Uji Autokorelasi Kerangka Pemecahan Masalah

oleh peneliti. Pada penelitian ini, multikolineritas terjadi apabila VIF 10 dimana jika terjadi multikolineritas maka tidak melakukan apa-apa saat R 2 tinggi dan F hitung signifikan.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2013:110. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin- Waston. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi disajikan dalam tabel berikut. Tabel 7.1: Autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson DW test Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No desicision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Tidak ditolak du d 4 – du Sumber : Ghozali 2013:111

c. Uji Heteroskedatisitas

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah model penelitian terjadi ketidaksamaan varian dari residual dan pengamatan ke pengamatan lainnya. Moel regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedatisitas. Ghozali 2008 menyatakan bahwa uji heteroskedatisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan nilai absolut residual terhadap seluruh variabel bebas. Jika sig α maka H diterima sedangkan jika nilai sig α maka H ditolak dan H 1 diterima.

3.6.5 Uji Hipotesis

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel pejelas atau eksogen secara individual dalam menerangkan variasi variabel endogen Suliyanto, 2011. Pengujian statistik pada dasarnya dilakukan untuk seberapa bebas variabel CAR, LDR, NPL, DPK, dan SBI secara individual dalam menerangkan ROA pada substruktur pertama dan seberapa bebas variabel CAR, LDR, NPL, DPK, SBI dan ROA secara inividual dalam menerangkan Penyaluran Kredit. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikan t dari hasil pengujian parsial terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian. Ketentuan uji t pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 t tabel ≤ t hitung atau sig α : maka H tidak dapat ditolak 2 t hitung t tabel atau sig ≤ α dengan arah koefisien positif : maka H a diterima.

3.7 Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam penelitian ini digambarkan pada gambar berikut. Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah Tidak H Ditolak H Diterima Sumber : Berbagai sumber Eksogen Mikro: CAR X1 LDR X2 NPL X3 DPK X4 Eksogen: ROA Z Endogen: Kredit Y Pengumpulan Data Sekunder Uji Hipotesis START STOP Eksogen Makro: Suku Bunga X5 Analisis Sensitifitas Ya Uji Normalitas Data Analisis Jalur Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Interpretasi Perbaikan Jalur Dihilangkan Trimming Theory Kesimpulan dan Saran Uji Asumsi Klasik Perbaikan Keterangan: 1. Start, merupakan awal mula penelitian di mulai. 2. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank umum di Indonesia yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2015 kemudian data diolah untuk menghitung variabel endogen yaitu penyaluran kredit Y dan variabel perantara yaitu ROA Z serta variabel eksogen yaitu CAR, LDR, NPL, DPK, Suku Bunga dan ROA sebagai variabel X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , dan X 6 3. Melakukan uji normalitas data, jika tidak normal dilakukan perbaikan yaitu dengan cara mengkorvensi nilai data ke dalam bentuk Z-score 4. Mengolah data dengan menggunakan analisis jalur. 5. Selanjutnya uji asumsi klasik, data diolah dengan melakukan pendugaan parameter yang sesuai dengan model yang dikembangkan. Metode pendugaan yang dilakukan adalah parameter estimasi tidak bias harus memenuhi kriteria tidak ada multikolinieritas, tidak ada autokorelasi dan tidak ada heteroskedatisitas dan harus berdistribusi normal. Apabila melanggar uji asumsi klasik maka dilakukan perbaikan. 6. Selanjutnya menguji hipotesis uji t yang muncul dengan analisis jalur untuk menyesuaikan apakah ada pengaruh antar variabel secara individu. 7. Analisis jalur mengukur hubungan langsung antar variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam model. Hubungan tidak langsung adalah seberapa besar pengaruh variabel independen melalui variabel intervening. Jika uji t terdapat hipotesis nolnya diterima maka jalur harus dihilangkan kemudian dihitung kembali koefisien yang baru tanpa jalur yang tidak signifikan hingga memperoleh hipotesis nolnya ditolak dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung. 8. Berdasarkan tahapan-tahapan pengujian tersebut, maka hasil penelitian dapat ditemukan sehingga peneliti dapat membuat interprestasi, kesimpulan dan saran. 9. Stop, menandakan penelitian telah sampai pada tahap akhir dan selesai.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. a. Secara parsial variabel CAR tidak berpengaruh terhadap ROA dengan kata lain H 1 ditolak dan H diterima. CAR yang tinggi mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi usahanya karena cadangan modal yang digunakan untuk menutupi risiko kerugian semakin besar. b. Secara parsial variabel LDR tidak berpengaruh terhadap ROA dengan kata lain H 2 ditolak dan H diterima. Nilai LDR belum tentu menunjukkan bahwa kondisi bank tidak sehat manjalankan kegian operasinya dalam memperoleh laba, bank mendapatkannya melalui efisiensi kegiatan jasa- jasa layanan tambahan seperti cek, kartu kredit dan sebagainya. c. Secara parsial variabel NPL berpengaruh terhadap ROA dengan kata lain H 3 diterima dan H ditolak. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya lain yang dikeluarkan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan yang berpotensi terhadap kerugian bank. d. Secara parsial variabel DPK berpengaruh terhadap ROA dengan kata lain H 4 diterima dan H ditolak. Dana pihak ketiga yang meningkat akan digunakan untuk biaya operasional perbankan sehingga bank dapat memperoleh keuntungan. e. Secara parsial variabel SBI tidak berpengaruh terhadap ROA dengan kata lain H 5 ditolak dan H diterima. Kenaikan suku bunga dianggap hanya bersifat sementara sehingga apabila ingin menyesuaikan bank butuh waktu yang cukup lama untuk menghitung kembali kebutuhannya dan mengatur strategi agar laba maksimal. f. Secara parsial variabel CAR tidak berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit dengan kata lain H 6 ditolak dan H diterima. Aliran dana yang dipakai untuk membiayai kredit bukan berasal dari modal bank umum melainkan 76