Gambaran Perilaku Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan di RSU dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP
PENTINGNYA ASUPAN ASAM FOLAT
PADA MASA KEHAMILAN
DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010
Oleh :
WIDODO ADI PRASETYO
070100085
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(2)
GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP
PENTINGNYA ASUPAN ASAM FOLAT
PADA MASA KEHAMILAN
DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
WIDODO ADI PRASETYO
070100085
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Gambaran Perilaku Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan di RSU dr. Pirngadi Medan Tahun 2010 Nama : Widodo Adi Prasetyo
NIM : 070100085
Pembimbing Penguji I
(dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp. GK) (dr. Rina Amelia, MARS) NIP : 19731221 200312 2 001 NIP : 19760420 200312 2 002
Penguji II
(Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi) NIP: 19761004 200312 2 002
Medan, 29 November 2010 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara)
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP : 19540220 198011 1 001
(4)
ABSTRAK
Neural tube defect adalah prevalensi anomali kongenital terbanyak kedua
setelah malformasi jantung di Amerika Serikat, dan berasosiasi terhadap morbiditas dan mortalitas Pemberian asam folat pada ibu hamil diketahui untuk mencegah terjadinya neural tube defect, terutama spina bifida dan anenchepalus pada fetus. Anak–anak dengan neural tube defect berasosiasi dengan anomali perkembangan otak yang berat.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain cross
sectional. Populasi yang digunakan adalah ibu – ibu hamil yang berkunjung ke
Poliklinik Ibu Hamil RSU dr. Pirngadi Medan dan diambil sampel sebanyak 100 orang. Sampel diambil dengan menggunakan cara counsecutive sampling.Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan. Perilaku tersebut dapat dibagi menjadi pengetahuan, sikap dan tindakan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa responden dengan pengetahuan baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 55%, pengetahuan sedang 36% dan pengetahuan buruk 9 %. Responden dengan sikap baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 94%, sikap sedang 6%, dan tidak ada yang buruk. Responden dengan tindakan yang buruk memiliki persentase yang tinggi yaitu 43%, tindakan sedang 36% dan tindakan baik 21 %. Responden dengan perilaku sedang memiliki persentase yang tinggi yaitu 68%, perilaku baik 28% dan perilaku buruk 4 %.
Kesimpulan dari penelitian tersebut didapat bahwa dalam hal pengetahuan dan sikap ibu hamil dikategorikan baik, akan tetapi dalam hal tindakan ibu hamil dikategorikan buruk. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kemungkinan adanya faktor – faktor lain seperti faktor fasilitas dan faktor pendukung dari suami, orangtua, ataupun mertua yang berperan dalam melakukan suatu tindakan. Saran yang bisa diberikan adalah dalam hal penyuluhan ibu hamil tersebut perlu melibatkan keluarga (suami, orangtua ataupun mertua)
(5)
ABSTRACT
Neural tube defect are the second only to cardiac malformations as the most prevalent congenital anomaly in United States, and they are associated with substansial morbidity and mortality. Maternal folic acid is known to be protective for neural tube defects, primarily spina bifida and anencephalus. In children with neural tube defects are associated with more severe anomalous brain development.
This study use descriptive study with cross sectional design. The population used is the pregnant women who visited the clinic of pregnancy dr. Pirngadi Medan and taken sample 100 people. Samples taken using counsecutive sampling. This study is using a questionnaire instrument. This study was conducted to determine the description of pregnant woman behavior to how important diet of folic acid in pregnancy. This behaviour can be divide to knowledge, attitude, and practice.
The result of this study is found that respondents with good knowledge has a high percentage 55%, intermediate knowledge 36% and poor knowledge 9%. Respondents with a good attitude has a high percentage 94%, intermediate attitude 6%, and nothing poor attitude. Respondents with a poor practice has a high percentage 43%, intermediate practice 36% and good practice 21 %. Respondents with a intermediate behavior have a high percentage 68%, good behavior 28% and poor behaviour 4%.
The conclusions of these research is found that in terms of knowledge and attitude of pregnant women is in good category, but in terms of practice is in poor category. This can occur due to possible presence of other factors such as facilities factor and supporting factors from husband, parents, or in-laws play a role in doing any practice. Advice can be given is in terms of counseling pregnant women will need to involve the family (husband, parents or in-laws)
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2010”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2. Dosen - dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas (IKM / IKK ) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 3. Dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan
4. Dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen penguji I serta Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis
5. Ardian dan Wiwi Purwati selaku orang tua penulis dan dr. Haryo Prabowo selaku saudara kandung penulis yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Komisi Etik dan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah menyetujui pelaksanaan penelitian ini
(7)
7. Bidang Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dan SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang telah memberikan izin melakukan penelitian
8. Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan sebagai tempat penelitian
9. Teman – teman seperjuangan penulis M. Taufik Alfian, Gerald Abraham Harianja, dan Laurent, serta teman – teman yang selalu mendukung penuh dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini Kharisma Prasetya Adhyatma, Michael Rulando, Benny Harmoko, Vitri Alya, Dewi Sartika, Rizky Eka Putra, dan Ayu Sasmita Daulay
10.Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu selama perkuliahan
Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Medan, 29 November 2010 Penulis
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ………... i
ABSTRAK ……….. ii
ABSTRACT ………... iii
KATA PENGANTAR ………... iv
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR GAMBAR ………. x
DAFTAR TABEL ……….. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1
1.1. Latar Belakang ………... 1
1.2. Rumusan Masalah ………. 2
1.3. Tujuan Penelitian ………... 2
1.3.1. Tujuan Umum ………. 2
1.3.2. Tujuan Khusus ……… 3
1.4. Manfaat Penelitian ……… 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……… 4
2.1. Domain Perilaku ……… 4
2.1.1. Pengetahuan (Knowledge) ………... 5
. 2.1.2. Sikap (Attitude) ……… 6
2.1.3. Praktik atau Tindakan (Practice) ………. 6
2.2. Asam Folat ……… 7
2.2.1. Nutrisi Asam Folat pada Ibu Hamil ………… 9
2.2.2. Neural Tube Defect ………. 10
2.2.3. Hubungan Asam Folat dengan Neural Tube Defects ………. 11 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ………... 13 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………. 13
3.2. Definisi Operasional ……….. 13
BAB 4 METODE PENELITIAN ………. 17
4.1 Jenis Penelitian ……….. 17
(9)
4.3 Populasi dan Sampel ……… 17
4.3.1. Populasi ……….. 17
4.3.2. Sampel ……… 18
4.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 18
4.4.1. Pengumpulan Data ……….. 18
4.4.2. Instrumen Penelitian ……… 19
4.4.3. Teknik Skor dan Skala ………. 19
4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 21
4.5 Pengolahan dan Analisa Data ……… 22
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………... 23
5.1 Hasil Penelitian ………. 23
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 23
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu ……… 23
5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ……… 23 5.1.2.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan …………... 24 5.1.2.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ………. 24 5.1.2.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida ……… 25 5.1.3. Deskripsi Perilaku Responden ……….. 25
5.1.3.1. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ……….. 25 5.1.3.2. Distribusi Sikap Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ……….. 26 5.1.3.3. Distribusi Tindakan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ……….. 26 5.1.3.4. Distribusi Perilaku Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ………. 27 5.1.4. Deskripsi Hasil Jawaban Responden ………… 27
5.1.5. Deskripsi Tabulasi Silang ……… 29 5.1.5.1. Tabulasi Silang antara Umur dengan
Pengetahuan …………
29 5.1.5.2. Tabulasi Silang antara Umur dengan
Sikap ….
