Pusat Salimah Sumatera Utara (Arsitektur Metafora)

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

CHAIRUNNISA

090406039

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

Oleh :

CHAIRUNNISA

09 0406 039

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT

NIP.

19660622 199702 1 001

Wahyuni Zahrah, ST, MS

NIP : 19730819 200004 2 001

Ir. Samsul Bahri, MT

NIP : 19650318 199501 1 001


(3)

(SHP2A)

Nama

: Chairunnisa

NIM

: 09 0406 039

Judul Proyek Tugas Akhir

: Pusat Salimah Sumatera Utara

Tema

: Arsitektur Metafora

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

II

Koordinator

TKA-490

1.

Lulus Langsung

2.

Lulus

Melengkapi

3.

Perbaikan

Tanpa Sidang

4.

Perbaikan

Dengan Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

A

B+

B

C+

C

D

E


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Laporan Studio Tugas Akhir ini berisikan antara lain : pengumpulan data melalui studi literatur dan dari berbagai nara sumber, telaah, analisa dan penyusunan landasan - landasan teoritis (konseptual) bagi tahap perancangan serta gambar - gambar rancangan.

Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

 Ibu Wahyuni Zahrah, ST, MS sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingan, dukungan dan semangat yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

 Bapak Ir. Samsul Bahri, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, serta motivasi yang sangat berarti.

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT Sebagai Ketua Jurusan Arsitektur USU.  Bapak Ir. Rudolf Sitorus MLA Sebagai Sekretaris Jurusan Arsitektur USU.  Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan, saran, dan kritik.

 Ibu Ir. Basaria Talarosha MT Sebagai Ketua Koordinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2012/2013.

 Seluruh Staf pengajar Bapak Ibu Dosen Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama asistensi.

 Seluruh staf pegawai baik di lingkungan Arsitektur maupun Fakultas Teknik USU, terutama untuk Kak Dewi dan Kak Ayu.

 Orang tua saya yang tercinta Ibu Yenny Afrida Yanti dan Bapak Zafrullah Dikit. Kakak Rahmi, SEi dan adik Khadijah serta semua keluarga besar yang tak tersebutkan satu per satu. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.


(5)

 Sahabat-sahabat saya, pengingat dan pendamping di kala suka dan duka. Terima kasih untuk Oocha atas dukungan, semangat, kebersamaan dan bantuan selama ini.

 Teman-teman arsitektur 09 yang saya cintai, terimakasih atas dukungan dan semangat, kebersamaan dan suka duka selama kuliah di Arsitektur USU.  Teman-teman seperjuangan satu kelompok Aya, Rosy, Fany, Relung, Stefani,

Rose, Fahima, Cyntia, Desi dan Ade. Terimakasih atas semangat, kebersamaan dan suka duka yang kita lewati bersama dari awal hingga akhir.  Abang dan kakak senior, terutama Abang Imam Adlin Sinaga, ST, yang telah

memberikan semangat dan masukan serta adik-adik stambuk 2010,2011, dan 2012.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.

Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU

.

Hormat Penulis


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) ··· i

KATA PENGANTAR ··· ii

DAFTAR ISI ··· iii

DAFTAR GAMBAR ··· vi

DAFTAR TABEL ··· viii

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

1.1. Latar Belakang ··· 1

1.2. Maksud dan Tujuan ··· 3

1.3. Perumusan Masalah ··· 4

1.4. Metode Pendekatan ··· 4

1.5. Lingkup dan Batasan Proyek ··· 5

1.6. Asumsi ··· 6

1.7. Kerangka Berfikir ··· 7

1.8. Sistematika Penulisan Laporan ··· 8

BAB II DESKRIPSI PROYEK ··· 9

2.1. Tinjauan Umum ··· 9

2.2. Deskripsi Singkat Proyek ··· 9

2.2.1 Arti Kata ··· 9

2.2.2 Pengertian Proyek ··· 10

2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi ··· 10

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ··· 10

2.3.2 Pemilihan Lokasi Site ··· 13

2.3.3 Alternatif Lokasi Tapak ··· 15

2.3.4 Kriteria Lokasi Tapak ··· 17

2.4. Tinjauan Perempuan ··· 19

2.4.1 Kondisi Perempuan di Indonesia ··· 19


(7)

2.5. Tinjauan Pusat Salimah Medan ··· 24

2.5.1 Sejarah Salimah ··· 24

2.5.2 Visi Salimah ··· 25

2.5.3 Salimah Sumatera Utara ··· 27

2.6. Jenis Kegiatan ··· 29

2.6.1 Pengunjung ··· 30

2.6.2 Pengelolaan ··· 30

2.6.3 Fasilitas ··· 31

2.6.4 Kebutuhan Ruang ··· 32

2.7. Studi Banding Proyek Sejenis ··· 33

2.7.1 Muslimah Center Daarut Tauhid ··· 33

2.7.2 Khodijah Muslimah Centre ··· 37

2.7.3 Women’s Centre of Beaver County ··· 38

2.7.4 The Women’s Centre of Calgary··· 39

BAB III ELABORASI TEMA ··· 41

3.1 Pengertian Tema ··· 41

3.2 Deskriptif Tema ··· 42

3.3 Interpretasi Tema ··· 45

3.4 Keterkaitan Tema dengan Judul ··· 45

3.5 Studi Banding Tema Sejenis ··· 46

3.5.1 Esplanade Theatres on The Bay··· 46

3.5.2 Sydney Opera House ··· 48

BAB IV ANALISA ··· 51

4.1 Analisa Fisik/Analisa Tapak dan Bangunan ··· 51

4.1.1 Analisa Lokasi Tapak ··· 51

4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan ··· 53

4.1.2.1 Kondisi Eksisting Sekitar ··· 53

4.1.2.2 Ukuran Site ··· 55

4.1.2.3 Batas-batas Sekitar Site ··· 56

4.1.3 Analisa Sirkulasi ··· 57

4.1.3.1 Sirkulasi Kendaraan ··· 57


(8)

4.1.3.3 Analisa Pencapaian ··· 62

4.1.4 Analisa Matahari dan Vegetasi ··· 62

4.1.5 Analisa Kebisingan ··· 64

4.1.6 Analisa View ··· 65

4.1.6.1 View Keluar ··· 66

4.1.6.2 View Kedalam ··· 67

4.1.7 Analisa Skyline ··· 69

4.2 Analisa Non Fisik/Fungsional ··· 71

4.2.1 Analisa Pengguna ··· 71

4.2.2 Analisa Kegiatan ··· 77

4.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang ··· 78

4.2.4 Program Ruang ··· 80

4.2.5 Analisa Bangunan ··· 95

4.2.6 Analisa Teknologi ··· 98

BABV KONSEP ··· 105

5.1 Konsep Dasar ··· 105

5.1.1 Faktor-Faktor yang Mewujudkan Bentuk ··· 105

5.1.2 Konsep Umum ··· 105

5.2 Konsep Perancangan Bangunan ··· 106

5.2.1 Konsep Massa ··· 106

5.2.2 Bentukan Denah ··· 107

5.2.3 Zoning ··· 108

5.2.4 Interior ··· 109

5.3 Konsep Perancangan Tapak ··· 110

5.3.1 Penzoningan Ruang Luar ··· 110

5.3.2 Konsep Peletakkan Massa ··· 111

5.3.3 Konsep Sirkulasi Kawasan ··· 113

5.4 Konsep Struktur Bangunan ··· 114

5.4.1 Struktur Cangkang (Structure Shell) ··· 114

DAFTAR PUSTAKA ··· 122


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Kecamatan yang Ada di Medan ··· 14

Gambar 2.2. Kondisi Eksisting Alternatif A ··· 15

Gambar 2.3. Kondisi Eksisting Alternatif B ··· 16

Gambar 2.4. Kondisi Eksisting Alternatif C ··· 17

Gambar 2.5. Logo Salimah (Persaudaraan Muslimah) ··· 24

Gambar 2.6. Muslimah Center Daarut Tauhid ··· 33

Gambar 2.7. Women’s Centre of Beaver County ··· 38

Gambar 2.8. The Women’s Centre of Calgary ··· 39

Gambar 2.9. Kegiatan di The Women’s Centre of Calgary ··· 39

Gambar 3.1. Nagoya City Art Museum ··· 43

Gambar 3.2. Lyon TGV Station ··· 43

Gambar 3.3. EX Plaza Indonesia ··· 44

Gambar 3.4. Esplanade Theatres on The Bay ··· 46

Gambar 3.5. Metafora dari Durian ··· 47

Gambar 3.6. Teater ··· 47

Gambar 3.7. Sydney Opera House ··· 48

Gambar 4.1 Peta Lokasi Site ··· 51

Gambar 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek ··· 52

Gambar 4.3 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek ··· 53

Gambar 4.4 Tata Guna Lahan Sekitar Site ··· 53

Gambar 4.5 Kondisi Eksisting Sekitar Site ··· 54

Gambar 4.6 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site ··· 55

Gambar 4.7 Ukuran Site ··· 55

Gambar 4.8 Batas-Batas Sekitar Site ··· 56


(10)

Gambar 4.11 Alternatif Entrance ··· 59

Gambar 4.12 Alternatif Out··· 59

Gambar 4.13 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site ··· 60

Gambar 4.14 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Wisata··· 61

Gambar 4.15 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Asih ··· 61

Gambar 4.16 Analisa Pencapaian ··· 62

Gambar 4.17 Analisa Matahari dan Vegetasi ··· 63

Gambar 4.18 Analisa Kebisingan ··· 64

Gambar 4.19 Analisa View Keluar ··· 66

Gambar 4.20 Analisa View Kedalam ··· 67

Gambar 5.1 Konsep Penerapan Tema Arsitektur Metafora ··· 106

Gambar 5.2 Bentukan Denah ··· 108

Gambar 5.3 Perspektif ··· 108

Gambar 5.4 Zoning Ruang Luar ··· 109

Gambar 5.5 Zoning Denah Lt. 1 ··· 110

Gambar 5.6 Zoning Denah Lt. 2 ··· 111

Gambar 5.7 Zoning Denah Lt. 3 ··· 111

Gambar 5.8 Konsep Air dan Vegetasi pada Proyek ··· 112

Gambar 5.9 Bentukan Massa Bangunan ··· 112

Gambar 5. 10 Proses Bentukan Massa Bangunan ··· 113

Gambar 5.11 Penggunaan Ornamen pada Fasade ··· 114


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir ··· 7

Tabel 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ··· 10

Tabel 2.2. Sub Pusat Pelayanan Kota Medan ··· 11

Tabel 2.3. Penilaian Site ··· 17

Tabel 2.4. Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Indonesia ··· 19

Tabel 2.5. Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Sumatera Utara 21 Tabel 2.6. Perbandingan Pendidikan Laki-laki dan Perempuan di Sumatera Utara 23 Tabel 2.7. Kelompok Kegiatan dan Ruang ··· 32

