ح ا ححص ج ا
Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan antara kedua belah pihak HR. al-Baihaqi dan Ibnu
Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
56
4. Prosedur Akad dari Pra-Akad Sampai Evaluasi Akad
1.
Pra Akad
Hal yang harus dilakukan dalam sebelum akad adalah: a.
Meminta penjelasan dari pejabat bank yang berwenang mengenai tujuan, karakteristik, dan akad yang digunakan dalam produk baru yang akad
dikeluarkan. b.
Memeriksa apakah akad yang digunakan dalam produk baru telah terdapat fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.
1 Dalam hal ini telah terdapat fatwa, maka Dewan Pengawas Syariah
melakukan analisa atas kesesuaian akad produk baru dengan fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
2 Dalam hal belum terdapat fatwa, maka dewan pengawas syariah
mengusulkan kepada direksi bank untuk melengkapi akad produk baru dengan fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.
c. Mereview sistem dan prosedur produk baru yang akan dikeluarkan terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah; d.
Memberi pendapat syariah atas produk baru yang akan dikeluarkan.
56
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 28Dsn-MuiIii2002
e. Dalam rangka pengeluaran produk baru, Bank wajib melaporkan rencana
pengeluaran Produk baru kepada Bank Indonesia atau memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
f. Kewajiban menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia berlaku untuk
pengeluaran Produk baru yang memiliki karakteristik yang sama dengan Produk sebagaimana ditetapkan dalam Buku Kodifikasi Produk Perbankan
Syariah yang menjadi lampiran dari Surat Edaran ini. g.
Kewajiban memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia berlaku untuk pengeluaran Produk baru yang memiliki karakteristik yang tidak sama
dengan Produk sebagaimana ditetapkan dalam buku Kodifikasi Produk Perbankan Syariah yang menjadi lampiran dari Surat Edaran.
57
2.
Proses Akad
Proses akad dalam Bank Syariah hal yang harus dilakukan adalah: a.
Menganalisis laporan yang disampaikan oleh atau yang diminta dari Direksi, pelaksanaan fungsi audit intern, fungsi kepatuhan untuk
mengetahui kualitas pelaksanaan pemenuhan prinsip syariah atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;
b. Menetapkan jumlah uji petik sampel transaksi yang akan diperiksa
dengan memperhatikan kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah dari masing-masing kegiatan;
57
Surat Edaran Bank Indonesia no. 12 13 DPbS. Tahun 2010 tentang Pelaksanaan GCG pada Bank Umum Syariah