(10)
5.1.5.3. Tabulasi Silang antara Umur dengan Tindakan
30 5.1.5.4. Tabulasi Silang antara Umur dengan
Perilaku
31 5.1.5.5. Tabulasi Silang antara Pekerjaan
dengan Pengetahuan …………
31 5.1.5.6. Tabulasi Silang antara Pekerjaan
dengan Sikap ………
32 5.1.5.7. Tabulasi Silang antara Pekerjaan
dengan Tindakan ……….
32 5.1.5.8. Tabulasi Silang antara Pekerjaan
dengan Perilaku ………..
33 5.1.5.9. Tabulasi Silang antara Pendidikan
dengan Pengetahuan ………..
33 5.1.5.10. Tabulasi Silang antara Pendidikan
dengan Sikap ……….
34 5.1.5.11. Tabulasi Silang antara Pendidikan
dengan Tindakan ……….
34 5.1.5.12. Tabulasi Silang antara Pendidikan
dengan Perilaku ………..
35 5.1.5.13. Tabulasi Silang antara Gravida
dengan Pengetahuan …………
35 5.1.5.14. Tabulasi Silang antara Gravida
dengan Sikap ………..
36 5.1.5.15. Tabulasi Silang antara Gravida
dengan Tindakan ……….
36 5.1.5.16. Tabulasi Silang antara Gravida
dengan Perilaku ………
37 5.1.5.17. Tabulasi Silang antara Pengetahuan
dengan Sikap ………
37 5.1.5.18. Tabulasi Silang antara Pengetahuan
dengan Tindakan ………
38 5.1.5.19. Tabulasi Silang antara Sikap
dengan Tindakan ………
38
5.2 Pembahasan ……….. 39
5.2.1. Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupa n Asam Folat pada Masa Kehamilan ……
39 5.2.2. Sikap Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan
Asam Folat pada Masa Kehamilan ………..
39 5.2.3. Tindakan Ibu Hamil Terhadap Pentingnya
Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ……
40 5.2.4. Perilaku Ibu Hamil Terhadap Pentingnya 41
(11)
Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan …… 5.2.5. Tabulasi Silang antara Umur Ibu Hamil dengan
Perilaku ………
42 5.2.6. Tabulasi Silang antara Pekerjaan Ibu Hamil
dengan Perilaku ………
43 5.2.7. Tabulasi Silang antara Pendidikan Ibu Hamil
dengan Perilaku ………
43 5.2.8. Tabulasi Silang antara Gravida Ibu Hamil
dengan Perilaku ………
44
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……… 46
6.1. Kesimpulan ……… 46
6.2. Saran ……….. 46
DAFTAR PUSTAKA ……… 48 LAMPIRAN
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Perilaku Kesehatan Ibu Hamil di RSU Dr. Pirngadi Medan ……….
(13)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Nilai Asam Folat Berbagai Bahan Makanan (μg / 100 gram) …. 8
2.2 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil ……… 10
4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan (Nilai 0 – 10) …... 19 4.2 Penentuan Nilai dari Kuesioner Sikap (Nilai 0 – 10) ………….. 19 4.3 Penentuan Nilai dari Kuesioner Tindakan (Nilai 0 – 10) ……… 20 4.4 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan
Perilaku ………
20
4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ……… 21 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………. 23 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan … 24 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ….. 24 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida …….. 25 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Asupan Asam
Folat pada Masa Kehamilan ………
25
5.6 Distribusi Sikap Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ………..
26
5.7 Distribusi Tindakan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ……….
26
5.8 Distribusi Perilaku Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan ……….
27
5.9 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Pengetahuan 27 5.10 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Sikap 28
(14)
5.11 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Tindakan 28
5.12 Tabulasi Silang antara Umur dengan Pengetahuan ……… 29
5.13 Tabulasi Silang antara Umur dengan Sikap ……… 30
5.14 Tabulasi Silang antara Umur dengan Tindakan ……….. 30
5.15 Tabulasi Silang antara Umur dengan Perilaku ……… 31
5.16 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan ……….. 31
5.17 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Sikap ………. 32
5.18 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Tindakan ……… 32
5.19 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Perilaku ……….. 33
5.20 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pengetahuan ……… 33
5.21 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Sikap …………... 34
5.22 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Tindakan …………. 34
5.23 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Perilaku ……… 35
5.24 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Pengetahuan ………….. 35
5.25 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Sikap ………. 36
5.26 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Tindakan ………... 36
5.27 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Perilaku ………. 37
5.28 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap ………. 37
5.29 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan ………... 38
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Curruculum Vitae
Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden / Subjek Penelitian Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Lampiran 6 Data Validasi Pengetahuan
Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Lampiran 8 Data Validasi Sikap
Lampiran 9 Uji Validitas dan Reliabilitas Sikap Lampiran 10 Data Hasil Pengetahuan
Lampiran 11 Data Hasil Sikap Lampiran 12 Data Hasil Tindakan
Lampiran 13 Interpretasi Hasil Penelitian Lampiran 14 Surat Izin Penelitian
Lampiran 15 Surat Selesai Penelitian
(16)
ABSTRAK
Neural tube defect adalah prevalensi anomali kongenital terbanyak kedua
setelah malformasi jantung di Amerika Serikat, dan berasosiasi terhadap morbiditas dan mortalitas Pemberian asam folat pada ibu hamil diketahui untuk mencegah terjadinya neural tube defect, terutama spina bifida dan anenchepalus pada fetus. Anak–anak dengan neural tube defect berasosiasi dengan anomali perkembangan otak yang berat.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain cross
sectional. Populasi yang digunakan adalah ibu – ibu hamil yang berkunjung ke
Poliklinik Ibu Hamil RSU dr. Pirngadi Medan dan diambil sampel sebanyak 100 orang. Sampel diambil dengan menggunakan cara counsecutive sampling.Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan. Perilaku tersebut dapat dibagi menjadi pengetahuan, sikap dan tindakan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa responden dengan pengetahuan baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 55%, pengetahuan sedang 36% dan pengetahuan buruk 9 %. Responden dengan sikap baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 94%, sikap sedang 6%, dan tidak ada yang buruk. Responden dengan tindakan yang buruk memiliki persentase yang tinggi yaitu 43%, tindakan sedang 36% dan tindakan baik 21 %. Responden dengan perilaku sedang memiliki persentase yang tinggi yaitu 68%, perilaku baik 28% dan perilaku buruk 4 %.
Kesimpulan dari penelitian tersebut didapat bahwa dalam hal pengetahuan dan sikap ibu hamil dikategorikan baik, akan tetapi dalam hal tindakan ibu hamil dikategorikan buruk. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kemungkinan adanya faktor – faktor lain seperti faktor fasilitas dan faktor pendukung dari suami, orangtua, ataupun mertua yang berperan dalam melakukan suatu tindakan. Saran yang bisa diberikan adalah dalam hal penyuluhan ibu hamil tersebut perlu melibatkan keluarga (suami, orangtua ataupun mertua)
(17)
ABSTRACT
Neural tube defect are the second only to cardiac malformations as the most prevalent congenital anomaly in United States, and they are associated with substansial morbidity and mortality. Maternal folic acid is known to be protective for neural tube defects, primarily spina bifida and anencephalus. In children with neural tube defects are associated with more severe anomalous brain development.
This study use descriptive study with cross sectional design. The population used is the pregnant women who visited the clinic of pregnancy dr. Pirngadi Medan and taken sample 100 people. Samples taken using counsecutive sampling. This study is using a questionnaire instrument. This study was conducted to determine the description of pregnant woman behavior to how important diet of folic acid in pregnancy. This behaviour can be divide to knowledge, attitude, and practice.