Tabel 4.1 Kriteria Bentuk Dasar Bangunan ··· 98

Tabel 4.2 Sirkulasi··· 100


(12)

dengan keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan sejak dini. Diantara didikan yang baik adalah memberikan pendidikan sesuai dengan keberadaan perempuan di tengah masyarakat, sesuai dengan profesi keilmuannya, dan sesuai dengan hakikat perempuan itu sendiri. Perempuan adalah setengah masyarakat, sebagaimana dikatakan, perempuan merupakan sebuah pondasi dalam keluarga. Sungguh saat ini begitu banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat kita, bahkan di negara kita. Oleh karena itu perempuan yang merupakan bagian dari masyarakat juga harus ikut serta dalam memecahkan persoalan yang ada. Pusat Salimah (Persaudaraan Muslimah) bertujuan untuk meningkatkan kualitas perempuan secara fisik, mental dan spiritual. Dalam proyek Pusat Salimah Sumatera Utara ini menggunakan tema arsitektur metafora dengan ide perempuan yang berhijab seperti mutiara dalam tiram, cantik tapi terlindungi.

Kata Kunci : Pusat Salimah, Metafora, Hijab

Abstract

Islam sees the obligation to increased and educated female character with the virtues and perfection early on. Among a good education is meant to provide education in accordance with the presence of women in the community, according to the scientific profession, and in accordance with the nature of her own. Women are half the society, as it is said, women is a foundation in a family. It's currently so many problems faced by the society, even in our country. Therefore women as part of the society also should participate in solving problems. Salimah (Persaudaraan Muslimah) purpose to increase quality of women both physically, mentally and spiritually. In this North Sumatra Salimah Center project is using methapors theme with idea a women in hijab is like a pearl in oyster , beautiful yet protected.


(13)

dengan keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan sejak dini. Diantara didikan yang baik adalah memberikan pendidikan sesuai dengan keberadaan perempuan di tengah masyarakat, sesuai dengan profesi keilmuannya, dan sesuai dengan hakikat perempuan itu sendiri. Perempuan adalah setengah masyarakat, sebagaimana dikatakan, perempuan merupakan sebuah pondasi dalam keluarga. Sungguh saat ini begitu banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat kita, bahkan di negara kita. Oleh karena itu perempuan yang merupakan bagian dari masyarakat juga harus ikut serta dalam memecahkan persoalan yang ada. Pusat Salimah (Persaudaraan Muslimah) bertujuan untuk meningkatkan kualitas perempuan secara fisik, mental dan spiritual. Dalam proyek Pusat Salimah Sumatera Utara ini menggunakan tema arsitektur metafora dengan ide perempuan yang berhijab seperti mutiara dalam tiram, cantik tapi terlindungi.

Kata Kunci : Pusat Salimah, Metafora, Hijab

Abstract

Islam sees the obligation to increased and educated female character with the virtues and perfection early on. Among a good education is meant to provide education in accordance with the presence of women in the community, according to the scientific profession, and in accordance with the nature of her own. Women are half the society, as it is said, women is a foundation in a family. It's currently so many problems faced by the society, even in our country. Therefore women as part of the society also should participate in solving problems. Salimah (Persaudaraan Muslimah) purpose to increase quality of women both physically, mentally and spiritually. In this North Sumatra Salimah Center project is using methapors theme with idea a women in hijab is like a pearl in oyster , beautiful yet protected.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam melihat adanya kewajiban untuk memperbaiki dan mentarbiyah akhlak perempuan dengan keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan sejak dini. Islam juga menganjurkan para bapak dan para wali perempuan untuk melakukan hal ini dan menjanjikan bagi mereka pahala besar dari Allah, serta mengancam mereka dengan adzab yang pedih jika mereka menelantarkannya. Diantara didikan yang baik adalah memberikan pendidikan sesuai dengan keberadaan perempuan di tengah masyarakat, sesuai dengan profesi keilmuannya, dan sesuai dengan hakikat perempuan itu sendiri.

Dalam hadits Bukhari dikatakan, Rasulullah saw, bersabda, “sebaik-baik perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi

mereka untuk mendalami agama.”

Banyak perempuan terdahulu yang menjadi gudang ilmu, keutamaan, dan fiqih dari dien Allah. Sedangkan selain hal diatas, dari ilmu-ilmu yang tidak dibutuhkan oleh perempuan, maka itu sia-sia dan tiada guna. Perempuan tidak perlu akan hal itu, lebih baik ia menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat.

Di antara misi dakwah juga adalah kesadaran bahwa perempuan adalah

setengah masyarakat, sebagaimana dikatakan, perempuan da’iyah adalah sebuah

pondasi. Sungguh saat ini begitu banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat kita, bahkan di negara kita. Oleh karena itu perempuan yang merupakan bagian dari masyarakat juga harus ikut serta dalam memecahkan persoalan yang ada.

Di Indonesia tercatat lebih dari 50% jumlah penduduk adalah perempuan. Kedudukan perempuan di dalam keluarga dan lingkungan sosial sangat perlu untuk dipertimbangkan. Perempuan diharapkan dapat berperan aktif dalam peningkatan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.untuk itu diperlukan suatu wadah yang dapat memberikan pelatihan khusus pada perempuan. Upaya ini dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan kualitas hidup perempuan dan menghapus segala bentuk kekerasan dan sikap diskriminatif terhadap perempuan.


(15)

Perjuangan pemberdayaan perempuan telah berlangsung dari dahulu. Indonesia sejak dulu telah memiliki sosok pejuang perempuan, R. A. Kartini (1879-1904). Kartini berpendapat bahwa bila perempuan ingin maju dan mandiri, maka perempuan harus mendapat pendidikan. Kartini selama ini kita kenal sebagai seorang pejuang emansipasi perempuan, terutama di bidang pendidikan. Kartinilah yang membangun pola pikir kemajuan, dengan cara menggugah kesadaran orang-orang sejamannya, bahwa kaum perempuan harus bersekolah. Tidak hanya di Sekolah Rendah, melainkan harus dapat meneruskan ke sekolah yang lebih tinggi, sejajar dengan saudara-saudaranya yang laki-laki1.

Dewasa ini, perjuangan pemberdayaan perempuan telah mulai membuahkan hasil. Beberapa keberhasilan pemberdayaan perempuan menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2006, adalah pada bidang pendidikan angka melek aksara perempuan meningkat dari 86,8 % (tahun 2004) menjadi 89,3 % dan angka partisipasi sekolah (APS) perempuan di berbagai bidang jenjang pendidikan juga meningkat, di bidang kesehatan angka kematian ibu melahirkan berhasil diturunkan meskipun angkanya masih tinggi, yaitu 307 per 100.000 tahun kelahiran baru.

Namun demikian masih adanya permasalahan pemberdayaan perempuan, yaitu masih rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, tinggi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak.

Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, penduduk yang memiliki berbagai potensi SDA dan SDM yang heterogen. Heterogenitas itu dapat dilihat baik dari suku bangsa, bahasa, strata ekonomi, tingkat pendidikan, status sosial maupun agama.

Di Sumatera Utara terdapat jumlah perempuan sebesar 50,1% dari jumlah total penduduk Sumatera Utara. Kondisi perempuan di Sumatera Utara menurut Biro Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sumatera Utara, yakni dalam bidang pendidikan angka buta aksara perempuan pada tahun 2010 adalah 4,34 % sedangkan laki-laki 1,54 % dan angka partisipasi sekolah perempuan telah mengalami peningkatan yakni 95,35 % lebih rendah dibandingkan laki-laki 97,84 %.

1 http://www.setneg.go.id


(16)

Dalam bidang kesehatan, kondisi gizi balita masih dikategorikan buruk khususnya di daerah terpencil2.

Menurut Siti (2011) dalam bukunya, Panduan Program Persaudaraan Muslimah,Salimah berdiri karena dilatarbelakangi oleh kondisi perempuan saat ini, yakni tingginys tingkat kekerasan terhadap perempuan dan rendahnya rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan. Saat ini Salimah cabang Medan belum mempunyai tempat yang tetap untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan perempuan, sehingga untuk melaksanakan kegiatannya harus menyewa berbagai tempat. Sehingga diperlukan suatu tempat untuk pusat kegiatan-kegiatan Salimah Medan. Pusat Salimah Sumatera Utara merupakan suatu wadah yang dapat memberikan informasi, pendidikan, pelatihan terhadap perempuan sehingga dapat dijadikan modal dalam melanjutkan atau membuka usaha mandiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarga. Perempuan muslimah dituntut untuk berdakwah sebagaimana hal nya laki-laki mukmin. Perempuan muslimah sebaiknya mencurahkan segala kesungguhan sesuai dengan yang dia mampu dalam berdakwah di jalan Allah. Apabila dakwah itu beraneka macam bentuknya antara ilmu dan taklim, nasihat dan bimbingan-bimbingan, atau menanamkan agama dalam setiap jiwa.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah :

 Menyediakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidup perempuan khususnya muslimah di Sumatera Utara dalam bidang pendidikan, keterampilan, dan ekonomi.

 Menyediakan wadah untuk pusat informasi dan kegiatan muslimah di Sumatera Utara.

 Memberi peluang bagi muslimah yang ingin berkreasi di bidangnya. Tujuan dari objek Pusat Salimah Sumatera Utara ini adalah pelayanan :

a) Kegiatan Perekonomian.

b) Kegiatan Konseling dan Dakwah.

c) Kegiatan Pengembangan Minat dan Bakat, antara lain :


(17)

 Kegiatan Tata Busana.  Kegiatan Tata Boga.  Kegiatan Ketrampilan.

 Kegiatan Bimbingan Pra Nikah.  Kegiatan Kecantikan

d) Kegiatan Pelayanan  Butik.

 Salon khusus Muslimah.  Cafetaria.

