Sudut Pandang Adat Melangkahi Dilihat Dari Sudut Pandang Adat dan Hukum Islam

C. Melangkahi Dilihat Dari Sudut Pandang Adat dan Hukum Islam

1. Sudut Pandang Adat

Dalam Adat Sunda dikenal suatu istilah “Karunghal” mendahului 47 . Karunghal atau yang lebih dikenal dengan istilah pernikahan melangkahi kakak kandung. Artinya adalah suatu pernikahan yang tidak diizinkan terjadi apabila pengantin yang akan menikah melangkahi kakak perempuannya yang belum menikah. Pada masyarakat sunda khususnya di Desa Cijurey, pernikahan semacam ini sangat dilarang, karena para masyarakat atau penduduk desa ini percaya bahwa apabila ada seorang kakak perempuan yang belum menikah dan dilangkahi pernikahannya oleh sang adik, maka niscaya kehidupan dari kakak perempuan tersebut tidak akan bagus kedepannya, terutama untuk masalah jodoh. Dan juga kakak ataupun keluarga yang akan dilangkahi menikah oleh sang adik akan mendapatkan dampak kesialan atau akibat yang tidak enak bagi keluarga terutama bagi kakaknya, belum lagi kelakuan sang kakak yang dapat mengecewakan orang tua, karena pelampiasan dari dilangkahi oleh adiknya, yaitu didahului menikah. 48 Hal ini didasari dari adanya pantangan turun temurun kapamalian dari para pendahulu keluarga bahwa seorang adik dilarang keras untuk menikah 47 Sri Saadah Soepomo, dkk, Pandangan Generasi Muda Terhadap Upacara Perkawinan Di Kota Bandung, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998 , h.32-35 48 Hasil Wawancara dengan Bpk. Firman, Tokoh Masyarakat Desa Cijurey pada tanggal 06 Desember 2008 sebelum kakak wanitanya menikah. Bahkan karena kerasnya larangan ini apabila memang sudah sangat mendesak sang adik harus menikah hamil di luar nikah atau hal lain maka sang adik wajib memberikan uang pelangkah kepada kakak wanita yang akan dilangkahi uang pelangkah . 49 Bahkan karena tidak mau melanggar peraturan adat selain memberikan uang pelangkah ada cara lain yang dapat dilakukan, yaitu mengawinkan sang kakak perempuan terlebih dahulu, tidak peduli apakah perkawinan sang kakak kedepannya bagus atau tidak, atau dengan jalan perkawinan, kawin sekarang besok cerai kawin sore, pegat isuk tidak menjadi masalah, kawin yang semacam ini juga disebut “kawin tamba karunghal” atau “kawin kias”. 50 Dalam hal ini, kedudukan uang pelangkah menjadi sangat penting karena secara tidak langsung itu sudah menjadi kewajiban bagi seorang adik untuk memberikan pelangkah, baik berupa uang ataupun barang. Namun akan berubah menjadi buruk apabila sang adik tidak dapat memberikan uang pelangkah kepada kakaknya, karena keterbatasan dana atau lain hal, apabila pelangkah yang diminta dapat dipenuhi maka pernikahan dapat berlangsung namun apabila pelangkah yang diminta tidak dapat dipenuhi akan terjadi penundaan bahkan batalnya pernikahan tersebut, karena yang dilangkahi belum mendapatkan persyaratan yang dia minta. 49 Hasil Wawancara dengan Bpk. Firman, Tokoh Masyarakat Desa Cijurey pada tanggal 06 Desember 2008 50 Ibid, h.31 Karena adanya hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak buruk kepada calon pengantin, karena harusnya mereka sudah menikah harus tertunda karena tidak sanggup memberikan syarat pelangkah yang diberikan oleh kakaknya. Yang akhirnya membawa dampak buruk, seperti adanya perzinahan ataupun gangguan kejiwaan pada sang adik karena keingginannya harus tertahan atau bahkan batal tidak jadi . Jadi menurut adat, pernikahan melangkahi kakak kandung sangat dilarang karena : a. Melanggar aturan adat yang sudah berlaku beratus-ratus tahun yang lalu b. Melanggar aturan keluarga yang sudah ada secara turun temurun kapamalian c. Adanya dampak yang akan terjadi kepada sang kakak apabila sang adik tetap melakukan pernikahan selain menyakiti perasaan kakaknya, hal tersebut dapat mengganggu kejiwaan sang kakak d. Dikucilkannya sang adik oleh masyarakat, karena tidak mau bersabar untuk kakaknya

2. Sudut Pandang Hukum Islam