The result of this study is found that respondents with good knowledge has a high percentage 55%, intermediate knowledge 36% and poor knowledge 9%. Respondents with a good attitude has a high percentage 94%, intermediate attitude 6%, and nothing poor attitude. Respondents with a poor practice has a high percentage 43%, intermediate practice 36% and good practice 21 %. Respondents with a intermediate behavior have a high percentage 68%, good behavior 28% and poor behaviour 4%.
The conclusions of these research is found that in terms of knowledge and attitude of pregnant women is in good category, but in terms of practice is in poor category. This can occur due to possible presence of other factors such as facilities factor and supporting factors from husband, parents, or in-laws play a role in doing any practice. Advice can be given is in terms of counseling pregnant women will need to involve the family (husband, parents or in-laws)
(18)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Neural tube defect adalah prevalensi anomali kongenital terbanyak
kedua setelah malformasi jantung di Amerika Serikat, dan berasosiasi terhadap morbiditas dan mortalitas (Hochberg dkk, 2008). Pemberian asam folat pada ibu hamil diketahui untuk mencegah terjadinya neural tube defect, terutama spina bifida dan anenchepalus pada fetus. Asam folat diberikan kepada ibu hamil secara adekuat untuk proteksi maksimal terhadap kejadian
neural tube defect (Green, 2002).
Anak–anak dengan neural tube defect berasosiasi dengan lebih banyak lagi anomali perkembangan otak yang berat. Banyaknya anomali perkembangan otak yang berat berasosiasi dengan buruknya neurobehavior yang diketahui dari inteligensia, kemampuan akademis, dan perilaku beradaptasi (Fletcher dkk, 2005).
Sebuah studi observasional yang multipel menyatakan bahwa asam folat bisa menurunkan risiko terjadinya neural tube defect sebesar 72% (Lancet, 1991). Studi lain yang dilakukan di Cina menyatakan bahwa insiden terjadinya neural tube defect pada ibu hamil yang mengkonsumsi 400 µg asam folat per hari adalah 1 per 1000, sedangkan pada ibu hamil yang tidak mengkonsumsi asam folat adalah 4.8 per 1000 (Berry dkk, 1999).Di Amerika Serikat hanya satu dari tiga ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat dalam jumlah yang cukup untuk mencegah terjadinya neural tube defect (Oakley, 1998). Sebuah studi yang membandingkan antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi asam folat di beberapa regional di seluruh dunia pada waktu
(19)
yang berbeda menunjukkan bahwa terjadi penurunan prevalensi neural tube
defect dari 25% menjadi 50% (Eichholzer dkk, 2006).
Suplementasi asam folat tidak hanya penting pada saat awal kehamilan, akan tetapi pada sepanjang kehamilan. Kebutuhan asam folat meningkat pada saat kehamilan dan juga zat besi yang bisa mencegah terjadinya anemia pada kehamilan (Botto dkk, 2004).
Banyak ibu hamil diberikan nasihat untuk mengkonsumsi suplemen prenatal yang mengandung asam folat selama masa kehamilan. Pada penelitian di Toronto, Kanada, prevalensi asam folat yang tidak adekuat atau proporsi individu yang mengkonsumsi asam folat yang tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi sekitar 36% (angka kecukupan sehari asam folat yang dibutuhkan adalah 520 µg) (Sherwood et al, 2006). Di Indonesia angka kecukupan sehari asam folat yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah 400μg (Almatsier, 2001).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat kita ketahui bahwa peningkatan prevalensi terjadinya neural tube defect dapat dicegah dengan cara memberikan suplementasi asam folat pada saat kehamilan, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan. Dikarenakan Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi merupakan tempat rujukan ibu hamil yang datang untuk berkonsultasi, maka penulis berniat untuk melakukan penelitian disana.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan bagaimana gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan.
(20)
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui gambaran karakteristik usia, pendidikan, pekerjaan, dan gravida ibu hamil yang menjadi responden penelitian
2. Mengetahui pengetahuan ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan 3. Mengetahui sikap yang dilakukan ibu hamil untuk mencukupi
kebutuhan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan
4. Mengetahui tindakan yang dilakukan ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
penerapan ilmu yang diperoleh sewaktu perkuliahan
2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis
3. Bagi masyarakat luas khususnya ibu – ibu hamil agar sadar akan pentingnya asupan asam folat pada saat kehamilan
(21)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Domain perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap – tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni: (1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. (2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 (tiga) domain, ranah, atau kawasan, yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: (Notoatmodjo, 2003)
(22)
2.1.1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. (2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. (3) Evaluation, (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. (4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuia dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: (1) Tahu (know), tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. (2) Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintrepretasikannya materi tersebut secara benar. (3) Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. (4) Analisis (analysis), analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
(23)
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. (5) Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. (6) Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok: (1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. (2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. (3) Kecenderungan untuk bertindak.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan: (1) Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dam memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). (2) Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugasyang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. (3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap ketiga. (4) Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi
2.1.3. Praktik atau Tindakan (practice)
Praktik mempunyai beberapa tingkatan: (1) Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. (2) Respons
(24)
terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator praktik tingkat dua. (3) Mekanisme (mecanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. (4) Adopsi (adoption), adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang mudah berkembang dengan baik.
2.2. Asam folat
Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dab gizi sama dengan asam folat. Ikatan – ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan – pecahan karbon tunggal dalam metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat. Bentuk koenzim ini adalah tetrahidrofolat (THF) atau asam tetrahidrofolat (THFA) (Almatsier, 2001).
Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom karbon tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksi metil atau metal dalam reaksi penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam nukleat. THFA berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin serta pirimidin timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan dalam pembentukan asam-asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam-asam ribonukleat acid (RNA) (Almatsier, 2001).
Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin folium, yang berarti daun hijau), hati daging tanpa lemak, serealia utuh, biji – bijian, kacang – kacangan, dan jeruk. (lihat Tabel 2.1.)
(25)
Tabel 2.1.
Nilai asam folat berbagai bahan makanan (μg / 100 gram)
Bahan makanan μg Bahan makanan µg
Hati ayam 1128 Asparagus 109
Hati sapi 250 Bayam 134
Ginjal sapi 45.3 Rumput laut kering 4700
Ikan kembung 36.5 Daun kacang 109.8
Ganggang laut 61 Daun selada 88.8
Kepiting 56 Kucai 57.8
Ubi jalar 52 Kacang kedelai 210
Jeruk Mandarin 5.1 Kacang hijau 121
Bungkil kacang tanah 124 Kacang merah 180
Sumber : Food Composition Table for Use in East Asia, FAO, 1972
Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif. Vitamin B12 merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan metilmalonil-KoA mutase. Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat. Gugus metal 5-metil tetrahidofolat (5-metil-H4 folat) dipindahkan ke kobalamin untuk membentuk metilkobalamin yang kemudian memberikan gugus metil ke homosistein. Produk akhir adalah metionin, kobalamin, H4 folat, yang dibutuhkan dalam pembentukan poliglutamil folat dan 5,10-metil-H4 folat, yang merupakan kofaktor timidilat sintetase dan akhirnya untuk sintesis DNA (Almatsier, 2001).
(26)
2.2.1. Nutrisi asam folat pada ibu hamil
Status nutrisi pada seorang wanita harus sudah ditaksir pada masa prakonsepsi dengan tujuan untuk mengoptimalkan kesehatan ibu hamil, janin dan anak. Kebanyakan nasihat tentang nutrisi berdasarkan pada angka kecukupan gizi yang bersumber dari Food and Drug Administration (FDA). Angka kecukupan gizi adalah taraf konsumsi zat – zat esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. (Almatsier, 2001)
Suplementasi asam folat digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya neural tube defects dan direkomendasikan pada saat prakonsepsi pada semua ibu – ibu yang berencana untuk hamil. Penutupan neural tube terjadi sekitar 18 – 26 hari setelah konsepsi, oleh karena itu suplementasi setelah didiagnosis hamil biasanya telat untuk mengurangi risiko neural tube
defects. Efek yang mungkin timbul akibat pemberian suplementasi asam folat
diantaranya mengurangi risiko congenital anomaly (neural tube defects), menurunkan leukemia limfoblastik pada anak (Thompson dkk, 2001), meningkatkan insidensi terjadinya kehamilan kembar (Czeizel dkk, 2004).
