PERANAN MAJELIS TA’LIM WALI SONGO DALAM MENINGKATKAN

BAB IV PERANAN MAJELIS TA’LIM WALI SONGO DALAM MENINGKATKAN

ETOS KERJA PARA PENGRAJIN KUSEN A. Materi Yang disampaikan Majelis Ta’lim Wali Songo sangat berperan dalam meningkatkan etos kerja para pengrajin kusen, terutama memotivasi untuk meningkatkan produktivitas dengan dibarengi nilai-nilai kerja secara Islami. Dalam meningkatkan produktivitas umat jamaah anggota Majelis Ta’lim ini, maka diadakan bimbingan terhadap para jamaah yang dilaksanakan setiap malam kamis pukul 19.30 WIB sampai pukul 22.30 WIB dengan materi yang bervariasi. Materi-materi yang disampaikan tentu saja adalah pengetahuan agama Islam yang memuat berbagai macam kajian ilmu, seperti tauhid, fiqih, akhlak, serta ilmu Tasawuf. Adapun guru-gurunya adalah KH.Drs. Busrol Karim, KH. Drs. Nuruddin Munawar pimpinan Pondok Pesantren Tapak Sunan, Condet, dan Ustadz Ahmad Faiz Al-Hakam M.Ag. pimpinan Pondok Pesantren Ibnu Tholhah. Kitab yang digunakan sebagai rujukan pemateri adalah kebanyakan kitab-kitab salaf kitab kuning seperti kitab Hik m, al-Um, Ihya ‘UlφmuddΤn, Fathul Qorib dan lain-lain. Materi yang disampaikan adalah menjelaskan aspek tauhid, akhlak dan fiqih. KH. Busrol Karim mengatakan, “ Yang terpenting di dalam pengajian ini, adalah pemantapan keimanan para jamaah terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah, juga menanamkan kesadaran bahwa setiap manusia melakukan kegiatannya, semua akan dinilai oleh Allah SWT”. 41 Hal ini selaras dengan apa yang telah ditulis oleh KH. Toto Tasmara “ Yes we 41 Drs. K.H. Busrol Karim, Guru sekaligus Ketua Yayasan Wali Songo, wawancara pribadi, Jombang, Ciputat, 16 Agustus 2006 pukul 20.30 wib are a player, we are a winner” Allah telah memberikan kesempatan yang sama. Dihamparkannya alam semesta untuk menjadi ujian dan tantangan siapakah yang paling baik prestasinya. Hukum Allah berlaku Universal tidak membedakan agama, bangsa maupun gender jenis kelamin. Allah pasti akan memberikan balasan kepada mereka yang bekerja keras, berilmu dan berbuat adil sesuai hokum Allah walaupun ia kafir, dan Allah tidak akan menolong mereka yang hidup malas, bodoh dan zhalim walaupun dia mengaku Islam. 42 Pada aspek akhlak, para jamaah di anjurkan untuk menjadi orang yang baik. Sebagai muslim yang baik, maka hendaknya dia bertindak positif kepada siapapun dan setiap tindakannya harus bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 43 Ketika penulis mendatangi para pimpinan perusahaan kusen, penulis menemukan pendapat yang selaras dengan itu,”Orang hidup mah yang penting tidak merugikan orang lain, kita hidup perlu bantuan orang lain, maka hendaknya kita berbuat baik kepada orang lain, kalau kita berbuat baik dalam hal apapun insya Allah orang pun akan berbuat baik pada kita, iya tah logat Cirebon. 44 Ditekankan pula kepada para jamaah untuk memperhatikan nilai-nilai agama di dalam berdagang, yakni bagaiman menjadi pedagang yang jujur, dan lain sebaginya. Sehingga apapun yang menjadi maslah di dalam berdagang jangan sampai 42 K.H. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami Jakarta, Gema Insani Press, 2002, cet., ke-1, h, 51 43 Drs. K.H. Busrol Karim, Guru sekaligus Ketua Yayasan Wali Songo, wawancara pribadi, Jombang, Ciputat, 16 Agustus 2006 pukul 20.30 wib 44 H. Sukanta, Pimpinan PD. Karya Cipta Prantama, wawancara pribadi , Jombang, Ciputat, 16 Agustus 2006, pukul 14.30 wib. melupakan rambu-rambu agama Islam. Hal ini pun disampaikan oleh salah seorang guru pembimbing Majelis Ta’lim Wali Songo yaitu Ustadz Ahmad Faiz Al-Hakam, MA. 45 Setiap pengajian, sebelum dilakukan penyampaian materi, guru memimpin para jamaah untuk bersama-sama berdzikir atau semacamnya. Sering pula dilakukan pembacaan Manakib Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani, tahlil, sholawat Tafrijiyah atau sholawat Naariyah, dan lainnya. Dengan media dzikir ini diharapkan ketenangan batin bagi setiap jamaah setelah mereka melakukan aktifitas di siang harinya. Dzikir yang dianggap sangat berpengaruh terhadap perbaikan jiwa mereka, juga mempunyai efek terhadap etos kerja seperti menumbuhkan keyakinan tentang keberkahan akan didapatkan oleh orang yang senantiasa berusaha seraya berdoa kepada Allah dengan washilah bacaan-bacaan di atas, hal ini dilakukan bukan hanya pada saat pengajian berlangsung akan tetapi dianjurkan setiap harinya setelah sholat hajat an tahajjud. 46 Kenyataan ini menunjukkan bahwa para jamaah adalah orang –orang yang tergolong panatik terhadap agama Islam. Dan kegiatan pengajian atau bimbingan keagamaan serta dzikir sangat berpengaruh atau berdampak positif terhadap kegiatan ekonomi mereka yaitu pendistribusian ilmu muamalah yang di sampaikan oleh para pembimbing, pembinaan ketenangan jiwa yang berakibat pada ketenangan bekerja serta mengindahkan norma-norma agama yang harus dilakukan mereka sehingga menjadi pedagang yang muslim, jujur, dan mempunyai etos kerja sehingga mampu bertahan mengimbangi era global ini.

B. Kegiatan Sosial Keagamaan