statistik dan data perpustakaan yang digunakan untuk memberi ciri terhadap kinerja sebuah perpustakaan. Dalam ISO 11620 memuat pedoman cara pengukuran kinerja 12 aspek perpustakaan melalui 29 indikator kinerja. Kinerja atau “performance” sebuah perpustakaan adalah gambaran atas keberhasilan atau pun kegagalan penyelenggaraan perpustakaan. Suatu kegiatan dinilai berhasil atau mengalami kegagalan dapat diukur dengan menghitung perbandingan antara rencana yang ditetapkan dengan hasil riil yang dicapai.

Berdasarkan pengertian-pengertian kinerja di atas dapat dikemukakan bahwa kinerja menekankan pada apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar (out-come). Bila diperhatikan lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan atau jabatan, kinerja merupakan suatu proses yang mengolah input menjadi output (hasil kerja) pada perpustakaan.

2.2.2. Tujuan Kinerja

Pada hakekatnya terdapat dua tujuan utama dari kegiatan Pengukuran kinerja perpustakaan perguruan tinggi, yakni untuk kepentingan administratif serta dalam rangka peningkatan kinerja karyawan. Seperti yang dijelaskan oleh Corinne, (2008: 129) menyatakan pengukuran kinerja perpustakaan perguruan tinggi untuk tujuan administrasi personalia, karena hasil pengukuran kinerja karyawan akan menjadi dasar untuk :


(25)

2. Perencanaan dan pengembangan karir dalam wujudnya sebagai promosi, mutasi, atau demosi jabatan dengan pemberian kesempatan kerja yang adil.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja dan produktifitas organisasi dan unit kerja pada umumnya serta individu-individu karyawan dalam setiap jabatan mereka khususnya.

Pengukuran kinerja karyawan untuk tujuan pengembangan diri karyawan, adalah meliputi :

1. Sebagai dasar untuk mengidentifikasi kelebihan atau kekurangan karyawan sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam melibatkan karyawan untuk program-program pengembangan karyawan. 2. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan kerja

serta meningkatan motivasi kerja karyawan.

3. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan atasan atau pejabat penilai dalam mengamati perilaku kerja karyawan secara keseluruhan. 4. Membantu menghadapi tantangan eksternal.

Dari pendapat tersebut di atas dapat jelaskan bahwa pengukuran kinerja perpustakaan perguruan tinggi memungkinkan untuk mendorong pustakawan/staf perpustakaan mengembangkan karir, promosi, mutasi, atau demosi dengan kesempat kerja yang adil. Sebagai dasar identifikasi kelebihan dan kekurangan pegawai, sebagai alat perbaikan atau kecakapan kerja dalam pengambilan keputusan sebagai pemegang kebijakan.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Tujuan organisasi akan dapat dicapai dengan baik apabila kinerja individu (individual performance) itu baik. Menurut Batman yang disitir oleh Lasa, (1999: 32) mengatakan bahwa:

Baik buruknya kinerja seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain berupa, pekerjaan mudah, nasib baik, kerjasama dengan rekan-rekan dan kepemimpinan yang sesuai. Sebaliknya kinerja yang buruk dipengaruhi oleh internal yang berupa kemampuan yang rendah dan malas bekerja. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja buruk adalah; pekerjaan sulit, nasib buruk, rekan-rekan tidak produktif, dan kepemimpinan yang tidak simpatik.

Sedangkan Gibson, (1994) berpendapat ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain:

a. Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan demografi seseorang;


(26)

b. Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja;

c. Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).

Kemudian menurut Rosvinintia, (2008: 11) menjelaskan, ada terdapat sembilan faktor-faktor pengukuran kinerja yang biasanya digunakan dalam menilai kinerja karyawan, yaitu berupa:

a. Reliable, measure, yakni prilaku kerja dan hasilnya harus dapat diukur

secara obyek;

b. Content valid, yakni secara rasional harus terkait dengan kegiatan kerja;

c. Defined spesific, yakni meliputi segenap prilaku kerja dan hasil kerja yang

dapat diidentifikasikan;

d. Independent, yakni prilaku dan hasil kerja yang penting harus tercakup

dalam kriteria yang komprehensif;

e. Non overlopping, yakni tidak ada tumpang tindih antara kriteria;

f. Comprehensive, yakni prilaku dan hasil kerja yang tidak penting harus

dikeluarkan;

g. Accesible, yakni kriteria haruslah dijabarkan dan diberi nama secara

komperhensif;

h. Compatible, yakni kriteria harus sesuai dengan tujuan dan budaya

organisasi;

i. Up to date, yakni sewaktu-waktu kriteria perlu ditinjau ulang menilik

kemungkinan adanya perubahan organisasi.

Pada perpustakaan diketahui bahwa ternyata banyak faktor yang mempengaruhi kinerja suatu lembaga (perpustakaan) seperti; motivasi, suasana organisasi/lembaga, penghargaan dan lainnya. (Lasa, 2002: 9)

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi akan baik apabila didukung oleh SDM yang berkualitas, kerjasama, penghargaan, dan kepemimpinan yang sesuai, serta lingkungan kerja yang kondusif atau terdapat interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin.

2.2.4. Aspek-aspek Standar Kinerja

Dalam mengindentifikasi aspek-aspek standar kinerja maka tujuan yang ingin dicapai harus memiliki ciri-ciri spesifik, terukur, dapat dicapai, berorientasi pada hasil atau relevan, dan ada batasan waktu. Seperti halnya standar kinerja pada umumnya, untuk ukuran kinerja sumberdaya manusia (SDM) juga memiliki empat kategori yang di kemukan oleh Purjono, (2009: 3) yaitu:

a. Indikator kuantitatif yang mengindikasikan jumlah atau angka contohnya berupa angka tingkat keluar masuk karyawan; dan produktivitas karyawan;


(27)

b. Indikator praktis yang mengindikasi proses yang sedang berjalan; contohnya berupa nilai investasi sumberdaya manusia dan jumlah hari pelatihan bagi karyawan;

c. Indikator sinyal yang secara spesifik menunjukkan gambaran apakah perusahaan sedang maju atau sebaliknya; contohnya besarnya pertumbuhan produktivitas karyawan pertahun selama lima tahun terakhir; dan

d. Indikator yang menunjukkan efek suatu kendali perusahaan terhadap perubahan; contohnya pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan, sikap, dan ketrampilan karyawan; pengaruh peningkatan motivasi terhadap kinerja karyawan dan pengaruh teknologi terhadap produktivitas karyawan.