Kebutuhan akan asam folat meningkat pada saat kehamilan. Periode prakonsepsi adalah waktu yang optimal untuk memastikan konsumsi asam folat yang adekuat. Angka kecukupan gizi yang direkomendasikan pada ibu hamil sedikitnya 400 µg per hari. Dosis tinggi (4 mg per hari) direkomendasikan untuk ibu yang berisiko memiliki anak yang mengalami
neural tube defects. Selain itu asam folat juga bisa menurunkan risiko cacat
(27)
Tabel 2.2
Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil
Zat Gizi
Nilai Gizi
Trimester I Trimester II Trimester III Energi (Kkal)
Protein (g) Vitamin A (RE) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin B12 (μg) Asam Folat (μg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Iodine (μg) + 180 + 17 + 300 + 0,3 + 0,3 + 4 + 0,2 + 200 + 10 + 150 + 0 + 0 + 1,7 + 50 + 300 + 17 + 300 + 0,3 + 0,3 + 4 + 0,2 + 200 +10 + 150 + 0 + 0 + 1,7 + 50 + 300 + 17 + 300 + 0,3 + 0,3 + 4 + 0,2 + 200 + 10 + 150 + 0 + 0 + 1,7 + 50 Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 2004
2.2.2. Neural tube defect
Sistem saraf pusat berbentuk seperti lempeng dari ektoderm yang tebal yang disebut sebagai lempeng neural pada tiga minggu awal kehidupan embrio. Pinggiran dari lempeng neural naik tingkatan membentuk lipatan neural, lipatan ini naik tingkatan membentuk tabung neural. Persatuan ini
(28)
diawali dari daerah servikal dan selanjutnya kearah kranial dan kaudal. Keterlambatan bersatunya pada kranial dan kaudal membentuk celah neural yang bisa mengakibatkan terpaparnya saluran tabung neural dengan cairan ketuban. Penutupan celah neural di kranial terjadi pada hari ke 25 setelah konsepsi dan penutupan celah neural di kaudal terjadi dua hari setelahnya.
Neural tube defects merupakan hasil dari gagal menutupnya tabung neural
secara normal diantara hari ke 25 – 28 setelah konsepsi. Neural tube defects ini bisa menyebabkan terjadinya anencephaly, encephalocele, dan
myelomeningocele (Sadler, 1990).
Anencephaly adalah kerusakan berat pada perkembangan neuraxis
(Lemire, 1978). Hal ini merupakan kegagalan menutupnya celah neural rostral (O’Rahilly, 1992). Encephalocele adalah herniasi jaringan otak dan atau mening melewati tengkorak kepala (Volpe, 2001). Myelomeningocele adalah kegagalan menutupnya tabung neural bagian posterior (Fishman, 1976).
Etiologi neural tube defects masih belum diketahui. Kebanyakan dikarenakan malformasi multifaktor. Faktor risiko terjadinya neural tube
defects adalah faktor genetik (Leck, 1983), defisiensi asam folat, antagonis
asam folat (Hernandez-diaz, 2001), dan gangguan metabolisme asam folat (Gos, 2002).
2.2.3. Hubungan asam folat dengan neural tube defects
Asam folat yang adekuat sangat diperlukan dalam perkembangan sel yang berperan pada saat sintesis asam nukleat dan asam amino. Defisiensi asam folat bisa menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan neural
tube defects. Beberapa bukti mendukung teori bahwa suplementasi asam folat
menyebabkan terjadinya penurunan angka kejadian neural tube defects dan pemberian asam folat antagonis menyebabkan terjadinya peningkatan angka
(29)
kejadian neural tube defects (Hernandez-Diaz dkk, 2000). Konsentrasi asam folat pada serum dan sel darah merah pada ibu hamil yang melahirkan anak dengan neural tube defects lebih rendah dari ibu hamil yang melahirkan anak normal (Wald dkk, 1996). Profil biokimia ibu hamil yang melahirkan anak dengan neural tube defects tidak hanya rendah pada konsentrasi serum folat, akan tetapi terjadi peningkatan konsentrasi dari homosistein dan asam metilmalonik, dan penurunan konsentrasi vitamin B12 (Adams dkk, 1995). Hal ini menyatakan bahwa abnormalitas metabolisme asam folat juga bisa menyebabkan neural tube defects terlebih dari defisiensi nutrisi yang sederhana (Van der put dkk, 2001). Kadar homosistein pada cairan ketuban meningkat pada fetus yang mengalami neural tube defects (Steegers-Theunissen dkk, 1995).
Patogenesis terjadinya neural tube defects masih belum diketahui pasti. Beberapa hipotesis telah dikemukakan bahwa asam folat memfasilitasi kecepatan pembelahan sel pada saat penutupan tabung neural. Kadar asam folat yang rendah menyebabkan kurang adekuatnya kecepatan pembelahan sel dan masalah ini bisa diselesaikan dengan pemberian suplementasi asam folat (Daly dkk, 1998).
(30)
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3.1. Kerangka konsep perilaku kesehatan ibu hamil di RSU Dr. Pirngadi Medan
3.2. Defenisi Operasional
a. Usia adalah umur responden pada saat dilakukan penelitian. Usia dikategorikan menjadi :
1)< 21 tahun 2)21 – 25 tahun 3)26 – 30 tahun 4)30 – 35 tahun 5)>35 tahun
b. Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan oleh responden. Pendidikan dikategorikan menjadi :
Perilaku :
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
(31)
1)Pendidikan Dasar :
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP) 2)Pendidikan Menengah :
Sekolah Menengah Atas (SMA) 3)Pendidikan Tinggi :
Diploma, Sarjana, Magister, Doktor
c. Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden sehari – hari. Pekerjaan dikategorikan menjadi:
1)Ibu Rumah Tangga 2)PNS
3)Wiraswasta 4)Honorer
5)Pegawai Swasta 6)Mahasiswa
d. Gravida adalah kehamilan anak yang ke berapa kali. Gravida dikategorikan menjadi:
1)1 2)2 3)3 4)>3
e. Pengetahuan adalah kemampuan ibu hamil untuk menjawab pertanyaan mengenai asam folat. Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan adalah 10. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 10 dan total
(32)
skor minimal adalah 0. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 7.
2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-7.
3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4.
f. Sikap adalah pandangan ibu hamil terhadap pentingnya mengkonsumsi asam folat pada masa kehamilan. Sikap diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 sampai 2; dengan kriteria: jawaban setuju = 2, kurang setuju = 1, dan tidak setuju = 0. Total skor maksimal adalah 10 dan total skor minimal adalah 0. Penilaian sikap dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 7.
2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-7.
3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4.
g. Tindakan merupakan reaksi atau respons ibu hamil yang terbuka terhadap suatu stimulus atau objek. Tindakan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 sampai 1; dengan kriteria: jawaban sering = 2, jarang = 1, dan tidak pernah = 0. Total skor
(33)
maksimal adalah 10 dan total skor minimal adalah 0. Penilaian tindakan dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 7 .
2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-7.
3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4.
h. Perilaku adalah penjumlahan hasil skor dari tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan. Penilaian perilaku dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor
responden 23-30 .
2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 12-22.
3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden 0-11.
