Analisis Laporan Keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
TUGAS AKHIR Diajukan Oleh:
RIZKI RISNANDA 122101113
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya. Shalawat dan salam penulis hadiahkan selalu kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, atas selesainya penyusunan tugas akhir ini yang berjudul ”A alisis Lapora Keua ga PT Ha jaya Ma dala Sa poer a Tbk”.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibundaku tercinta Pristiwahyuni S.Pd, tersayang ibu dan bapak Novianna Br.Peranginangin dan Antonius Nainggolan, kedua saudariku Putri dan Uun.
Teri a kasih telah e berika bi bi ga , doro ga , asehat da do’a
sehingga penulis berhasil menyusun tugas akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Program D III Manajmen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, S.P, M.B.A selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis serta meluangkan banyak waktu untuk membina, mengkritisi dan mengarahkan pembuatan tugas akhir ini.
(4)
6. Terkhusus untuk Bayu Prasetyo yang selalu memberikan semangat, dorongan dan motivasi. Teman-teman Manajemen Keuangan Grup B stambuk 2012. Terutama para sahabatku tersayang Dwi Retno Pratiwi, Rahmawati L, Aulia Septi Handayani, Melissa Jaya Nst, Gita Putri Asih, Dwi Juniary, dan Nur Syahfitri. 7. Kepada semua dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan.
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Medan, Juni 2015
Penulis,
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 7
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 10
C. Struktur Organisasi ... 12
D. Uraian Tugas ... 13
E. Kinerja Usaha Terkini ... 16
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Laporan Keuangan ... 20
B. Jenis Laporan Keuangan ... 21
C. Penyajian Laporan Keuangan ... 22
D. Rasio Keuangan ... 25
E. Analisis Rasio Keuangan ... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN ...
(6)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT HM Sampoerna Tbk ... 12 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT HM Sampoerna Tbk ... 13
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Total Aset, total Utang, Ekuitas, Pendapatan, Biaya dan
Laba Bersih 2012, 2013 dan 2014 ... 1
Tabel 3.1 Neraca PT HM Sampoerna Tbk ... 23
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT HM Sampoerna Tbk ... 24
Tabel 3.3 Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk ... 30
Tabel 3.4 Analisis Rasio Perbandingan PT HM Sampoerna Tbk dengan PT Gudang Garam Tbk ... 36
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaannya tergantung pada manajemen keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Kinerja pengelolaan keuangan suatu perusahaan tercermin dari laporan keuangan.
Menurut Syahyunan (2013 : 25) laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan penggunaan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah tercapai selama tahun anggaran yang bersangkutan, dengan tujuan memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.
PT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2015 mengalami penurunan pada penjualan rokok. Karena menurunnya minat konsumen rokok kretek dibandingkan dengan rokok filter dan meningkatnya pajak cukai. Fenomena tersebut didukung pula dengan adanya dampak dari iklan rokok Sampoerna yang dinilai mesum di
(9)
kalangan masyarakat. Akibatnya laporan keuangan per kuartal pada HM Sampoerna mengalami guncangan dan mendapat sorotan negatif dari masyarakat luas.
Setiap pengguna laporan keuangan memiliki motivasi berbeda dalam membaca laporan keuangan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan apabila informasi yang disajikannya dapat dipahami. Apalagi perusahaan-perusahaan yang merupakan pemimpin pasar ( leader ) akan terus berjuang untuk mempertahankan posisinya di dunia usaha modern ini dengan cara mencermati dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya adalah dengan menganalisis laporan keuangan guna mengetahui kinerja perusahaan.
Analisis laporan keuangan berguna sebagai alat bantu dalam menyederhanakan data-data yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga menjadi lebih mudah dimengerti oleh pihak yang memerlukan. Menurut Bernstein ( Dermawan dan Djahotman, 2013 : 1 ) : “ Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan”.
Salah satu informasi yang penting bagi pemakai laporan keuangan adalah informasi rasio keuangan. Samryn (2014 : 413) rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan. Dengan menggunakan rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa
(10)
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Hasil analisis rasio keuangan merupakan bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan hasil ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencegah kegagalan dalam pengalokasian dana. Untuk memenuhi informasi tersebut jenis rasio keuangan yang lazim digunakan terdiri dari rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio lainnya. Seperti perusahaan-perusahaan lain tujuan umum PT HM Sampoerna Tbk. ini dalam jangka pendek adalah memperoleh laba, dan dalam jangka panjang adalah meningkatkan perluasan usaha. Tanpa adanya kinerja yang maksimal dari perusahaan, tujuan perusahaan tidak akan terealisasi. Pemakai informasi keuangan selanjutnya bebas memilih jenis rasio yang ingin digunakannya sesuai dengan kepentingannya terhadap sebuah perusahaan (HM Sampoerna, 2015).
Sebagai salah satu perusahaan manufaktur, PT HM Sampoerna Tbk. juga memerlukan analsis rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis ini diharapkan dapat memberi gambaran keadaan keuangan perusahaan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan.
(11)
Tabel 1.1
Total Aset, total Utang, Ekuitas, Pendapatan, Biaya dan Laba Bersih PT HM Sampoerna Tbk.
Periode 2012-2014 ( dalam jutaan Rupiah ) Tahun
Total Aset
Total Utang
Ekuitas Pendapatan Biaya
Laba Bersih
2012 26,247,527 12,939,107 13,308,420 18,507,288 5,123,971 9,945,296
2013 27,404,594 13,249,559 14,155,035 20,071,337 5,561,627 10,818,486
2014 28.380.630 14.882.516 13.498.114 20,500,062 6,781,763 10,181,083
Sumber : PT HM Sampoerna Tbk, data diolah ( 2015 )
Melalui Tabel 1.1 dapat kita ketahui bahwa dari tahun 2012 sampai tahun 2014 total aset, total utang, pendapatan, biaya dan laba bersih mengalami kenaikan. Sementara itu untuk ekuitas pada tahun 2012 sampai 2013 mengalami kenaikan namun kembali turun lagi pada tahun 2014. Melihat pencapaian finansial perusahaan di tahun 2014, HM Sampoerna menyampaikan komitmen Sampoerna untuk berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas melalui payung program “ Sampoerna untuk Indonesia” guna menunjang nilai plus sehingga dapat menaikkan pencitraan dan memperbaiki keadaan laporan keuangan di tahun 2015 (Sampoerna, 2015).