Sementara Rivai, (2004: 324) mengemukan bahwa aspek-aspek kinerja dapat dikelompokkan menjadi:

a. Kemampuan teknis, yaitu menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan penelitian yang diperolehnya;

b. Kemampuan konseptual, yaitu kemapuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit menyeluruh, yang pada intinya memahami tugas, fungsi dan tanggung jawabnya

c. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, memotivasi staf, melakukan negosiasi dan lain-lain.

Sedangkan menurut T.R. Mitchell yang disitir Sedarmayanti, (2001: 51) menyatakan bahwa: ”kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: (1) Prom Quality of

Work (Kualitas Kerja), (2) Promptness (Ketepatan Waktu), (3) Initiative (Inisiatif),

(4) Capability (Kemampuan), (5) Communication (Komunikasi)”

Berdasarkan pendapat di atas bahwa aspek kinerja ini bukan hanya untuk kepentingan pengukuran kinerja dalam kegiatan monitoring dan evaluasi. Dalam kenyataannya, aspek-aspek kinerja juga merupakan instrumen yang sangat baik untuk mengarahkan unsur-unsur dalam organisasi bergerak menuju sasaran yang sama. Aspek-aspek kinerja merupakan rincian indiaktor atau parameter dari setiap satuan kegiatan yang ada dalam satu bidang kerja yang diberi nilai berupa kuantifikasi atau kualifikasi yang harus dicapai serta dipenuhi oleh pegawai dalam satu bidang kerja yang merefleksikan ukuran atau standard kinerja organisasi.


(28)

Salah satu parameter kualitas kinerja perpustakaan adalah adanya tata kelola yang baik dan transparan. Tata kelola dapat diartikan sebagai cara atau metode yang digunakan oleh suatu perpustakaan perguruan tinggi untuk mendayagunakan seluruh potensi dan unsur-unsur yang dimiliki secara optimal dalam upaya mencapai visi, misi perpustakaan yang telah ditetapkan. Tata kelola merupakan upaya sistematik dalam suatu proses untuk mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi. Tujuan utama dari tata kelola yang baik adalah terjadinya peningkatan kualita layanan perpustakaan secara terus menerus dan berkesinambungan. Tata kelola yang baik menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi, keseimbangan peran, serta adanya peran saling mengawasi atau saling mengendalikan yang dilakukan oleh semua komponen perpustakaan terkait. Ada enam indikator untuk keberhasilan tata kelola yang baik sebagaimana yang dikembangkan United Nation Developmen Program (UNDP) yang disitir oleh Darmono (2009) menyatakan bahwa:

(1) Mengikutsertakan semua komponen, (2) Transparan dan bertangung jawab, (3) Efektif dan adil, (4) Menjamin kepastian aturan, (5) Menjamin semua kebijakan didasarkan pada konsensus bersama, (6) Memperhatikan pihak yang paling lemah dalam pengambilan keputusan.

Dan kemudian juga ada beberapa jenis tolak ukur evaluasi kinerja yang di jelaskan oleh Simanjuntak, (2005: 103) yaitu:

1. Sasaran atau target sebagaimana telah dirumuskan atau dinyatakan dalam rencana kerja;

2. Standar umum, baik yang ditetapkan sebagai ketentuan atau pedoman oleh instansi resmi, maupun yang diterima secara konsensus di tingkat nasional atau internasional;

3. Standar yang telah ditetapkan secara khusus misalnya dalam menerima kerja kontrak;

4. Uraian tugas atau uraian jabatan menggambarkan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakan oleh pejabat yang bersangkutan;

5. Misi dan atau tugas pokok organisasi atau unit organisasi menggambarkan apa yang harus dicapi oleh organisasi tersebut dalam kurun waktu tertentu. Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Iindonesia, (2002: 26) sebagai indikator atau tolak ukur kinerja perpustakaan adalah:

1. Kinerja asupan (input): (a) Populasi atau jumlah sivitas akademik, (b) Total seluruh koleksi dalam eksemplar (Holdings), (c) Rasio koleksi terhadap populasi, (d) Persen koleksi berdasarkan kelompok program studi, (e) Persen koleksi berdasarkan kelompok kemutakhiran, (f) Pengadaan koleksi tahun terakhir berdasarkan, (g) kelompok program studi, (h) Jam buka perpustakaan, (i) Permintaan akan tambahan waktu pelayanan, (j) Jumlah terminal komputer untuk OPAC, (k) Jumlah


(29)

pustakawan, (l)Rasio pustakawan terhadap total pegawai perpustakaan, (m) Library registration, (n)Registration as a percentage of population; 2. Kinerja Proses: (a) Kecepatan pengadaan, (b) Kecepatan Pengolahan; 3. Kinerja Keluaran (output): (a) Sirkulasi tahunan, (b) Sirkulasi per kapita,

(c) Jumlah koleksi yang dibaca di tempat setahun, (d) Jumlah koleksi yang dibaca di tempat per kapita, (e) Jumlah pengunjung selama satu tahun, (f) Jumlah pengunjung per kapita, (g) Jumlah pengunjung ke acara perpustakaan setahun, (h) Jumlah pengunjung ke acara perpustakaan per kapita, (i) Annual Reference transaction, (j) Reference transaction per capita, (k) Number of Reference transaction, (l) Number of Reference transaction completed, (m) Reference fill rate, (n) Number title sought, (o) Number title found, (p) Title fill rate, (q) Number subject and author sought, (r) Number subject and author found, (s) Subject and Author fill rate, (t) Turnover rate.

Dari teori-teori di atas dapat dikemukakan bahwa masing-masing tolak ukur tersebut pada dasarnya mempunyai dimensi kuantitas, kualitas, waktu dan kecepatan, nilai dan biaya, persentasi dan indeks yang menggunakan sistem pembobotan. Dimana, maju tidaknya suatu organisasi/perusahaan harus memiliki tolak ukur penilaian kinerja.