1.3. Perumusan Masalah

Merencakan sebuah wadah khusus muslimah pada umumnya mempunyai standar-standar perencanaan yang perlu diperhatikan dan diperlukan studi banding. Dari rumusan-rumusan yang ada, masalah yang akan dihadapi adalah :

 Hal-hal prinsipil apa yang membedakan fasilitas khusus perempuan dengan fasilitas umum yang tidak berorientasi gender.

 Pengaturan gubahan massa dan komposisi bangunan yang efisien dan efektif menurut sirkulasi proses untuk menciptakan lingkungan yang ideal bagi perempuan untuk menjaga privasi para perempuan khususnya muslimah.

 Konsep-konsep Arsitektur Metafora yang bisa menjadi representasi dari nilai kebaikan muslimah.

1.4. Metode Pendekatan

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan pusat pelatihan dan pendidikan perempuan ini dilakukan berbagai :

1. Pendekatan Fungsi :

 Menyediakan suatu wadah yang dapat memenuhi kebutuhan para muslimah akan kegiatan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidup muslimah di Sumatera Utara dalam bidang pendidikan, keterampilan, dan ekonomi yang Islami.


(18)

2. Pendekatan Desain

 Mendalami dan mengetahui kebutuhan para perempuan.

 Merancang bangunan yang menerapkan nilai-nilai arsitektural Metafora pada berbagai bagian pada kompleks bangunan Pusat Salimah Sumatera Utara ini.

 Menciptakan desain ruang yang dapat mencerminkan identitas muslimah.

3. Pendekatan Persyaratan Umum

 Pemilihan lokasi tapak yang cukup strategis sebagai Pusat Salimah Sumatera Utara.

 Pengolahan tapak, penataan ruang dalam dan luar.

 Integrasi fungsi di dalam bangunan dan tapak terhadap lingkungan wilayah kota.

4. Pengumpulan Data

 Mencari studi banding dalam memperoleh data-data dan gambaran akan bagaimana sebuah pusat pelatihan perempuan dan program apa saja yang disediakan.

 Studi berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan standar-standar arsitektur dalam perencanaan sebuah pusat pelatihan perempuan dan tema Arsitektur Metafora.

1.5. Lingkup dan Batasan Proyek

Batasan-batasan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Salimah Sumatera Utara. Lingkup pembahasan yang akan digunakan adalah:

 Menelusuri kegiatan yang dilakukan dalam sebuah pusat pelatihan perempuan.

 Menelusuri kebutuhan-kebutuhan akan fasilitas utama dan fasilitas pendukung untuk pusat pelatihan perempuan khusunya bagi para muslimah dan perempuan lainnya.


(19)

 Bagaimana hubungan antar kegiatan perempuan di dalam bangunan dengan bentukan ruang dan massa yang fungsional.

Batasan- batasan dalam merencanakan Pusat Salimah Sumatera Utara adalah:

 Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah fasilitas pada sebuah pusat pelatihan perempuan dan kaitannya dengan aktifitas yang akan dilakukan.

 Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini, yaitu Arsitektur Metafora.

 Menerapkan Arsitektur Metafora ke dalam sebuah Pusat Salimah Sumatera Utara ini.

1.6. Asumsi

Asumsi-asumsi diperlukan terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut :  Asumsi tapak yang terutama berkaitan dengan kondisi dan topografi.  Pemilik proyek yang diasumsikan adalah organisasi pemberdayaan

perempuan “Salimah”.

 Asumsi-asumsi penentuan program ruang terutama yang berkaitan dengan pengadaan ruang dan penentuan besaran ruang untuk mewadahi kegiatan tertetu.


(20)

1.7. Kerangka Berfikir

JUDUL PROYEK dan TEMA

Judul Proyek : Pusat Salimah Sumatera Utara Tema : Arsitektur Metafora

LATAR BELAKANG

- Kondisi perempuan di Indonesia.

- Maraknya kekerasan terrhadap perempuan.

- Pentingnya pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarganya.

MAKSUD dan TUJUAN

- Menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan yang lengkap dan memadai bagi para perempuan.

- Turut mempromosikan keterampilan kepada masyarakat, sehingga membangkitkan minat wirausaha pada muslimah dalam meningkatkan kualitas diri.

PERMASALAHAN

- Bagaimana menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema arsitektur Metafora.

- Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada para pengguna.

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

- Fasilitas musllimah.

- Kajian tema dengan bentuk bangunan.

PENGUMPULAN DATA

- Studi literatur.

- Studi banding.

- Studi pustaka.

STUDI SITE

- Ukuran site.

- Peraturan Pemerintah

- Sempadan bangunan

- Batas bangunan.

- Potensi.

ANALISA

- Analisa kondisi lingkungan yaitu : analisa matahari, vegetasi, view dari dan ke site, vegetasi

- Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang

- Analisa penerapan struktur pada bangunan.

v

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, Peraturan Pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan v DESAIN v

F

eed ba

c

k

Tabel 1.1. Kerangka Berfikir


(21)

1.8. Sistematika Penulisan Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan sistematika laporan.

Bab 2 Deskripsi Proyek

Menguraikan tentang terminologi dari judul atau kasus proyek, deskripsi proyek, tinjauan terhadap konteks lingkungan dan tinjauan kelayakan (kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan kelayakan fungsional) dari proyek.

Bab 3 Elaborasi Tema

Menguraikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisa penentuan tema, dan studi banding tema sejenis.

Bab 4 Analisa

Menguraikan tentang analisa - analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar, analisa nonfisik serta analisa - analisa fungsional yang berkaitan dalam hal perancangan ruang dalam, dimana nantinya dari hasil analisa - analisa tersebut diperoleh suatu konsep perancangan untuk kasus proyek ini.

Bab 5 Konsep Perancangan

Menguraikan tentang konsep - konsep dari hasil analisa yaitu konsep tapak, konsep perancangan ruang dalam, konsep perancangan struktur dan konstruksi, konsep perancangan utilitas, dan konsep perancangan interior yang akan diterapkan pada perancangan.


(22)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Tinjauan Umum

1. Judul : Pusat Salimah Sumatera Utara 2. Tema : Arsitektur Metafora

3. Status Proyek : Fiktif

4. Pemilik Proyek : Organisasi Salimah

5. Sumber Dana : Pemerintah Daerah Kota Medan dan Organisasi Salimah

2.2. Deskripsi Singkat Proyek 2.2.1 Arti Kata

Pengertian proyek Pusat Salimah Sumatera Utara menurut arti kata adalah :  Pusat adalah (menempatkan untuk fasilitas tertentu).

- Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi.

- Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan.

- Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktivitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.

 Salimah (Persaudaraan Muslimah) adalah organisasi massa yang didirikan di Jakarta 8 Maret 2000. Salimah bergerak pada pelatihan dan pembinaan muslimah dan bergerak dalam majlis taklim muslimah. Kini Salimah telah berdiri di 21 provinsi di seluruh Indonesia. Pada tanggal 26 Mei 2005, pengurus baru Pimpinan Pusat (PP) Salimah periode 2005-2010 dikukuhkan di hadapan 250 tokoh majelis taklim se-Jadebotabek3.

 Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia dan beribukota di Medan4

.

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Salimah


(23)

2.2.2 Pengertian Proyek

Dari penguraian pengertian judul proyek menurut arti kata tersebut, PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA adalah : pusat kegiatan perempuan khususnya muslimah dikelola oleh pengurus organisasi Persaudaraan Muslimah (Salimah), yang akan menaungi segala kegiatan dan pelayanan serta informasi bagi pemberdayaan perempuan khususnya muslimah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidup para perempuan di Medan. Kegiatan ini juga mewadahi pelayanan bagi para muslimah yang akan menikah dan yang sudah menikah.

2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi 2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Kota Medan yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara adalah salah satu pusat pelayanan terpadu bagi Provinsi Sumatera Utara menurut Peraturan Daerah. Kota Medan menjadi pusat berbagai kegiatan untuk melayani provinsi Sumatera Utara. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah :

No. Kriteria Lokasi

1. Pencapaian Lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site. Dan dapat mudah dicapai oleh cabang Salimah yang berada di Sumatera Utara.

2. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Medan

Wilayah lokasi pembangunan yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pendidikan yang disesuaikan dengan RUTRK Kota Medan. Yaitu pada subpusat pelayanan kota Medan Selayang ditetapkan di Kecamatan Medan Selayang tepatnya di sekitar simpang Pemda, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu), Kecamatan Medan Selayang dan Tabel 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi


(24)

Kecamatan Medan Johor. 3. Tinjauan terhadap

Struktur Kota

Berada di pusat kota yang merupakan daerah pusat pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pendidikan.

4. Area Pelayanan Lingkungan sekitar merupakan lingkungan dengan imej yang bagus dan berbudaya serta sesuai dengan fungsinya dengan lingkungan sekitar yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.