(34)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei deskriptif dengan desain cross sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli – September 2010. Penelitian ini dilakukan secara simultan dengan satu peneliti lain yang menggunakan lokasi yang sama.
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr.Pirngadi Medan. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah dikarenakan RSU Dr.Pirngadi merupakan rumah sakit umum yang menjadi tempat rujukan di kota Medan. Peneliti berharap dengan diadakannya penelitian di rumah sakit ini maka hasil dari penelitiaan ini dapat menunjukkan gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat di masa kehamilan di Kota Medan.
4.3. Populasi dan sampel 4.3.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang berkonsultasi ke Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.
(35)
4.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel yang dipilih berdasarkan
counsecutive sampling. Rumus yang digunakan adalah: (Sastroasmoro,
2008)
Keterangan:
n : Besar sampel
zα : Tingkat kepercayaan yang dikehendaki (95 % = 1,96) P : Proporsi atau keadaan yang akan dicari
Q : 1 – P
d : Tingkat ketepatan yang diinginkan
n = (1.96)2 X (0.5) X (1 - 0.5) = 96 (0.1)2
Berdasarkan rumus diatas, dengan tingkat ketepatan 10 %, proporsi sebelumnya tidak diketahui (dipergunakan P = 0.50) didapatkan jumlah sampel sebanyak 96. Untuk itu peneliti akan mengambil sampel sebanyak 100 orang.
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner.
n = zα2PQ d2
(36)
4.4.2. Instrumen Penelitian
Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan - pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan responden penelitian.
4.4.3. Teknik Skor dan Skala
Kuesioner berisi 20 pertanyaan yang terbagi atas tiga kelompok yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Tiap kelompok dinilai dengan cara/sesuai tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan (Nilai 0 - 10) Pertanyaan No. 1 s.d. 10:
Jawaban benar bernilai 1 Jawaban salah bernilai 0
Tabel 4.2. Penentuan Nilai dari Kuesioner Sikap (Nilai 0 - 10) Pertanyaan No. 11 s.d. 15:
Jawaban setuju bernilai 2 Jawaban kurang setuju bernilai 1
(37)
Tabel 4.3. Penentuan Nilai dari Kuesioner Tindakan (Nilai 0 - 10) Pertanyaan No. 15 s.d. 20:
Jawaban sering bernilai 2 Jawaban jarang bernilai 1 Jawaban tidak pernah bernilai 0
Setelah seluruh kuesioner dinilai sesuai dengan tabel di atas, maka pengetahuan, sikap dan tindakan dikelompokkan berdasarkan kategori di bawah ini: (Pratomo, 1966)
• Baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi • Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari nilai tertinggi • Buruk, apabila nilai yang diperoleh <40% dari nilai tertinggi.
Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori pengetahuan, sikap dan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4. Kategori dari Kuesioner Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Perilaku
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Perilaku (Total Skor dari Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan)
• Baik, bila nilai yang
diperoleh 8-10
• Sedang, bila nilai yang diperoleh 4-7
• Buruk, bila nilai yang diperoleh 0-3
• Baik, bila nilai yang
diperoleh 23-30
• Sedang, bila nilai yang diperoleh 12-22
• Buruk, bila nilai yang diperoleh 0-11
(38)
4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan uji korelasi pearson dan uji reliabilitas (alpha Cronbach) dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) 17.0. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan melibatkan 20 sampel dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor
Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 1 0,715 Valid 0,835 Reliabel
2 0,563 Valid Reliabel
3 0,776 Valid Reliabel
4 0,633 Valid Reliabel
5 0,558 Valid Reliabel
6 0,776 Valid Reliabel
7 0,633 Valid Reliabel
8 0,558 Valid Reliabel
9 0,715 Valid Reliabel
10 0,563 Valid Reliabel
Sikap 11
12 13 14 15 0,725 0,746 0,485 0,628 0,819 Valid Valid Valid Valid Valid
0,707 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
(39)
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan Program SPSS (Statistical Package for the Social Science)
17.0 for windows. Data yang telah dianalisis akan disajikan dalam bentuk
(40)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi merupakan suatu unit pelayanan kesehatan milik Pemerintahan Kota Medan yang berlokasi di Jl. Prof. H. M. Yamin, SH No.47 Medan Sumatera Utara. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ini mulai didirikan pada tahun 1928 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan selesai pada tahun 1930 dengan nama Gementee Zieken Huis atau Rumah Sakit Kota, lalu pada tahun 1979 berubah menjadi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi berjarak sekitar 7 km dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2010, diperoleh data - data yang dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel seperti yang diuraikan dibawah ini:
5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persentase (%)
<21 9 9.0
21 – 25 19 19.0
26 – 30 33 33.0
31 – 35 24 24.0
>35 15 15.0
(41)
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak berusia 26 - 30 tahun (33%) sedangkan yang paling sedikit berusia <21 tahun (9%).
5.1.2.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Dasar 11 11.0
Menengah 69 69.0
Atas 20 20.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak mempunyai pendidikan menengah (69%) sedangkan yang paling sedikit mempunyai pendidikan dasar (11%).
5.1.2.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Ibu rumah tangga 71 71.0
PNS 13 13.0
Wiraswasta 9 9.0
Honorer 3 3.0
Pegawai swasta 3 3.0
Mahasiswa 1 1.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak mempunyai pekerjaan ibu rumah tangga (71%) sedangkan yang paling sedikit mempunyai pekerjaan sebagai mahasiswa (1%).
(42)
5.1.2.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida
Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida Gravida Frekuensi Persentase (%)
1 37 37.0
2 30 30.0
3 13 13.0
>3 20 20.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak adalah gravida 1 (37%) sedangkan yang paling sedikit adalah gravida 3 (13%).
5.1.3. Deskripsi Perilaku Responden
5.1.3.1. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 55 55.0
Sedang 36 36.0
Buruk 9 9.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 55%, pengetahuan sedang 36% dan pengetahuan buruk 9 %.
(43)
5.1.3.2. Distribusi Sikap Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Tabel 5.6 Distribusi Sikap Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 94 94.0
Sedang 6 6.0
Buruk 0 0.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap yang baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 94%, pengetahuan sedang 6% dan pengetahuan buruk 0 %.
5.1.3.3. Distribusi Tindakan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Tabel 5.7 Distribusi Tindakan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Tindakan Frekuensi Persentase (%)
Baik 21 21.0
Sedang 36 36.0
Buruk 43 43.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan yang buruk memiliki persentase yang tinggi yaitu 43%, tindakan sedang 36% dan tindakan baik 21 %.
(44)
5.1.3.4. Distribusi Perilaku Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Tabel 5.8 Distribusi Perilaku Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Tindakan Frekuensi Persentase (%)
Baik 28 28.0
Sedang 68 68.0
Buruk 4 4.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku yang sedang memiliki persentase yang tinggi yaitu 68%, perilaku baik 28% dan perilaku buruk 4 %.
5.1.4. Deskripsi Hasil Jawaban Responden
Berikut ini akan dijabarkan hasil jawaban kuesioner pengetahuan dari responden:
Tabel 5.9 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Pengetahuan Pertanyaan Benar Salah
1 72 28
2 86 14
3 45 55
4 46 54
5 76 24
6 51 49
7 64 36
8 48 52
9 82 18
(45)
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa responden banyak menjawab salah pada pertanyaan kuesioner nomor 3, 4, dan 8 dimana pertanyaan tersebut menanyakan tentang sumber vitamin B12, asam folat dan tentang angka kecukupun gizi sehari untuk asam folat yang dianjurkan untuk ibu hamil.