Selanjutnya untuk menunjang analisis rasio keuangan dapat diguanakan analisis perbandingan antara perusahaan sejenis. Analisis perbandingan antara perusahaan sejenis berpusat pada pos-pos yang terdapat pada laporan keuangan, yang berguna mengetahui prestasi yang diraih perusahaan selama ini.
(12)
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja perusahaan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. periode 2012 - 2014 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas?
2. Bagaimana prestasi perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis?
C. Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk periode 2012 - 2014 dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
2. Untuk mengetahui prestasi PT HM Sampoerna Tbk jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
(13)
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT HM Sampoerna Tbk. untuk memperbaiki kekurangan dan menyusun kebijakan-kebijakan perusahaan pada periode selanjutnya.
2. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referensi atau masukan dalam menghadapi masalah yang sama atau penelitian sejenis dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Bagi Peneliti
Selain sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya, tugas akhir ini juga dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh.
(14)
BAB II
PROFIL PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti kesempurnaan.
Tahun 1940 HM Sampoerna menjadi besar, dengan karyawan 1.300 orang dan produksi tiga juta batang rokok per minggu, serta berjaya dengan Dji Sam Soe. Perusahaan juga memiliki gedung pertunjukan modern di Surabaya. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
(15)
Tahun 1942 Pasukan Jepang menduduki Indonesia, dan HM Sampoerna diambil alih begitu saja. Seeng Tee ditangkap, sedangkan keluarganya berhasil menyelamatkan diri. Tahun 1949 HM Sampoerna akhirnya pulih kembali. Dji Sam Soe kembali merebut hati pelanggan. Tahun 1956 Liem Seeng Tee meninggal dunia, menyusul istrinya Tjiang Nio yang meninggal dua tahun sebelumnya. Tiga tahun berikutnya HM Sampoerna bangkrut karena berkembangnnya komunisme dan banyaknya investor asing yang masuk ke segmen rokok linting mesin. Tahun 1965 pimpinan HM Sampoerna beralih kepada Aga Sampoerna, HM Sampoerna kembali bangkit lagi dan berfokus pada rokok linting tangan.
Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, kepala keluarga Sampoerna generasi kedua. Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi.
Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional
(16)
dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.
Pada tahun 2009, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 29,1% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil AC Nielsen Retail Audit-Indonesia Expanded. Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaan mencapai sekitar 28.300 orang. Sampoerna mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia, Sampoerna menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor penjualan di seluruh Indonesia.
Berikut adalah daftar rokok yang di produksi Sampoerna: a) Dji Sam Soe (diluncurkan 1913)
b) Dji Sam Soe Super Premium (diluncurkan 2005) c) Sampoerna Kretek (diluncurkan 1968)
d) Sampoerna Pas (diluncurkan 2009, warna coklat) e) Panamas 1 (diluncurkan 1971)
f) Dji Sam Soe Magnum Filter (diluncurkan 2005) g) Sampoerna U Bold (diluncurkan Maret 2015) h) A Mild (diluncurkan 1989)
i) A Mild Menthol (diluncurkan 1998)
j) A Gold TRI-ZONE Filter (diluncurkan Oktober 2013) k) A Mild Blue (diluncurkan April 2015)
l) U Mild (diluncurkan 2005) m) U Mild Cool (diluncurkan 2011) n) Vegas Mild (diluncurkan 2012) o) Trend Mild (diluncurkan 2010)
(17)
p) Dji Sam Soe Magnum Blue (diluncurkan 2014) q) A Volution (diluncurkan 2007)
r) A Volution Menthol (diluncurkan 2007) s) Marlboro
1. Marlboro Lights 2. Marlboro Menthol
3. Marlboro Menthol Lights 4. Marlboro Black Menthol 5. Marlboro Ice Blast
Beberapa rokok yang sudah tidak berfungsi atatu di produksi: a) A International
b) A Medium c) A King Size
d) Sampoerna A Exclusive e) Sampoerna A Slims
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Sampoerna digambarkan dengan „Falsafah Tiga Tangan‟. Masing -masing dari ketiga „Tangan‟, mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra usaha, serta masyarakat luas. Ketiganya merupakan pemangku kepentingan utama yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visinya menjadi perusahaan yang paling terkemuka di Indonesia.
Misi Sampoerna adalah selalu berupaya untuk memenuhi atau melebihi ekspektasi dari masing-masing pemangku kepentingan melalui:
(18)
a) Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi bagi perokok dewasa dengan kategori harga pilihan mereka.
Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovasi untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.
b) Memberikan kompensasi yang kompetitif dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.
Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan karir dan diri adalah kunci utama dalam membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha Sampoerna juga berperan penting dalam keberhasilan Perseroan dan kami mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan keberlangsungan mereka.
c) Memberikan sumbangsih bagi masyarakat luas.
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi Perseroan, kami memfokuskan pada kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan penanggulangan bencana.
(19)
Makna Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. HM Sampoerna
1. 1913 melambangkan tahun dimana Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee berdiri.
2. Anggada Paramita dalam bahasa sansekerta diartikan “menuju kesempurnaan”.
3. Dua Singa melambangkan Singa Betina mengasuh bayi simbol kesuburan sampai ke anak cucu, Singa Jantan menginjak bola dunia lambang pemersatu bangsa, karena masih kental dengan budaya Tiongkok.
4. 9 bintang melambangkan angka kemujuran (hoki). 5. Filsafat Tiga Tangan melambangkan simbol kerjasama.
C. Struktur Organisasi
Setiap perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari terdiri dari beberapa bagian, dimana bagian yang satu dengan yang lain saling berkaitan erat dan dibutuhkan adanya struktur organisasi yang jelas untuk menunjukkan pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian.
(20)
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT HM Sampoerna
D. Uraian Tugas ( Job Description )
Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatan terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai perusahaan publik tercatat yang merupakan bagian dari PMI ( Philip Morris International ), penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan bagi Sampoerna.
Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang ada berdasarkan struktur organisasi PT HM Sampoerna:
1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi perusahaan, yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni. Didalam rapat tersebut direksi berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari tahun buku yang lalu yang
(21)
harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar.
2. Dewan Komisaris
Terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris. Tugas utama dari dewan komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan direksi apabila terdapat suatu tindakan dari direksi yang bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.
3. Direksi
Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama Direksi.
4. Direktur Pelaksana (CEO) Tugas Direktur Pelaksana yaitu :
1) Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan termasuk sumber dayamanusia (SDM), Administrasi, pemasaran, manufacturing, litbang dan keuangan.
2) Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada para pelaksana dan mengawasi keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab serta memastikan bahwa prosedur kerja di dalam perusahaan berjalan lancar. 5. Divisi Sumber Daya Manusia
1) Personalia
Bagian ini bertugas melaksanakan sistem pengolaan dan pemeliharaan administrasi kepegawaian serta melaksanakan dan memenuhi perijinan dan
(22)
peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan maupun hukum yang mengatur mengenai pengelolaan perusahaan.
2) Rencana Pengembangan
Bagian ini bertugas menyediakan sistem rekrutmen dan seleksi tenaga kerja bagi perusahaan, menyediakan sistem pelatihan dan pengembangan SDM dan menyediakan system evaluasi terhadap SDM.
3) Kesejahteraan
Bagian ini bertugas menyediakan system pemberian tunjangan yang sesuai dengan karyawan.
6. Divisi Administrasi
1) Bagian umum bertugas menyelesaikan pendokumentasianatas dokumen-dokumen penting perusahaan serta penyusunandaftar hadir.
2) Bagian Hukum bertugas membuat serta mengontrolterhadap pelaksanaan hukum yan berlaku di perusahaan.
3) Bagian Hubungan Masyarakat bertugas memberikan keteranganmengenai perusahaan pada masyarakat
7. Divisi Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen. 8. Divisi Manufacturing
Bertugas menyediakan dan mengontrol bahan baku yang akan diproses sehingga menghasilkan produk yang diinginkan. Mengontrol atas produk yang sedang diracik sampai produk tersebut selesai serta mengecek jalannya proses perakitan.
(23)
9. Divisi Litbang ( Penelitian dan Pengembangan )
Divisi ini terdiri dari bagian Laboratorium, Pengembangan Produk, Pengontrolan mutu dan penelitian dasar.
10.Divisi Keuangan
1) Bagian bendahara bertugas menangani masalah dana.
2) Bagian akuntansi bertugas menangani pemuatan laporan keuangan dan aktualisasi.
3) Bagian EDP ( Electronic Data Processing ) bertugas memproses data-data yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, mulai darimenginput data baru, mengolah dan meyeleksi data yang sudah ada.
E. Kinerja Usaha Terkini
PT. HM Sampoerna menjalankan program tata kelola perusahaan yang baik dan ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna. Komitmen tersebut mereka wujudkan dengan mengembangkan dan menjaga standar kepatuhan, perilaku tanggung jawab dan integritas yang tertinggi di seluruh lapisan organisasi Sampoerna. Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada seluruh karyawan Sampoerna.
Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi karyawan diawasi dengan seksama. Sampoerna adalah perusahaan global yang mempekerjakan lebih dari 85.000 orang di berbagai fasilitas pabrik dan kantor penjualan di seluruh dunia. Dimanapun HM Sampoerna melakukan proses manufaktur, Sampoerna
(24)
selalu menerapkan standar yang sama persis untuk memastikan kualitas prima yang diharapkan para perokok merek Sampoerna.
Operasional HM Sampoerna sehari-hari tidak hanya meliputi produksi rokok, tetapi juga mencakup cara berbisnis dan berinteraksi dengan dunia di luar kantor, baik secara lokal ataupun global. Salah satu tujuan utama Sampoerna adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, di tingkat lokal maupun global.
Di setiap negara tempat produk dipasarkan, selalu dipandu oleh prinsip dasar yang sama yaitu:
1) Menyampaikan dampak serius merokok terhadap kesehatan.
2) Menganjurkan regulasi tembakau yang efektif, berdasarkan bukti serta berlandaskan pada prinsip pengurangan bahaya.
3) Mendukung pelaksanaan dan pemberlakuan tegas ketentuan yang mengatur usia minimum pembelian produk tembakau. Bekerjasama erat bersama pengecer dan mitra lain untuk menerapkan program pencegahan merokok di kalangan anak dan remaja.
4) Bekerja sama dengan pembuat kebijakan, lembaga penegak hukum, dan pihak pengecer untuk memerangi perdagangan ilegal rokok palsu dan selundupan.
5) Menerapkan kebijakan dan program untuk menjalankan operasi yang mendukung keberlanjutan, termasuk mengurangi penggunaan sumber daya alam, menurunkan emisi karbon, mendaur ulang serta mengurangi limbah. 6) Bekerja sama dengan petani dan pemasok untuk mengembangkan
(25)
7) Melalui program Agricultural Labor Practices (ALP / Praktik Tenaga Kerja Pertanian), Bekerja sama dengan pemasok dan petani, lembaga masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah pekerja, anak dan pelanggaran lainnya tentang ketenagakerjaan terkait dengan mata rantai pasokan.
PT. HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan yang memberikan pendapatan negara yang cukup besar melalui pembayaran pajak. Namun, tidak bisa dipungkiri persaiangan sangatlah ketat. Tahun 2014 adalah tahun yang menantang, ditandai oleh kompetisi yang semakin ketat serta preferensi konsumen yang berubah dengan cepat, terutama dalam segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT). Sampoerna mengalami penurunan volume penjualan segmen SKT sebesar 22,9% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun dibandingkan dengan volume penjualan SKT Sampoerna yang sangat lemah pada kuartal pertama 2014, volume penjualan SKT pada kuartal pertama 2015 tetap menunjukkan tren penurunan sebesar 7,1% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun tahun sebelumnya. Namun, portofolio Sigaret Kretek Mesin (SKM) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan peningkatan volume sebesar 9% di tahun 2014.
Sampoerna dan Philip Morris Indonesia juga mempertahankan peranannya sebagai salah satu kontributor pajak terbesar bagi Pemerintah Indonesia. Pada tahun 2014, Sampoerna dan Philip Morris Indonesia membayar pajak dengan total lebih dari Rp52 triliun, yang terdiri dari cukai, pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan perusahaan, dan pajak daerah. Selama kuartal pertama tahun 2015,
(26)
Sampoerna melaporkan kenaikan pendapatan dan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja yang lemah di kuartal pertama tahun 2014.
Sampoerna menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp21,6 triliun pada kuartal pertama tahun 2015, mengalami kenaikan sebesar 17,7% dari Rp18,3 triliun pada kuartal pertama tahun 2014. Laba bersih tumbuh menjadi Rp2,9 triliun dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2014. Dalam RUPS Sampoerna bulan April ini, Sampoerna telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 4.273.425.000.000 atau Rp 975 per lembar saham. Sampoerna juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan atas kepedulian akan lingkungan sekitar, salah satunya program penanaman seribu pohon pada bulan April 2015.