Peruntukan lahan ditentukan menurut RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) Medan yang dibagi dalam beberapa pusat pelayanan Kota Medan, seperti terlihat pada tabel berikut :

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A

Pusat

Pelayanan Kota di Pusat Kota

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;  Pusat kegiatan jasa dan

kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

 Pusat pelayanan ekonomi

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

 Provinsi Sumatera Utara

 Internasional Tabel 2.2. Sub Pusat Pelayanan Kota Medan


(25)

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

B

Pusat

Pelayanan Kota dibagian Utara

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional  Pusat pelayanan

transportasi;

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;

 Provinsi Sumatera Utara

 Regional

1

Subpusat pelayanan kota Medan Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,  pusat kegiatan bongkar

muat dan impor – ekspor,  pusat kegiatan industri, dan  pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2

Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

 Pusat pelayanan transportasi

 Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

 Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);

 Pusat kegiatan rekreasi dan wisata

 Kec, Medan Marelan;  Kabupaten Deli

Serdang 4 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

 Pusat pelayanan olahraga

 Kec. Medan

Perjuangan dan Kec. Medan Tembung


(26)

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

5

Subpusat pelayanan kota Medan Area

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan

transportasi

 Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas

6

Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan

transportasi wilayah bagian Barat

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

7

Subpusat pelayanan kota Medan

Selayang

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

 Pusat Pendidikan

 Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

8

Subpusat pelayanan kota Medan Timur

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

 Pusat pelayanan transportasi (TOD);  Pusat kegiatan

sosial-budaya

 Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat

2.3.2. Pemilihan Lokasi Site

- Secara khusus

Salimah Sumatera Utara mempunyai 24 Pimpinan Daerah, yaitu : 1. PD Salimah Asahan

2. PD Salimah Binjai

3. PD Salimah Deli Serdang 4. PD Salimah Karo


(27)

5. PD Salimah Labuhan Batu

6. PD Salimah Labuhan Batu Selatan 7. PD Salimah Langkat

8. PD Salimah Mandailing Natal 9. PD Salimah Medan

10. PD Salimah Padang Lawas 11. PD Salimah Padang Sidempuan 12. PD Salimah Pematang Siantar 13. PD Salimah Serdang Bedagai 14. PD Salimah Sibolga

15. PD Salimah Simalungun 16. PD Salimah Tanjung Balai 17. PD Salimah Tapanuli Selatan 18. PD Salimah Tapanuli Tengah 19. PD Salimah Tebing Tinggi 20. PD Salimah Dairi

21. PD Salimah Batubara 22. PD Salimah Toba Samosir 23. PD Salimah Tapanuli Utara

24. PD Salimah Huumbang Hasundutan

Sehingga pemilihan lokasi tapak untuk proyek Pusat Salimah Sumatera Utara harus dekat dan mudah dicapai oleh cabang Salimah yang berada di Medan dan di Sumatera Utara. Dari lokasi Pimpinan Daerah yang terdapat di Sumatera Utara, alternatif lokasi yang sesuai adalah :

1. Medan Johor 2. Medan Selayang 3. Medan Amplas


(28)

2.3.3. Alternatif Lokasi Tapak

Adapun yang menjadi alternatif tapak adalah :  Alternatif A

Luas : 1,2 Ha GSB : 10 M KDB : 60 % KLB : 1-3

Lokasi terletak pada Jalan Karya Wisata. Lokasi ini sangat memungkinkan sebagai lokasi proyek ini karena letaknya sangat strategis (di sekitar site merupakan permukiman penduduk) dan mudah dicapai.

Gambar 2.2. Kondisi Eksisting Alternatif A

Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Gambar 2.1.Kecamatan yang Ada di Medan


(29)

Batas-batas :

- Utara : Jalan Karya Asih - Timur : Rumah Penduduk - Selatan : Rumah Penduduk - Barat : Jalan Karya Wisata

Posisi terhadap Struktur Ruang Kota :

- Berada pada sub pelayanan Medan Selayang, tepatnya pada kecamatan Medan Johor.

Alternatif B

Luas : 1,2 Ha GSB : 10 M. KDB : 60 % KLB : 1-3

Lokasi terletak pada Jalan Ring Road. Lokasi ini sangat memungkinkan sebagai lokasi proyek ini karena letaknya cukup strategis (di sekitar site merupakan daerah permukiman penduduk) dan mudah dicapai.

Batas-batas :

- Utara : Jl. Bunga Teratai - Timur : Jl. Ring Road - Selatan : Rumah Penduduk - Barat :Jl. SM.Raja

Posisi terhadap Struktur Ruang Kota :

- Berada pada sub pelayanan Medan Selayang, tepatnya pada kecamatan Medan Selayang.

Alternatif C

Luas : 1,4 Ha GSB : 11,5 M

Gambar 2.3. Kondisi Eksisting Alternatif B


(30)

KDB : 60 % KLB : 1-3

Lokasi terletak pada Jalan Sisingamangaraja. Lokasi ini sangat memungkinkan sebagai lokasi proyek ini karena letaknya sangat strategis (di sekitar site merupakan permukiman penduduk) dan mudah dicapai.

Batas-batas :

Utara : Pertokoan - Timur : Jl. Sisingamangaraja - Selatan : Jl. Alfalah - Barat : Rumah Penduduk

Posisi terhadap Struktur Ruang Kota :

- Berada pada sub pelayanan Medan Area, tepatnya pada kecamatan Medan Amplas.

2.3.4. Kriteria Lokasi Tapak

Kriteria Lokasi

Alternatif A Alternatif B Alternatif C

Tingkatan Jalan (5) Jalan Kolektor

Sekunder

(3)

Jalan Arteri Primer

(3) Jalan Arteri

Sekunder Tingkat

Kebisingan

(5) Rendah

(5) Rendah

(3) Tinggi

Pencapaian ke (5) (5) (5)

Gambar 2.4. Kondisi Eksisting Alternatif C

Sumber : Hasil Olahan Data Primer


(31)

Lokasi Mudah karena dapat diakses dengan kendaraan pribadi maupun angkutan

umum

Mudah karena dapat diakses dengan kendaraan pribadi maupun angkutan

umum

Mudah karena dapat diakses dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum Jangkauan terhadap Struktur Kota (5)

Berada cukup dekat dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan pendidikan dan rekreasi (3)

Berada jauh dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan pendidikan dan rekreasi (3)

Berada relatif jauh dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan Perdagangan, Rekreasi Fungsi Pendukung Sekitar Lokasi (5) Permukiman penduduk dan pertokoan (4) Permukiman penduduk, sekolah dan pertokoan (4) Permukiman penduduk, perkantoran, tempat ibadah, dan sekolah Fungsi Eksisting (5)

Lahan Kosong

(5) Lahan Kosong

(5) Lahan Kosong

Total Nilai 31

1 26 2 23 3 Keterangan :

5 : Baik Sekali 4 : Baik 3 : Cukup 2 : Kurang 1 : Kurang Sekali

Dari kriteria secara khusus dan umum, lokasi site yang sesuai adalah Jl. Karya Wisata, Medan Johor.


(32)

2.4. Tinjauan Perempuan

2.4.1 Kondisi Perempuan di Indonesia

Bila dilihat dari jumlah penduduk di Indonesia, perempuan setengah dari jumlah penduduk di Indonesia. Data tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 2.4. Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Indonesia

Provinsi Laki-Laki Perempuan

2009 2010 2009 2010

Aceh 48,73 49,88 51,27 50,12

Sumatera Utara 49,36 50,00 50,64 50,00

Sumatera Barat 48,98 49,41 51,02 50,59

Riau 51,39 51,50 48,61 48,50

Kepualauan Riau 51,27 50,20 48,73 49,,80

Jambi 50,18 51,10 49,82 48,90

Sumatera Selatan 49,94 50,76 50,06 49,24

Kep. Bangka

Belitung

50,74 51,73 49,26 48,27

Bengkulu 50,78 50,80 49,22 49,20

Lampung 50,67 51,41 49,33 48,59

DKI Jakarta 49,05 49,90 50,95 50,10

Jawa Barat 49,96 50,43 50,04 49,57

Banten 50,72 51,06 49,28 48,94

Jawa Tengah 49,06 49,56 49,28 48,94

DI Yogyakarta 48,59 49,31 50,94 50,44

Jawa Timur 48,63 49,56 51,41 50,69

Bali 49,97 50,42 51,37 50,55

Nusa Tenggara Barat 47,40 48,59 50,03 49,58

Nusa Tenggara Timur

49,50 49,94 52,60 51,41

Kalimantan Barat 49,95 51,24 50,05 50,06


(33)

Kalimantan Selatan 49,25 50,70 50,75 48,18

Kalimantan Timur 51,43 52,42 48,57 49,30

Sulawesi Utara 50,52 51,22 49,48 47,58

Gorontalo 50,40 50,46 49,60 48,78

Sulawesi Tengah 50,84 51,24 49,16 49,54

Sulawesi Selatan 48,12 48,48 51,88 48,76

Sulawesi Barat 50,46 50,19 49,54 51,52

Sulawesi Tenggara 49.43 49,92 50,57 49,81

Maluku 50,14 50,43 49,86 50,08

Maluku Utara 50,70 50,59 49,30 49,41

Papua 51,72 52,47 48,28 47,53

Papua Barat 50,96 53,11 49,04 46,89

INDONESIA 49,53 50,17 50,47 49,83

Sumber : Badan Pusat Statistik

Adapun kondisi perempuan di Indonesia di berbagai aspek menurut SUSENAS 2006 yaitu :

 Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun 2006 berada pada urutan 108 dari 177 negara.

 Buta Aksara di atas 15 tahun perempuan berjumlah 12,4% dan laki-laki.  Angka Kematian Ibu melahirkan 307 dari 100.000 kelahiran hidup, anemia 51%, angka harapan hidup 71,1%.

 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan adalah 48,63%, sedangkan laki-laki adalah 84,73%.

 Kasus kekerasan, diskriminasi terhadap perempuan, trafiking, eksploitasi masih tinggi pada 3,4%.


(34)

2.4.2 Kondisi Perempuan di Sumatera Utara  Penduduk

Tabel 2.5. Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Sumatera Utara

No. Kota/ Kabupaten Jumlah Penduduk

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

1. Nias 131.377 64.057 67.320

2. Mandailing Natal 404.945 199.037 205.908

3. Tapanuli Selatan 263.815 131.200 132.615

4. Tapanuli Tengah 311.232 156.377 141.101

5. Tapanuli Utara 279.257 138.156 141101

6. Toba Samosir 173.129 86.101 87.028

7. Labuhan Batu 415.110 209.924 205.186

8. Asahan 668.272 335.945 332.327

9. Simalungun 817.720 407.838 409.882

10. Dairi 270.053 135.004 135.049

11. Karo 350.960 174.418 176.542

12. Deli Serdang 1.790.431 90.915 88.8516

13. Langkat 967.535 487.676 479.589

14. Nias Selatan 289.708 143.988 145.720

15. Humbang Hasundutan 171.650 85.344 86.306

16. Pakpak Barat 40.505 20.468 20.037

17. Samosir 119.653 59.504 60.149

18. Serdang Bedagai 594.383 298.614 295.769

19. Batu Bara 375.885 189.328 186.557

20. Padang Lawas Utara 223.531 112.357 111.174

21. Padang Lawas 225.259 112.987 112.272

22. Labuhan Batu Selatan 277.673 141.765 135.908 23. Labuhan Batu Utara 330.701 167.154 64.183


(35)

25. Nias Barat 81.807 39.146 42.661

26. Sibolga 84.481 42.408 42.037

27. Tanjung Balai 154.445 77.933 76.512

28. Pematang Siantar 234.698 114.561 120.137

29. Tebing Tinggi 145.248 71.892 73.356

30. Medan 2.097.610 1.036.926 1.060.684

31. Binjai 246.158 122.997 123.157

32. Padang Sidimpuan 191.531 93.434 98.097

33. Gunung Sitoli 126.202 61.839 64.363

Sumber : Badan Pusat Statistik

 Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara diwarnai dengan perubahan indikator yang cukup signifikan ke arah yang lebih baik. Pada Februari 2009, jumlah angkatan kerja mencapai 6.322.414 orang, naik sebanyak 391.522 orang dibandingkan keadaan Februari 2008. Peningkatan jumlah angkatan kerja perempuan relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki. Selama satu tahun (dari periode Februari 2008 sampai dengan Februari 2009), jumlah angkatan kerja perempuan bertambah sebanyak 237.488 orang, sedangkan angkatan kerja laki-laki bertambah sebanyak 154.034 orang.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Sumatera Utara pada Februari 2009 sebesar 69,98 %, atau meningkat sebesar 2,54 % dibandingkan TPAK pada Februari 2008 (pada Februari 2008 sebesar 67,44 %). TPAK penduduk perempuan pada Februari 2009 sebesar 57,26 %, atau meningkat signifikan dibandingkan Februari 2008 sebesar 3,96 % (Februari 2008 sebesar 53,30 pesen), sedangkan TPAK penduduk laki-laki pada Februari 2009 sebesar 83,06 persen, dan hanya meningkat sebesar 0,98 persen dibandingkan keadaan Februari 2008 (pada Februari 2008 sebesar 82,08 persen)5.