2.2.6. Evaluasi Kinerja

Untuk mengetahui apakah suatu perpustakaan telah berhasil mencapai tujuannya, diperlukan suatu evaluasi. Banyak kegiatan perpustakaan yang dapat dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan pemanfaatan perpustakaan. Hasil evaluasi akan berguna untuk mempertimbangkan dan menentukan plihan program untuk memperbaiki pelayanan perpustakaan atau bila perlu mengubah prosedur pengoperasiannya. Untuk mengevaluasi keberhasilan suatu perpustakaan merupakan pekerjaan yang agak sukar, namun hal ini setidaknya akan memberikan suatu ukuran yang obyektif untuk seluruh pendayagunaan perpustakaan. Ada dua kriteria ukuran dalam menilai keberhasilan perpustakaan seperti yang dikemukakan oleh Surono, (1997) yaitu:

1. Evaluasi yang berorientasi pada output (keluaranatau hasil) perpustakaan, yang mencakup hal-hal seperti: (a) keberhasilan pemenuhan kebutuhan pengguna, (b) pencapaian target penampilan, (c) kinerja pelayanan dan, (d) mutu pelayanan;

2. Evaluasi yang berorientasi pada input (masukan) yang terbagi menjadi dua tingkatan yaitu: (a) Pengevaluasian terhadap keberhasilan pemanfaatan


(30)

biaya, (b) Pengevaluasian keuntungan terhadap modal yang telah dikeluarkan terutama di bidang pelayanan.

Kemudian menurut Simanjuntak (2005: 103) mengatakan bahwa:

Evaluasi kinerja perpustakaan berarti memberi nilai atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan untuk itu diberikan imbalan konpensasi atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja.

Sedangkan Van House (1990) menjelaskan bahwa: ”Beberapa pengukuran kinerja dilakukan untuk menilai seberapa banyak suatu jasa dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna. Sebagai contoh, jumlah populasi yang dilayani, rata-rata pinjaman pertahun per kapita, dan penggunaan dokumen pada perpustakaan perkapita.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa suatu metode atau cara untuk menilai pelaksanaan tugas seseorang atau kelompok atau unit lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas dalam rangka menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan suatu organisasi perpustakaan.

2.3. Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.3.1. Pengertian Layanan

Kepentingan pengguna dalam memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan ada kalanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perdebatan tersebut memotifasi pustakawan menambah pengetahuannya dalam bidangnya agar dapat memberi pelayanan maksimal bagi para pengguna. Layanan atau sering juga disebut pula sebagai jasa, dalam ilmu perpustakaan dapat diartikan sebagai satu kegiatan yang berkaitan dengan pemberian informas oleh pustakawan kepada pengguna (Sulistio-Basuki, 1993). Dalam perpustakaan dikenal 2 sistem layanan yaitu: layanan terbuka dan layanan tertutup. Seperti yang dikemukan oleh Martoatmojo, (1993) menyatakan bahwa:

Sistem layanan terbuka memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi dan memilih bahan pustaka yang mereka minati.” Sistem ini memiliki keuntungan yaitu pengguna dapat melihat seluruh koleksi perpustakaan dan dapat mengetahui berbagai alternatif bahan pustaka yang dibutuhkan.


(31)

Sedangkan kelemahannya adalah seringkali susunan buku di rak menjadi tidak teratur dan perpustakaan beresiko lebih mudah kehilangan bahan pustaka. Sedangkan dalam sistem layanan tertutup menurut Mujito (1992) menyatakan bahwa:

Pengguna tidak boleh mencari dan mengambil bahan pustaka di rak. Pengguna harus mengajukan permintaan bahan pustaka yang menjadi minatnya kepada pustakawan, yang selanjutnya akan mengambilkan bahan pustaka yang dibutuhkan tersebut. Dengan sistem ini pengguna dituntut untuk mengetahui secara jelas koleksi yang diinginkannya. Untuk itu, pengguna (user) harus memanfaatkan alat penelusuran (Katalog/OPAC) dengan baik.

Selanjutnya pada Undang-undang no 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dalam bab V Pasal 14 layanan perpustakaan di sebutkan :

1. Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka;

2. Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan;

3. Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi;

4. Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka;

5. Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka;

6. Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan;

7. Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat dilaksanakan melalui jejaring telematika.

Kemudian Vergueiro (1996) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan perpustakaan dan informasi, antara lain:

1. Faktor teknologi; perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih memberikan tantangan pada bidang ini. Perpustakaan maya menjadi obyek penelitian yang menarik (Saunders dan Seiler, 1993);

2. Faktor ekonomi; harga bahan pustaka yang semakin mahal setiap tahunnya khususnya jurnal-jurnal penelitian (Newell, 1997);

3. Faktor politis; kebijakan global, regional, terutama AFTA, membuat persaingan dalam bidang layanan informasi semakin meningka;.

4. Faktor Sosial; perkembangan teknologi informasi, yang berbenturan dengan minat baca yang rendah pada sebagian besar masyarakat.

Selain pendapat di atas pelayanan perpustakaan bertujuan agar petugas mengetahui kelompok kegiatan kerja yang akan dilaksanakan dalam menjalankan


(32)

tugasnya sehingga memudahkan pengguna dalam mendapatkan pelayanan Informasi. Dan diperjelas dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994: 53) menyatakan bahwa:

Pelayanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pengguna. Melalui pelayanan perpustakaan, pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memanfaatkan berbagai perkakas penelusuran yang tersedia.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan perpustakaan pustakawan dituntut bersikap, sopan, ramah, tekun dan tidak cepat bosan, setiap memberikan jawaban dari semua pertanyaan pengunjung perpustakaan, jika perlu memberikan bimbingan atau mengarahkan setiap pengguna. Dan berorientasi pada kepuasan dalam memberikan informasi. Maka, perpustakaan membentuk kelompok kerja dalam memenuhi kebutuhan para pengguna, yaitu dengan memberikan pelayanan teknis, pemakai, administrasi, dan pengelolaan.

