8
2. Meningkatkan peredaran lalu lintas uang Kredit yang disalurkan melalui rekening giro akan menciptakan alat
pembayaran baru seperti cek bilyet giro dan wesel, sedangkan yang disalurkan dengan penarikan tunai dapat meningkan peredaran uang kartal.
3. Kredit meningkatkan daya guna dan peredaran barang Dengan kredit pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi
sehingga daya guna barang meningkat. Dan penjualan melalui kredit meringankan pembeli sehingga dapat meningkatkan peredaran barang.
4. Salah satu alat stabilitas ekonomi Kredit untuk menekan laju inflasi, yaitu kebijakan pemberian kredit yang
terarah dan lebih selektif untuk melindingi usaha yang nonspekulatif. Kredit diarahkan pada sektor produktif untuk meningkat produksi dan memenuhi
kebutuhan. 5. Meningkatkan kegairahan usaha
Dengan kredit para pengusaha dapat mendirikan usaha proyek baru, dimana nantinya akan membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga akan meningkatkan
pemerataan tenaga kerja dan pendapatan. 6. Alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
Kredit yang diberikan pada negara berkembang dapat meningkatkan hubungan ekonomi antar negara dan mempererat hubungan internasional.
2.1.4 Kolektibilitas Kredit
Menurut Suharno 2003:52, ada lima kriteria penggolongan kredit berdasarkan tingkat kesehatan kredit atau juga disebut kolektibilitas kredit yaitu
kredit lancar, dalam perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet.
a. Kredit lancar Kredit digolongkan lancar, bilamana kemampuan membayar:
1 Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit;
2 Hubungan dengan bank baik dan debitur selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat;
9
3 Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat. b. Dalam perhatian khusus
Kredit digolongkan dalam perhatian khusus, bilamana kemampuan membayar: 1 Terdapat tunggakan pembayaran pokokdan atau bunga sampai dengan 90
hari; 2 Jarang mengalami cerukan;
3 Hubungan debitur dengan bank baik dan debitur menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih akurat;
4 Dokumen kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat; 5 Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil.
c. Kredit kurang lancar Kredit digolongkan kurang lancar, bilamana kemampuan membayar:
1 Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari sampai 180 hari;
2 Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas;
3 Hubungan debitur dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak dapat dipercaya;
4 Dokumen kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan yang lemah; 5 Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit;
6 Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan. d. Kredit diragukan
Kredit digolongkan kredit diragukan, bilamana kemampuan membayar: 1 Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah
melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari; 2 Terdapat cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi
kerugian operasional dan kekurangan arus kas; 3 Hubungan debitur dengan bank semakin memburuk dan informasi keuangan
tidak tersedia atau tidak dapat dipercaya; 4 Dokumen kredit tidak lengkap dan pengikatan agunan yang lemah;
10
5 Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.
e. Kredit macet Kredit digolongkan macet, bilamana kemampuan membayar:
1 Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari;
2 Dokumentasi kredit dan atau pengikatan agunan tidak ada. Kolektabilitas kredit dalam penelitian ini, terbagi kedalam dua kelompok
yaitu kolektibilitas kredit lancar dan kolektibilitas kredit tidak lancar. Dua kelompok kolektibilitas kredit tersebut, didalamnya mencakup lima kategori
kredit diatas. Kategori lancar dan kategori dalam perhatian khusus masuk dalam kelompok kolektibilitas kredit lancar, sedangkan kategori kurang lancar, kategori
diragukan, dan kategori macet masuk dalam kelompok dalam kolektibilitas tidak lancar.
2.1.5 Standar Penilaian Credit Risk Rating kategori Financial PT BRI Persero Tbk.