Berikut ini akan dijabarkan hasil jawaban kuesioner sikap dari responden:
Tabel 5.10 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Sikap Pertanyaan Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
11 95 5 0
12 60 24 16
13 88 8 4
14 93 6 1
15 95 5 0
Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa responden banyak menjawab setuju pada hampir semua pertanyaan.
Berikut ini akan dijabarkan hasil jawaban kuesioner tindakan dari responden:
Tabel 5.11 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Tindakan Pertanyaan Sering Jarang Tidak Pernah
16 34 63 3
17 20 27 53
18 18 40 42
19 10 30 60
20 41 35 24
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden banyak menjawab tidak pernah pada pertanyaan nomor 17 dan 19 dimana
(46)
pertanyaan tersebut menanyakan tentang vitamin suplemen tambahan dan penyuluhan nutrisi pada ibu hamil khususnya yang berhubungan dengan asam folat. Hal ini mungkin timbul akibat kurangnya informasi ibu hamil yang biasanya didapat melalui penyuluhan – penyuluhan.
5.1.5. Deskripsi Tabulasi Silang
5.1.5.1. Tabulasi Silang antara Umur dengan Pengetahuan
Tabel 5.12 Tabulasi Silang antara Umur dengan Pengetahuan Umur
(tahun)
Interpretasi Pengetahuan
Total
Baik Sedang Buruk
<21 1 4 4 9
21 - 25 11 7 1 19
26 – 30 19 11 3 33
31 – 35 13 10 1 24
>35 11 4 0 15
Total 55 36 9 100
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (19 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (4 orang).
(47)
5.1.5.2. Tabulasi Silang antara Umur dengan Sikap
Tabel 5.13 Tabulasi Silang antara Umur dengan Sikap Umur
(tahun)
Interpretasi Sikap
Total
Baik Sedang
<21 5 4 9
21 – 25 18 1 19
26 – 30 32 1 33
31 – 35 24 0 24
>35 15 0 15
Total 94 6 100
Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (32 orang).
5.1.5.3. Tabulasi Silang antara Umur dengan Tindakan
Tabel 5.14 Tabulasi Silang antara Umur dengan Tindakan Umur
(tahun)
Interpretasi Tindakan
Total
Baik Sedang Buruk
<21 0 2 7 9
21 – 25 4 9 6 19
26 – 30 8 11 14 33
31 – 35 5 8 11 24
>35 4 6 5 15
Total 21 36 43 100
Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak pada juga pada usia 26 – 30 tahun (14 orang).
(48)
5.1.5.4. Tabulasi Silang antara Umur dengan Perilaku
Tabel 5.15 Tabulasi Silang antara Umur dengan Perilaku Umur
(tahun)
Interpretasi Perilaku
Total
Baik Sedang Buruk
<21 0 6 3 9
21 – 25 4 14 1 19
26 – 30 12 21 0 33
31 – 35 8 16 0 24
>35 4 11 0 15
Total 28 68 4 100
Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (12 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (3 orang).
5.1.5.5. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan
Tabel 5.16 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan
Pekerjaan Interpretasi Pengetahuan Total
Baik Sedang Buruk
Ibu Rumah Tangga 37 26 8 71
Wiraswasta 4 4 1 9
PNS 9 4 0 13
Honorer 2 1 0 3
Pegawai Swasta 2 1 0 3
Mahasiswa 1 0 0 1
Total 55 36 9 100
Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (37 orang),
(49)
sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (8 orang)..
5.1.5.6. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Sikap
Tabel 5.17 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Sikap
Pekerjaan Interpretasi Sikap Total
Baik Sedang
Ibu Rumah Tangga 67 4 71
Wiraswasta 7 2 9
PNS 13 0 13
Honorer 3 0 3
Pegawai Swasta 3 0 3
Mahasiswa 1 0 1
Total 94 6 100
Berdasarkan tabel 5.17 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada ibu rumah tangga (67 orang).
5.1.5.7. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Tindakan
Tabel 5.18 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Tindakan
Pekerjaan Interpretasi Tindakan Total
Baik Sedang Buruk
Ibu Rumah Tangga 11 29 31 71
Wiraswasta 1 3 5 9
PNS 7 3 3 13
Honorer 1 0 2 3
Pegawai Swasta 1 1 1 3
Mahasiswa 0 0 1 1
(50)
Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (11 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (31 orang).
5.1.5.8. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Perilaku
Tabel 5.19 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Perilaku
Pekerjaan Interpretasi Perilaku Total
Baik Sedang Buruk
Ibu Rumah Tangga 14 55 2 71
Wiraswasta 2 5 2 9
PNS 9 4 0 13
Honorer 1 2 0 3
Pegawai Swasta 2 1 0 3
Mahasiswa 0 1 0 1
Total 28 68 4 100
Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada ibu rumah tangga (14 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada ibu rumah tangga dan wiraswasta (2 orang).
5.1.5.9. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pengetahuan
Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pengetahuan
Pendidikan Interpretasi Pengetahuan Total
Baik Sedang Buruk
Dasar 3 3 5 11
Menengah 38 27 4 69
Tinggi 14 6 0 20
(51)
Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada pendidikan menengah (38 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada pendidikan dasar (5 orang).
5.1.5.10. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Sikap
Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Sikap Pendidikan Interpretasi Sikap Total
Baik Sedang
Dasar 7 4 11
Menengah 67 2 69
Tinggi 20 0 20
Total 94 6 100
Berdasarkan tabel 5.21 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada pendidikan menengah (67 orang), sedangkan yang memiliki sikap buruk paling banyak pada pendidikan dasar (4 orang).
5.1.5.11. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Tindakan
Tabel 5.22 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Tindakan
Pendidikan Interpretasi Tindakan Total
Baik Sedang Buruk
Dasar 0 3 8 11
Menengah 13 24 32 69
Tinggi 8 9 3 20
Total 21 36 43 100
Berdasarkan tabel 5.22 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada pendidikan menengah (13 orang),
(52)
sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada pendidikan menengah (32 orang).
5.1.5.12. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Perilaku
Tabel 5.23 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Perilaku
Pendidikan Interpretasi Perilaku Total
Baik Sedang Buruk
Dasar 0 8 3 11
Menengah 17 51 1 69
Tinggi 11 9 0 20
Total 28 68 4 100
Berdasarkan tabel 5.23 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada pendidikan menengah (17 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak pada pendidikan dasar (3 orang).
5.1.5.13. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Pengetahuan
Tabel 5.24 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Pengetahuan
Gravida Interpretasi Pengetahuan Total
Baik Sedang Buruk
1 18 13 6 37
2 20 10 0 30
3 7 5 1 13
>3 10 8 2 20
(53)
Berdasarkan tabel 5.24 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada gravida 2 (20 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada gravida 1 (6 orang).
5.1.5.14. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Sikap
Tabel 5.25 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Sikap
Gravida Interpretasi Sikap Total
Baik Sedang
1 33 4 37
2 29 1 30
3 13 0 13
>3 19 1 20
Total 94 6 100
Berdasarkan tabel 5.25 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada gravida 1 (33 orang).
5.1.5.15. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Tindakan
Tabel 5.26 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Tindakan
Gravida Interpretasi Tindakan Total
Baik Sedang Buruk
1 8 14 15 37
2 6 13 11 30
3 3 3 7 13
>3 4 6 10 20
(54)
Berdasarkan tabel 5.26 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada gravida 1 (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada gravida 1 (15 orang).
5.1.5.16. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Perilaku
Tabel 5.27 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Perilaku
Gravida Interpretasi Perilaku Total
Baik Sedang Buruk
1 9 25 3 37
2 10 20 0 30
3 5 8 0 13
>3 4 15 1 20
Total 28 68 4 100
Berdasarkan tabel 5.27 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada gravida 2 (10 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada gravida 1 (3 orang).