2.3.2. Kualitas Layanan

Kualitas layanan bukanlah konsep yang baru bagi pustakawan. Misalnya, sebagai penyedia jasa informsi, pustakawan selalu peduli dengan bahan pustaka yang terbaik bagi pustakawan, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan penggunanya. Bahkan Chittenden, (1998) mengatakan bahwa: ”lembaga pemerintah dan komersial sejak pertengahan tahun 1980-an telah memperhatikan apresiasi terhadap kualitas layanan.” Sedangkan Riggs (1993) menjelaskan bahwa:

Saat ini dapat dikatakan banyak contoh spesifik yang dilakukan perpustakaan dengan menggunakan unsur pendekatan kualitas antara lain: (1) pengukuran kinerja, (2) pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, (3) kepemimpinan dan manajemen. Dan beliau juga mendefenisikan kualitas adalah suatu keistimewaan yang membuat sesuatu seperti yang seharusnya. Kepuasan pengguna atau pelanggan merupakan defenisi terbaik yang cocok bagi istilah kualitas.

Selanjutnya Chatab, (1997) menyatakan bahwa: ”Kualitas atau sering disebut juga dengan mutu, menurut ISO 8402 diartikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan atau yang tersirat.”

Kemudian menurut Zeithaml et. al. (1990) membagi kualitas layanan/jasa dalam 5 dimensi yaitu:


(33)

1. Tangibles: Layanan yang berkaitan dengan fasilitas fisik, peralatan, dan

penampilan personil penyedia layanan;

2. Reability: Kemampuan penyedia layanan memberikan secara akurat/tepat

apa yang dijanjikan atau dsepakati pelanggan;

3. Responsiveness: Suatu rasa tanggung jawab dan komitmen dalam

memberikan jasa dan membantu menyelesaikan kesulitan yang mungkin timbul saat menggunakan layanan yang diterima pelanggan;

4. Empathy: Tingkat perhatian dan kepedulian penyedia jasa terhadap

kepentingan, kebutuhan, maupun keluhan pengguna jasa;

5. Assurance: Garansi/jaminan yang dapat diberikan penyedia layanan atas

jasa yang ditawarkan untuk membangkitkan keyakinan pelanggan atas kemampuan petugasnya.

Sedangkan menurut Barata, (2003: 236) menjelaskan bahwa: ”Kualitas layanan adalah ukurannya bukan hanya ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepusannya”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa kualitas layanan, khususnya pada lembaga perpustakaan, istilah kualitas lebih relevan digunakan sebagai suatu reaksi pelanggan terhadap layanan; seperti misalnya cakupan koleksi suatu perpustakaan ataupun response time terhadap pencarian secara terpasang (online).

2.3.3. Teknik Layanan

Teknik pengukuran dan penilaian pelayanan merupakan salah satu kegiatan perpustakaan untuk menilai secara kuantitatif dan kualitatif daya guna dan hasil guna pelayanan perpustakaan. Dalam buku Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi (1994: 53) tujuan mengevaluasi layanan ialah agar perpustakaan dapat:

1. Menyajikan data kegiatan pelayanan untuk diketahui umum;

2. Memberikan laporan kegiatan pelayanan yang berupa angka dan menganalisisnya kepada pimpinan perpustakaan dan lembaga induk;

3. Memberikan gambaran tentang perkembangan pelayanan dalam jangka waktu tertentu;

4. Menilai kegiatan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun rencana dan program selanjutnya dan untuk meminta kebijakan pelayanan,.

Ada berbagai cara mengevaluasi pelayanan perpustakaan, di antaranya, pengumpulan data statistik, pengumpulan masukan dan saran dari segi, semi penelitian. Teknik evaluasi yang digunakan bergantung kepada jenis pekerjaan yang


(34)

dilselenggarakan. cara evaluasi tersebut pada buku Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, (1994: 53) dijelaskan bahwa:

1. Mengevaluasi pelayanan peminjaman; mengevaluasi pelayanan

peminjaman dimaksudkan agar kita mengetahui tingkat pemamfaatan koleksi perpustakaan oleh pengguna. Oleh sebab itu, pencatatan peminjaman pustaka perlu dikerjakan dengan tertib.Cara mengevaluasi kegiatan yang biasa digunakan ialah pengumpulan data statistik yang sekurang-kurangnya meliputi: (a) Pengunjung perpustakaan, (b) Peminjam, (c) Pustaka yang dipinjamkan. Dalam pengumpulan data tersebut dapat dikerjakan dengan menggunakan alat seperti berikut ini: (a) Buku kehadiran pengunjung, (b) Girik pustaka buku yang dipinjamkan, (c) Tabel/formulir statistik pengunjung, (d) Tabel/ formulir statistik peminjam, (e) Tabel/statistik data tentang pustaka yang dipinjamkan;

2. Mengevaluasi pelayanan perujukan: mengevaluasi pelayanan perujukan dimaksudkan agar kita mengetahui kekurangan atau kelebihan pelayanan perujukan, khususnya untuk menyempurnakan koleksi dan menentukan pustaka rujukan yang masih harus diadakan dan kegiatan lain yang masih perlu dilaksanakan. Caranya yang biasa meliputi pengumpulan data statistik, pengumpulan saran dan masukan dari pengguna, penyajian, dan mengadakan penelitian data statistik yang dikumpulkan yaitu: (a) Jenis pertanyaan rujukan, (b) Macam kegunaan informasi yang ditanyakan, (c) Media yang digunakan untuk bertanya, (d) Media yang digunakan untuk menjawab;

3. Mengevaluasi silang layang; pencatatan kegiatan pinjam meminjam pustaka atau pesan-memesan informasi perlu dilakukan secara tertip dengan maksud agar: (a) Mengetahui jenis jumlah pustaka yang dipinjam dari dan dipinjamkan kepada perpustakaan lain, (b) Mengetahui perpustakaan yang diminta informasi dan yang memberikan informasi, (c) Mengetahui kecepatan pelayanan;

