10
5 Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.
e. Kredit macet Kredit digolongkan macet, bilamana kemampuan membayar:
1 Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari;
2 Dokumentasi kredit dan atau pengikatan agunan tidak ada. Kolektabilitas kredit dalam penelitian ini, terbagi kedalam dua kelompok
yaitu kolektibilitas kredit lancar dan kolektibilitas kredit tidak lancar. Dua kelompok kolektibilitas kredit tersebut, didalamnya mencakup lima kategori
kredit diatas. Kategori lancar dan kategori dalam perhatian khusus masuk dalam kelompok kolektibilitas kredit lancar, sedangkan kategori kurang lancar, kategori
diragukan, dan kategori macet masuk dalam kelompok dalam kolektibilitas tidak lancar.
2.1.5 Standar Penilaian Credit Risk Rating kategori Financial PT BRI Persero Tbk.
Tata cara penilaian aspek keuangan calon debitur yang mengajukan kredit pada PT BRI Persero Tbk. berdasarkan ketentuan dalam pedoman pelaksanaan
kredit PT BRI Persero Tbk. Standar penilaian Credit Risk Rating kategori finansial klasifikasi warna kredit bisnis ritel adalah sebagai berikut:
1 Current Ratio 140 ; 2 Quick Ratio X
2
35 ; 3 EBITDAhutang jangka menengah + hutang jangka panjang ≥ 40 ;
4 EBITDAkewajiban bunga + pokok 1 tahun yad ≥ 50 ; 5 EBIT Bunga 150 ;
6 Equitytotal assets ≥ 35 ; 7 ROA tahun ini tahun lalu;
8 Profit Margin tahun ini tahun lalu; 9 Pertumbuhan penjualan tahun ini tahun lalu.
Debitur yang mengajukan kredit harus memenuhi persyaratan tersebut supaya pengajuan kreditnya diterima.
11
2.1.6 Kredit Modal Kerja
Kredit Modal kerja menurut Muljono 2007:26 yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal
kerjanya. Kredit modal kerja dapat membuat operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Kriteria dari modal kerja dilihat dalam neraca suatu
perusahaan adalah uang kas ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaaan baik persediaan barang jadi, barang setengah jadi, maupun barang
dalam proses. Kredit Modal Kerja dalam rangka Keppres nomor 291984 Suyatno,
1995:50 adalah pemberian kredit modal kerja kepada pemborongrekanan yang tergolong pengusahaperusahaan golongan ekonomi lemah, yang memperolah
kontrak pembelian pemerintah yang sumber dana pembiayaannya berasal dari Anggaran Belanja Negara, Anggaran Penadapatan dan Belanja Daerah, Badan
Usaha Miik Negara, dan bank-bank pemerintah. Mengacu pada pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa untuk
memperlancar suatu usaha, pengajuan kredit modal kerja dapat dijadikan sebagai solusi. Kredit modal kerja dapat meningkatkan kinerja keuangan golongan
ekonomi lemah.
2.1.7 Laporan Keuangan