5.1.5.17. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap
Tabel 5.28 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Tabulasi Silang Interpretasi Sikap
Total Baik Sedang
Interpretasi Pengetahuan
Baik 54 1 55
Sedang 33 3 36
Buruk 7 2 9
Total 94 6 100
Berdasarkan tabel 5.28 dapat dilihat bahwa hampir semua responden dengan pengetahuan baik, sedang, dan buruk mempunyai sikap yang baik.
(55)
5.1.5.18. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan
Tabel 5.29 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Tabulasi Silang Interpretasi Tindakan
Total Baik Sedang Buruk
Interpretasi Pengetahuan
Baik 14 22 19 55
Sedang 7 11 18 36
Buruk 0 3 6 9
Total 21 36 43 100
Berdasarkan tabel 5.29 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik dan tindakan buruk cukup besar. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya fasilitas penyuluhan dan dukungan dari orang sekitar ibu hamil untuk melakukan suatu tindakan.
5.1.5.19. Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan
Tabel 5.30 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Tabulasi Silang Interpretasi Tindakan
Total Baik Sedang Buruk
Interpretasi Sikap
Baik 21 34 39 94
Sedang 0 2 4 6
Total 21 36 43 100
Berdasarkan tabel 5.30 dapat dilihat bahwa responden dengan sikap baik dan tindakan buruk mendominasi. Sama halnya dengan pengetahuan, tindakan yang buruk mungkin juga diakibatkan oleh kurangnya fasilitas penyuluhan dan dukungan dari orang sekitar ibu hamil untuk melakukan suatu tindakan.
(56)
5.2. Pembahasan
5.2.1. Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap asupan asam folat di masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 55%, sisanya tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 36% dan kategori buruk yaitu sebesar 9%. Pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan yang baik pada responden mungkin dipengaruhi latar belakang responden yang banyak menerima informasi-informasi tentang asupan asam folat pada masa kehamilan, sehingga memiliki pemahaman yang baik untuk menjawab kuesioner penelitian dengan benar.
5.2.2. Sikap Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sikap ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 94% dan sisanya tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 6%. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi
(57)
adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Notoatmodjo, 2003). Menurut Djamaluddin (2002) sikap membuat seseorang untuk mendekat dan menjauhi sesuatu. Sikap akan diikuti atau tidak oleh suatu tindakan berdasarkan pada sedikit atau banyaknya pengalaman seseorang. Sikap memiliki segi motivasi yang berarti segi dinamis menuju suatu tujuan, berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif kecenderungan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari, membenci, atau tidak menyukai objek tertentu.
Sikap ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar tergolong dalam kategori baik karena mereka memiliki pengetahuan yang baik, dengan pengetahuan yang baik maka akan terbentuk sikap yang baik pula.
5.2.3. Tindakan Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa tindakan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori buruk dengan persentase sebesar 43%, sisanya tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 36% dan kategori baik yaitu sebesar 21 %. Suatu sikap yang dilaksanakan secara nyata disebut tindakan, namun suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap untuk menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, suatu sikap tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan (Notoatmodjo, 2003). Walaupun memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, akan tetapi para ibu hamil kurang memiliki kemauan untuk
(58)
bertindak dalam hal mencegah terjadinya kecacatan pada janin. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya faktor – faktor lain seperti faktor fasilitas dan faktor pendukung (support) dari suami, orang tua, ataupun mertua.
5.2.4. Perilaku Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan
Berdasarkan tabel 5.8 sebagian besar responden memiliki perilaku yang sedang yaitu sebesar 68%, dan sisanya memiliki perilaku baik 28% dan perilaku buruk 4 %. Perilaku manusia adalah suatu aktifitas daripada manusia itu sendiri, Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam suatu tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari : a) ranah kognitif (cognitif domain), b) ranah afektif (affective domain), dan c) ranah psikomotor (psychomotor domain) (Notoatmodjo, 2003). Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa pengetahuan dan sikap memiliki hasil yang baik, akan tetapi dalam hal tindakan, memiliki hasil yang buruk. Hal ini mungkin dikarenakan adanya faktor – faktor lain seperti faktor fasilitas dan faktor pendukung (support) dari suami, orangtua, ataupun mertua.
(59)
5.2.5. Tabulasi Silang antara Umur Ibu Hamil dengan Perilaku
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (19 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (4 orang). Berdasarkan tabel 5.13, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (32 orang). Berdasarkan tabel 5.14, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak pada juga pada usia 26 – 30 tahun (14 orang). Berdasarkan tabel 5.15, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada usia 26 – 30 tahun (12 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (3 orang).
Secara teori usia < 25 tahun secara biologis mentalnya belum optimal dengan emosi yang cenderung labil, mental yang belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi. Namun ada berbagai faktor yang saling berpengaruh dan tidak menutup kemungkinan usia yang matang sekalipun untuk hamil yaitu usia 25-35 tahun berperilaku baik (Fahriansyah, 2009). Peneliti menduga adanya kaitan antara umur dengan perilaku ibu hamil, pada usia yang belum matang secara fisik dan mental (<21 tahun) tentunya pengetahuan dan pengalaman ibu hamil tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan ibu hamil yang telah matang secara fisik dan mental. sampel yang didapat tidak merata secara umur.
(60)
5.2.6. Tabulasi Silang antara Pekerjaan Ibu Hamil dengan Perilaku
Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (37 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (8 orang). Berdasarkan tabel 5.17 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada ibu rumah tangga (67 orang). Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (11 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (31 orang). Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada ibu rumah tangga (14 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada ibu rumah tangga dan wiraswasta (2 orang).
Peneliti menduga adanya kaitan antara pekerjaan dengan perilaku ibu hamil, oleh karena dengan adanya suatu kesibukan akibat pekerjaan, ibu hamil tersebut melupakan perannya sebagai ibu hamil untuk mencukupi nutrisi bagi janinnya. Responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga mendominasi sampel penelitian, sehingga distribusi sampel tidak merata.
5.2.7. Tabulasi Silang antara Pendidikan Ibu Hamil dengan Perilaku Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada pendidikan menengah (38 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada pendidikan dasar (8 orang).. Berdasarkan tabel 5.21 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada
(61)
pendidikan menengah (67 orang), sedangkan yang memiliki sikap buruk paling banyak pada pendidikan dasar (4 orang). Berdasarkan tabel 5.22 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada pendidikan menengah (13 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada pendidikan menengah (32 orang. Berdasarkan tabel 5.23 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada pendidikan menengah (17 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada pendidikan dasar (3 orang).
Penelitian yang dilakukan oleh Djokomoeljanto (1989) menunjukkan bahwa makin tinggi pendidikan ibu hamil akan meningkatkan praktek dan pengetahuan perihal gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan makanan yang bergizi. Secara teoritis pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah (Depkes RI, 2002). Peneliti juga menduga adanya kaitan antara pendidikan dengan perilaku ibu hamil. Dengan tingginya tingkat pendidikan seseorang tentunya pengetahuan dan kesadaran seseorang akan tinggi juga.
5.2.8. Tabulasi Silang antara Gravida Ibu Hamil dengan Perilaku
Berdasarkan tabel 5.24 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada gravida 2 (20 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada gravid
(62)
gravida 1 (6 orang). Berdasarkan tabel 5.25 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada gravida 1 (33 orang). Berdasarkan tabel 5.26 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada gravida 1 (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada gravida 1 (15 orang). Berdasarkan tabel 5.27 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada gravida 2 (10 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada gravida 1 (3 orang).
