Latar Belakang Pengaturan Dan Pengawasan Bank Di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan The Basel Core Principles For Effective Banking Supervision

Harningtias Putri : Pengaturan Dan Pengawasan Bank Di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan The Basel Core Principles For Effective Banking Supervision, 2008. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu negara, bahkan pada era globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran dunia. Mengingat hal yang demikian itu, maka begitu suatu bank telah memperoleh izin berdiri dan beroperasi dari otoritas moneter negara yang bersangkutan, bank tersebut menjadi milik masyarakat. Oleh karena itu, eksistensinya bukan saja harus dijaga oleh para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga oleh masyarakat nasional dan global. 1 Mengingat kegiatan perbankan bergerak dengan dana dari masyarakat atas dasar kepercayaan, maka setiap pelaku perbankan diharapkan tetap menjaga kepercayaan masyarakat tersebut. Kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan akan terjaga apabila sektor perbankan itu sendiri diselenggarakan dan dikelola dengan prinsip kehati-hatian sehingga selalu terpelihara kondisi kesehatannya. Sejalan dengan harapan-harapan tersebut, Bank Indonesia sebagai bank sentral yang mempunyai peran pula dalam menentukan dan memberikan arah perkembangan perbankan serta dapat melindungi masyarakat, maka Bank Indonesia mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk membina serta 1 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan: Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hal. 1. Harningtias Putri : Pengaturan Dan Pengawasan Bank Di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan The Basel Core Principles For Effective Banking Supervision, 2008. USU Repository © 2009 melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan perbankan. 2 Fungsi pengaturan dan pengawasan bank di tangan Bank Indonesia tidak pernah lepas dari sorotan masyarakat. Fungsi ini semakin krusial setelah pemerintah melalui Pakto 88 meliberalisasikan industri perbankan nasional dengan mempermudah syarat-syarat pendirian bank baru. Momentum liberalisasi memang benar-benar dimanfaatkan pelaku dunia usaha, sehingga lahirnya bank- bank baru terjadi dengan sangat cepat. Sayangnya, liberalisasi perbankan ini tidak disertai dengan peningkatan supply tenaga bankir yang berkualitas. Di situlah letak peran pentingnya pengawasan bank, karena sistem perbankan memiliki fungsi dan peran yang penting dan strategis dalam menggerak-tumbuhkan perekonomian. 3 Dasar, prinsip, dan mekanisme pengawasan bank itu sendiri mengalami proses evolusi. Semula dasar dan orientasinya adalah kepentingan nasional masing-masing negara semata, kemudian setelah berkembang melalui kerjasama antar lembaga pengawasan bank dan bank sentral, orientasinya pada kepentingan bilateral atau regional. Sejak pertengahan tahun 70-an, dengan munculnya kebutuhan akan kerja sama dan harmonisasi, standar internasional bagi pengawasan bank telah berkembang lagi. Itu semua terjadi, karena adanya berbagai pengalaman atas kegagalan bank yang bertingkat internasional pada suatu negara, tapi dampak negatifnya meluas ke negara lain. Demikian pula berbagai goncangan dan krisis perbankan yang melanda sebagian besar negara berkembang maupun negara maju telah berdampak luas, tidak hanya terhadap 2 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan diIndonesia Cetakan ketiga, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000, hal. 276. 3 Suwidi Tono, dkk, Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral, Jakarta: PT Mardi Mulyo, 2000, hal. 125. Harningtias Putri : Pengaturan Dan Pengawasan Bank Di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan The Basel Core Principles For Effective Banking Supervision, 2008. USU Repository © 2009 sistem perbankan dan perekonomian nasional yang bersangkutan, namun juga berdamapak pada regional maupun internasional. 4 Penataan keharmonisan standar internasional pengawasan bank tersebut dilakukan oleh The Basel Committee on Banking Supervision atau sering disingkat The Basel Committee yang didirikan dan disponsori oleh kelompok negara Group of Ten G-10. Produk yang dihasilkan oleh The Basel Committee itu, setelah melalui proses yang panjang di-endors pelaksanaannya oleh Group of Ten dan diadopsi oleh negara-negara lainnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengadopsi produk kesepakatan The Basel Committee, mulai dari The Core Principles for Effective Banking Supervision sampai dengan perkembangan terakhir ketentuan The New Basel Capital Accord Basel II. 5 The Basel Committee meyakini bahwa pengadopsian prinsip-prinsip tersebut oleh semua negara menjadi langkah penting dalam proses memperbaiki dan meningkatkan stabilitas keuangan baik di dalam negeri masing-masing maupun dunia internasional. Namun percepatan penerapan prinsip-prinsip ini oleh masing-masing negara tentunya akan sangat bervariasi. Di beberapa negara diperlukan perubahan kerangka hukum dan penyesuaian wewenang otoritas pengawas. Hal ini akan sangat penting karena banyak otoritas pengawas memiliki keterbatasan wewenang untuk menerapkan peraturan-peraturan yang diatur dalam prinsip-prinsip tersebut. Jika hal seperti itu terjadi, The Basel Committee meyakini bahwa sangat esensial bagi setiap negara melakukan perubahan hukum dan 4 Permadi Gandapradja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal. xx-xxi. 5 Ibid, hal. xxi. Harningtias Putri : Pengaturan Dan Pengawasan Bank Di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan The Basel Core Principles For Effective Banking Supervision, 2008. USU Repository © 2009 peraturan yang memungkinkan implementasi semua aspek dari prinsip-prinsip pengawasan bank yang efektif tersebut. 6 Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu kiranya untuk mengkaji bagaimana penerapan produk kesepakatan The Basel Committee dalam pengaturan dan pengawasan bank di Indonesia saat ini, mengingat perkembangan industri perbankan dalam dekade terakhir terasa cukup dramatis, maka penulis mengangkat judul “Pengaturan dan Pengawasan Bank di Indonesia dalam Kaitannya dengan The Core Principles for Effective Banking Supervision”.

B. Perumusan Masalah