tentang diabetes dan komplikasinya akan berhasil melawan diabetes Tandra, 2008.
Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Notoadmojo, 2003.
Pengetahuan pasien diabetes melitus dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya, memahami penyakitnya, dan memahami pencegahan,
pengobatan maupun komplikasinya. Peneliti telah melaksanakan survei awal di RSUP Haji Adam Malik Medan
dan mendapatkan data jumlah pasien diabetes melitus pada bulan September- Oktober sebanyak 648 orang dan beberapa telah mengalami komplikasi.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi akut dan kronik penyakit
diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi akut dan kronik penyakit diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi akut dan kronik penyakit diabetes melitus di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
4. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data dasar, sumber informasi dalam usaha peningkatan pelayanan, terutama untuk pemberian
pendidikan kesehatan berupa pengetahuan tentang penyakit dan komplikasi diabetes.
2. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan yang berharga bagi penelitian berikutnya. Terutama bagi penelitian
yang menyangkut pengetahuan tentang komplikasi diabetes.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan 1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan Hidayat, 2005. Pengetahuan episteme, dalam bahasa yunani adalah salah satu kemampuan
khas manusia membentuk peradaban global dan membawa akibat-akibat besar terhadap kodrat kemanusiaan. Pengetahuan juga dipandang sebagai salah satu
unsur dasar kebudayaan Watloly A, 2001. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan knowledge adalah
proses yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui subjek memiliki yang diketahui objek di dalam
dirinya sendiri sedemikian aktif yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif Bakhtiar A, 2005.
1.2 Fungsi Pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
Setiap kegiatan yang dilakukan umumnya memberi manfaat. Pengetahuan merupakan upaya manusia yang secara khusus dengan objek tertentu, terstruktur,
tersistematis, menggunakan seluruh potensi kemanusiaan dan dengan menggunakan metode tertentu. Pengetahuan merupakan sublimasi atau intisari
dan berfungsi sebagai pengendali moral daripada pluralitas keberadaan ilmu pengetahuan watloly,2005
1.3 Sumber-sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan dapat dibedakan atas dua bagian besar yaitu bersumber pada daya indrawi, dan budi intelektual manusia. Pengetahuan indrawi dimiliki
oleh manusia melalui kemampuan indranya tetapi bersifat relasional. Pengetahuan diperoleh manusia juga karena ia juga mengandung kekuatan psikis, daya indra
memiliki kemampuan menghubungkan hal-hal konkret material dalam ketunggalannya. Pengetahuan indrawi bersifat parsial disebabkan oleh adanya
perbedaan kemampuan tiap indra. Pengetahuan intelektual adalah pengetahuan yang hanya dicapai oleh manusia, melalui rasio intelegensia. Pengetahuan
intelektual mampu menangkap bentuk atau kodrat objek dan tetap menyimpannya di dalam dirinya Watloly, 2005.
1.4 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmojo 2003 ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif, yakni tahu know, Memahami comprehension,
Universitas Sumatera Utara
Menerapkan application, Analisa analysis, Sintesa Synthesis,Evaluasi Evaluation
Tahu know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan.
Memahami comprehension diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan. Menerapkan application diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata. Analisa analysis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek ke dalam komponen–komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisa ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
Sintesa Synthesis Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
Universitas Sumatera Utara
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi– formulasi yang ada.
Evaluasi Evaluation Berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian–penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada.
1.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan ekternal. Pengetahuan internal berasal dari dalam diri manusia sedangkan faktor eksternal adalah
dorongan yang berasal dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Pengalaman, Tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan,sosial budaya.
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
Keyakinan, biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. Fasilitas,
fasilitas–fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran,
Universitas Sumatera Utara
dan buku. Penghasilan, penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Akan tetapi bila seseorang berpenghasilan cukup besar
maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas–fasilitas sumber
informasi. Sosial budaya, kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga
dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
1.6 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas Notoatmodjo, 2003.