4. Mengevaluasi pendidikan pengguna; evaluasi program pendidikan pengguna dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana metode dan materi pendidikan bermamfaat bagi pengguna perpustakaan. Evaluasi mengenai bimbingan pengguna ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: (a) Membagikan daftar pertanyaan yang memuat butir pertanyaan tentang keterampilan pengguna memamfaatkan sumber informasi di perpustakaan, (b) Wawancara untuk mengetahui kemampuan pengguna memamfaatkan sumber informasi di perpustakaan, (c) Mengamati dan mencatat perilaku pengguna dalam menelusur informasi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa tehnik pengukuan kinerja peyanan perpustakaan merupakan suatu ketrampilan pustakawan yang dimiliki dalam memberikan jenis pelayanan. Ini penting sekali dimiliki, mengingat tugas pelayanan tersebut bersifat langsung antara pustakawan dengan pembaca sehingga akibat yang timbul akan sangat diarasakan oleh pengguna

2.4. Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.4.1. Pengertian Pengukuran


(35)

Pengertian pengukuran penilaian, dan evaluasi menurut Arikunto (2008: 4) adalah:

Membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dan pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian ini bersifat kualitatif. Dan mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai.

Sedangkan menurut Subrata, (2009: 6) mengatakan penilaian performansi

(performance assesment) adalah:

Proses mengumpulkan informasi melalui pengamatan secara sistematis untuk mengambil keputusan terhadap mahasiswa. Penilaian performansi bukan ditekankan pada pemberian tes, tapi lebih ditekankan pada assesmen, yang mengandung pengertian menggunakan berbagai teknik atau metode, lebih mendasarkan pada pengamatan, dan mengintegrasikan berbagai informasi. Ada lima komponen yang terkandung dalam penilaian performansi, yaitu: (1) penilaian performansi adalah suatu proses, bukan suatu tes atau pengukuran tunggal, (2) fokus dari proses adalah mengumpulkan informasi dengan menggunakan berbagai pengukuran dan strategi, (3) data dikumpulkan melalui pengamatan yang sistematis, (4) data dipadukan untuk menentukan kebijakan, (5) subyek penentuan kebijakan adalah individu, bukan program atau produk aktifitas kelompok.

Selain pendapat di atas Matthews dan Jakson, (2001: 107) Pengukuran kinerja atau riset sumber daya manusia adalah ”Analisis data untuk menentukan efektivitas praktik sumber daya manusia yang masalalu dan sekarang. Selanjutnya menurut Handoko (2000: 135) mengatakan bahwa:

Pengukuran prestasi kerja (performance appraisal) proses melalui nama organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memperbaiki unpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

Dari pendapat tersebut di atas Kasim (1993: 18) menyatakan pengukuran dapat di artikan:

Sebagai suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan ini, antara lain adalah sebagai: (1) Tujuan Pengukuran, (2) Ada obyek ukur, (3) Alat ukur, (4) Proses Pengukuran, (5) Hasil Pengukuran kuantitatif. Pengukuran dan penilaian sangat erat kaitannya dengan evaluasi yang pada umumnya diartikan tidak berbeda (indifferent) walaupun pada hakikatnya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran (measurement) adalah proses memperbandingkan sesuatu melalui


(36)

suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transpormasi dari hasil pengukuran menjadi suatu nilai. Jadi, pengukuran itu merupakan proses mengukur yang berfungsi sebagai alat evaluasi. Dari kegiatan pengukuran ini proses evaluasi dimulai. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan perbandiangan antara output dan inputnya. Sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses.

Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Gomes (2003: 134) adalah sebagai berikut :

a. Quantity of work: Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu

yang ditentukan;

b. Quality of work: kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapannya;

c. Job Knowledge: Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya;

d. Creativeness: Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul;

e. Cooperation: kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesama

anggota organisasi);

f. Dependability: Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan

penyelesaian kerja tepat pada waktunya;

g. Initiative: Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggung jawabnya;

h. Personal Qualities: Menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramah-tamahan, dan integritas pribadi.

Dari pengertian-pengertian pengukuran dan penilaian di atas dapat dirangkum bahwa pengukuran dan penilaian yaitu, merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.

2.4.2. Fungsi dan Tujuan Pengukuran

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja adalah visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan. Sebagaimana yang dikemukakan Sudrajad, (2008) yaitu: ”Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.” Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lembar berikut:


(1)

1.7. Data Tata Usaha

Tabel 21. Daftar Pustakawan Jabatan Fungsional (s.d Desember 2010)

No Nama/NIP Gol

Tempat Tanggal

Lahir

Jabatan Fungsional

Pendidikan

Terakhir Jabatan/Tugas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Drs. Nurdin S, M.Si NIP. 195412311988031003

IV/b Takengon, 1954

Pustakawan Madya

Magister Ilmu Manajemen

Kepala Sub. Bid. Pelayanan Pengguna 2. Dra. Panti Astuti

NIP. 195604181987022001

IV/b Medan, 18-04-1956

Pustakawan Madya

Sarjana Perpustakaan

Kepala Sub. Divisi Pengatalogan & Data Bibliografis 3. Drs. Syakirin Pangaribuan, SH

NIP. 196003121983031028

IV/b Tapsel, 12-03-1960

Pustakawan Madya

Sarjana Perpustakaan

Kepala Sub. Bid. Dukungan Teknis 4. Drs. Irham, SE

NIP. 195307051979031005

IV/a Kumango, 05-07-1953

Pustakawan Madya

Sarjana Perpustakaan

Kep. Sub.Bid. Manaj. Kol. & Cabang

5. Dra. Lili Damayanti Nasution NIP. 196303161986012001

IV/a Lhokseuma we, 16-03-1963

Pustakawan Madya

Sarjana Bahasa Inggris

Kepala Sub.Divisi Perpustakaan Cabang 6. Siti Rohana

NIP. 195208111980032001

III/d Asahan, 11-08-1952

Pustakawan Penyelia

S M A Kepala Sub.Divisi Pelayanan Pengguna 7. Fahrizal Halomoan, S.Sos

NIP. 196201241983011001

III/d Tapsel, 24-01-1962

Pustakawan Penyelia

Sarjana Perpustakaan

Kepala Sub.Divisi Manajemen Koleksi 8. Soripada, S.Sos

NIP. 195906171985031006

III/d Delitua, 17-06-1959

Pustakawan Penyelia

Sarjana Perpustakaan

Kepala Sub.Divisi Sirkulasi

9. Lena Sembiring, AMd NIP. 195805061984032002

III/c Tanah Karo, 06-05-1958

Pustakawan Penyelia

Diploma-2 Perpustakaan

Kepala Sub.Divisi. Lay. Deposit & Audio Visual 10. Rosmina Purba

NIP. 130 810 753

III/c Medan, 20-02-1952

Pustakawan Penyelia

S M A Divisi Layanan Serial (Jurnal)

