6
Pada umumnya, usaha kecil mempunyai ciri antara lain sebagai berikut : a. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan
atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi; b. Aspek legalitas usaha lemah;
c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku;
d. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan;
e. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha; f. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi;
g. Sumber Daya Manusia SDM terbatas; h. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh
kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa usaha kecil dimiliki oleh
perorangan dengan modal sendiri yang cenderung berjumlah kecil dan ditangani oleh manajemen rendah tanpa ada rencana usaha yang matang. Usaha kecil
biasanya tidak mempunyai laporan keuangan, sehingga modal usaha dan kekayaan pribadi tidak terpisah. Pengertian UKM berdasarkan penelitian ini
adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, serta usaha yang berdiri sendiri.
2.1.3 Kredit
Pengertian kredit sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan” atau
dalam bahsa latin “Creditum”. Dalam Undang-Undang RI No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan, bedasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut
7
Moljono 2007:10 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya untuk jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Mengacu pada pengertian kredit diatas, dapat dijabarkan bahwa dalam
pemberian kredit terdapat unsur-unsur sebagai berikut: 1. Ada pihak- pihak yang aktif yaitu pihak pemohon kredit dan pihak pemberi
kredit; 2. Ada tenggang waktu antara saat pemberian kredit dan saat pelunasannya;
3. Ada sejumlah uang atau barang yang dinillai dengan uang yang menjadi obyek kredit;
4. Kewajiban pemohon kredit untuk melunasi kreditnya sesuai dengan waktu yang telah disepakati beserta bunganya jika ada;
5. Ada hak yang dimiliki oleh si pemberi kredit untuk menagih, menarik bunga, dan mengawasi pemakai kredit tersebut.
Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa kedua belah pihak baik itu pemohon atau pemberi kredit memiliki ikatan perjajian kredit, sehingga keduanya
wajib menjalankan kewajiban masing-masing. Pemohon kredit nantinya harus melaksanakan kewajibannya sesuai waktu yang telah ditentukan, dan pemberi
kredit berhak untuk menagih dan mengawasi penerima kredit. Fungsi kredit bagi perekonomian dan perdagangan menurut Suyatno
1995:16 adalah meningkatkan daya guna uang, meningkatkan peredaran lalu lints uang, kredit meningkatkan daya guna dan peredaran barang, salah satu alat
stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan usaha, alat untuk menungkatkan hubungan internasional.
1. Meningkatkan daya guna uang Para pemilik uang berlebih menyimpan uang pada bank kemudian bank
menyalurkannya dengan meminjamkan pada perusahaan yang membutuhkan dana untuk meningkatkan usahanya, sehingga uang menjadi lebih bermanfaat.
8
2. Meningkatkan peredaran lalu lintas uang Kredit yang disalurkan melalui rekening giro akan menciptakan alat
pembayaran baru seperti cek bilyet giro dan wesel, sedangkan yang disalurkan dengan penarikan tunai dapat meningkan peredaran uang kartal.
3. Kredit meningkatkan daya guna dan peredaran barang Dengan kredit pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi
sehingga daya guna barang meningkat. Dan penjualan melalui kredit meringankan pembeli sehingga dapat meningkatkan peredaran barang.
4. Salah satu alat stabilitas ekonomi Kredit untuk menekan laju inflasi, yaitu kebijakan pemberian kredit yang
terarah dan lebih selektif untuk melindingi usaha yang nonspekulatif. Kredit diarahkan pada sektor produktif untuk meningkat produksi dan memenuhi
kebutuhan. 5. Meningkatkan kegairahan usaha
Dengan kredit para pengusaha dapat mendirikan usaha proyek baru, dimana nantinya akan membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga akan meningkatkan
pemerataan tenaga kerja dan pendapatan. 6. Alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
Kredit yang diberikan pada negara berkembang dapat meningkatkan hubungan ekonomi antar negara dan mempererat hubungan internasional.
2.1.4 Kolektibilitas Kredit