10 f.
Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan
yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. g.
Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai
tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
2.2 Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai
yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing- masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya.
8
Biasanya seseorang akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang ia jalankan, apabila apa yang ia kerjakan itu dianggapnya telah memenuhi
harapannya, atau sesuai dengan tujuan ia bekerja. Apabila seseorang mendambakan sesuatu, maka ia memiliki suatu harapan, dan dengan demikian ia
akan termotivasi untuk melakukan tindakan ke arah pencapaian harapan tersebut. Heider, misalnya menyatakan bahwa prestasi kerja seseorang akan ditentukan
oleh motivasi dan kecakapannya.
9
11 Locke selanjutnya mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan
dengan kepuasan atau ketidakpuasan kerja cenderung lebih mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu
sekarang dan lampau dari pada harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Dari batasan yang disebutkan oleh Locke dapat diambil kesimpulan bahwa
ada dua hal yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaaan. Yang ingin dicapai adalah nilai- nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi.
10
Beberapa defenisi kepuasan kerja oleh beberapa ahli antara lain: menurut Wexley Yulk, kepuasan kerja adalah “is the way an employee feels about
hisher job”, artinya perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Sedangkan menurut Athanasiou, kepuasan kerja adalah sebagai “positive emotional state”. Vroom
menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah “refleksi dari job attitude yang bernilai positif” dan Hoopeck menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian
dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaanya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.
8
Tiffin berpendapat bahwa kepuasaan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara
pimpinan dengan sesama karyawan. Kemudian Blum yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap
12 khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial
individual di luar kerja.
8
Sedangkan Howell dan Dipboye 1986 memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja sebagai
aspek dari pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
10
Kemudian Kornhauser 1965 berpendapat bahwa peningkatan kepuasan kerja sendiri merupakan tujuan yang dicita-citakan. Karyawan melewatkan
sebagian besar waktunya untuk bekerja dan bagian dari kehidupannya ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyenangkan dan memuaskan. Disamping itu,
pengalaman individu di tempat kerjanya akan mewarnai sikapnya di luar lingkungan pekerjan dan kebahagiaannya secara umum.
Dan pada dasarnya, kepuasan kerja tergantung pada timgkat penyesuaian antara kebutuhan masing-masing pekerja serta ciri-ciri yang memberikan
dorongan atau memenuhi kebutuhan dari pekerjaan yang bersangkutan.
11
L.N. Jewell dan Marc Siegall berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah sikap yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Secara sederhana,
kita dapat mengatakan bahwa karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya.
12
T. Hani Handoko menyatakan kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
13 seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
13
T.M. Fraser dalam bukunya stress dan kepuasan kerja mengatakan kepuasan kerja merupakan pengertian yang sulit didefenisikan kendati dengan istilah paling
sederhana sekalipun. Bagi karyawan sendiri, kepuasan kerja muncul bila keuntungan yang dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya marjinal yang
dikeluarkan, yang oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai. Namun demikian, rasa puas itu bukan keadaan yang tetap, karena dapat dipengaruhi dan
diubah oleh kekuatan-kekuatan baik dari dalam maupun luar lingkungan kerja.
14
Pernyataan di atas dianggap sebagai unsur dasar dalam konsep penyesuaian kerja. Karena nilai relatif yang diberikan individu pada kebutuhan yang berbeda
sangat beragam, situasi kerja objektif yang sama mungkin memberikan kadar kepuasan kerja yang tinggi bagi sementara karyawan dan ketidakpuasan bagi
yang lain. Dari batasan-batasan mengenai kepuasan kerja di atas sebenarnya batasan
yang sederhana dan operasional adalah ”suatu sikap yang positif yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan
situasi kerja termasuk di dalamnya masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan kondisi psikologis”. Ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya.
8
14
2.3. Teori-Teori Tentang Kepuasan Kerja