(27)
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan menuangkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bentuk laporan. Diantara laporan yang dibuat adalah laporan keuangan yang berisi informasi keuangan perusahaan yang memungkinkan manajer untuk menelaah kinerja dari perusahaan tersebut. Sadeli ( 2009 : 18 ) laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu.
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan akuntansi suatu kesatuan usaha. Laporan itu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan, antara lain: manajer perusahaan, pemilik perusahaan, bankir, kreditor, investor, pemerintah, dan lembaga lain. Sadeli (18 : 2009 ) tujuan umum laporan keuangan, antara lain sebagai berikut:
1) Menyajikan informasi yang dapat di andalkan tentang kekayaan dan kewajiban.
2) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.
3) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.
4) Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.
(28)
5) Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan para pemakainya.
B. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari 3 (tiga) laporan keuangan utama, yaitu:
a) Neraca
Nafarin ( 77 : 2013 ) Neraca (Balance Sheet) adalah laporan berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang aset, utang, dan modal sendiri dari suatu organisasi pada suatu saat tertentu. Suatu saat tertentu artinya saat penutupan buku dan penentuan sisanya ada tanggal tertentu.
b) Laporan Laba rugi
Nafarin ( 76 : 2013 ) Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan (revenue), beban (expense), dan laba-rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
c) Laporan Arus Kas
Syahyunan ( 2013 : 33 ) laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
(29)
C. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Namun agar dapat secara jelas melihat perkembangan kondisi keuangan, dibutuhkan perbandingan antara perusahaan yang sejenis. Pada kasus ini akan dilakukan perbandingan antara PT HM Sampoerna Tbk. dengan PT Gudang Garam Tbk.
a) Laporan Neraca PT HM Sampoerna Tbk. dan PT Gudang Garam Tbk. per 31 Desember 2012 - 2014. Berikut ini Tabel laporan neraca PT HM Sampoerna Tbk. per 31 Desember 2012 - 2014.
TABEL 3.1
PT HM Sampoerna Tbk. NERACA
Per 31 Desember 2012 - 2014 (dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN TAHUN
2012 2013 2014
ASET Asetlancar
Kasdansetarakas 783,505 657,276 65,086
Piutangusaha 1,372,754 1,599,427 1,097,937
Persediaan 15,669,906 17,332,558 17,431,586
Pajak dibayar dimuka 599,090 664,518 678,534
Uang pembelian tembakau 2,506,777 957,295 1,328,672
Biaya dibayar dimuka 160,797 176,707 171,411
Aset tetap untuk dijual 35,484 10,049 4,288
Total AsetLancar 21,128,313 21,247,830 20,777,514 Asettetap
Investasi pada entitas asosiasi 24,783 34,232 48,374
Properti investasi 141,005 363,614 435,991
Aset tetap 4,115,078 4,708,669 5,919,600
Tanah untuk pengembangan 144,139 115,831 114,900
(30)
Good will 60,423 60,423 60,423 Aset tidak lancar lainnya 468,924 574,203 804,448 Total AsetTetap 5,119,214 6,156,764 7,603,116
TOTAL ASET 26,247,527 27,404,594 28,380,630
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajibanlancar
Pinjaman 2,306,203 2,442,000 2,835,478
Utangusaha dan lainnya 2,404,289 2,193,703 2,761,472
Utangpajak 1,368,296 1,409,876 1,106,481
Utangcukai 5,295,906 5,474,067 6,164,841
Akrual 87,031 77,249 120,209
Liabilitas imbalan kerja 386,842 415,187 507,145
Pendapatan tangguhan 23,822 48,165 79,645
Liabilitas jangka pendek lainnya - 43,681 5,329
Liabilitas sewa pembiayaan 25,588 19,862 19,630
Total kewajibanlancer 11,897,977 12,123,790 13,600,230 Kewajiban jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja 854,970 415,187 507,145
Liabilitas pajak tangguhan 5,091 636 730
Liabilitas sewa pembiayaan 56,037 34,213 33,455
Pendapatan 125,032 153,774 75,485
Total KewajibanJangkaPanjang 1,041,130 1,125,769 1,282,286 TOTAL KEWAJIBAN 12,939,107 13,249,559 14,882,516 Ekuitas
Modal 438,300 438,300 438,300
Tambahan modal disetor 136,937 120,622 99,396
Selisih kurs 647,317 646,209 646,270
Ekuitas lainnya (29,721) (29,721) (29,721)
Saldo laba 12,115,587 12,979,625 12,343,809
Total Ekuitas 13,308,420 14,155,035 13,498,114 TOTAL KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
26,247,527 27,404,594 28,380,630
(31)
b) Laporan Laba Rugi PT HM Sampoerna Tbk. per 31 Desember 2013- 2014. Berikut ini Tabel laporan laba rugi PT HM Sampoerna Tbk. per 31 Desember 2013- 2014.
TABEL 3.2
PT HM Sampoerna Tbk. Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2012 - 2014
(dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN TAHUN
2012 2013 2014
Penjualan bersih 66,626,123 75,025,207 80,690,139 Harga Pokok Penjualan (48,118,835) (54,953,870) (60,190,077)
Laba kotor 18,507,288 20,071,337 20,500,062
Bebanpenjualan (4,183,635) (4,027,561) (5,295,372) Beban umum dan administrasi (973,203) (1,443,500) (1,399,271)
Beban lain-lain (114,523) (317,237) (263,106)
Penghasilan keuangan 120,025 48,866 57,465
Penghasilan lain-lain 59,383 237,451 151,822
Biaya keuangan (34,684) (69,075) (47,416)
Bagian entitas asosiasi 2,606 9,449 14,115
Laba sebelum pajak 13,383,257 14,509,710 13,718,299 Beban pajak penghasilan (3,437,961) (3,691,224) (3,537,216) Laba tahun berjalan 9,945,296 10,818,486 10,181,083 Laba / rugi komprehensif
lain (279,750) (21,058) (332,176)
JUMLAH LABA 9,805,421 10,807,957 10,014,995
(32)
D. Rasio Keuangan
1) Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Sofyan (2013 : 297), Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya.