11. Ernawati Ginting, A.Md NIP. 196306101987012002

III/b Deli Serdang, 10-06-1963

Pustakawan Pelaksana Lanjutan

Diploma-2 Perpustakan

Divisi Pengatalogan Buku

12. Abdul Hai, A.Md

NIP. 1195712311990031006

III/b Tapsel, 1957

Pustakawan Pelaksana Lanjutan

Diploma-2 Perpustakaan

Divisi Layanan Deposit

13. Nuraidahsyaf, SE

NIP. 195503061984032001

III/b Medan, 06-03-1955

Pustakawan Pertama

Sarjana Ekonomi

Divisi Pengadaan Jurnal 14. Murniaty, S. Sos

NIP. 196904102001122001

III/b Laras, 10-04-1969

Pustakawan Pertama

Sarjana Perpustakaan

Kepala Sub. Divisi Rujukan & Bantuan Pengguna

15. Elisa Ekaningsih, S. Sos NIP. 197209282001122002

III/b Medan, 28-09-1972

Pustakawan Pertama

Sarjana Perpustakaan

Kepala Sub Divisi Pengadaan Buku 16. Swandi, SE

NIP. 196210271989021001

III/b Medan, 27-10-1962

Pustakawan Pertama

Sarjana Ekonomi

Kepala Sub. Divisi Perawatan Bahan Pustaka 17. Junaida, S. Sos

NIP. 1197806022003122004

III/a P. Tengah, 02-06-1978

Pustakawan Pertama

Sarjana Perpustakaan

Divisi Rujukan & Bantuan Pengguna 18. Maisyaroh Harahap, S. Sos

NIP. 197905112005012001

III/a Rantau Prapat, 11-05-1979

Pustakawan Pertama

Sarjana Perpustakaan

Divisi Layanan Sirkulasi

19. Nevitriyani Geya, S. Sos NIP. 197311192001122001

III/a Medan, 19-11-1973

Pustakawan Pertama

Sarjana Perpustakaan

Divisi Layanan Koleksi Pinjam Singkat 20. Evi Yulfimar, S. Sos III/a Langkat, Pustakawan Sarjana Kepala Sub. Divisi


(2)

Lahir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

NIP. 197502112001122004 11-02- 1975 Pertama Perpustakaan Layanan Online 21. Sindiana Wulansary, S. Sos

NIP. 197903052002122003

III/a Medan, 05-03-1979

Pustakawan Pertama

Sarjana Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang

22. Era Salida, S. Sos

NIP. 197805082005012011

III/a Medan, 08-05-1978

Tenaga Pustakawan

Sarjana Perpustakaan

Divisi Layanan Digital 23. Mucklis, S. Sos

NIP. 196805262002121002

III/a Medan, 26-5-1980

Tenaga Pustakawan

Sarjana Perpustakaan

Staf Inventarisasi Barang dan Asset

24. Diani Hartati, S.Sos NIP. 197512022005012001

III/a Medan, 2-12-1975

Tenaga Pustakawan

Sarjana Perpustakaan

Divisi Layanan Digital 25. Rosmawaty, SH

NIP. 1195908101981022001

II/d Aceh Selatan, 10-08-1959

Pustakawan Pelaksana

Sarjana Hukum

Kepala Sub. Divisi Layanan Pengguna 26. Zulhelmi AR, A.Md

NIP. 196105011986031005

II/d Binjai, 01-05-1961

Pustakawan Pelaksana

Lanjutan

Diploma-3 Keuangan

Keuangan

27. Irma Yanti Hasibuan, A.Md NIP. 198303012005012001

II/c Hasahatan Julu, 1-3-1983

Tenaga Pustakawan

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang

Tabel 22. Daftar Pegawai Jabatan Struktural dan Honorer (s.d Desember 2010 )

No Nama/NIP Gol Tempat

Tanggal Lahir

Jabatan Struktural

Pendidikan

Terakhir Jabatan/Tugas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Dr. A. Ridwan Siregar NIP. 195311251978121001

IV/c Tapsel, 25-11-1953

Lektor Kepala

Magister Perpustakaan

Kepala

Perpustakaan & Sistem Informasi 2. Drs. Jonner Hasugian, M.Si

NIP. 195911221987021002

IV/b Dolok Sanggul, 22-11-1959

Lektor Kepala

Magister Perpustakaan

Wakil Kepala Perpustakaan & Sistem Informasi 3. Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

NIP. 195704071986032001

III/c Tebing Tinggi, 07-04-1957

Lektor Magister Pendidikan

Staf Ahli Pengelola American Corner 4. Himma Dewiyana, ST, M.Hum

NIP. 197208252006042001

III/c P. Sidempuan, 25-08-1972

Lektor Magister Ilmu Perpustakaan

Staf Ahli Pengemb. Sistem

5. Hartuti, SE., M.Si

NIP. 196106121987012001

III/c Aceh Timur, 12 Juni 1961

Kasubbag T.U

Magister Ilmu Manajemen

Kasubag. Tata Usaha 6. Hirman Sibarani, SH

NIP. 196501301990031001

III/b Tapsel, 30-01-1969

Penata Muda TK.I

Sarjana Hukum

Divisi

Pengatalogan Buku 7. Hamidah, SH

NIP. 1196207072006042001

III/b Medan, 1-7-1962

Penata Muda

Sarjana Hukum

Koleksi WB & ADB

8. Rasiman, S. Sos

NIP. 196707122000031001

III/b Tolan II, 12-07-1967

Penata Muda

Sarjana Perpustakaan

Kepala Sub. Divisi Sistem Automasi 9. Bonar Baringin

NIP. 195807091989021001

III/b Tapanuli Utara, 09-07-1958

Penata Muda

S M A P U M C 10. N u r l e l a

NIP. 195803041986012001

III/a Tanjung Pura, 04-03-1958

Penata Muda

S M A Divisi Keanggotaan


(3)