Pengukuran pengetahuan dimaksud untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam persentase kemudian ditafsirkan dengan kalimat
yang bersifat kualitatif, yaitu baik 76-100, cukup 60-75, kurang 60 Arikunto, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2. Diabetes Melitus 2.1 Defenisi Diabetes
Diabetes merupakan penyakit yang heterogonik, baik karena manifestasinya maupun karena jenisnya. Diabetes adalah sindrom yang disebabkan oleh
terganggunya insulin di dalam tubuh sehingga menyebabkan hiperglikemia yang disertai abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes dapat
diklasifikasikan menjadi diabetes tipe I insulin–dependen diabetes mellitus atau IIDM, tipe II non insulin-dependent diabetes mellitus atau NIDDM Inzucchi,
2004. Selain itu diabetes juga dapat digolongkan menjadi diabetes gestational dan diabetes sekunder Tandra, 2007
Diabetes Tipe I IDDM muncul pada saat pankreas tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin sehingga insulin dalam tubuh kurang atau tidak ada
sama sekali. Glukosa di dalam darah menumpuk karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Diabetes tipe ini tergantung pada insulin, oleh karena itu penderita
memerlukan suntikan insulin Tandra, 2007. Menurut Brunner Suddarth Diabetes Melitus Tipe I disebabkan oleh faktor genetik, di mana penderita
diabetes mewarisi predisposisikecenderungan terhadap terjadinya diabetes melitus Tipe I, biasanya ditemukan pada individu yang memiliki antigen H. Selain
itu disebabkan oleh faktor imunologi, adanya respon autoimun yang abnormal, serta adanya kerusakan sel beta pankreas.
Diabetes Tipe II NIIDM merupakan diabetes yang paling sering ditemukan di Indonesia. Penderita tipe ini biasanya ditemukan pada usia di atas 40 tahun
disertai berat badan yang berlebih. Selain itu diabetes tipe II ini dipengaruhi oleh faktor genetik, keluarga, obesitas, diet tinggi lemak, serta kurang gerak badan
Nabil, 2009. Kemungkinan lain terjadinya diabetes ini adalah karena sel-sel
Universitas Sumatera Utara
jaringan tubuh tidak peka atau resisten terhadap insulin Tandra, 2007. Resistensi terhadap insulin pada diabetes mselitus tipe II ini terjadi karena turunnya
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan menghambat produksi oleh sel hati.
Diabetes Gestational adalah jenis diabetes yang muncul pada saat ibu hamil. Hal ini terjadi karena pengaruh beberapa hormon pada ibu hamil menyebabkan
resisten terhadap insulin. Diabetes ini dapat ditemukan sekitar 2-5 dalam kehamilan. Umumnya gula darah kembali normal bila sudah melahirkan, tetapi
resiko ibu terkena DM tipe II akan lebih besar Nabil, 2009. Diabetes Melitus Sekunder adalah diabetes yang disebabkan oleh penyakit
lain yang menyebabkan produksi insulin terganggu atau meningkatkan kadar gula darah meningkat. Penyakit yang dimaksud misalnya infeksi berat, radang
pankreas, penggunaan kortikosteroid, obat anti hipertensi Nabil, 2009.
2.2 Faktor-faktor Penyebab Diabetes
Ada banyak faktor yang memicu terjadinya diabetes. Semakin cepat kondisi diabetes diketahui dan ditangani akan mencegah komplikasi yang terjadi
Nabil, 2009. Faktor-faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab diabetes antara lain kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain adanya infeksi, pola diet, umur, obesitas, kegemukan, kehamilan,
gangguan sistem imunitas, kelainan insulin.
2.3 Komplikasi Diabetes
Universitas Sumatera Utara
Jika gula darah tidak terkontrol dengan baik beberapa tahun kemudian akan timbul komplikasi. Komplikasi akibat diabetes yang timbul dapat berupa
komplikasi akut dan kronis.
