Rasio Solvabilitas Rasio Keuangan

ketahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 4,1. Penurunan dan peningkatan nilai tersebut menunjukkan semakin kecil ataupun besar jumlah pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini berarti debt rasio pada tahun 2013 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2014. 2 Debt to Equity Ratio Debt to equity ratioPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar 90,2 selanjutnya pada tahun 2013 sebesar 86,7 dan pada tahun 2014 sebesar 100,7. Setiap Rp 100,- kewajiban dijamin oleh Rp 90,2,- modal kemudian Rp 86,7,- modal pada tahun 2013 dan Rp 100,7,- pada tahun 2014. Nilai debt to equity ratio mengalami penurunan sebesar 3,5 dari tahun 2012 ke tahun 2013 sedangkan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 14. Modal yang dijadikan sebagai jaminan utang menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013 sedangkan peningkatan terjadi dari tahun 2013 ke tahun 2014. Peningkatan nilai menunjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan utang pada tahun 2014 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2013, sebaliknya penurunan berarti modal yang dijadikan sebagai jaminan mulai menurun. Hal ini berarti debt toequity rasio pada tahun 2012 dan 2014 lebih baik dari tahun 2013. Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, maka dapat terlihat bahwa struktur pembiayaan perusahaan lebih banyak menggunakan pinjaman dibanding modal. Hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman apalagi jika melihat besarnya pesentase yang meningkat pada tahun 2014.

c. Rasio Profitabilitas

1 Return On Investment ROI Return on investmentPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar 37,9 kemudian tahun 2013 sebesar 39,5 dan pada tahun 2014 sebesar 35,9. Setiap Rp 100,- total asset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 37,9,- pada tahun 2012, Rp 39,5 laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 35,9,- pada tahun 2014. Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2014 karena kontribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012 dan 2014. Dengan demikian telah terjadi penurunan kinerja dalam menghasilkan laba perusahaan. 2 Return On Equity ROE Return on equity pada tahun 2012 sebesar 74,7 selanjutnya 2013 sebesar 76,4 dan pada tahun 2014 sebesar 75,4. Setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan sebesar 74,7 investasi di tahun 2012, sebesar 76,4 investasi pada tahun 2013 dan 75,4 pada tahun 2014. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2012. Nilai return on equity mengalami peningkatan sebesar 1,27, selanjutnya mengalami penurunan sebesar 1 dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dari kedua komponen rasio-rasio profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk. terlihat bahwa perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2012, tahun 2013 sampai tahun 2014. Perusahaan sudah mampu menghasilkan laba dengan baik yaitu mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013, meskipun pada tahun 2014 komponen rasio-rasio tersebut mengalami penurunan kembali. Dari penjelasan diatas maka dapat terlihat bahwa PT HM Sampoerna Tbk. dinilai dari rasio likuiditas mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 lalu mengalami penurunan kembali pada tahun 2014. Artinya perusahaan semakin mengalami penurunan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan pada rasio solvabilitas perusahaan mengalami fluktuasi dalam menlunasi kewajiban jangka panjangnya, dari tahun 2012 mengalami penurunan ke tahun 2013, namun dari tahun 2013 mengalami peningkatan ke tahun 2014. Kemudian pada rasio profitabilitas dapat kita lihat kinerja perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan juga berfluktuasi dari tahun 2012 mengalami peningkatan ke tahun 2013 kemudian dari tahun 2013 mengalami penurunan ke tahun 2014 walaupun penurunannya tidak drastis.

2. Analisis Perbandingan

Peneliti membandingkan analisis rasio keuangan PT HM Sampoerna Tbk dengan PT Gudang Garam Tbk, agar dapat melihat seberapa besar prestasi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang sejenis. Menurut Sofyan 2013 : 228 dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa: a Standar penyusunan laporan keuangan harus sama. b Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan, bukan berarti harus sama.