Sebuah rasio tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, maka sejumlah rasio keuangan haruslah diukur atau digunakan secara bersama-sama. Namun demikian, jika hanya satu aspek saja yang ingin dinilai maka pengukuran atau penggunaan satu atau dua rasio keungan dianggap sudah mencukupi. Menurut Munawir ( 2007 : 65 ) penentuan standar rasio sebagai pembanding tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang pasti karena standar ratio untuk industri merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mempunyai kondisi keuangan yang berbeda-beda, ada yang kondisi keuangannya baik dengan operasi yang menguntungkan dan ada yang sebaliknya.
Analisis rasio menurut Sofyan (2013 : 298), memiliki beberapa keunggulan dibanding teknik analisis lainnya, yaitu:
a) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b) Pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan lapora keuangan yang sangat rinci dan rumit.
(33)
d) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)
e) Menstandarisir size perusahaan.
f) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan secara periodik “time series.
g) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Sedangkan menurut Syahyunan ( 92 : 2013 ), analisis memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya.
a) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industry dari perusahaan yang dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
b) Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode penyusutan aset tetap atau penilaian persediaan.
c) Penggunaan tahun fiskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan analisis.
d) Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar industri tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitasnya secara normal dan baik.
(34)
2) Jenis-jenis Rasio Keuangan a. Rasio Likuiditas
Samryn (2014 : 416) secara umum rasio likuiditas merupakan suatu perbandingan antara total aset lancar dengan total utang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang-utang jangka pendeknya dengan aset lancar. Rasio likuiditas diukur dengan:
1) Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan aset lancar yang tersedia. Standar current ratio yang baik adalah 2:1. Current ratio200% kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, namun tergantung jumlah modal kerja dan beberapa faktor.
Munawir (2007 : 72) current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutan-hutang tersebut. Suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
2) Quick Ratio
Syahyunan (2013 : 93) rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih likuid.
(35)
3) Cash Ratio
Syahyunan (2013 : 93) rasio in digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan.
4) Net Working Capital
Syahyunan (2013 : 93) rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aset lancar di atas utang lancar.
b. Rasio Solvabilitas
Sofyan (2013 : 303) rasio solvabilitas mengambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan likuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang sperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
1) Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset.
(36)
2) Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.
c. Rasio Profitabilitas
Sofyan (2013 : 304) Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang adaseperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
1) Return On Investment (ROI)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
2) Return On Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas.
(37)
h) Analisis Rasio Keuangan
1. Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk.
Tabel 3.3
Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk. Periode 2012-2014
KETERANGAN
TAHUN
2012 2013 2014
RasioLikiuiditas
Current ratio 177% 175% 153%
Quick ratio 45,9% 32,3% 24,6%
Cash ratio 6,6% 5,4% 0,5%
Net working capital 35,2% 33,3% 25,3%
RasioSolvabilitas
Debt ratio 49,3% 48,3% 52,4%
Debt to equity ratio 90,2% 86,7% 100,7%
RasioProfitabilitas
Return on investment (ROI) 37,9% 39,5% 35,9%
Return on equity (ROE) 74,7% 76,4% 75,4%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 3.3 diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang keadaan perusahaan disetiap rasio-rasio keuangan tersebut. Berikut adalah penjabaran tentang penilaian kinerja PT HM Sampoerna Tbk.
a. Rasio Likuiditas 1) Current Ratio
Current ratio pada PT HM Sampoerna Tbk. tahun 2012 sebesar 177% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 175% dan tahun 2014 sebesar 153%. Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 177,- aset lancar pada tahun 2012,
(38)
sedangkan dijamin oleh Rp 175,- aset lancar pada tahun 2013 dan Rp 153,- aset lancar pada tahun 2014. Hal ini berarti current ratio pada tahun 2012 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013, namun tahun 2014 lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2013. Nilai current ratio dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 2%, sedangkan tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 22%. Hal ini disebabkan jumlah kewajiban lancar dari tahun 2013 ke tahun 2014 terus mengalamipeningkatan dan sebaliknya, dari tahun 2012 ke tahun 2013 jumlah kawajiban lancar mengalami penurunan.
2) Quick Ratio
Quick ratio pada PT HM Sampoerna Tbk. tahun 2012 sebesar 45,9% sedangkan tahun 2013 sebesar 32,3% dan tahun 2014 sebesar 24,6%. Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin Rp 45,9,- aset lancar pada tahun 2012 sedangkan ditanggung sebesar Rp 32,3,- asset lancar pada tahun 2013 dan Rp 24,6 pada tahun 2014. Quick ratioterbaik adalah pada tahun 2012, namun tahun 2013 sempat mengalami penurunan dan kembali mengalami penurunan pada 2014. Pada tahun 2012 total kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset yang lebih lancar sebesar 45,9% namun mengalami penurunan di tahun 2013, posisi total kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset lancarnya sebesar 32,3%, sedangkan di tahun 2014 kemampuan aset yang lebih lancar hanya mampu memenuhi total kewajiban lancarnya sebesar 24,6%.
3) Cash Ratio
Cash ratioPT HM Sampoerna Tbk.pada tahun 2012 sebesar 6,6%, tahun 2013 sebesar 5,4% dan tahun 2014 sebesar 0,5%. Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 6,6,- asset lancar pada tahun 2012, dijamin oleh Rp 5,4,-
(39)
pada tahun 2013 dan Rp 0,5,- pada tahun 2014. Hal ini berarti kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan kas atau setara kas yang tersedia di tahun 2012 jauh lebih baik dibandingkan pada tahun 2013 dan tahun 2014.
4) Net Working Capital
Net working capitalPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 dan 2013 mempunyai selisih nilai persentase sebesar 1,9% sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 mempunyai selisih persentase nilai sebesar 8%. Berarti investasi dan dana yang diperoleh tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2013, namun investasi dan dana yang diperoleh tahun 2013 jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014.
Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka dapat terlihat bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan asset lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun terjadi penurunan terhadap rasio-rasio likuiditas tersebut dari tahun 2012 ke tahun 2014.
b. Rasio Solvabilitas 1) Debt Ratio
Debt ratioPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar 49,3%, tahun 2013 sebesar 48,3% dan pada tahun 2014 sebesar 52,4%. Setiap Rp 100,- aset dijamin oleh Rp 49,3,- kewajiban pada tahun 2012, sebesar Rp 48,3,- kewajiban pada tahun 2013 dan Rp 52,4,- pada tahun 2014. Nilai debt ratio mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 1% sedanagkan dari tahun 2013
(40)
ketahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 4,1%. Penurunan dan peningkatan nilai tersebut menunjukkan semakin kecil ataupun besar jumlah pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini berarti debt rasio pada tahun 2013 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2014.
2) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratioPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar 90,2% selanjutnya pada tahun 2013 sebesar 86,7% dan pada tahun 2014 sebesar 100,7%. Setiap Rp 100,- kewajiban dijamin oleh Rp 90,2,- modal kemudian Rp 86,7,- modal pada tahun 2013 dan Rp 100,7,- pada tahun 2014. Nilai debt to equity ratio mengalami penurunan sebesar 3,5% dari tahun 2012 ke tahun 2013 sedangkan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 14%. Modal yang dijadikan sebagai jaminan utang menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013 sedangkan peningkatan terjadi dari tahun 2013 ke tahun 2014. Peningkatan nilai menunjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan utang pada tahun 2014 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2013, sebaliknya penurunan berarti modal yang dijadikan sebagai jaminan mulai menurun. Hal ini berarti debt toequity rasio pada tahun 2012 dan 2014 lebih baik dari tahun 2013.
Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, maka dapat terlihat bahwa struktur pembiayaan perusahaan lebih banyak menggunakan pinjaman dibanding modal. Hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman apalagi jika melihat besarnya pesentase yang meningkat pada tahun 2014.
(41)
c. Rasio Profitabilitas 1) Return On Investment (ROI)
Return on investmentPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar 37,9% kemudian tahun 2013 sebesar 39,5% dan pada tahun 2014 sebesar 35,9%. Setiap Rp 100,- total asset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 37,9,- pada tahun 2012, Rp 39,5 laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 35,9,- pada tahun 2014. Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2014 karena kontribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012 dan 2014. Dengan demikian telah terjadi penurunan kinerja dalam menghasilkan laba perusahaan.
2) Return On Equity (ROE)
Return on equity pada tahun 2012 sebesar 74,7% selanjutnya 2013 sebesar 76,4% dan pada tahun 2014 sebesar 75,4%. Setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan sebesar 74,7% investasi di tahun 2012, sebesar 76,4% investasi pada tahun 2013 dan 75,4% pada tahun 2014. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2012. Nilai return on equity mengalami peningkatan sebesar 1,27%, selanjutnya mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun 2013 ke tahun 2014.
Dari kedua komponen rasio-rasio profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk. terlihat bahwa perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2012, tahun 2013 sampai tahun 2014. Perusahaan sudah mampu menghasilkan laba dengan baik
(42)
yaitu mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013, meskipun pada tahun 2014 komponen rasio-rasio tersebut mengalami penurunan kembali.
Dari penjelasan diatas maka dapat terlihat bahwa PT HM Sampoerna Tbk. dinilai dari rasio likuiditas mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 lalu mengalami penurunan kembali pada tahun 2014. Artinya perusahaan semakin mengalami penurunan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan pada rasio solvabilitas perusahaan mengalami fluktuasi dalam menlunasi kewajiban jangka panjangnya, dari tahun 2012 mengalami penurunan ke tahun 2013, namun dari tahun 2013 mengalami peningkatan ke tahun 2014. Kemudian pada rasio profitabilitas dapat kita lihat kinerja perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan juga berfluktuasi dari tahun 2012 mengalami peningkatan ke tahun 2013 kemudian dari tahun 2013 mengalami penurunan ke tahun 2014 walaupun penurunannya tidak drastis.
2. Analisis Perbandingan
Peneliti membandingkan analisis rasio keuangan PT HM Sampoerna Tbk dengan PT Gudang Garam Tbk, agar dapat melihat seberapa besar prestasi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang sejenis.
Menurut Sofyan (2013 : 228) dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
a) Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
b) Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan, bukan berarti harus sama.
(43)
c) Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan komponennya.
Tabel 3.4
Analisis Rasio Perbandingan
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk Per 31 Desember 2014
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan PT HM
Sampoerna Tbk PT gudang Garam Tbk Selisih (%) Rasio Likuiditas
Current ratio 153% 162% 9%
Quick ratio 24,6% 16% 8,6%
Cash ratio 0,5% 6,7% 6,2%
Net working capital 25,3% 25,3% -
RasioSolvabilitas
Debt ratio 52,4% 43% 9,3%
Debt to equity ratio 100,7% 72,6% 28,1%
RasioProfitabilitas
Return on investment (ROI) 35,9% 9,3% 26,6%
Return on equity (ROE) 75,4% 16,2% 59,2%
Sumber : PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk, 2015 (data diolah)
Dari perbandingan pada tabel 3.4 diatas, maka dapat terlihat posisi prestasi perusahaan saling bersaing ditahun 2014. Berikut adalah penjeasan rasio keuangan antar perusahaan.
a. Rasio Likuiditas 1) Current Ratio
Current ratio yang terjadi tahun 2014pada HM Sampoerna sebesar 153% sedangkan pada Gudang Garam adalah sebesar 162%. Setiap Rp 100,- kewajiban
(44)
lancar dijamin oleh Rp 153,- aset lancar pada HM Sampoerna, sedangkan Rp 162,- aset lancar pada Gudang Garam. Hal ini berarti current ratio pada Gudang Garam lebih baik jika dibandingkan dengan HM Sampoerna, dengan selisih persentasi sebesar 9%. Hal ini berarti PT Gudang Garam Tbk. lebih baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo dibandingkan dengan PT HM Sampoerna Tbk.
2) Quick Ratio
Quick ratioyang terjadipada HM Sampoernaadalah sebesar 24,6% sedangkan Gudang Garam adalah sebesar 16%. Berarti setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 24,6,- aset lancar pada HM Sampoerna sedangkan ditanggung sebesar Rp 16,- aset lancar pada Gudang Garam. Dengan melihat selisih perusahaan yaitu 8,6% maka quick ratio pada HM Sampoerna jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Gudang Garam. Artinya, PT HM Sampoerna Tbk. dapat membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih likuid di perusahaannya lebih baik jika dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk.
3) Cash Ratio
Cash ratio pada HM Sampoerna adalah sebesar 0,5% sedangkan Gudang Garam adalah 6,7%. Berarti setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 0,5,- aset lancar, sedangkan Gudang Garam dapat menanggung setiap Rp 100,- kewajiban lancarnya dengan Rp 6,7,- aset lancar. Hal ini menunjukkan bahwa PT Gudang Garam Tbk. lebih baik dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas ataupun surat berharga yang dapat diuangkan dibandingkan dengan PT HM Sampoerna Tbk.