(36)

 Pendidikan

Tabel 2.6. Perbandingan Pendidikan Laki-laki dan Perempuan di Sumatera Utara

No. Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Laki-Laki dan Perempuan Laki-Laki Perempuan

1. Tidak/ Belum Pernah Sekolah 1,11 2,36 1,62

2. Tidak/ Belum Tamat SD 12,26 15,31 13,50

3. Tamat SD 21,07 21,35 21,19

4. Tamat SMPT 25,18 22,57 24,13

5. Tamat SMTA 34,57 28,85 32,26

6. Diploma I/II/III/IV/Universitas 5,80 9,56 7,32 Sumber : Badan Pusat Statistik

 Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk sekaligus indikator program pembangunan. Kesehatan berimplikasi pada produktivitas perorangan dan kelompok, sehingga pembangunan dan berbagai upaya di bidang kesehatan diharapkan menjangkau semua lapisan masyarakat serta tidak diskriminatif dalam pelaksanaannya, program di bidang kesehatan untuk laki-laki dan perempuan adalah sama. Menurut perkiraan Angka Harapan Hidup dan Angka Kematian Bayi pada tahun 2004 dan 2005 oleh BPS Provinsi Sumatera Utara, tercatat pada tahun 2004 Angka Harapan Hidup adalah 68,2% dan Angka Kematian Bayi adalah 36,7%. Terjadi penurunan angka kematian bayi, tercatat pada tahun 2005 Angka Kematian Bayi adalah 34,2% dan Angka Harapan Hidup adalah 68,3%.


(37)

2.5. Tinjauan Pusat Salimah Sumatera Utara 2.5.1 Sejarah Salimah

Makna lambang logo dari Salimah : - WANITA :

Keteladanan artinya pengurus maupun anggota hendaknya menjadi teladan. - SELENDANG :

Lambang keluwesan, bisa berkiprah dimana saja. - WARNA EMAS :

Lambang harga diri. - ANGGREK :

Lambang keunikan, awet dan indah artinya wanita yang memiliki keistimewaan, wanita yang aktif serta tetap menjaga keluarga yang sakinah.

- WARNA UNGU : Lambang keanggunan. - TIGA BUNGA :

Membawa keharuman martabat dan nama Salimah. Muslimah (Islam), Mukmiah (Iman), Mukhsinah (Ikhsan). - SILUET :

Dari samping lambang istiqomah, memandang lurus ke depan.

- OVAL :

Gambar 2.5. Logo Salimah (Persaudaraan Muslimah)

Sumber : http://salimahsumenep.org/wp-content/uploads/2013/05/Logo-baru-salimah.jpg


(38)

Terhimpun dari dalam satu bingkai yaitu Ukhuwah Islamiyah.

Salimah (Persaudaraan Muslimah) adalah organisasi massa yang didirikan di Jakarta 8 Maret 2000. Salimah bergerak pada pembinaan muslimah dan bergerak dalam majlis taklim muslimah. Kini Salimah telah berdiri di 21 provinsi di seluruh Indonesia.

Pada tanggal 26 Mei 2005, pengurus baru Pimpinan Pusat (PP) Salimah periode 2005-2010 dikukuhkan di hadapan 250 tokoh majelis taklim se-Jadebotabek. Ketuanya ialah Dra. Wirianingsih dan Sekretaris Dra.Faizah.

Perkembangan hingga akhir 2007 salimah sudah berada di 28 wilayah tingkat propinsi , 274 daerah kabupaten kota, 474 cabang tingkat kecamatan, dan 25 ranting tingkat kelurahan/desa.

2.5.2 Visi Salimah

Periode di bawah kepemimpinan Wirianingsih, Salimah memiliki visi 2010 :”Terbentuknya Profil Majelis Taklim yang produktif”. Ada 9 langkah menuju visi salimah :

1.Menyediakan rujukan pembinaan Majelis Taklim melalui kurikulum dan silabus Majelis Taklim.

2.Membangun silaturahim sesama anggota Majelis Taklim melalui :Forum Silaturahim Persaudaraan Muslimah" (FORSIL SALIMAH ).

3.Meningkatkan kesejahteraan Majelis Taklim dan anggotanya melalui pembentukan "Koperasi Syariah Serba Usaha Salimah" (KOSSUMA).

4.Meluaskan jaringan Majelis Taklim Salimah di seluruh wilayah Indonesia.

5.Berpartisipasi aktif dalam menggalang komunikasi dengan berbagai lembaga dan berperan dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

6. Berupaya meningkatkan kualitas mubalighh melalui penyelenggaraan Daurah Mubalighah.

7. Menyelenggarakan kajian tematik, mensosialisasikan 9 tema kepedulian salimah.

8.Menyelenggarakan Latihan kepemimpinan muslimah sebagai sarana penyiapan SDM dan regenerasi pengurus salimah.


(39)

9.Menyelenggarakan Latihan Kepribadian Muslimah sebagai upaya peningkatan kualitas kepribadian kader-kader salimah

Sepuluh Tema Kepedulian Salimah yang dijadikan sebagai fokus perhatian dan pembinaan terhadap para Ustadzah dan jama'ah pengajian kaum ibu di majelis Taklim, yang bertujuan terbangunnya kesadaran kaum ibu terhadap berbagai persoalan bangsa yang terjadi di sekitar kehidupan keluarga ,perempuan dan anak. Dengan terbangunnya kesadaran diharapkan kaum ibu sebagai salah satu pilar perubahan dalam keluarga dapat berperan membangun keluarga dan masyarakatnya. 10 tema itu adalah :

1. Mengambil bagian dalam peran sejarah sebagai perekat dan pemersatu umat dan bangsa.

2. Meningkatkan kualitas majelis taklim dan para tokoh majelis taklim sebagai upaya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ummat terhadap Islam.

3. Pemberdayaan ekonomi ummat melalui pendirian koperasi-koperasi syari'ah muslimah, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan hidup keluar dari kemiskinan.

4. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dari sisi peningkatan pola asuh orang tua sebgai upaya mendukung program Nasional "Indonesia Bebas narkoba 2015".

5. Mensukseskan program "Hentikan Kekerasan pada Anak, sekarang".

6. Pemberantasan budaya korupsi melalui penanaman nilai-nilai anti korupsi kepada kaum ibu.

7. Penyadaran masyarakat akan bahaya perdagangan manusia yang marak di tengah masyarakat melalui para tokoh Majelis Taklim..

8. Penyadaran masyarakat terhadap pola hidup dan pola makan sehat diantaranya dengan meningkatkan kepedulian terhadap makanan halal dan baik.

9. Proaktif mendukung gerakan bangsa menuju bebas pornografi dan pornoaksi.

10.Berperan aktif dalam upaya mensosialisasikan gerakan menjaga lingkungan hidup

Pada Musyarah Kerja (Muker) KOWANI Bulan Juli 2007 secara resmi PP Salimah diterima sebagai anggota KOWANI yang ke 77. Pada awal periode 2005 PP Salimah menjadi anggota Badan Musyawarah organisasi Islam Perempuan


(40)

massa muslimah nasional tingkat pusat yang berkantor di lantai Dasar Masjid Istiqlal Jakarta. Pada Munas BMOIWI tahun 2007, wirianingsih terpilih sebagai salah satu presidium BMOIWI periode 2007-2012. Dalam membangun jaringan Internasional Salimah menjadi anggota NGO se-Aia tenggara yang berkedudukan di Malaysia , menjadi anggota IMWU (International Moslem Women Union) yang berkedudukan di Sudan dan menjadi anggota WAMY (World Assembly Moslem Youth) cabang Indonesia.

Saat ini Salimah telah memiliki 4 KOSSUMA di daerah Jakarta Selatan Bekasi, Depok dan Sleman sebagai pilot project. Dan telah menjadi mitra kerjasama Menkop UKM dalam menggulirkan program koperasi syari'ah muslimah.

Salimah bekerjasama dengan berbagai kelompok, LSM dan badan pemerintah untuk mendukung berbagai program, antara lain dengan BNN, KPP, KLH, Menegpora, Deptan, Komnas Anak, WAMY, ASA Indonesia, KNRP, Nusantara Commitee Meeting, YKBH, YPMA dan lainnya yang memiliki misi program yang sama6. Dan sudah menjadi anggota KOWANI (Kongres Wanita Indonesia), BMOIWI (Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia), WAMY (World Assembly Muslim Youth), NADI (Nusantara IInitiative For Justice And Peace) , IMWU (International Muslim Women Union)7.

2.5.3 Salimah Sumatera Utara

PW SALIMAH Sumut telah memiliki 24 Pimpinan Daerah (PD) dari 33 Kabupaten dan Kotamadya yang ada di Propinsi Sumatera Utara, serta 121 Pimpinan Cabang (PC) dari 325 Kecamatan yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Struktur ini akan terus berkembang untuk merespon kebutuhan masyarakat terutama muslimah yang ada di wilayah Sumatera Utara. Telah tercatat 1.934 orang anggota se-Sumatera Utara.

