Seksi Darmawisata : Junaidi Salat
Seksi Logistik : H. Fuad Hasan
Seksi Humas : H. Somari
C. Kondisi Sosial dan Ekonomi Para Jamaah Majelis Ta’lim Wali Songo
Mengenai kondisi sosial keagamaan para pengrajin kusen terjalin hubungan yang
sangat erat antar satu dengan yang lainnya. Jamaah yang mayoritas berasal dari satu
daerah, mempunyai budaya serta bahasa yang sama, yaitu budaya dan bahasa Cirebon, maka hal ini sangat menunjang akan kebersamaan atau paguyuban di antara mereka.
Sebagaimana sifat atau karakter orang desa adalah paguyuban, berbeda dengan orang kota lebih bersifat individualistis.
Selain itu mereka mempunyai prinsip yang sangat kuat dalam memahami arti persaudaraan sesama muslim. Urusan apapun yang berkaitan dengan agama, maka
mereka pasti merespon dengan baik, sebagaimana yang tercantum dalam kegiatan sosial para jamaah yang salah satunya terbukti dengan solidaritas dan persatuan mereka dalam
mengangkat generasi muda dalam hal pendidikan terutama pendidikan agama, yaitu dengan memfalisitasi anak-anak yatim dan dhuafa untuk belajar ilmu agama di lembaga
non formal yang dilaksanakan oleh yayasan Wali Songo, termasuk ketika diadakannya peringatan-peringatan hari besar Islam pun mereka sangat antusias berusaha
menyukseskan untuk syiar agama, hal ini di sampaikan oleh ketua Majelis Ta’lim Wali Songo yaitu bapak Aim Muntaim, hal ini termasuk salah satu agenda sosial yang di
lakukan setiap tahunnya. Dalam pekerjaan sehari-haripun sangat terlihat betapa mereka saling membantu satu
dengan yang lainnya, seperti apabila daiantara jamaah yang sedang membutuhkan alat
atau mesin untuk kerja, maka yang lain sangat bersedia apabila diminta bantuannya. Suatu kenyataan yang sangat mengagumkan adalah ketika di antara mereka sedang dalam
keadaan sulit mencari mendapatkan konsumen atau pemesan, maka ada istilah pad mereka “bagi-bagi order”, sebagai bentuk solideritas sosial, hal ini diungkapkan oleh
H.Sukanta yaitu salah satu dari jamaah. Jama’ah majelis ta’lim Wali Songo 99 adalah pengrajin kusen, adapun kondisi
pendidikan para jamaah sangat beragam, ada yang lulusan SD, SMP, SMA, serta S1. Tabel berikut ini adalah table kondisi pendidikan para jamaah:
Tabel 1 Kondisi Pendidikan Jamaah MT. Wali Songo
NO Pendidikan Jumlah
Jamaah
1 Tidak Lulus
SD 1
2 Lulusan SD
13 3 Lulusan
SLTP 37
4 Lulusan SLTA
59 5 Lulusan
S1 3
Jumlah 113 Sumber : Data anggota Majelis Ta’lim di Yayasan Wali Songo
Dari data di atas terlihat bahwa kondisi pendidikan para pengrajin kusen sangat beragam. Sehingga ini adalah salah satu kewajiban para pembimbing untuk memberikan
bimbingan yang seimbang dan mngenai sasaran, yakni mengimbangi daya nalar serta daya tangkap para jamaah agar setiap jamaah memahami materi yang di sampaikan
termasuk orang yang hanya berluluskan sekolah dasar. Walaupun kondisi pendidikan formal para jamaah sangat beragam, tapi hal tersebut tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap penghasilan mereka, karena dalam kerajinan ini yang dibutuhkan sebagian besar adalah pengalaman.
Yayasan Wali Songo memiliki lembaga pendidikan formal dan nonformal, pendidikan formal yang dimiliki Yayasan ini adalah Roudhatul Athfal RA yaitu
lembaga pendidikan formal setingkat Taman Kanak-kanak TK. Sedangkan pendidikan nonformalnya yaitu Taman Pendidikan Al-Quran TPA, majelis ta’lim dan Pondok
Pesantren.