No Nama/NIP Gol Tempat Tanggal Lahir

Jabatan Struktural

Pendidikan

Terakhir Jabatan/Tugas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

11. Yunan Luthfi, S. Sos NIP. 1196504092007011001

III/a Medan, 9-4-1965

Penata Muda

Sarjana Sosial

Divisi Penitipan Tas

12. Tri Wahyuni, S. S

NIP. 197203012007102001

III/a Medan, 1-3-1972

Penata Muda

Sarjana Sastra Melayu

Divisi Pelayanan Pengguna 13. Sudarman

NIP. 196003081987011001

III/a Medan, 08-03-1960

Penata Muda

S M A Koordinator Satpam 14. Sri Netta Tarigan, S.S

197409072008102001

III/a Medan, 7 September 1974

Penata Muda

Sarjana Sejarah

Divisi Layanan Pengguna 15. Pesta Natalisda Simanjuntak, SH

NIP.196912262008102001

III/a Medan, 26-12-1969

Penata Muda

Sarjana Hukum

Divisi

Pengatalogan Buku 16. Lenny Anggrina, S. Sos

NIP. 197409042009102002

III/a Medan, 4-9-1974

Penata Muda

Sarjana Sosial

Divisi

Layanan Online 17. Supdiarni

NIP. 196510281993102001

II/d Medan, 28-10-1965

Pengatur Tk.I

S M A Divisi Keanggotaan 18. Abdul Hafiz Harahap, S.Sos

NIP. 197509102006041001

II/c Medan, 10-9-1975

Pengatur Sarjana Perpustakaan

American Corner 19. N u r h a n i

NIP. 196009041983032004

II/c Aceh Selatan, 4-9-1960

Pengatur S M A Divisi Pelayanan Pengguna 20. Heru Junaidi

NIP. 196404141987011001

II/c Medan, 19-4-1962

Pengatur S M A Divisi

Perw. Bhn.Pustaka 21. Elida Sefriani Lubis, A.Md

NIP. 197209162007102001

II/c Lumut, 16-9-1972

Pengatur Diploma-3 Keuangan

Publikasi Perpustakaan 22. Eldalin Rotua Sinaga, A.Md

NIP. 19750930227101002

II/c Medan, 30-9-1975

Pengatur Diploma-3 Komputer

Divisi Pelayanan Pengguna 23. Sri Yenni Tarigan, SE

NIP. 197708252009102002

II/c T. Binanga, 25-8-1977

Pengatur Sarjana Ilmu Ekonomi

Divisi

Lay Serial ( Jurnal )

24. Lili Suryani, S.Sos

NIP. 197610192009102001

II/c Medan, 19-10-1976

Pengatur Sarjana Perpustakaan

Divisi Rujukan & Bantuan Pengguna 25. Juli Handayani, S.Sos

NIP. 198307242009102001

II/c Medan, 24-7-1983

Pengatur Sarjana Perpustakaan

Divisi Layanan Digital

26. Hetty Gultom, S.Sos NIP. 198206032009102004

II/c Simangambat, 3-6-1982

Pengatur Sarjana Perpustakaan

Divisi

Pengatalogan Buku 27. Sopiatun, S.Sos

NIP. 197507112009102003

II/c Medan, 11-7-1975

Pengatur Sarjana Perpustakaan

Divisi Pangadaan Jurnal

28. S u t j i p t o

NIP. 195503131987011001

II/a Medan, 13-3-1955

Pengatur Muda

S D Divisi Tata Usaha 29. Lisnawati Gultom

NIP. 1197308232007012001

II/a Simangambat, 23-8-1973

Pengatur Muda

S M E A Divisi Pelayanan Pengguna 30. Osben Panjaitan

NIP. 19750815200711003

II/a Sijungkit, 15-8-1975

Pengatur Muda

S M A S a t p a m 31. Nurzannah Panggabean

NIP. 197001092007012001

II/a Labuhan Deli, 9-1-1971

Pengatur Muda

S M A Divisi Penitipan Tas

32. Deliana Hadifah Hutabarat NIP. 197511032007012002

II/a Medan, 3-11-1975

Pengatur Muda

S M A Divisi Pelayanan Pengguna 33. Rahmadsyah Siagian

NIP. 196904082007011001

II/a Medan, 8-4-1964

Pengatur Muda

S M A Divisi Pelayanan Pengguna 34. Sorta Rusliya Manurung

NIP. 196706202007012031

II/a Bandar Tabu, 20-6-1967

Pengatur Muda

S M A Divisi Pelayanan Pengguna 35. Tiornauli Ernawati Berutu II/a Tapanuli Utara, Pengatur S M A Divisi Layanan