Pimpinan Daerah yang ada di Sumatera Utara adalah : 1. PD Salimah Asahan

2. PD Salimah Binjai

3. PD Salimah Deli Serdang 4. PD Salimah Karo

6 http://id.wikipedia.org/wiki/Salimah


(41)

5. PD Salimah Labuhan Batu

6. PD Salimah Labuhan Batu Selatan 7. PD Salimah Langkat

8. PD Salimah Mandailing Natal 9. PD Salimah Medan

10. PD Salimah Padang Lawas 11. PD Salimah Padang Sidempuan 12. PD Salimah Pematang Siantar 13. PD Salimah Serdang Bedagai 14. PD Salimah Sibolga

15. PD Salimah Simalungun 16. PD Salimah Tanjung Balai 17. PD Salimah Tapanuli Selatan 18. PD Salimah Tapanuli Tengah 19. PD Salimah Tebing Tinggi 20. PD Salimah Dairi

21. PD Salimah Batubara 22. PD Salimah Toba Samosir 23. PD Salimah Tapanuli Utara

24. PD Salimah Humbang Hasundutan

Salimah SU telah mengadakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pengurus maupun anggota agar dapat lebih berdaya terjun ke masyarakat antara lain dengan mengadakan Latihan Kepemimpinan Muslimah (LKM) untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan perempuan dalam menyiapkan mereka menjadi pengurus yang handal dan terampil bermasyarakat.

Untuk memperluas jaringan PW Salimah SU juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Muswil dan Rakorwil Salimah mempunyai peranan penting untuk menunjukkan keberadaan nya sebagai organisasi yang sehat yang selalu mengutamakan musyawarah dengan selalu berkoordinasi dengan Pengurus Daerah dan Cabang serta mengevaluasi program-program kerja serta pertanggungjawaban kerja pengurus. Juga ajang bertemunya pengurus Wilayah dengan pengurus Salimah yang ada di Daerah maupun Cabang untuk menyampaikan gagasan dan


(42)

menyusun program Kerja yang sesuai dengan kondisi muslimah yang ada di Sumatera Utara8.

PROGRAM SALIMAH :

Forsil. Forum silathturahmi majelis taklim se-Sumatera Utara.

FKPAK. Forum Kajian Perempuan, Anak dan Keluarga yang akan membahas isu-isu terkini yang berkaitan dengan perempuan, anak, dan keluarga Indonesia.

LKM. Latihan Kepemimpinan Muslimah yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan skill kepemimpinan dan wawasan berorganisasi dalam kepengurusan Salimah.

SISTER. Sekolah Ibu Salimah Terpadu merupakan gabungan kelompok kecil perempuan untuk memperkuat pemahaman tentang agama, pendidikan anak, dan keterampilan lain yang dibutuhkan para perempuan serta intensif mengadakan Forum Kajian Perempuan, Anak, dan Keluarga yang akan membahas isu-isu terkini yang berkaitan dengan perempuan , anak dan keluarga Indonesia.

Kossuma. Koperasi Syariah Serba Usaha Muslimah (KOSSUMA), memiliki program unggulan antara lain : 1. Workshop koperasi tanggung rentang, program ini sejalan dengan program Kementrian Koperasi dan UKM 2. Pelatihan kewirausahaan muslimah 3. Mengikuti pameran-pameran koperasi.

Gema Salimah. Gerakan Membaca Al'Quran Bersama Salimah, kegiatan ini bertujuan untuk mencetak para trainer untuk mensosialisasikan gerakan membaca al'quran kepada seluruh masyarakat.

2.6. Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang berlangsung dalam Pusat Salimah Sumatera Utara : 1. Kegiatan Konseling dan Dakwah

Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan secara Islami dan untuk memberikan pendidikan moral serta pemberian motivasi terhadap perempuan. Sehingga diharapkan perempuan dapat keluar dari keterbatasan, kesedihan dan mengembangkan diri sesuai dengan cara yang Islami serta nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga.

2. Kegiatan Pemberian Informasi

8 Salimahsumut.org


(43)

Kegiatan ini menjadikan Pusat Salimah Sumatera Utara sebagai pusat informasi bagi para perempuan. Kegiatan yang termasuk dalam penyampaian informasi adalah penyuluhan dan seminar.

3. Kegiatan Sekolah Ibu Salimah Terpadu (SISTER)

Sekolah Ibu Salimah Terpadu (SISTER) merupakan gabungan kelompok kecil perempuan untuk memperkuat pemahaman tentang agama, pendidikan anak, dan keterampilan lain yang dibutuhkan para perempuan.

Kegiatan ini merupakan kegiatan perempuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dirinya. Terdapat berbagai kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan perempuan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan perempuan dapat keluar dari keterbatasan yang dimiliki dan mengembangkan diri serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.

4. Kegiatan Koperasi Syariah Serba Usaha Muslimah (KOSSUMA)

Kegiatan ini dilakukan sebagai modal pembelajaran perempuan untuk berwirausaha sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Yang diperjualbelikan merupakan hasil dari berbagai kegiatan Sekolah Ibu Salimah Terpadu (SISTER).

5. Kegiatan Seminar

Kegiatan seminar merupakan kegiatan memberikan informasi dan penyuluhan. Seperti kegiatan Forsil (Forum silathturahmi majelis taklim se-Sumatera Utara), FKPAK (Forum Kajian Perempuan, Anak dan Keluarga), dan Gema Salimah (Gerakan Membaca Al'Quran Bersama Salimah).

2.6.1 Pengunjung

Adapun pengunjung yang mengunjungi Pusat Salimah Sumatera Utara adalah :

 Peserta pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan seminar.  Pelatih, pemateri dalam seminar dan penyuluhan.

 Perempuan yang membutuhkan informasi secara pribadi.  Remaja putri atau perempuan dewasa.


(44)

2.6.2 Pengelolaan

Kepemilikan dari Pusat Salimah Sumatera Utara adalah organisasi Salimah sendiri.

2.6.3 Fasilitas

 Ruang Konseling

Adalah ruang untuk memberikan pendidikan secara moral dan personal kepada perempuan yang datang secara khusus. Kegiatan ini diprediksi akan datang ke Pusat Salimah Sumatera Utara.

 Ruang Serbaguna

Merupakan tempat untuk melakukan kegiatan seminar yang dapat memberikan informasi dan penyuluhan. Seperti kegiatan Forsil (Forum silathturahmi majelis taklim se-Sumatera Utara), FKPAK (Forum Kajian Perempuan, Anak dan Keluarga), dan Gema Salimah (Gerakan Membaca Al'Quran Bersama Salimah)

 Ruang Kelas Pelatihan

Adalah ruang khusus melakukan praktek pelatihan yang disediakan, terdapat beberapa program tertentu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti kegiatan SISTER. Sekolah Ibu Salimah Terpadu.

 Ruang Bermain Anak

Perempuan yang dilayani dalam pendidikan dan pelatihan pada Pusat Salimah Sumatera Utara ini adalah dari segala umur produktif (antara umur 15 tahun s/d umur 54 tahun). Dari sebagian banyak perempuan tersebut adalah perempuan yang telah menikah dan telah mempunayai anak. Oleh karena itu dibutuhkan ruang bermain anak. Ruang ini merupakan tempat penitipan anak sewaktu ibunya mengikuti program pendidikan dan pelatihan.

 Ruang Menyusui

Merupakan ruang privasi untuk para ibu yang ingin menyusui anaknya. Ibu-ibu juga dibekali dengan pengetahuan gizi untuk anak dan Ibu-ibu hamil.


(45)

 Perpustakaan

Area baca yang menyediakan tempat dan buku, majalah, dan literatur lainnya untuk menambah ilmu pengetahuan bagi perempuan.

 Ruang Latihan Kewirausahaan

Merupakan ruang untuk melakukan kegiatan wirausahawan secara langsung kepada masyrakat. Diharapkan ini menjadi modal bagi para perempuan kelak untuk memiliki jiwa kewirausahaan dan dapat membantu perekonomian keluarga. Seperti kegiatan LKM (Latihan Kepemimpinan Muslimah), Koperasi Syariah Serba Usaha Muslimah (KOSSUMA),

 Ruang Pelayanan

Merupakan ruang yang berisi fasilitas perawatan tubuh dan salon khusus muslimah serta butik.

2.6.4 Kebutuhan Ruang

A. Kelompok Kegiatan dan Ruang

Tabel 2.7. Kelompok Kegiatan dan Ruang

Kelompok Kegiatan

Kegiatan Ruang

Utama Kegiatan Konseling dan Dakwah

Pendidikan dan Pelatihan

Berwirausaha

Ruang Konseling Ruang Seminar

Ruang Kelas Pelatihan,berupa - Ruang Tata Busana - Ruang Tata Boga - Ruang Ketrampilan - Ruang Kecantikan Perpustakaan

Koperasi Pedukung Menitipkan Anak

Menyusui Anak Bimbingan Pra Nikah

Ruang Bermain Anak Ruang Menyusui


(46)

Koperasi Syariah Serba Usaha Muslimah

Sholat

Ruang Salon Ruang Butik Ruang Cafetaria Musholla

2.7. Studi Banding Proyek Sejenis 2.7.1 Muslimah Center Daarut Tauhid SEJARAH MUSLIMAH CENTER

Bermula dari aktifitas sekelompok akhwat yang rutin dan intensif mengikuti kegiatan, pembinaan dan tausiyah khusus dari Aa Gym, saat itu bergabunglah para akhwat untuk mengontrak beberapa kamar sebagai tempat aktivitas belajar dan "mesantren" dengan nama "Daarul Akhwat", berdiri tahun 1989 dengan aktifitas belajar berbagai ilmu setiap hari mulai dari fiqih, aqidah, akhlak dll dan tausiyah khusus dari Aa Gym yang diadakan setiap hari sabtu. Saat itu Daarul Akhwat masih menempati kontrakan di Lantai Dasar Masjid Daarut Tauhiid.

