Variabel LDR dengan ROA Variabel NPL dengan ROA Variabel DPK dengan ROA

2.3 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas sebelumya maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

a. Variabel CAR dengan ROA

Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio kecukupan modal atau jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8 dari ATMR. Semakin besar CAR maka keuntungan bank juga semakin besar, dan semakin keci risiko suatu bank maka besar keuntungan yang diperoleh semakin besar. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini 2013 menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah: H1 : Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA

b. Variabel LDR dengan ROA

Risiko Likuiditas diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio LDR. LDR mencerminkan rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank umum kepada nasabahnya dibanding dengan dana yang masuk atau terkumpul dari masyarakat. Bank Indonesia telah menetapkan bahwa nilai LDR yang baik adalah 80-110 BI, 2001. Jika bank menyalurkan dana yang dihimpun mempunyai jumlah cukup besar dalam bentuk kredit maka bank akan mendapatkan laba yang besar juga dari bunga kredit. Semakin tinggi bank melakukan pembiayaan dalam bentuk kredit maka semakin tinggi juga nilai rasio LDR. Sehingga menyebabkan profit yang didapat oleh bunga kredit pun akan semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan Margaretha 2013 menyatakan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA. Sehingga hipotesis yang dapat diajukan adalah: H2 : Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA

c. Variabel NPL dengan ROA

Menurut Surat Edaran BI No. 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari rasio perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap jumlah kredit yang diberikan. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dikarenakan bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba ROA yang diperoleh bank Kasmir, 2004. Penelitian yang dilakukan Lyla 2011 menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas ROA bank. Sehingga hipotesis yang dapat diajukan adalah: H3 : Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA

d. Variabel DPK dengan ROA

Bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatannya adalah bergerak dalam bidang keuangan, maka sumber dana yang diperoleh tidak lepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang memberikan pinjaman, bank harus lebih dulu membeli uang menghimpun dana sehingga dari selisih bunga tersebut bank memiliki keuntungan Kasmir, 2007. Semakin tinggi DPK maka semakin banyak dana yang digunakan untuk operasional perbankan sehingga laba juga meningkat. Penelitian Dea Naufal 2012 menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sehingga hipotesis yang dapat diajukan adalah: H4 : Dana Pihak Ketiga DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA

e. Variabel Suku Bunga dengan ROA