h. Variabel NPL dengan Penyaluran Kredit
Nilai NPL yang tinggi akan meyebabkan bank cenderung mengurangi jumlah kredit yang disalurkannya. Karena NPL yang tinggi mengharuskan bank
untuk menambah cadangan penghapusan yang lebih besar dan menyebabkan lebih berhati-hati sehingga mengurangi alokasi dana bank dalam bentuk penyaluran
kredit. Biasanya suatu bank dianggap baik jika NPL-nya berada dibawah 5 Pauzi, 2011. Penelitian Billy 2010 juga menyatakan bahwa NPL berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit. Sehingga hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H8 : Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit
i. Variabel DPK dengan Penyaluran Kredit
Amiranti 2009:18 menyatakan bahwa baik giro, depodito, maupun tabungan turut memberikan andil dalam kehidupan perbankan. Dana yang
dihimpun dari pihak ketiga akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit. Semakin banyak jumlah Dana Pihak Ketiga,
semakin tinggi kredit yang akan disalurkan. Penelitian yang dilakukan oleh Billy 2010 menyatakan bahwa Dana Pihak berpengaruh positif terhadap kredit.
Sehingga hipotesis yang dapat diajukan adalah: H9 : Dana Pihak Ketiga DPK berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Penyaluran Kredit
j. Variabel Suku Bunga dengan Penyaluran Kredit
Menurut Irma 2011, Tingkat suku bunga berfungsi menarik minat masyarakat untuk melakukan kredit pada bank dan sebagai patkan masyarakat
untuk memperoleh bunga deposito. Tingkat suku bunga merupakan bahan pertimbangan masyarakat dalam permintaan kredit pada bank. Jika tingkat suku
bunga kredit menigkat maka permintaan kredit akan menurun. Penelitian Sri Haryati 2009 menyatakan bahwa suku bunga BI berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit. Sehingga hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H10 : Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit
k. Variabel ROA dengan Penyaluran Kredit