Sekitar tahun 1995, Daarul Akhwat menempati kawasan asrama (Asrama Khodijah, Fatimah dan Zaenab) tepatnya di depan Rumah Aa Gym, saat itu kegiatan Daarul Akhwat masih berkutat sepanjang aktivitas belajar, namun seiring perkembangan Pesantren Daarut Tauhiid yang terus melesat, berdatanganlah

Gambar 2.6. Muslimah Center Daarut Tauhid

Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/_jGAEBSa24KI/S8wMAm6Oc_I/AAAAAAAAAec/qFBalZmz wSQ/s1600/Kopdar+DT+2.jpg


(47)

akhwat-akhwat lain ke Daarut Tauhiid yang berprofesi sebagai karyawati di Daarut Tauhiid, maka dibuatlah Daarul Amaliyah sebagai wahana belajar karyawati akhwat. Untuk menjembatani kedua kelompok akhwat tersebut, di buatlah Departemen Muslimah sebagai pusat kegiatan Muslimah di Daarut Tauhiid baik untuk internal maupun eksternal. Pada tahun 2003 Daarul Muslimah berkembang menjadi Sub Bagian di Departemen Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat, dan tahun 2005 Daarul Muslimah menjadi Bagian dari Departemen Dakwah dan Sosial dengan 2 Sub Bagian (Sub Bagian Pendidikan & Pemberdayaan dan Sub Bagian Pelayanan & pemberdayaan).

Tahun 2004 Ide Muslimah Center Di Follow Up oleh Aa Gym dan Jamaah Umroh dengan ketua Pembangunan MC Bapak Sattar. Tanggal 3 Januari 2005, Peletakan Batu pertama Muslimah center dan hari sabtu 27 Agustus 2005 penyerahan kunci Muslimah Center dan Sabtu 10 September 2005 Syukuran dan Soft Lounching Muslimah Center dan Sabtu 26 November 2005 Grand Louncing yang kesemuanya di selenggarakan di Gedung Muslimah Center.

VISI MUSLIMAH CENTER

Menjadi lembaga muslimah yang unggul dalam mewujudkan muslimah yang berakhlak mulia melalui implementasi nilai-nilai tauhid.

1. Makna Unggul

Menjadi lembaga yang memiliki konsep model pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan konsultasi, sehingga mampu menggali potensi positif menjadi kekuatan dan potensi negatif untuk memperbaiki atau dihilangkan untukmenjadi:

Muslimah yang tidak hanya mampu berkarya, namun juga mampu membuka lapangan pekerjaan. Muslimah yang mandiri dan mampu memimpin usaha dan kegiatan perekonomian lainnya.

2. Makna Berakhlak Mulia

Mampu menjalankan fitrah muslimah sesuai tuntutan Rasulullah SAW. 3. Makna Implementasi nilai-nilai tauhiid,yakni:

Semua bersumber dari Allah,mengabaikan makhlik atau sarana sebagai penyebab suatu kejadian sehingga dekat dengan tawakal dan ridhoNya,selalu merasa bersama dan diawasi oleh Allah dan yakin akan ada pertanggungjawaban setelah kematian.


(48)

MISI MUSLIMAH CENTER

Menjadi pusat penempaan muslimah dengan konsep model pendidikan,pelatihan,pembinaan dan konsultasi. Menggali, mengembangkan dan mengoptimalkan potensi muslimah,sehingga memiliki jiwa kepemimpinan, kemandirian dan wirausaha. Mengangkat citra muslimah sebagai SDM yang berkualitas dan mampu menjalankan fitrahnya secara benar, menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits.

FUNGSI DAN PERAN MUSLIMAH CENTER

Optimalisasi peran muslimah sebagai:

Hamba Allah

Ibu Istri Anak

Anggota Masyarakat

PROGRAM-PROGRAM MUSLIMAH CENTER

1. Bimbingan dan ketrampilan, meningkatkan wawasan dan keilmuan muslimah yang aplikatif.

Kegiatan minimal 40 hari dan maksimal 6 bulan:

Bimbingan Intensif Muslimah (BIM).Muslimah yang memiliki kekuatan spiritual, kreatif, dan terampil. Bimbingan Muslimah Masa Keemasan (BM2K).

Menikmati masa keemasan dengan taqorub kepada Allah. Privat dan Konsultasi Muslimah.

Mencari solusi dengan taqorub kepada Allah. Kursus Ketrampilan(menjahit, payet, felt, dll.) Menggali potensi menuju muslimah yang mandiri. Daycare

Mengasuh anak secara islami.

2. Pelatihan - Meningkatkan kesadaran akan peran muslimah. Smart Muslimah - menjadi muslimah yang sesungguhnya


(49)

Bimbingan Jelang Nikah (BJN) - menikah dengan ilmu yang berkah

Spiritual Mom - bagaimana menjadi ibu yang baik dengan konsep keseimbangan peran perempuan.

Sanlat Muslimah - bangga menjadi muslimah

Sanlat Ramadhan - menjadikan Ramadhan sebagai momentum perubahan.

3. Dakwah - Memberi dan meningkatkan keilmuan dan wawasan kemuslimahan serta charge ruhiyah muslimah.

Kegiatannya: kajian reguler, internal, dan eksternal.

Kamus (Kajian Muslimah), setiap hari Minggu - meningkatkan keimanan, menambah ilmu dan amal.

Kebersamaan Muslimah, setiap Jumat - menjalin ukhuwah, meningkatkan keimanan, menambah ilmu dan amal (khusus santri karya muslimah Daarut Tauhid)

Kaum (Kajian Ummahat), setiap Senin - menambah ilmu, menjalin ukhuwah, meningkatkan iman dan amal (khusus istri-istri santri karya Daarut Tauhid) M2M (Malam Muhasabah Muslimah), setiap bulan di minggu ke-2 - saatnya men-charge keimanan muslimah.

Pembinaan Majelis Ta`lim, setiap Rabu, Kamis, Jumat - menjalin Mitra Dakwah Menjalin hati, sebulan sekali - maintenance peserta program Bimbingan Jelang Nikah

Muslimah on air di MQFM, Rabu subuh dan Jumat pagi - meningkatkan ilmu dan wawasan kemuslimahan.

4. Sosial

Kunjungan, pendampingan, dan pembinaan bagi komunitas saudara muslimah yang memiliki:

Keterbatasan jasmani (tuna netra, tuna rungu, dll.)

Keterbatasan rohani [LP (penitentiary), PSK (prostitute), dll.]

Dan yang membutuhkan bantuan sosial (bencana, yatim piatu, lanjut usia, dll.)

5. Pemberdayaan "Mustahik" menjadi "Muzzaki" sehingga bisa menjadi mandiri dan memberi dan manfaat.


(50)

6. Forum Bimbingan Muallaf Muslimah

Terbinanya para muallaf menuju kemandirian spiritual, emosional dan finansial9.

i. Khodijah Muslimah Centre

Khodijah Muslimah Centre (KMC) dibuka pada 10 Juli 2010 atau 28 Rajab 1431 H, acara pembukaan diisi dengan pengajian yang dipimpin oleh Ustadzah R. Siti Nurani (Ibu Rani) dari MUI Depok. Pengajian hari itu bertepatan dengan peringatan isra miraj, maka tema pengajian pun kami sesuaikan yaitu , mengenal Rasulullah - Mengenal lebih dekat sosok Khodijah ra.

Latar belakang pendirian KMC adalah untuk dapat menjadi solusi bagi Muslimah modern, sesuai dengan tantangan dan kondisi dunia saat ini. Moto dari Khodijah Muslimah Centre (KMC) adalah : Syar'i, Sehat, Cantik, Cerdas, dan Terjangkau atau disingkat SSCCT. Semoga kita semua menjadi sebaik-baik umat, untuk peran kita sebagai muslimah (anak, istri, dan ibu). Dibalik usia KMC yang belia, KMC digawangi oleh para ahli yang kompeten di bidangnya, sehingga output yang dihasilkan menjadi tepat guna.

Beberapa unit usaha yang dapat kita nikmati di KMC adalah :

1. Muslimah Pool - Kolam renang khusus bagi muslimah dan anak-anak (laki & wanita) dibawah 8 tahun atau belum akil baligh.

2. Alezza Boutique - Boutique untuk muslimah dan anak, jilbab, gamis, mukena, dll, dengan mode terbaru dan warna-warna yang trend saat ini

3. Nadya Skin dan Body Care - perawatan kulit tubuh dan wajah dengan bantuaan Dokter yang ahli di bidangnya dan obat-obatan yang halal. (Pelangsingan Badan, Facial, Lulur, ear spa, dll).

4. Aisyah Day Care - Jasa penitipan anak yang dipimpin oleh ahli yang berpengalaman puluhan tahun dalam bidang pendidikan anak usia dini dan balita. Untuk ibu2 yang memakai jasa skincare dan pool bisa gratis menitipkan anaknya.

5. Jasa Penasihat Keuangan Keluarga - mengoptimalkan peran istri sebagai manager keuangan keluarga10.

9 http://www.daaruttauhiid.org/profil/detail/2/2/profil-2.html


(51)

ii. Women’s Centre of Beaver County

Pelayanan yang tersedia pada Women’s Centre of Beaverd County adalah :

- Konseling

Pelayanan untuk wanita dewasa yang menjadi korban kekerasan seksual. Difokuskan untuk membantu klien bertahan dan pulih melalui informasi edukasi. Klien didukung untuk mengembangkan potensi dari dalam diri. Pelayanan terdiri dari konseling jangka panjang dan konseling jangka pendek, secara pribadi atau kelompok dan penyuluhan : konseling krisis, konseling pribadi, konseling kelompok.

- Pendidikan dan Pelatihan

Dengan semua program pendidikan dan pelatihan, diharapkan akan meningkatkan kesadaran akan dinamika perlawanan terhadap segala perlakuan seksual, memberitahu hubungan yang sehat dan untuk memberikan penyuluhan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan gender.

- Program Remaja Putri

Konseling pribadi, kelompok konseling, kelompok bermain, dukungan orang tua, informasi, advokasi, dan aktifitas keluarga.

- Shelter

Sebagai tempat perlindungan temporer untuk wanita dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan dari kekerasan seksual dan domestik. Staff yang peduli

Gambar 2.7. Women’s Centre of Beaver County


(52)

menyediakan fasilitas privat dan memiliki akses penuh untuk mendapatkan pelayanan Women Centre.

iii. The Women’s Centre of Calgary

Merupakan suatu tempat dimana setiap wanita mendapatkan bantuan tanpa daftar tunggu, waktu pembatas, biaya atau penghakiman serta tempat dimana seoran gwanita dapat berkunjung dengan segala kebutuhan dan pertanyaan. Sebuah tempat yang terbuka dan menerima setiap wanita dari segala komunitas.

