Tingkat kemurnian alginat percobaan dan alginat komersial didapat dari perbandingan nilai derajat deasetilasi alginat sampel dengan nilai derajat
deasetilasi alginat standar Bastaman,1989. Nilai derajat deasetilasi ditentukan berdasarkan perbandingan nilai absorban pada 1655 cm
-1
dengan nilai absorban pada 3450 cm
-1
. Berdasarkan hasil analisis FTIR untuk sampel alginat percobaan
menunjukkan adanya gugus fungsi OH H-bonded pada bilangan gelombang 3433.34 cm
-1
, CH alifatik pada 2926.31 cm
-1
, C=O karboksilik pada bilangan gelombang 1614 cm
-1
, CH pada 1417.08 cm
-1
, CH pada 1317.85 cm
-1
dan pada bilangan gelombang dari 650 – 1200 cm
-1
terdapat alifatik siklik C-C, C- O, C-O-C seperti CH
3
pada metil pada 947.51 cm
-1
dan CH
3
pada etil pada bilangan gelombang 903.54 cm
-1
. Pada alginat komersial, gugus fungsi yang ditemukan tidak selengkap alginat percobaan dimana gugus fungsi yang
terdapat hanya OH pada bilangan gelombang 3455.87 cm
-1
, C=O karboksilik pada 1637.18 cm
-1
, CH pada 1384.65 cm
-1
dan C-O pada 1111.20 cm
-1
. Kadar kemurnian dihitung berdasarkan perbandingan nilai derajat
deasetilasi natrium alginat yang dihasilkan dengan derajat deasetilasi natrium alginat standar Bastaman,1989. Kadar kemurnian sampel alginat yang
dihasilkan dengan menggunakan standar Cina yaitu sebesar 73.38 untuk alginat percobaan sedangkan untuk alginat komersial sebesar 50.23.
Perbedaan kadar kemurnian alginat percobaan dengan alginat komersial disebabkan oleh pemucatan pigmen-pigmen yang teroksidasi dan terdegradasi
sehingga produk yang dihasilkan semakin murni maka kadar alginat akan semakin tinggi Yunizal, 2004. Namun demikian, baik alginat percobaan
maupun alginat komersial tidak memenuhi standar kemurnian FCC yaitu sebesar 90.8 – 106.
4.3 Evaluasi tablet
effervescent
a. Keseragaman bobot Volume bahan yang diisikan ke dalam cetakan yang akan ditekan
menentukan berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan granul atau serbuk yang masuk ke dalam cetakan harus disesuaikan dengan beberapa
tablet yang telah lebih dahulu dicetak agar tercapai berat tablet yang seragam. Penyesuaian diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet
yang akan dibuat. Tablet yang diuji dalam keseragaman bobot sebanyak 20 tablet untuk
setiap formulasi, diperoleh nilai rata-rata antara 4,5921 ± 0,005 g – 4.5977 ±
0,018 g , sedangkan bobot teoritis yang dikehendaki adalah 4,600 g. Tabel 4. Keseragaman bobot tablet effervescent
Formula Keseragaman bobot
F1 4,5937 + 0,0053 g
F2 4,5921 + 0,0050 g
F3 4,5957 + 0,0039 g
F4 4,5977 + 0,0180 g
F5 4,5969 + 0,0040 g
Persyaratan keseragaman bobot yang terdapat pada Farmakope Indonesia yaitu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang mempunyai penyimpangan bobot
lebih besar dari 5 dari bobot rata-rata dan tidak boleh terdapat 1 tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih dari 10 dari bobot rata-rata.
Jadi penyimpangan bobot yang masih diperbolehkan yaitu tidak kurang dari
4,1329 g dan tidak lebih dari 5,0513 g. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa hasil keseragaman bobot untuk semua formula masih memenuhi
persyaratan tersebut.
b. Waktu larut Waktu larut tablet effervescent merupakan parameter yang paling penting
karena dalam sistem effervescent hal yang utama adalah efek visual pada saat peleburan dan munculnya proses karbonasi tablet di dalam larutan. Waktu
larut dari produk diamati dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh tablet mulai saat dimasukkan ke dalam air sampai reaksi effervescing selesai.
Hasil pemeriksaan waktu larut pada kelima formulasi menunjukkan bahwa waktu larut masih diatas rata-rata 138.5 – 239 detik. Berdasarkan hasil
analisa sidik ragam menunjukkan bahwa formulasi alginat : sukrosa dalam tablet effervescent memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap waktu
larut tablet effervescent, yaitu nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Waktu larut tablet meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
sukrosa. Hal ini dipertegas oleh Hartanto 1992, yang menyatakan bahwa sukrosa yang digunakan dalam formula tablet effervescent berfungsi sebagai
pengikat dalam tablet, maka akan memperlambat daya larut tablet. Jadi waktu larut tablet effervescent yang dibuat belum memiliki rentang waktu larut yang
memenuhi suatu sediaan effervescent yaitu 60 sampai 120 detik. Untuk hasil uji lanjutan menggunakan uji Beda Nyata Jujur BNJ
menunjukkan bahwa setiap formulasi berbeda sangat nyata, sedangkan F4-F5