Sudut Pandang Hukum Islam

Karena adanya hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak buruk kepada calon pengantin, karena harusnya mereka sudah menikah harus tertunda karena tidak sanggup memberikan syarat pelangkah yang diberikan oleh kakaknya. Yang akhirnya membawa dampak buruk, seperti adanya perzinahan ataupun gangguan kejiwaan pada sang adik karena keingginannya harus tertahan atau bahkan batal tidak jadi . Jadi menurut adat, pernikahan melangkahi kakak kandung sangat dilarang karena : a. Melanggar aturan adat yang sudah berlaku beratus-ratus tahun yang lalu b. Melanggar aturan keluarga yang sudah ada secara turun temurun kapamalian c. Adanya dampak yang akan terjadi kepada sang kakak apabila sang adik tetap melakukan pernikahan selain menyakiti perasaan kakaknya, hal tersebut dapat mengganggu kejiwaan sang kakak d. Dikucilkannya sang adik oleh masyarakat, karena tidak mau bersabar untuk kakaknya

2. Sudut Pandang Hukum Islam

Pada dasarnya larangan menikah melangkahi kakak, terjadi karena adanya kebiasaan yang dilakukan oleh para pendahulu di daerah tersebut, yang menjadi doktrin bagi para keturunannya untuk mau mengikuti peraturan tersebut. Bahkan sampai ada orang tua yang melarang dan menolak lamaran seseorang hanya karena kakaknya atau saudaranya yang lebih tua belum menikah, karena mereka sangat menjungjung tinggi adat istiadat yang telah ada dari leluhurnya, sehingga mereka berani mengesampingkan hak dan nasib dari anak mereka sendiri. Sedangkan dalam Islam, apa yang mereka lakukan tidak pernah ada dalam dalil dan syariat islam. Karena dalam Hukum Islam tidak pernah ada larangan ataupun hadits yang melarang seseorang untuk menunda suatu pernikahan, justru islam sangat menganjurkan agar seseorang menyegerakan suatu pernikahan. Sebagaimana sabda rasulullah : e ﺕ p ;q 9 Q , F n 6 51 Artinya : “Bertakwalah kepada allah dan berbuat adillah diantara anak-anak kalian .” Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa, tidak ada satu orang pun yang dapat menghalangi niat seseorang untuk menikah, orang tua sekalipun tidak akan bisa, bahkan rasulullah sangat menyarankan apabila ada seorang anak gadis yang akan menikah dan sudah ada orang yang meminangnya dan orang tersebut sudah sesuai dan sekufu dengan sang gadis dan tentunya dengan syarat orang tersebut harus berakhlak mulia dan berakhlak dengan akhlak Islam 52 walaupun sang gadis masih mempunyai saudara yang belum menikah maka mereka harus segera dinikahkan, karena untuk mencegah timbulnya fitnah atau hal buruk lainnya. Seperti sabda Rasulullah : 51 Al-Imam Muslim dan Imam Nawawi, Shahih Muslim, Muslim Abu Husein, Beirut Dar al-Fikr, 1983 juz 9, h.176 52 Muhammad Ali Ss-Syahbuni, Pernikahan Dini Yang Islami, Jakarta, Pustaka Amani, 1996, cet. Ke. 1,h.90 D 9 e ﺹ e dD d P ] p ﺕ n G ` ; =ﺽ ﺕ p }q BY 7ﺕ Mﺕ q p B; F By , t\ n 6 Artinya : “ Bila datang meminang kepadamu orang yang kamu sukai agama dan akhlaknya, maka kawinkanlah dia. Jika tidak kamu lakukan, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan ada kerusakan yang besar . H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi Pada dasarnya pernikahan melangkahi kakak kandung karunghal hanyalah sebuah istilah yang sudah biasa dan sudah dikenal oleh masyarakat. Namun karena sudah berlangsung sekian lama dan turun temurun maka masyarakat menjadikan hal tersebut menjadi hukum adat di daerah mereka. Karena dasar itulah walaupun ia berasal dari hukum adat, hal itu tidak bisa dijadikan patokan bahwa pernikahan tersebut dilarang menurut hukum islam. Walaupun ada kaedah fiqih yang menyebutkan al-‘ adatu muhakkamat, namun itu tidak bisa menjadi dasar adat bisa masuk dalam hukum islam. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, mengatakan bahwa adat dapat dijadikan sebagai salah satu sumber hukum Islam. Akan tetapi hanya dalam urusan muamalah kemasyarakatan saja sedangkan dalam urusan ibadah, orang tidak boleh menambah atau mengurangi terhadap apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah seperti yang telah diatur dalam Al-qur’an dan Sunnah Rasulnya. Tidak sedikit masalah-masalah fiqiyah yang bersumber dari adat kebiasaan urf yang berlaku pada kebiasaan masyarakat tertentu. Adat yang tidak bertentangan ini disebut adat istiadat yang shahih, sedangkan larangan pernikahan melangkahi kakak kandung dapat dikategorikan sebagai adat yang fasaid yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal manusia tapi berlawanan dengan hukum Islam Abdul wahab khallaf, ilmu ushul fiqh, jakarta, majlis al-a’ala. 1972, h.89 hal tersebut dianggap telah mempersulit dan menentang salah satu perintah allah swt. Sebagaimana firman allah dalam surat Al-Hajj ayat 78 dan surat Al-Baqarah ayat 185. i ﺡ GQ J 79 , _- EE 3 |u 6 Artinya : “Dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan ”. Q.S Al-Haj22:78 Q N7 F 7 Q F9 7 G7 PQ = 7lﺕ 7 Q] , P E 3 4us 6 Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu ”. Q.S. Al-baqarah2:185

D. Pandangan Masyarakat Desa Cijurey tentang Pernikahan Melangkahi