BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dalam setiap menit, setiap harinya, seorang ibu meningga l disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Erni 2009, kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun, 99
diantaranya terjadi di negara berkembang. Menurut Millenium Development Goals 2004 dalam Erni 2009, dari
lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Angka Kematian Ibu
AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara- negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia
adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Menurut Depkes RI 2003 dalam Wayu 2009, kondisi derajat kesehatan
di Indonesia ini masih harus ditingkatkan antara lain ditandai dengan tingginya AKI yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi baru lahir 35 per
1.000 kelahiran hidup. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2003, Angka Kematian Ibu AKI adalah 307 per 100.000 SDKI, 2003
dan turun menjadi 228 per 100.000 pada tahun 2007 SDKI, 2007. Menurut Depkes RI 2001 dalam Ari 2009, angka kematian ibu dan bayi
merupakan tolok ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi melalui program-program kesehatan. Menurut Depkes RI 1999 dalam Erni 2009, definisi kematian maternal
adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Menurut Sensus 2000 dalam Ari 2009, lima penyebab utama kematian
ibu adalah pendarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, yaitu sebanyak 51. Kekurangan Energi Protein KEP dan Kekurangan Energi Kalori, yaitu
sebanyak 4,8. Angka kematian maternal di Sumatera Utara pada tahun 2007 tercatat
sebesar 349 per 263.837 kelahiran hidup, dan di kota Medan, angka kematian maternal pada tahun 2007 tercatat sebesar 11 per 41.321 kelahiran hidup Depkes
RI, 2007. Komplikasi persalinan sebagian besar dapat dicegah, bila kesehatan ibu
selama hamil selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal care yang teratur dan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Hal ini dilakukan untuk mencapai
sasaran Millenium Development Goals MDGs, yaitu Angka Kematian Ibu AKI sebesar 102 per 100.000 Kelahiran Hidup KH dan Angka Kematian Bayi
AKB menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 Depkes RI, 2008. Menurut Saifuddin 2002 dalam Erni 2009, kebijakan Departemen
Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu AKI pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Mother Hood”
yaitu; 1 Keluarga berencana, 2 Pelayanan antenatal care, 3 Persalinan yang aman, 4 Pelayanan obstetric essensial. Pilar yang kedua yaitu pelayanan
antenatal care yang tujuan utamanya mencegah komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO 2005, Antenatal Care
adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta persalinan
yang aman dan memuaskan. Perawatan antenatal PAN adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti
pada ibu hamil, pada perkembanganpertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yang
terbaik Hanafiah, 2006. Berdasarkan laporan kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007, cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 77.07 Depkes RI, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan antenatal care adalah untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,
memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal Prawirohardjo, 2006. Menurut Nursalam 2001 dalam Evin 2009, ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab, antara lain: faktor pengetahuan, faktor pendidikan, faktor usia, dan faktor
ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah