kardiovaskuler BMI, kolesterol serum, tekanan darah pada pasien dialisis,
terutama yang menderita PEM Nerscomite, 2010.
2.2.3 Penetapan status nutrisi
Menetapkan dan memonitor status nutrisi protein-energi pasien dialisis merupakan kegiatan penting dengan tujuan untuk mencegah, mendiagnosis serta
mengobati PEM. Status nutrisi protein-energi pada dasarnya menggambarkan status kuantitatif dan kualitatif protein, baik komponen viseral non otot maupun
somatik otot, serta status keseimbangan energi. Sampai dengan sekarang secara definitif belum ada cara tunggal yang bisa dianggap sebagai standar emas untuk
menilai status nutrisi maupun menilai respon intervensi nutrisi. Dewasa ini didapatkan banyak cara untuk menetapkan status nutrisi, sehingga disesuaikan
dengan sarana yang ada, bisa dilakukan sebanyak mungkin cara yang bisa membantu menetapkan status nutrisi pasien dialisis. Metode dan cara untuk
menetapkan adanya PEM pada pasien yang menjalani dialisis, secara klasik dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: penilaian terhadap selera makan dan asupan makanan
assessment of appetite and dietary intake, penilaian berdasarkan pemeriksaan biokimiawi dan laboratorium biochemical and laboratory assessment,
pengukuran komposisi tubuh body composition measures, dan sistim skoring nutrisi nutritional scoring system JASN, 2001.
Pada saat melakukan wawancara dengan penderita, adanya keluhan mual, muntah, tidak ada nafsu makan maupun penurunan berat badan harus dievaluasi
secara hati-hati untuk kemungkinan penyebab non uremik seperti gagal jantung kongestif yang berat, kencing manis, berbagai kelainan gastrointestinal, depresi,
preparat besi yang bisa menyebabkan dispepsia atau prednison yang bisa meningkatkan katabolisme. Asupan makanan harus dinilai pada hari-hari saat
menjalani HD dan hari-hari diluar jadwal HD, biasanya pada hari-hari HD menurun sekitar 20. Skinfold thickness bisep dan trisep menggambarkan lemak
tubuh sedangkan mid arm circumference untuk menilai massa otot. Subjective
Universitas Sumatera Utara
Global Assesment SGA merupakan suatu metode penilaian sederhana untuk mengevaluasi status nutrisi didasarkan dari riwayat kesehatan penderita dan
parameter fisik. Albumin serum merupakan indeks status nutrisi penting dan pemeriksaan ini tersedia hampir di semua laboratorium, namun perlu diperhatikan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kadar albumin seperti status cairan, gangguan fungsi hati, gangguan saluran cerna, dan berbagai kelainan yang
menyebabkan inflamasi Allan et al, 1987. Pemantauan dan evaluasi status nutrisi pasien dialisis harus dilakukan secara
periodik-berkesinambungan. Setidaknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, sambil memperhatikan adekuasi HD nya serta kemungkinan penyakit penyerta lain.
Kadar BUN yang rendah bisa saja merupakan gambaran pasien yang menjalani HD dengan baik dan dengan asupan protein yang cukup, tapi bisa juga sebagai
gambaran pasien yang tindakan HD nya tidak adekuat dan asupan proteinnya buruk Nerscomite, 2010.
2.2.4 Penatalaksanaan nutrisi