(45)
4) Net Working Capital
Hasil perbandingan rasio Net working capital pada HM Sampoerna dan Gudang Garam adalah sama yaitu 25,3%. Berarti investasi dan dana yang diperoleh kedua perusahaan mempunyai prestasi yang sama.
b. Rasio Solvabilitas 1) Debt Ratio
Debt ratio pada HM Sampoerna sebesar 52,4% dan pada Gudang Garam sebesar 43%. Setiap Rp 100,- aset dijamin oleh Rp 52,4,- kewajiban, sebesar Rp 43,- kewajiban pada Gudang Garam. Selisih nilaidebt ratio antara PT HM Sampoerna Tbk dengan PT Gudang Garam Tbk adalah sebesar 9,3%. Hal ini berarti debt rasio pada PT Gudang Garam sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan PT HM Sampoerna.
2) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio pada PT HM Sampoerna Tbk sebesar 100,7% selanjutnya pada PT Gudang Garam sebesar 72,6%. Setiap Rp 100,- kewajiban dijamin oleh Rp 100,7,- modal pada HM Sampoerna, kemudian Rp 72,6,- modal pada Gudang Garam. Nilai debt to equity ratio mempunyai selisih nilai 28,1%.Hal ini berarti PT Gudang Garam Tbk lebih sedikit efisien dalam memakai modal yang dijadikan sebagai jaminan utang dibandingkan PT HM Sampoerna Tbk, dengan catatan utang-utang tersebut mendukung perusahaan untuk berkembang.
(46)
c.Rasio Prifitabilitas 1) Return On Investment (ROI)
Return on investment pada PT HM Sampoerna Tbk adalah sebesar 35,9% dan pada PT Gudang Garam Tbk adalah sebesar 9,3%. Setiap Rp 100,- total asset turut memberikan kontribusi sebesar Rp 35,9,- laba bersih pada HM Sampoerna dan Rp 9,3,- laba bersih pada Gudang Garam. Dalam hal ini berarti return on investment (ROI) pada PT HM Sampoerna Tbk lebih baik jika dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk, karena kontribusi total aset terhadap laba bersih pada PT HM Sampoerna Tbk lebih besar jika dibandingkan pada PT Gudang Garam Tbk.
2) Return On Equity (ROE)
Return on equity pada PT HM Sampoerna Tbkadalah sebesar 75,4% selanjutnya pada PT Gudang Garam Tbk adalah sebesar 16,2%. Setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan sebesar 75,4% investasi pada HM Sampoerna, kemudian sebesar 16,2% investasi pada Gudang Garam. Dalam hal ini berarti return on equity pada PT HM Sampoerna Tbk lebih baik jika dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk.
Dari ketiga analisis yang telah peneliti lakukan maka dapat terlihat prestasi atas perbandingan PT HM Sampoerna Tbk. dan PT Gudang Garam Tbk sebagai berikut:
1. Melihat dari analisis rasio likuiditas yaitu melalui current ratio, quick ratio, cash rato, dan net working capital, maka dapat terlihat bahwa PT Gudang Garam memiliki prestasi kerja lebih baik dibandigkan PT HM Sampoerna. PT Gudang Garam Tbk lebih efisien dalam melunasi
(47)
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo dan dalam membayar kewajiban jangka pendek menggunakan kas. Namun tidak dengan aset yang lebih likuid melunasi kewajiban jangka pendeknya.
2. Melihat dari analisis rasio solvabilitas yaitu melalui debt ratio dan debt to equity ratio, maka dapat terlihat bahwa PT Gudang Garam Tbk dapat bekerja lebih baik dalam membayar kewajiban jangka panjang dilihat dari aset perusahaan maupun modal dibandingkan dengan prestasi PT HM Sampoerna Tbk.
3. Melihat dari analisis rasio profitabilitas yaitu melalui return on investment (ROI) dan return on equity (ROE, maka dapat terlihat bahwa PT HM Sampoerna Tbk memiliki prestasi perusahaan yang lebih baik dalam mendapatkan laba dari semua kemampuan sperti aset dan ekuitas dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk.
(48)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti akan memaparkan kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang.
A.Kesimpulan
Setelah peneliti membahas dan menganalisis penelitian yang berhubungan dengan analisis rasio keuangan pada PT HM Sampoerna Tbk, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas PT HM Sampoerna Tbk dari tahun 2012, 2013, dan 2014 mengalami fluktuasi bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rasio likuiditas yang paling baik adalah pada tahun 2012.
2. Rasio solvabilitas PT HM Sampoerna Tbk dari tahun 2012, 2013, dan 2014 bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio adalah kurang baik karena sempat mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 namun kembali mengalami peningkatan pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar pula hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.
3. Rasio profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk dari tahun 2012, 2013, dan 2014 bila dilihat dari Return On Investment (ROI) dan Return On Equity
(49)
(ROE) pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2013 ke tahun 2014 kembali mengalami penurunan. Hal ini berarti perusahaan masih belum dapat menstabilkan keadaan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih jika dibandingkan dnegan prestasi dari tahun ketahun.
4. Prestasi PT HM Sampoerna Tbk jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu PT Gudang Garam Tbk menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Maka terlihat bahwa prestasi PT HM Sampoerna Tbk periode 2014 dibawah dari prestasi PT Gudang Garam Tbk. Artinya, sangat besar kemungkinan PT HM Sampoerna Tbk dapat digeser popularitasnya oleh perusahaan pesaing seperti PT Gudang Garam Tbk jika manajemen perusahaan tidak cepat memperbaiki kinerja perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Secara umum kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk yang telah dianalisis berdasarkan rasio keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas sudah cukup baik pergerakannya dari tahun 2012 ke tahun 2013 namun keadaan kembali menurunkan angka prestasi perusahaan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Hal ini dapat terlihat dengan menurunnya kinerja perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, dan mendapatkan laba bersih perusahaan. Hal ini terjadi
(50)
dikarenakan perusahaan yang tidak mampu menahan faktor eksternal maupun internal yang menghambat laju prestasi laporan keuangan.