1. Komplikasi akut adalah komplikasi yang muncul secara mendadak. Keadaan
bisa fatal jika tidak segera ditangani. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: a. Hipoglikemia glukosa darah turun terlalu rendah
Menurut Fishbein dan Palumbo, hipoglikemia adalah suatu keadaan di mana konsentrasi atau kadar gula di dalam darah terlalu rendah 60mgdl, yang dapat
terjadi pada pasien yang menerima suntikan insulin dan obat anti diabetes. Hipoglikemia ini terjadi jika pemberian dosis insulin atau obat anti diabetes tidak
tepat, latihan fisik atau olah raga berlebihan, menunda jadwal makan setelah minum obat, serta kebiasaan konsumsi alkohol Kronerberg, 2008.
Pada saat mendapat suntikan penderita harus makan dengan kalori yang sesuai untuk mengimbangi efek insulin. Jadwal makan juga haruslah teratur, tiga
kali makan utama dan selingan dua kali di antara makan utama, makan snack pada malam hari sangat penting karena makanan hanya dapat tahan hingga jam tiga
pagi Nabil,2009. Olah raga membakar glukosa dalam tubuh, tetapi perlu diperhatikan
kesesuaian antara olah raga dengan dosis obat dan pola diet penderita. Latihan fisik dan olahraga berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia pada malam hari
atau keesokan harinya disebut dengan delayed onset low blood sugar. Pengaruh alkohol bekerja dengan menghambat kemampuan hati untuk melepaskan glukosa
alkohol juga menghambat kerja hormon yang menaikkan glukosa darah serta meningkatkan efek insulin, dan dapat menyebabkan hipoglikemia berat
Tandra, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Tanda dari gejala hipoglikemia dapat bervariasi tergantung penurunan kadar glukosa darah. Keluhan pada dasarnya dapat berupa keluhan pada otak, ini
dikarenakan otak tidak mendapat kalori yang cukup sehingga mempengaruhi fungsi intelektual, antara lain sakit kepala, kurang konsentrasi, mata kabur, lelah,
kejang hingga koma. Keluhan lain seperti lapar, nadi cepat, kejang atau koma. Keluhan akibat efek samping hormon lain yang berusaha menaikkan kadar
glukosa darah, misalnya pucat, berkeringat, nadi cepat, berdebar, cemas serta rasa lapar Tandra, 2007.
b. Hiperosmolar Non-ketotik Pada keadaan tertentu gula darah dapat sedemikian tingginya sehingga darah
menjadi kental. Dalam keadaan seperti ini dinamakan Hiperosmolar Non-Ketotik HNOK, atau Diabetic Hiperosmolar Syndrome DHS. Kadar glukosa darah
dapat mencapai nilai 600mgdl. Glukosa dapat menarik air keluar sel dan selanjutnya keluar bersama urin, dan tubuh mengalami dehidrasi. Penderita
diabetes dalam keadaan ini menunjukkan gejala nafas cepat dan dalam, banyak kencing, sangat haus, lemah, kaki dan tulang kram, bingung, nadi cepat, kejang
dan koma Tandra, 2007. Hiperglikemia dapat terjadi jika masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului stress akut
Suryono, 2004. c. Ketoasidosis terlalu banyak asam dalam darah
Pada diabetes melitus yang tidak terkendali dengan kadar gula darah yang tinggi dan kadar hormon yang rendah, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa
sebagai sumber energi. Sebagai gantinya tubuh akan memecah lemak untuk sumber energi pemecahan lemak tersebut kemudian menghasilkan badan-badan
keton di dalam darah ketosis. Ketosis ini menyebabkan derajat keasaman PH
Universitas Sumatera Utara
dalam darah menurun asidosis. Pada pasien dengan ketoasidosis diabetik umumnya memilki riwayat asupan kalori makanan yang berlebihan atau
penghentian obat diabetes atau insulin Nabil, 2009. Gejala yang timbul dapat berupa kadar gula darah tinggi 240 mgdl.
Terdapat keton dalam urin, buang air kecil banyak hingga dehidrasi, napas berbau aseton, lemas hingga koma Nabil, 2009.
2. Komplikasi Kronik, komplikasi ini terjadi karena glukosa darah berada di atas