Tabel 2 Tabel sarana pendidikan dan jumlah murid yang dimiliki
Yayasan Wali Songo Nama Sarana
Jumlah Murid Waktu Belajar
RA 90 Pagi TPA 100 Pagi
TPA 115 Sore Majelis Ta’lim bapak-bapak
112 Setiap malam kamis
Majelis Ta’lim Ibu-ibu 130
Setiap hari rabu Sumber: Data Administrasi Yayasan Wali Songo
Data diatas menunjukkan bahwa Yayasan Wali Songo sangat konsern terhadap pendidikan ummat, bahkan ketika penulis mewawancarai ketua yayasan Wali Songo
yaitu Drs. KH. Busrol Karim di kediamannya, beliau mengatakan “ kita harus memberantas kebodohan, kita harus berdakwah, kita harus memberikan pendidikan
agama terutama anak-anak kita yang berusia dini, yakni usia seperti anak-anak TK dan TPA yang ada di yayasan ini”.
35
Adapun kondisi ekonomi para jamaah menurut pengamatan penulis sangatlah bervariasi, ini bisa dilihat dari beberapa kondisi yaitu kondisi perusahaan dan kondisi
rumah para jamaah termasuk kebutuhan sehari-hari keluarga para jamaah. Walaupun penulis tidak mengetahui secara detail, tapi penulis berusaha mendapatkan data-data
kekayaan para jamaah dengan cara pengamatan dan wawancara yang menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 3 Tabel Kondisi Ekonomi Para Jamaah Majelis Ta’lim Wali Songo
Nama Jamaah Nama PD
Aset Perusahaan Kekayaan di luar
Perusahaan pribadi Jumlah Kekeyaan
Aim M.
Sinar Makmur
350.000.0000,- 150.000.000,- 500.000.000,-
H. Sukanta
Cipta Karya Prantama
300.000.000,- 125.000.000,- 425.000.000,-
H. Yanto
Sinar Kampung Utan
100.000.000,- 175.000.000,- 275.000.000,-
Utomo
Kamper Utama
135.000.000,- 78.000.000,- 213.000.000,-
H. somari
Sinar Jati Utama
350.000.000,- 215.000.000,- 565.000.000,-
H. Hilmi
Pamulang Jaya
425.000.000,- 275.000.000,- 700.000.000,-
Junaidi Salat
Sinar Jaya
400.000.000,- 225.000.000,- 625.000.000,-
H. Ahmad Fikri
Jati Utama
135.000.000,- 75.000.000,- 210.000.000,-
Juanda
Agung Jaya
75.000.000,- 50.000.000,- 125.000.000,-
Abdurrozak
Berkah Laksana
87.000.000,- 65.000.000,- 152.000.000,-
35
Drs. K.H. Busrol Karim, Guru sekaligus Ketua Yayasan Wali Songo, wawancara pribadi, Jombang, Ciputat, 16 Agustus 2006, pukul 20.30 wib
Abduri
Fajar
115.000.000,- 100.000.000,- 215.000.000,-
H. Ibrahim
Mulya Jaya
112.000.000,- 87.000.000,- 199.000.000,-
H. Fuad A
Jati Indah
450.000.000,- 350.000.000,- 800.000.000,-
Moh. Amien
Amanah Jaya
245.000.000,- 230.000.000,- 475.000.000,-
H. Syukur
Syukur
157.000.000,- 210.000.000,- 367.000.000,-
H.M. Arsyad
Mirah Jaya
425.000.000,- 345.000.000,- 770.000.000,-
Makhfud
Jati Makmur Jaya
358.000.000,- 250.000.000,- 608.000.000,-
Maftuch
Mega Jaya
230.000.000,- 320.000.000,- 550.000.000,-
Suhadi Panji
Bangun Perkasa
200.000.000,- 270.000.000,- 470.000.000,-
H. Musthofa S.
Jati Unggul
450.000.000,- 350.000.000,- 800.000.000,-
Eka Sunar
Harapan Jaya
310.000.000,- 245.000.000,- 555.000.000,-
MS. Kimin
Putra Sejati
150.000.000,- 250.000.000,- 400.000.000,-
H. Gito A
Alam Jati Indah
300.000.000,- 350.000.000,- 650.000.000,-
A. Latief M
Gunung Jaya
240.000.000,- 230.000.000,- 470.000.000,-
Djalaludin
Pondok Indah
350.000.000,- 180.000.000,- 530.000.000,-
Sumber : Wawancara pribadi dengan 25 responden.