2. Laporan keuangan jika dinilai dari rasio keuangan pada PT HM Sampoerna Tbk. terus mengalami fluktuasi dari tahun 2012, 2013, dan 2014. Dimana, rasio keuangan pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan dan kembali menurun pada tahun 2013 ke tahun 2014. Sebaiknya laporan keuangan PT HM Sampoerna Tbk dapat dipertahankan, meskipun peningkatan yang terjadi bernilai kecil. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan selalu berfluktuasi maka akan memperlihatkan kondisi perusahaan yang kurang stabil. Agar laporan keuangan PT HM Sampoerna Tbk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi perusahaannya maka, perusahaan harus memperbesar aset dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai semua kewajiban, mengelola aset secara efektif, mengelola modal yang diinvestasikan kedalam aset dan lebih meningkatkan pendapatan bersih agar memperoleh laba bersih yang jauh lebih baik dan menstabilkan pergerakan laporan keuangan PT HM Sampoerna Tbk.
(51)
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan.
Samryn,L.M, 2014. Pengantar Akuntansi, Cetakan Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta.
Warren, Reeve, dan Fees, 2008. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.
Sadeli, Lili M, 2009. Dasar-dasar Akuntansi, Cetakan Kelima, Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, Azhar, 2003. Pokok-pokok Manajemen, Cetakan II, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.
Nafarin, M, 2013. Penganggaran Perusahaan, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi I, Erlangga, Jakarta.
Sugiyarso, G. dan F. Winarni, 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja Perusahaan), Media Pressindo, Yogyakarta.
Website :
www.idx.co.id. Daftar Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 05 Mei 2015 pukul 14.25 WIB.
www.sampoerna.com. Annual Report tahun 2013 dan Annual Report tahun 2014. Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 08 Mei 2015 pukul 22.30 WIB.
www.gudanggaramtbk.com. Annual Report tahun 2013 dan Annual Report tahun 2014. Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 11 Juni 2015 pukul 11.59 WIB.
(52)
Cara Perhitungan Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk.
1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio
Tahun 2012 =
Tahun 2013 = x 100% = 175%
Tahun 2014 = x 100% = 153%
b. Quick Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 45,9%
Tahun 2013 = x 100% = 32,3%
Tahun 2014 = x 100% = 24,6%
c. Cash Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 6,6%
Tahun 2013 = x 100% = 5,4%
(53)
d. Net Working Capital
Tahun 2012 = x 100% = 35,2%
Tahun 2013 = x 100% = 33,3%
Tahun 2014 = x 100% = 25,3 %
2.Rasio Solvabilitas a. Debt Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 49,3%
Tahun 2013 = x 100% = 48,3%
Tahun 2014 = x 100% = 52,4%
b. Debt to Equity Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 90,2%
Tahun 2013 = x 100% = 86,7%
(54)
3.Rasio Profitabilitas
a. Return On Investment (ROI)
x 100%
Tahun 2012 = 100% = 37,9%
Tahun 2013 = x 100% = 39,5%
Tahun 2014 = x 100% = 35,9%
b. Return On Equity (ROE)
x 100%
Tahun 2012 = x 100% = 74,7%
Tahun 2013 = x 100% = 76,4%
(55)
Analisis Rasio Keuangan PT Gudang Garam Tbk Tahun 2014 1. Rasio Likuiditas
a) Current Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 162%
b) Quick Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 16%
c) Cash Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 6,7%
d) Net Working capital
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 25,3%
2. Rasio Solvabilitas a) Debt Ratio
Tahun 2014 = x 100%
(56)
b) Debt to Equity Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 72,6%
3. Rasio Profitabilitas
a) Return on investment (ROI)
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 9,3%
b) Return On Equity (ROE)
Tahun 2014 = x 100%
(1)
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan.
Samryn,L.M, 2014. Pengantar Akuntansi, Cetakan Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta.
Warren, Reeve, dan Fees, 2008. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.
Sadeli, Lili M, 2009. Dasar-dasar Akuntansi, Cetakan Kelima, Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, Azhar, 2003. Pokok-pokok Manajemen, Cetakan II, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.
Nafarin, M, 2013. Penganggaran Perusahaan, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi I, Erlangga, Jakarta.
Sugiyarso, G. dan F. Winarni, 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja Perusahaan), Media Pressindo, Yogyakarta.
Website :
www.idx.co.id. Daftar Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 05 Mei 2015 pukul 14.25 WIB.
www.sampoerna.com. Annual Report tahun 2013 dan Annual Report tahun 2014. Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 08 Mei 2015 pukul 22.30 WIB.
www.gudanggaramtbk.com. Annual Report tahun 2013 dan Annual Report tahun 2014. Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 11 Juni 2015 pukul 11.59 WIB.
(2)
Cara Perhitungan Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk.
1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio
Tahun 2012 =
Tahun 2013 = x 100% = 175%
Tahun 2014 = x 100% = 153%
b. Quick Ratio
Tahun 2012 =
x 100% = 45,9%
Tahun 2013 = x 100% = 32,3%
Tahun 2014 = x 100% = 24,6%
c. Cash Ratio
Tahun 2012 =
x 100% = 6,6%
(3)
d. Net Working Capital
Tahun 2012 =
x 100% = 35,2%
Tahun 2013 = x 100% = 33,3%
Tahun 2014 = x 100% = 25,3 %
2.Rasio Solvabilitas a. Debt Ratio
Tahun 2012 =
x 100% = 49,3%
Tahun 2013 = x 100% = 48,3%
Tahun 2014 = x 100% = 52,4%
b. Debt to Equity Ratio
Tahun 2012 =
x 100% = 90,2%
Tahun 2013 = x 100% = 86,7%
(4)
3.Rasio Profitabilitas
a. Return On Investment (ROI)
x 100%
Tahun 2012 = 100% = 37,9%
Tahun 2013 = x 100% = 39,5%
Tahun 2014 = x 100% = 35,9%
b. Return On Equity (ROE)
x 100%
Tahun 2012 =
x 100% = 74,7%
Tahun 2013 = x 100% = 76,4%
(5)
Analisis Rasio Keuangan PT Gudang Garam Tbk Tahun 2014 1. Rasio Likuiditas
a) Current Ratio
Tahun 2014 =
x 100%
x 100% = 162%
b) Quick RatioTahun 2014 =
x 100%
x 100% = 16%
c) Cash RatioTahun 2014 = x 100%
x 100% = 6,7%
d) Net Working capital
Tahun 2014 =
x 100%
x 100% = 25,3%
2. Rasio Solvabilitas a) Debt Ratio
Tahun 2014 = x 100%
(6)
b) Debt to Equity Ratio
Tahun 2014 =
x 100%
x 100% = 72,6%
3. Rasio Profitabilitas
a) Return on investment (ROI)
Tahun 2014 =
x 100%
x 100% = 9,3%
b) Return On Equity (ROE)Tahun 2014 =