(4)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

NIP.198007082008102001 8-7-1980 Muda Kol.Pinjam Singkat

36. Srifitriani Panggabean, S.Sos NIP. 198207242009102001

II/a Medan, 24-7-1982

Pengatur Muda

Sarjana Perpustakaan

Divisi Tata Usaha 37. Ferry Suryanta

NIP. 197602102009101003

II/a Medan, 10-2-1976

Pengatur Muda

S T M Divisi

Sistem Automasi 38. Sri Trisna Wahyuni, A.Md

NIP. 198201052009102001

II/a Medan, 5-1-1982

Pengatur Muda

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang 39. Irwan Aminuddin

NIP. 197602012009101002

II/a Jakarta, 1-2-1976

Pengatur Muda

SMTGrafika Divisi Layanan Koleksi Pinj. Singkat 40. S y a h r i a l

NIP. 198509142009101001

II/a Medan, 14-9-1985

Pengatur Muda

S M U S a t p a m 41. Pangky Moanda Siregar, Amd

NIP. 197910172009101001

II/a Medan, 17-10-1979

Pengatur Muda

Diploma-3 Komputer

Divisi Duk Tik & E-Library 42. Mira Yunita

NIP. 197804232009102003

II/a Medan, 4-5-1978

Pengatur Muda

S M K Divisi Tata Usaha 43. Didik Santoso

NIP. 198412032009101001

II/a Medan, 3-12-1984

Pengatur Muda

S M K S a t p a m 44. E r n a w a t i

NIP.197908132008102001

I/c Medan, 13-8-1979

Juru S M A Divisi Pelayanan Pengguna 45. Sundari, S.Sos Hon Medan,

6-3-1981

Sarjana Perpustakaan

Koleksi WB & ADB

46. Kiki Novita Haloho, S.Sos Hon Tebing Tinggi, 19-11-1981

Sarjana Perpustakaan

Divisi Pelayanan Sirkulasi 47. Juliati, S.Sos Hon Padang,

27-7-1976

Sarjana Perpustakaan

Divisi Pelayanan Pengguna 48. Joko Setiawan Hon Medan,

10-12-1981

S T M Divisi Pelayanan Pangguna 49. Darlin Parlindungan Hon Medan,

21-9-1985

S MU S a t p a m 50. Abdi Syahputra Hon Medan,

8-11-1977

S M U S a t p a m 51. Muhammad Khairil Sinaga Hon Medan,

20-3-1976

S M U S a t p a m 52. Franz Adytia Lesmana Ginting,

S.Sos., M.Si

Hon Medan, 30-4-1982

Magister Ilmu Manajemen

Divisi Duk Tik & E-Library 53. Suharni Marbun Hon Barus,

11-6-1962

S M A Divisi Perawatan Bahan Pustaka 54. Marianti Naibaho, S.Sos Hon L. Buntu

14-8-1980

Sarjana Perpustakaan

Divisi Pelayanan Pengguna 55. M. Mahruf Nasution, S.Sos Hon Medan,

2-3-1982

Sarjana Perpustakaan

American Corner 56. Fitri Juliana Sigalingging, A.Md Hon Medan,

2-7-1984

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Pelayanan Sirkulasi 57. Mustajab, A.Md Hon Medan,

12-4-1980

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Pelayanan Pengguna 58. Anggika Rahmi Batu Bara, A.Md Hon Tangerang,

18-8-1984

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Pangadaan Jurnal


(5)

No Nama/NIP Gol Tempat Tanggal Lahir

Jabatan Struktural

Pendidikan

Terakhir Jabatan/Tugas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

7-8-1985 Perpustakaan Sirkulasi 60. Muhammad Salim, A.Md Hon Lubuk Pakam

25-9-1984

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Layanan Digital 61. Saidah Tarihoran Hon Sibolga,

2-8-1971

S M E A Divisi Pelayanan Pengguna

62. H e r i Hon Medan,

29-9-1986

S M K S a t p a m 63. Mas Irwan Syahputra, S.Sos Hon Medan,

01-01-1983

Sarjana Perpustakaan

Divisi Duk Tik & E-Library 64. Ray Ansyari Margolang, ST Hon P. Siantar

03-06-1979

SI Teknik Elektro

Divisi Duk Tik & E-Library 65. Netty Handayani, S.Sos Hon Medan,

22-12-1984

Sarjana Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang 66. Mieke Edhita Simarmata, S.Sos Hon Tanjung Balai,

28-05-1983

Sarjana Perpustakaan

American Corner 67. Tua Herianto Pasaribu, S.Sos Hon Simanampang,

21-02-1984

Sarjana Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang 68. Windi Sri Rahayu, A.Md Hon Medan,

11-06-1985

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Pelayanan Sirkulasi 69. Akhmad Danil Ritonga, S.Sos Hon Medan,

21-06-1985

Sarjana Perpustakaan

Divisi Layanan Koleksi Pinjam Singkat 70. Maulana Sakti Lubis, A.Md Hon Tanjung Balai,

16-12-1982

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Layanan Digital 71. Juli Purnawati, S.Sos Hon P. Siantar,

10-07-1985

Sarjana Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang Hukum 72. Emily Mutiara Sari, A.Md Hon Medan,

01-04-1983

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang 73. Lia Marisa Barus, A.Md Hon Tanah Karo,

16-07-1983

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Pelayanan Sirkulasi 74. Nurjannah, S.Sos Hon Medan,

10-11-1977

Sarjana Perpustakaan

Divisi Pelayanan Pengguna 75. Sopiria Br. Sihotang Hon Sembah Bala,

24-12-1988

S M K Divisi Penitipan Tas

76. T u p p a k Hon Medan,

08-06-1986

S M A S a t p a m 77. Jefri Haryuda Hon Medan,

26-10-1987

S M K S a t p a m 78. Rabiul Awal Senjaya Hon Medan,

29-11-1985

S M A S a t p a m 79. Bebby Rizky, S.Sos Hon Medan,

20-03-1986

Sarjana Perpustakaan

Divisi Perpustakaan Cabang FK 80. Muswita Widya Rahma, S.Sos Hon Medan,

12-07-1986 `

Sarjana Perpustakaan

Divisi Pangadaan Jurnal

81. Indra Satria Luhur, A.Md Hon Sidangkal, 14-12-1986

Diploma-3 Perpustakaan

Divisi Duk Tik & E-Library


(6)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 82. Gunarto Hasugian Hon Medan,

17-07-1990

SMA S a t p a m 83. Ruswanto Wahid Hon Medan,

30-08-1980

SMK S a t p a m 84. Syafrida Rizki, S. Sos Hon Medan

03-10-1981

S- 1

Perpustakaan

Manajemen Koleksi 85. Priskilila E. E Napitupulu, S. Sos Hon Sigumpar,

22-04-1986

S – 1 Perpustakaan

Pengadaan Buku & Jurnal

86. Atika Rambe, S. Sos Hon Rantau Prapat 28-10-1985

S – 1 Perpustakaan

Perpustakaan Cab. FK

87. Fredo TSP Hasugian, SE, AK Hon Medan, 18-04-1983

S – 1

Ek. Akuntansi

Dukungan TIK & E-Library 88. Nurhusnah Siregar, A,Md Hon Medan,

31-07-1982

D - 3 Perpustakaan

Penataan Bahan Pustaka Cetak 2