Seorang ibu yang sering melahirkan tentunya memiliki pengalaman dan perilaku lebih baik (Fahriansyah, 2009). Peneliti menduga adanya kaitan antara gravida dengan perilaku ibu hamil. Ibu dengan gravida >1 tentunya memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih tinggi dibanding dengan ibu dengan gravida pertama.
(63)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 55%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 36% dan dalam kategori buruk 9 %
2. Sikap ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 94%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 6% dan tidak ada dalam kategori buruk
3. Tindakan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori buruk yaitu 43%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 36% dan dalam kategori baik 21 % 4. Perilaku ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan
sebagian besar termasuk dalam kategori sedang yaitu 68%, sedangkan sisanya dalam kategori baik 28% dan dalam kategori buruk 4 %
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran dari peneliti diantaranya:
1. Di masa yang akan datang diharapkan peneliti lain bisa melanjutkan penelitian tentang asupan asam folat untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dengan perilaku ibu hamil
(64)
2. Diharapkan kepada pihak penyuluh (posyandu, puskesmas) untuk lebih meningkatkan lagi program penyuluhan gizi bagi ibu hamil khususnya mengenai asam folat. Selain itu dalam hal penyuluhan perlu adanya keterlibatan pihak keluarga (suami, orangtua, mertua) karena dalam hal menjaga nutrisi ibu hamil tidak hanya peran ibu hamil itu sendiri melainkan memerlukan peran keluarga maupun masyarakat sekitar
(1)
gravida 1 (6 orang). Berdasarkan tabel 5.25 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada gravida 1 (33 orang). Berdasarkan tabel 5.26 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada gravida 1 (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada gravida 1 (15 orang). Berdasarkan tabel 5.27 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada gravida 2 (10 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada gravida 1 (3 orang).
Seorang ibu yang sering melahirkan tentunya memiliki pengalaman dan perilaku lebih baik (Fahriansyah, 2009). Peneliti menduga adanya kaitan antara gravida dengan perilaku ibu hamil. Ibu dengan gravida >1 tentunya memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih tinggi dibanding dengan ibu dengan gravida pertama.
(2)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 55%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 36% dan dalam kategori buruk 9 %
2. Sikap ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 94%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 6% dan tidak ada dalam kategori buruk
3. Tindakan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori buruk yaitu 43%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 36% dan dalam kategori baik 21 % 4. Perilaku ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan
sebagian besar termasuk dalam kategori sedang yaitu 68%, sedangkan sisanya dalam kategori baik 28% dan dalam kategori buruk 4 %
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran dari peneliti diantaranya:
1. Di masa yang akan datang diharapkan peneliti lain bisa melanjutkan penelitian tentang asupan asam folat untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dengan perilaku ibu hamil
(3)
2. Diharapkan kepada pihak penyuluh (posyandu, puskesmas) untuk lebih meningkatkan lagi program penyuluhan gizi bagi ibu hamil khususnya mengenai asam folat. Selain itu dalam hal penyuluhan perlu adanya keterlibatan pihak keluarga (suami, orangtua, mertua) karena dalam hal menjaga nutrisi ibu hamil tidak hanya peran ibu hamil itu sendiri melainkan memerlukan peran keluarga maupun masyarakat sekitar
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Adams, MJ et al. 1995. Elevated Midtrimester Serum Methylmalonic Acid Levels as a Risk Factor for Neural Tube Defects. Teratology. 51(5):311-7
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Berry, RJ et al. 1999. Prevention of Neural Tube Defects with Folic Acid in China. N
Engl J Med. 341(20):1485-90
Botto, LD, Olney, RS, Erickson, JD. 2004. Vitamin Supplements and the Risk for Congenital Anomalies other than Neural Tube Defects. Am J Med. 125C(1):12-21
Czeizel, AE and Vargha, P. 2004. Periconceptional Folic Acid / Multivitamin Supplementation and Twin Pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 191(3):790-4 Daly, S and Scott, JM. 1998. The Prevention of Neural Tube Defects. Curr Opin
Obstet Gynecol. 10(2):85-9
Eichholzer, M, Tonz, O, Zimmermann, R. 2006. Folic Acid : a Public Health Challenge. Lancet. 367(9519):1352-61
Fishman, MA. 1976a. Recent Clinical Advantages in the Treatment of Dysraphic States. Pediatr Clin North Am. 23:517
Fletcher, JM et al. 2005. Spinal Lesion Level in Spina Bifida : a Source of Neural and Cognitive Heterogeneity. J Neurosurg. 102 (3 Suppl):268-79
Gos, M Jr, Szpecht-Potocka, A. 2002. Genetic Basis of Neural Tube Defects II. Genes Corelated with Folate and Methionine Metabolism. J Appl Genet.
(5)
Green, NS. 2002. Folic Acid Supplementation and Prevention of Birth Defects. J Nutr. 132:2356S – 2360S
Hernandez-Diaz, S, Werler, MM, Walker, AM, Mitchell AA. 2000a. Folic Acid Antagonist during Pregnancy and the Risk of Birth Defects. N Engl J Med. 343(22):1608-14
Hernandez-Diaz, S, Werler, MM, Walker, AM, Mitchell, AA. 2001b. Neural Tube Defects in Relation To Use of Folic Acid Antagonists During Pregnancy. Am J Epidemiol. 153(10): 961-8
Hochberg, L and Stone, J. 2008. Prevention of Neural Tube Defects. Uptodate litetature review
Leck, I. 1983. Epidemiological clues to the causation of neural tube defects. In: Dobbins, J (Ed), Prevention of Spina Bifida and Other Neural Tube Defects, New York: Academic Press.p.155
Lemire, RJ, Beckwith, JB, Warkuny, J. 1978. Anencephaly. New York : Raven Press MRC Vitamin Study Research Group. 1991. Prevention of Neural Tube Defects:
Results of the Medical Research Council Vitamin Study. Lancet. 338:131 Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. O’Rahilly, R and Muller, F.1992. Human Embryology Teratology. New York:
Willey-Liss Inc
Oakley,GP Jr. 1998. Eat Right and Take a Multivitamin. N Engl J Med. 338:1060 Pratomo, Hadi dan Sudarti, 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan
(6)
Sadler, TW. 1990. Langman’s Medical Embryology. Philadelphia: Lippincott Williams Wilkins
Sastroasmoro, S dan Ismael S, 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Sherwood, KL, Houghton, LA, Tarasuk, V, O’Connor, DL. 2006. One-Third of Pregnant and Lactating Women May Not Be Meeting Their Folate Requirements from Diet Alone Based on Mandated Levels of Folic Acid Fortification. J Nutr. 136:2820-2826
Steegers-Theunissen, RP et al. 1995. Neural Tube Defects and Elevated Homocystein Levels in Amniotic Fluid. Am J Obstet Gynecol. 172(5):1436-41
Stone, DH. 1987. The Declining Prevalence of Anencephalus and Spina Bifida : Its Nature, cause, and implications. Dev Med Child Neurol. 29(4):541-6
Thompson, JR, Gerald, PF, Willoughby, ML, Armstrong, BK. 2001. Maternal Folate Supplementation in Pregnancy and Protection against Acute Lymphoblastic Leukaemia in Childhood : a Case-Control Study. Lancet. 358(9297):1935-40 Van Der Put, MM, Van Straaten, HW, Trijbels, FJ, Blom, HJ. 2001. Folate,
Homocystein and Neural Tube Defects: an Overview. Exp Biol Med (Maywood). 226(4):243-70
Volpe, JJ. 2001. Intracranial Hemorrhage: Neural Tube Formation and Prosencephalic Development. In : Neurology of the Newborn, 4th ed.Philadelphia: WB Saunders