PENDAHULUAN LANDASAN TEORI Model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk dalam penentuan guru pengajar matapelajaran menggunakan analytical network process (anp) (studi kasus SMK global informatika Tangerang)

11 BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Pada saat memasuki abad 21, terjadi perubahan besar bagaimana para manajer menggunakan dukungan komputerisasi dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem pendukung keputusan. Sistem Pendukung Keputusan Decision Support Systems DSS adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. SPK meluas dengan cepat, dari sekadar alat pendukung personal menjadi komoditas yang dipakai bersama Turban, Aronson dan Liang, 2005. Aplikasi DSS dapat terdiri dari beberapa subsistem, yaitu: subsistem manajemen data, subsistem manajemen model dan subsistem antarmuka pengguna. Selain itu DSS juga bisa memiliki subsistem manajemen basis-pengetahuan yang mengukung subsitem- subsistem lainnya. DSS banyak digunakan oleh orang-orang yang sudah terlatih dalam pekerjaannya dan juga oleh orang-orang yang membutuhkan suatu sistem yang sifatnya akan mendukung pekerjaannya tersebut. Lima tipe DSS, mencakup: 1. Communications-driven DSS 2. Data-driven DSS 12 3. Document-driven DSS 4. Knowledge-driven DSS 5. Model-driven DSS

2.1.1 Konsep Pengertian Keputusan

Ko sep pe gertia keputusa dapat dilihat dari dua perspektif. “ecara se pit, keputusan adalah pilihan antara beberapa alternative. Namun, jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, keputusan mencakup proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi suatu situasi, mengidentifikasikan kebutuhan akan adanya suatu keputusan, mengidentifikasi tindakan atau solusi alternatif, memilih alternatif yang terbaik, yang paling tepat ataupun yang paling optimum, dan kemudian mengaplikasikan pilihan tersebut pada situasi yang telah diberikan. Perkembangan yang ada saat ini adalah usaha dalam mengotomatisasi pembuatan keputusan tersebut. Otomatisasi ini merujuk pada penggunaan teknologi mencakup pemrosesan dengan menggunakan komputer untuk membuat suatu keputusan dan mengimplementasi proses keputusan yang telah terprogram. Otomatisasi keputusan ini terutama harus benar-benar dipertimbangkan untuk digunakan pada situasi atau permasalahan yang telah terstruktur dengan baik, terdefinisi dengan jelas, rutin dan sudah terprogram.

2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Simon 1977 ada tiga fase utama, yaitu Intelligence, Design dan Choice, kemudian Simon menambahkan fase keempat, yaitu Implementation. Simon dalam Turban, Aronson dan Liang, 2005: Sebuah model konseptual dalam proses pengambilan keputusan digambarkan pada gambar II.2.