Kinerja Usaha Terkini PROFIL PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk

selalu menerapkan standar yang sama persis untuk memastikan kualitas prima yang diharapkan para perokok merek Sampoerna. Operasional HM Sampoerna sehari-hari tidak hanya meliputi produksi rokok, tetapi juga mencakup cara berbisnis dan berinteraksi dengan dunia di luar kantor, baik secara lokal ataupun global. Salah satu tujuan utama Sampoerna adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, di tingkat lokal maupun global. Di setiap negara tempat produk dipasarkan, selalu dipandu oleh prinsip dasar yang sama yaitu: 1 Menyampaikan dampak serius merokok terhadap kesehatan. 2 Menganjurkan regulasi tembakau yang efektif, berdasarkan bukti serta berlandaskan pada prinsip pengurangan bahaya. 3 Mendukung pelaksanaan dan pemberlakuan tegas ketentuan yang mengatur usia minimum pembelian produk tembakau. Bekerjasama erat bersama pengecer dan mitra lain untuk menerapkan program pencegahan merokok di kalangan anak dan remaja. 4 Bekerja sama dengan pembuat kebijakan, lembaga penegak hukum, dan pihak pengecer untuk memerangi perdagangan ilegal rokok palsu dan selundupan. 5 Menerapkan kebijakan dan program untuk menjalankan operasi yang mendukung keberlanjutan, termasuk mengurangi penggunaan sumber daya alam, menurunkan emisi karbon, mendaur ulang serta mengurangi limbah. 6 Bekerja sama dengan petani dan pemasok untuk mengembangkan pertanian tembakau yang berkelanjutan. 7 Melalui program Agricultural Labor Practices ALP Praktik Tenaga Kerja Pertanian, Bekerja sama dengan pemasok dan petani, lembaga masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah pekerja, anak dan pelanggaran lainnya tentang ketenagakerjaan terkait dengan mata rantai pasokan. PT. HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan yang memberikan pendapatan negara yang cukup besar melalui pembayaran pajak. Namun, tidak bisa dipungkiri persaiangan sangatlah ketat. Tahun 2014 adalah tahun yang menantang, ditandai oleh kompetisi yang semakin ketat serta preferensi konsumen yang berubah dengan cepat, terutama dalam segmen Sigaret Kretek Tangan SKT. Sampoerna mengalami penurunan volume penjualan segmen SKT sebesar 22,9 pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun dibandingkan dengan volume penjualan SKT Sampoerna yang sangat lemah pada kuartal pertama 2014, volume penjualan SKT pada kuartal pertama 2015 tetap menunjukkan tren penurunan sebesar 7,1 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun tahun sebelumnya. Namun, portofolio Sigaret Kretek Mesin SKM tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan peningkatan volume sebesar 9 di tahun 2014. Sampoerna dan Philip Morris Indonesia juga mempertahankan peranannya sebagai salah satu kontributor pajak terbesar bagi Pemerintah Indonesia. Pada tahun 2014, Sampoerna dan Philip Morris Indonesia membayar pajak dengan total lebih dari Rp52 triliun, yang terdiri dari cukai, pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan perusahaan, dan pajak daerah. Selama kuartal pertama tahun 2015, Sampoerna melaporkan kenaikan pendapatan dan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja yang lemah di kuartal pertama tahun 2014. Sampoerna menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp21,6 triliun pada kuartal pertama tahun 2015, mengalami kenaikan sebesar 17,7 dari Rp18,3 triliun pada kuartal pertama tahun 2014. Laba bersih tumbuh menjadi Rp2,9 triliun dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2014. Dalam RUPS Sampoerna bulan April ini, Sampoerna telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 4.273.425.000.000 atau Rp 975 per lembar saham. Sampoerna juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan atas kepedulian akan lingkungan sekitar, salah satunya program penanaman seribu pohon pada bulan April 2015.

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Keuangan

Setiap perusahaan menuangkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bentuk laporan. Diantara laporan yang dibuat adalah laporan keuangan yang berisi informasi keuangan perusahaan yang memungkinkan manajer untuk menelaah kinerja dari perusahaan tersebut. Sadeli 2009 : 18 laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan akuntansi suatu kesatuan usaha. Laporan itu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan, antara lain: manajer perusahaan, pemilik perusahaan, bankir, kreditor, investor, pemerintah, dan lembaga lain. Sadeli 18 : 2009 tujuan umum laporan keuangan, antara lain sebagai berikut: 1 Menyajikan informasi yang dapat di andalkan tentang kekayaan dan kewajiban. 2 Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha. 3 Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha. 4 Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba. 5 Menyajikan informasi lain yang sesuairelevan dengan keperluan para pemakainya.

B. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK terdiri dari 3 tiga laporan keuangan utama, yaitu: a Neraca Nafarin 77 : 2013 Neraca Balance Sheet adalah laporan berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang aset, utang, dan modal sendiri dari suatu organisasi pada suatu saat tertentu. Suatu saat tertentu artinya saat penutupan buku dan penentuan sisanya ada tanggal tertentu. b Laporan Laba rugi Nafarin 76 : 2013 Laporan laba rugi income statement adalah laporan berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan revenue, beban expense, dan laba-rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. c Laporan Arus Kas Syahyunan 2013 : 33 laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.