Penyajian Laporan Keuangan PEMBAHASAN

Good will 60,423 60,423 60,423 Aset tidak lancar lainnya 468,924 574,203 804,448 Total AsetTetap 5,119,214 6,156,764 7,603,116 TOTAL ASET 26,247,527 27,404,594 28,380,630 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajibanlancar Pinjaman 2,306,203 2,442,000 2,835,478 Utangusaha dan lainnya 2,404,289 2,193,703 2,761,472 Utangpajak 1,368,296 1,409,876 1,106,481 Utangcukai 5,295,906 5,474,067 6,164,841 Akrual 87,031 77,249 120,209 Liabilitas imbalan kerja 386,842 415,187 507,145 Pendapatan tangguhan 23,822 48,165 79,645 Liabilitas jangka pendek lainnya - 43,681 5,329 Liabilitas sewa pembiayaan 25,588 19,862 19,630 Total kewajibanlancer 11,897,977 12,123,790 13,600,230 Kewajiban jangka panjang Liabilitas imbalan kerja 854,970 415,187 507,145 Liabilitas pajak tangguhan 5,091 636 730 Liabilitas sewa pembiayaan 56,037 34,213 33,455 Pendapatan 125,032 153,774 75,485 Total KewajibanJangkaPanjang 1,041,130 1,125,769 1,282,286 TOTAL KEWAJIBAN 12,939,107 13,249,559 14,882,516 Ekuitas Modal 438,300 438,300 438,300 Tambahan modal disetor 136,937 120,622 99,396 Selisih kurs 647,317 646,209 646,270 Ekuitas lainnya 29,721 29,721 29,721 Saldo laba 12,115,587 12,979,625 12,343,809 Total Ekuitas 13,308,420 14,155,035 13,498,114 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 26,247,527 27,404,594 28,380,630 Sumber: PT HM Sampoerna Tbk. 2015 Data Diolah b Laporan Laba Rugi PT HM Sampoerna Tbk. per 31 Desember 2013- 2014. Berikut ini Tabel laporan laba rugi PT HM Sampoerna Tbk. per 31 Desember 2013- 2014. TABEL 3.2 PT HM Sampoerna Tbk. Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2012 - 2014 dalam jutaan rupiah KETERANGAN TAHUN 2012 2013 2014 Penjualan bersih 66,626,123 75,025,207 80,690,139 Harga Pokok Penjualan 48,118,835 54,953,870 60,190,077 Laba kotor 18,507,288 20,071,337 20,500,062 Bebanpenjualan 4,183,635 4,027,561 5,295,372 Beban umum dan administrasi 973,203 1,443,500 1,399,271 Beban lain-lain 114,523 317,237 263,106 Penghasilan keuangan 120,025 48,866 57,465 Penghasilan lain-lain 59,383 237,451 151,822 Biaya keuangan 34,684 69,075 47,416 Bagian entitas asosiasi 2,606 9,449 14,115 Laba sebelum pajak 13,383,257 14,509,710 13,718,299 Beban pajak penghasilan 3,437,961 3,691,224 3,537,216 Laba tahun berjalan 9,945,296 10,818,486 10,181,083 Laba rugi komprehensif lain 279,750 21,058 332,176 JUMLAH LABA 9,805,421 10,807,957 10,014,995 Sumber: PT HM Sampoerna Tbk. 2015 Data Diolah

D. Rasio Keuangan

1 Pengertian Rasio Keuangan Menurut Sofyan 2013 : 297, Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Sebuah rasio tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, maka sejumlah rasio keuangan haruslah diukur atau digunakan secara bersama-sama. Namun demikian, jika hanya satu aspek saja yang ingin dinilai maka pengukuran atau penggunaan satu atau dua rasio keungan dianggap sudah mencukupi. Menurut Munawir 2007 : 65 penentuan standar rasio sebagai pembanding tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang pasti karena standar ratio untuk industri merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mempunyai kondisi keuangan yang berbeda-beda, ada yang kondisi keuangannya baik dengan operasi yang menguntungkan dan ada yang sebaliknya. Analisis rasio menurut Sofyan 2013 : 298, memiliki beberapa keunggulan dibanding teknik analisis lainnya, yaitu: a Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b Pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan lapora keuangan yang sangat rinci dan rumit. c Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score e Menstandarisir size perusahaan. f Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan seca ra periodik “time series. g Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Syahyunan 92 : 2013 , analisis memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. a Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industry dari perusahaan yang dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. b Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode penyusutan aset tetap atau penilaian persediaan. c Penggunaan tahun fiskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan analisis. d Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar industri tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitasnya secara normal dan baik.