36
Data di atas menunjukkan bahwa para pengrajin kusen, yakni para jamaah majelis ta’lim Wali Songo kondisi ekonominya sangat bervariasi, diukur dari gaya hidup dan
fasilitas kehidupan rumah tangga mereka 75 termasuk golongan menengah ke atas. Penulis mewawancari istri para pengrajin kusen bermaksud mengetahui berapa
pengeluaran kebutuhan rumah tangga dalam sehari, dari hasil wawancara 10 orang
36
25 responden, Pengrajin kusen, Wawancara terbuka Majelis Ta’lim Wali Songo, Jombang, Ciputat, 16 Agustus 2006, pukul 22.00 wib.
penulis menyimpulkan bahawa kebutuhan rumah tangga mereka rata-rata adalah 100.000,- per-hari termasuk uang saku sekolah anak-anak.
37
Status tanah dan bangunan bengkel atau perusahaan pengrajin kusenpun bervariasi dalam hal kepemilikan, ada yang merupakan milik pribadi, ada yang menyewa kontrak
dan ada juga yang sistem kerjasama antar pemilik tanah atau bengkel dengan pengrajin kusen. Adapun penghasilan yang didapat oleh para pengrajin kusen sangat bervariasi,
tergantung pada banyaknya pemesan, hasil ekonominya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4 Data Penghasilan para pengrajin Kusen Jamaah Majelis Ta’lim Wali Songo
No Penghasilan Perbulan
Rp Prosentase
1 Di bawah 1.000.000,-
3 2 1.000.000,-
15 3 1.500.000,-
13 4 2.000.000,-
25 5 2.500.000,-
17 6
Di atas 2.500.000,- 27
Jumlah 100
Sumber : Wawancara dengan H. Hilmi Pimpinan PD. Pamulang Jaya, Pamulang, Ciputat.
Data di atas menunjukkan penghasilan para pengrajin kusen yang sangat bervariasi. Tinggi rendahnya penghasilan mereka sangat berhubungan dengan etos kerja
37
Roasiah, Jamaah Pengajian, Wawancara Pribadi, Jombang, Ciputat, 18 Agustus 2006, pukul 13.20 wib
yang mereka miliki, salah satunya seperti sejauh mana kegigihan mereka dalam mencari atau mendapatkan konsumen.
Tabel 5 Harga Peralatan Perusahaan Sebagai Salah Satu Aset Perusahaan
No Nama Alat
Harga Rp Keterangan
1 Mesin Planer
9 juta Mesin duduk
2 Mesin Bobok
7,5 juta Mesin duduk
3 Mesin Larap
4,5 juta Mesin duduk
4 Mesin Sircle
4,5 juta Mesin duduk
5 Mesin Panel
9,5 juta Mesin duduk
6 Mesin bobok bor
950 ribu Mesin tangan
7 Mesin Sircle
1,6 juta Mesin tangan
8 Mesin Serut
1,25 juta Mesin tangan
9 Mesin Profil
1,25 juta Mesin tangan
10 Mesin Penghalus Kayu 950 ribu
Mesin tangan 11 Mesin Pemaku tembak
2,5 juta Mesin tangan
Sumber : Wawancara dengan H.Sukanta, Pimpinan PD. Cipta Karya Prantama Jombang, Ciputat.
38
Data tersebut di atas dapat dijadikan ukuran kekayaan para pengrajin kusen serta termasuk maju atau mundurnya sebuah perusahaan kusen dengan melihat aset peralatan
yang dimiliki perusahaan pengrajin kusen.
38
H. Sukanta, Pimpinan PD. Karya Cipta Prantama, wawancara pribadi , Jombang, Ciputat, 16 Agustus 2006, pukul 14.30, wib.
Tabel 6 Data harga kayu sampai akhir tahun 2006
No
Jenis Kayu Harga Per-KubikRp
1 Kayu Jati Super Kelas I
40.000.000,- 2
Kayu Jati Kelas II 34.000.000,-
3 Kayu Kamper Samarinda Oven
6.000.000 4
Kamper Samarinda Basah 5.500.000,-
5 Kayu Meranti
3.000.000,- 6 Kayu
Singkil 4.000.000,-
7 Kayu Kapur
4.000.000,- 8
Kayu Kruing Banjar 4.000.000,-
9 Kayu Kampung Duren, Rambutan,
Kecapi 2.500.000,-
Sumber: Wawancara dengan Abdurrozak Pimpinan PD. Berkah Laksana, Kampung Sawah Ciputat
. Harga kayu dapat mempengaruhi harga barang yang dijual. Semakin mahal harga
kayu, maka semakin mahal nilai jual yang ditawarkan kepada konsumen, sebaliknya semakin murah harga kayu, maka semakin murah harga barang yang ditawarkan kepada
konsumen.
39
D. Tujuan Didirikannya Majelis ta’lim Wali Songo