KETERAMPILAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

16 Analisis ini merupakan teknik yang berguna untuk melihat sejumlah kekuatan dan bila memungkinkan seluruh kekuatan, yang mendukung maupun menghalangi suatu tujuan atau rencana yang akan diputuskan. Pada dasarnya teknik ini memiliki gambaran yang membantu kita dalam mengidentifikasikan sejumlah yang daapt dibuat untuk memperbaiki rencana guna meningkatkan pengambilan keputusan yang baik.

6. Analisis Biaya dan Manfaat

Teknik ini merupakan teknik yang mudah digunakan untuk menentukan keputusan. Analisis ini dapat dilakukan hanya dengan menggunakan biaya dan manfaat keuangan saja.

2.3. Decision Support Framework

Gory dan Scott Morton 1971, yang mengkombinasikan hasil penelitian Simon 1977 dan Anthony 1965, mengajukan sebuah framework sebagai berikut : Gambar II.2 Decision Support Framework TURB 2005, 13 17 Gambar di atas dibuat berdasarkan gagasan Simon yang menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan memiliki rentang keputusan dari yang paling terstruktur disebut juga dengan istilah programmed sampai pada keputusan yang paling tidak terstruktur disebut juga dengan istilah nonprogrammed. Proses terstruktur adalah rutinitas, dan biasanya merupakan masalah yang sering terjadi sehingga dibuatkan sebuah metode solusi yang standar. Proses yang tidak terstruktur adalah masalah yang fuzzy, kompleks sehingga tidak ada metode solusi yang cut-and-dried. Simon juga menggambarkan ada 3 fase dalam pengambilan keputusan, yaitu intelligence mencari kondisi yang membutuhkan suatu keputusan, design menemukan, membangunmengembangkan, dan menganalisa kemungkinan arah tindakan dan choice memilih satu dari beberapa kemungkinan yang ada. Bila dalam beberapa fase tersebut bukan semua terdapat keputusan yang terstruktur maka Gorry dan Scott Morton menyebutnya dengan istilah semi terstruktur. Pada masalah yang terstruktur, prosedur untuk mendapatkan solusi yang terbaik atau paling tidak yang cukup baik sudah diketahui. Sedangkan pada masalah yang tidak terstruktur, intuisi manusia seringkali menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Dalam model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk, diperlukan sebuah pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil adalah sebuah keputusan semiterstruktur, dimana dibutuhkan sebuah Decision Support System untuk mendukung keputusan yang diambil pada setiap kriteria dalam model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk. Keputusan yang akan 18 dihasilkan adalah sebuah strategic planning, berupa penentuan guru untuk mengajar suatu matapelajaran tertentu.

2.4. Tinjauan Pustaka

2.4.1 Penilaian Guru

Untuk menjadi seorang guru, dibutuhkan kriteria tertentu. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada bab IV mengenai Kualifikasi, Sertifikasi, dan Sertifikasi Guru dimana dalam pasal 8 dikatakan bahwa setiap guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1D-IV dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan lulusan S1D-IV jurusanprogram studi PGSDPsikologi Pendidikan lainnya, sedangkan guru SMPMTs, SMAMA, dan SMK dipersyaratkan lulusan S1.

2.4.1.1. Administrasi Guru

Administrasi guru merupakan penilaian yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang sarana tentang kedisiplinan guru dalam mengajar. Administrasi guru dibuat mengacu pada PERMENDIKNAS RI No. 19, 20 dan 41 tahun 2007, yang berarti segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan para tenaga pengajar di sekolah secara efektif dan efesien agar tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tercapai secara optimal. Komponen yang dinilai meliputi :