4.2 Analisa Kualitas Alginat
Analisa kualitas alginat percobaan dan alginat komersial yang dilakukan meliputi kadar air, kadar abu, viskositas, pH, kadar serat pangan dan kemurnian.
a. Sifat Fisika dan Kimia Alginat
Tabel 3. Sifat fisika dan kimia alginat percobaan dan alginat komersial
Parameter Alginat percobaan
Alginat komersial
Food Chemical
Codex FCC
Kadar Air 12,45
9,19 15
Kadar Abu 23,27
22,60 18 - 27
Viskositas cPs 670,67
4260 pH
7,28 5,78
Serat pangan a. Serat pangan
larut b. Serat pangan
tidak larut 9,38
59,20 Kemurnian
73,38 50,23
90,8 - 106
Berdasarkan hasil analisa kualitas alginat seperti pada Tabel 3, terlihat bahwa nilai kadar air dan kadar abu masih memenuhi standar Food Chemical
Codex FCC, kecuali untuk kemurniannya tidak memenuhi standar Food Chemical Codex FCC. Kadar air suatu produk sangat penting karena terkait
dengan daya simpan produk dan kualitasnya. Kadar air hidrokoloid rata-rata diinginkan di bawah 20 untuk standar pasar internasional. Sama halnya
dengan kadar air, kadar abu juga penting diketahui karena menentukan tingkat kemurnian produk dari komponen yang tidak dikehendaki.
Perbedaan nilai viskositas yang dihasilkan dari alginat percobaan dengan viskositas alginat komersial dapat disebabkan oleh perbedaan jenis
rumput laut yang diekstrak, dimana bila sebagian besar alginat yang terekstrak berbobot molekul tinggi berantai panjang maka natrium alginat yang
dihasilkan akan mempunyai viskositas yang lebih tinggi, dan sebaliknya Karsini,1993. Viskositas alginat percobaan yang cenderung rendah
dibandingkan dengan alginat komersial juga diduga dipengaruhi oleh nilai pH, nilai pH alginat hasil percobaan adalah sebesar 7,28 sedangkan nilai pH
alginat komersial sebesar 5,78. Hal ini diperkuat oleh Cottrel dan Kovacs 1980 yang mengamati hubungan pH terhadap viskositas alginat. Alginat
viskositasnya meningkat pada pH 6 dan tidak stabil pada pH sekitar 10. Viskositas merupakan salah satu sifat yang sangat penting dari alginat.
Sifat ini pula yang sering dijadikan sebagai ukuran kualitas alginat yang ditawarkan dalam dunia perdagangan, karena pada umumnya alginat
digunakan sebagai bahan pengental dan penstabil. Standar viskositas alginat menurut Winarno 1996 adalah 10-5000 cPs dalam 1 larutan alginat,
25 C, sehingga alginat hasil percobaan maupun alginat komersial memenuhi
standar perdagangan yang dapat diperjual belikan. Serat pangan termasuk dalam golongan karbohidrat yang terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, pektin dan gum. Analisa kandungan serat yang dilakukan pada alginat percobaan menunjukkan kadar serat pangan yang larut
adalah sebesar 9,38 dan serat pangan yang tidak larut sebesar 59,20. Menurut Arief 2008 serat pangan yang tidak dapat larut IDF merupakan
komponen terbesar sekitar 70 penyusun serat pangan total Total Dietary Fiber
, TDF dan sisanya sekitar 30 adalah komponen yang serat pangan yang dapat larut SDF. Serat larut air yang terdapat dalam alginat dapat
berupa pektin yang merupakan turunan dari gula yang biasa terdapat pada