The Women’s Centre of Calgary merespon 32.800 responden pada tahun 2010

dengan pelayanan waktu penuh 350 sukarelawan.

Kegiatan yang ada pada The Women’s Centre of Calgary :

- Pelatihan Bahasa Inggris. - Pelatihan sukarelawan.

Gambar 2.8. The Women’s Centre of Calgary

Sumber : http://www.vibrantcalgary.com/uploads/images/womens_centre.png

Gambar 2.9. Kegiatan di The Women’s Centre of Calgary


(53)

Memperkenalkan Women Centre, model pendukung, dan pelatihan tekns berkomunikasi dan konseling.

- Program karya mandiri:

Membuat karya seni tenun, belajar menjahit manik-manik, menenun, dan kerajinan gelang.

- Massage :

Memanjakan tubuh dengan relaksasi selama 20 menit. - Dapur Internasional :

Mempersiapkan makanan dari seluruh dunia. - Jaringan dukungan untuk wanita Aborigin :

Menyediakan pendidikan gizi dan anak. - Kelompok fokus Women Centre :

Menceritakan manfaat Women Centre kepada kehidupan. - Kamp Girl Power :

Untuk kategori usia 10-12 tahun. Dengan pemberian pendidikan tentang pemberdayaan, peran remaja putri, belajar yoga, menari, dan pertahanan diri.


(54)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1. Pengertian Tema

Pengertian Arsitektur Metafora dapat diketahui dengan mengerti arti masing-masing kata.

Arsitektur

Adapun beberapa pengertian Arsitektur adalah :

- Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk11.

- Arsitektur merupakan perpaduan antara seni dan teknik bangunan yang di dalamnya termasuk perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekoratif yang mempelajari bentuk fisik ruang buatan sebagai tempat bagi manusia yang berhubungan dengan segala kompleksitas kebutuhan kehidupannya, baik individu maupun kelompok12.

- Menurut Le Corbusier, Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisen. Massa- massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk- bentuk primer yang kegunaannya jelas.

Metafora

- Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan.

- Metafora berasal dari bahasa latin, yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2

buah kata yaitu “metha” yang berarti: setelah, melewati dan “pherein” yang berarti: membawa. Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur

11 http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur


(55)

dengan bahasa, menurut Charles Jenks (1997) dalam bukunya “The Language of Post Modern” dimana Arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora.

Arsitektur Metafora

Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Prinsip-prinsip metafora :

- Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.

- Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.

- Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru)13.

3.2. Deskriptif Tema

Menurut Antoniades (1992) dalam bukunya, “Poetic of Architecture : Theory

of Design”, mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam 3 kategori, yakni :

 Intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.


(56)

Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen

sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada

bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.

 Tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana

Gambar 3.1. Nagoya City Art Museum

Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/85/KurokawaNagoyaCityArtMuseum.jpg

Gambar 3.2. Lyon TGV Station


(57)

http://teematoe.files.wordpress.com/2013/03/saint-exupery-Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur,Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung.

 Combined methaphors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.

Untuk metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya Budiman Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita

Gambar 3.3. EX Plaza Indonesia

Sumber : http://www.girinarasoma.com/wp-content/uploads/2010/07/EX-Plaza-Indonesia1.jpg


(58)

lihat secara visual (tangible). Perpaduan antara gaya kinetik (obyek abstrak) dan ban-ban mobil (konkrit) inilah yang menghasilkan metafora kombinasi

3.3. Interpretasi Tema

“ ...Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasaan (auratnya) kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah

mereka menutup kain kerudung ke dadanya,... “ (Q.S. An-Nur :34) “...Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah kamu dustakan?. Seakan-akan mereka itu permata yakut

dan marjan...” (Q.S. Ar-Rahman 56-58)

Dalam melakukan perancangan terhadap Pusat Salimah Sumatera Utara, digunakan tema Combined methaphors (metafora kombinasi), dimana desain massa bangunan berasal dari ide wanita muslim yang identik dengan hijab dan keindahan. Wanita identik dengan kata indah. Pada proyek ini diaplikasikan dengan taman, permainan air yang identik dengan keindahan. Dan keindahan identik dengan surga.

Wanita diibaratkan dengan permata yang dilindungi oleh kulit tiram. Dengan ide kulit tiram berfungsi sebagai hijab (penutup, penjaga diri) dari seorang wanita. Sehingga dapat mengintrepasikan fungsi bangunan sebagai pusat pelatihan perempuan.

3.4. Keterkaitan Tema dengan Judul

Keterkaitan tema dengan proyek adalah penjelasan mengenai hubungan yang ada antara tema dengan proyek yang akan dirancang. Tema untuk proyek ini adalah Arsitektur Metafora, sedangkan judul proyek ini adalah Pusat Salimah Sumatera Utara.

Pusat Salimah Sumatera Utara ini merupakan tempat pendidikan dan pengembangan perempuan khususnya muslimah sehingga aktivitas didalamnya harus nyaman. Bangunan ini mengambil ide dari wanita muslim yang identik dengan hijab dan keindahan. Dan ide tersebut diaplikasikan pada proyek ini agar bangunan ini memlliki identitas sebagai Muslimah Center sebagai tempat pendidikan dan pengembangan perempuan.


(59)

3.5. Studi Banding Tema Sejenis 3.5.1 Esplanade Theatres on The Bay

Esplanade – Theatres on the Bay adalah salah satu icon negara Singapura. Letaknya persis bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion Park. Ini adalah salah satu pusat seni tersibuk di dunia, dibuka resmi pada tanggal 12 Oktober 2002.

Di tahun 1992, terpilih sebuah tim yang terdiri dari perusahaan lokal terkenal DP Architects (Singapura) dan Michael Wilford & Partners (Inggris) untuk memulai pekerjaan pembangunan pusat seni tersebut. Untuk mempertahankan keterkaitan antara masa lalu dan masa kini, pusat seni ini akhirnya dinamakan Esplanade – Theatres on the Bay.

Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan bagi semua kalangan, dan program-programnya menjangkau ke ragam audiens yang luas. Susunan programnya mencakup segala genre, termasuk musik, tari, teater dan seni visual, dengan fokus khusus pada budaya Asia.

Saat ini, ikon arsitektur dengan rangka kembarnya yang unik ini berlokasi di dalam distrik pemerintahan Singapura, tepat di tepi Marina Bay di mulut Singapore River. Esplanade terdiri dari dua ruangan besar: sebuah teater dengan 2.000 kursi dan Concert Hall dengan 1.600 kursi, dan dilengkapi dengan dua studio yang lebih kecil, sebuah teater luar ruang serta sebuah mal. Dua kubah yang menjadi lokasi

Gambar 3.4. Esplanade Theatres on The Bay

Sumber : http://www.wisatasingapura.sg/2009/11/13/esplanade-theatres-on-the-bay-singapore/


(60)

terbuka. Agar pusat seni tetap dingin di suhu tropis, lebih dari 7.000 keping penahan matahari dari aluminium bersama dengan rangka penutup berlapis glazur ganda dipasang pada rangka penopang baja untuk membentuk penutup yang menjadikan pusat seni ini sebuah ikon arsitektur mempesona, di depan cakrawala kota Singapura. Penutup berbentuk duri itu akhirnya menjadi nama sebutan yang populer berdasarkan buah favorit masyarakat lokal, Durian.

Esplanade Outdoor Theatre, menghadap langsung Marina Bay dan memiliki panjang sekitar 300m, theatre outdoor ini memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 450 hingga 600 (berdiri) orang. Tempat ini sering dijadikan tempat pertunjukan dari berbagai aliran musik hingga tari-tarian dan juga seni theatre yang bisa kita tonton sambil menikmati suasana laut yang menyegarkan dan juga pemandangan yang menakjubkan14.

Kesimpulan :

 Ide dan konsep dari bentuk bangunan berasal dari metafora durian.  Dari kejauhan terlihat seperti sepasang mata lalat.

Shading device berbentuk segitiga.

 Didesain sebagai pusat pertunjukan seni dengan memiliki fasilitas retail, foodcourt, dan mall.

14 http://www.wisatasingapura.sg/2009/11/13/esplanade-theatres-on-the-bay-singapore/ Gambar 3.5. Metafora dari Durian

Sumber :

http://www.wisatasingapura.sg/2009/11/1

3/esplanade-theatres-on-the-bay-singapore/

Gambar 3.6. Teater

Sumber :

http://www.wisatasingapura.sg/2009/11/13/ esplanade-theatres-on-the-bay-singapore/


(61)

3.5.2 Sydney Opera House

Sydney Opera House adalah salah satu gedung pertunjukan seni yang ada di Sydney, Australia. Pendirian gedung ini baru di rencanakan ketika Sir Eugene Goosens ditunjuk untuk memimpin Sydney Symphony Orchestra & direktur NSW Conservatorim of Music pada 1947. Karena berbagai masalah yang harus ditanggulangi lebih dulu, baru pada 1954 rencana tersebut dilaksasnakan dengan membentuk panitia yang dipimpin oleh Joseph Cahili. Ia berhasil mendapatkan dana sampai Aus$102 juta untuk menyelesaikan Opera House pada 1973. Sampai saat ini, pemerintah negara bagian New South Wales menyumbang 30% dari ongkos perawatan & pengoperasian gedung ini.

Setelah dana yang terkumpul cukup, pembangunan fisik gedung Opera dimulai. Lokasi pembangunannya dipilih di Bennelong Point, sebuah daerah di sekitar Sydney Harbor. Sedangkan untuk rancangan bangunan, diadakan lomba merancang gedung opera yang terbuka bagi seluruh dunia. Dari 233 rancangan yang masuk, terpilih sebuah karya arsitek Denmark, Jorn Utzon sebagai pemenang.

Pembangunan dimulai pada 1959 dan mengalami banyak kesulitan di bidang teknis dan pendanaan yang membengkak. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Australia mencopot Utzon sebagai pemimpin proyek dan menggantikan dengan tim arsitek dari dalam negeri. Sydney Opera House ditinjau dari struktur shell pada atap merupakan benttuk metafora dengan menerapkan sistem shell free form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat

Gambar 3.7. Sydney Opera House

Sumber :


(1)

(2)

(3)

(4)

Lobby

Butik


(5)

Children Care Foto Maket

Sidang Preview 1


(6)